Anda di halaman 1dari 15

Analisis Biaya – Volume - Laba

Analisis Biaya – Volume – Laba


Merupakan metode untuk menganalisis bagaimana keputusan operasi
dan keputusan pemasaran mempengaruhi laba bersih, berdasarkan
pemahaman tentang hubungan antara:
-biaya variabel
-biaya tetap
-harga jual per unit
-tingkat output

Gunanya:
Untuk perencanaan laba dalam tahun anggaran tertentu.
Dengan menggunakan laporan laba rugi dengan format contribution
margin
Laporan laba rugi dengan format
contribution margin
Total Per Unit
Penjualan (1.000 unit) Rp. 180.000 Rp. 180
Biaya Variabel Rp. 84.000 Rp. 84
Kontribusi Margin (CM) Rp. 96.000 Rp. 96
Biaya Tetap Rp. 60.000
Laba bersih Rp. 36.000

CM per unit Rp. 96 berarti “ Setiap unit barang yang terjual berkontribusi untuk
menutup biaya tetap sebesar Rp. 96”

Dengan mengetahui CM/unit bisa diketahui berapa unit barang yang harus dijual
sehingga biaya tetap bisa tertutupi.
Unit yang harus dijual pada titik impas adalah:
BEP = Biaya tetap
CM/unit
= Rp. 60.000 = 625 unit
Rp. 96
Maka pada penjualan 625 unit perusahaan berada dalam kondisi
BEP, sehingga agar perusahaan memperoleh laba jumlah unit
yang dijual harus diatas titik impas.
Total Per unit
Penjualan (625 unit) Rp 112,500 Rp 180
Biaya Variabel Rp 52,500 Rp 84
CM Rp 60,000 Rp 96
Biaya Tetap Rp 60,000
Laba Bersih Rp -
Berdasarkan analisis BEP maka manajer perusahaan bisa menetapkan berapa
unit yang harus dijual berdasarkan target laba tertentu.
Contoh:
Target laba perusahaan Rp.500.000,-

Unit yang harus terjual berdasarkan target laba = B. tetap + target laba
CM/unit

Unit yang harus terjual = Rp. 60.000 + Rp. 500.000


Rp. 96
= 5.834 unit
Biaya terdiri dari:
 Biaya tetap
 Biaya variabel
Kemungkinan yang timbul adalah jumlah biaya tetap
tinggi dan biaya variabel rendah atau sebaliknya jumlah
biaya tetap rendah dan biaya variabel tinggi. Untuk
menetapkan struktur biaya mana yang terbaik diuji
dengan menggunakan Degree of Operating Leverage
(DOL)

DOL = CM / Laba Bersih


Contoh:
  PT A PT B
Penjualan Rp 6,000 Rp 6,000
Biaya Variabel Rp 3,200 Rp 1,200
CM Rp 2,800 Rp 4,800
Biaya Tetap Rp 1,200 Rp 3,200
Laba Bersih Rp 1,600 Rp 1,600
   
DOL = CM/Laba bersih 1.75 x 3x

PT B dengan biaya variabel kecil mempunyai struktur biaya yang lebih


baik dengan DOL 3x

DOL 3x berarti setiap tambahan 1 % penjualan akan meningkatkan laba


bersih sekitar 3%
Pengambilan keputusan jangka pendek
Analisis differensial:
adalah alternatif yang diambil ketika harus memilih
berbagai alternatif yang tersedia dalam jangka
pendek.
Biaya yang dipertimbangkan dalam analisis ini adalah:
1. Relevan cost
2. Differential cost
3. Opportunity cost
4. Unavoidable cost
Membuat atau membeli produk
Data Biaya Produk A

1.000 unit Per unit Total


BBB Rp 600 Rp 600,000
BTKL Rp 400 Rp 400,000
BOP Variabel Rp 300 Rp 300,000
BOP Tetap Rp 200 Rp 200,000
Total Biaya Produksi Rp 1,500 Rp 1,500,000

Apabila ada tawaran dari supplier agar perusahaan membeli produk A sebanyak
1.000 unit dengan harga Rp. 1.400 per unit dengan biaya angkut Rp.1.000 per
unit, sebaiknya tawaran ini diterima atau ditolak?

Masalah ini diselesaikan dengan Analisis Biaya Relevan


Elemen Biaya (1.000 unit) Per Unit Beli

BBB Rp. 600


BTKL Rp. 400
BOP Variabel Rp. 300
BOP Tetap -
Jumlah Rp. 1.300 Rp. 1.500

Catatan:
BOP tetap bukan biaya relevan karena alternatif manapun yang dipilih biaya ini
akan tetap dikeluarkan.

Opportunity cost (biaya manfaat yang hilang akibat beli dari pemasok
= (1500 – 1200) x 1.000 unit = Rp. 200.000

Keputusan: Produk diproduksi sendiri


Departemen tutup atau tetap beroperasi

dalam ribuan Dept A Dept B Dept C Total


Penjualan 300 450 250 1000
Biaya Variabel -231 -288 -150 669
CM 69 69 100 331
Biaya Tetap:  
Gaji Salesman -40 -52 -124
Asuransi, Biaya iklan dll -48 -72 -32 -160
Laba Bersih -19 38 -40 47

Dept A Rudi Rp. 19.000 apakah sebaiknya perusahaan A ditutup?


Masalah ini diselesaikan dengan Analisis biaya
differensial.
dalam ribuan Total Dept A Tanpa Dept A
Penjualan Rp 1,000 Rp 300 Rp 700
Biaya Variabel Rp (669) Rp 231 Rp (438)
CM Rp 331 Rp 69 Rp 262
Biaya Tetap:      
Terhindarkan :Gaji Salesman Rp (124) Rp (40) Rp (84)
Tak terhindarkan:      
Asuransi, Biaya iklan dll Rp (160) Rp - Rp (160)
Laba Bersih Rp 47 Rp 29 Rp 18

Tanpa Dept A laba bersih perusahaan turun menjadi Rp.18.000, padahal sebelumnya
Rp. 47.000

Keputusan: Dept A tetap beroperasi


Produk dijual langsung atau proses
lebih lanjut
Nama
Produk Jumlah unit Harga jual Total Penjualan Biaya proses lanjutan
Benang Rp 1,000 Rp 3,000 Rp 3,000,000  
Kain Rp 1,000 Rp 6,000 Rp 6,000,000 Rp 1,000,000

Apakah sebaiknya benang dijual langsung atau diproses lebih lanjut?

Analisis Differensial :
Tambahan harga jual/unit = Rp. 6.000 – Rp. 3.000 = Rp 3.000
Tambahan biaya produksi per unit = 1.000.000/1.000 = Rp. 1.000
Tambahan laba/unit kalau produksi dilanjutkan Rp. 2,000

Keputusan : Proses produksi dilanjutkan


Menerima/menolak pesanan khusus
Data PT X:
Kapasitas maximum: 1.000 unit
Kapasitas normal: 800 unit
Biaya variabel: 1.100/unit
Biaya Tetap: Rp120.000

PT R memesan produk khusus sebanyak 200 unit @


Rp. 1.400. Harga jual normal/unit adalah Rp. 2.000.
Pesanan ini diterima/ditolak?
Tanpa pesanan Dengan pesanan
dalam ribuan khusus khusus Beda
Penjualan:
800 unit x Rp. 2.000 1600 1600
200 unit x Rp. 1400 280
1880 280
Biaya variabel:
800 unit x Rp. 1.100 -880 -880
200 unit x Rp. 1.100 -220 -220
CM 720 780 60
B. tetap (Tidak relevan) -120 -120
Total 600 660 60

Sebaiknya pesanan khusus diterima karena laba perusahaan naik Rp. 60.000

Anda mungkin juga menyukai