Kasus 1
Topik : Sindroma Nefrotik
Tanggal (kasus) : 19 Oktober 2021 Presenter: dr. Taschiro Yuliartha
Tanggal
November 2021 Pendamping: dr. Huratio Nelson, Sp.PA.
Presentasi:
Tempat
Presentasi :
Objektif Presentasi
:
□Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi : Seorang laki-laki, umur 12 tahun, Bengkak diseluruh tubuh
□ Tujuan : Menegakkan diagnosis
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □Kasus □ Audit
Bahasan :
Cara □ Presentasi dan □ Pos
□Diskusi □ E-mail
Membahas : Diskusi
Data
An. RU No. Registrasi: 365807
Pasien :
Nama RS: RSUD Sekayu Telp : Terdaftar sejak : 19 Oktober 2021
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
Gambaran Klinis: Pasien dating dengan keluhan bengkak seluruh tubuh sejak 1 minggu yang
memberat 2 hari SMRS. Bengkak berawal dari sekitar kedua mata, lalu wajah, kemudian
perut, dan kedua kaki. Bengkak dirasa semakin lama semakin memberat. Menurut ibu pasien,
anak jarang buang air kecil, biasanya bisa 3x sehari namun sekarang hanya 1x sehari. BAK
warna kuning keruh. Keluhan lainnya disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan edema
palpebra (+/+) dan pitting edema (+/+). Penunjang didapatkan hipoalbumin,
hiperkolesterolemia, ASTO negatif dan protein urin +3.
1. Riwayat Pengobatan:-
2. Riwayat kesehatan/Penyakit:-
3. Riwayat Keluarga :tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa
4. Riwayat Pekerjaan(orangtua) :Ayah pasien sebagai wiraswasta ibu pasien sebagai ibu
rumah tangga.
Kesan: Sosio ekonomi menengah kebawah
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran : Pasien lahir secara normal di bantu bidan, usia
gestasi dikatakan cukup bulan. Saat lahir langsung menangis, tidak dilakukan resusitasi,
tidak kuning atau tampak kebiruan. Setelah lahir pasien diperbolehkan pulang. Berat badan
lahir 3000 gram, panjang badan lahir 50cm
1. Subjektif :
Data diperoleh dari autoanamnesis dan aloanamnesis pada tanggal 20 Oktober 2021 di Ruang
Tembesu lantai 2 RSUD Sekayu.
Keluhan Utama
Pasien datang ke Poli Anak RSUD Sekayu dengan keluhan bengkak diseluruh tubuh sejak 1
minggu SMRS.
Riwayat Kehamilan
Selama hamil ibu pasien ANC dibidan puskesmas. Saat hamil tidak ada masalah atau
penyulit dan tidak konsumsi obat-obatan kecuali vitamin tambah besi.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir secara normal di bantu bidan, usia gestasi dikatakan cukup bulan. Saat lahir
langsung menangis, tidak dilakukan resusitasi, tidak kuning atau tampak kebiruan. Setelah
lahir pasien diperbolehkan pulang. Berat badan lahir 3000 gram, panjang badan 50cm
Riwayat Imunisasi
BCG 1x, Hepatitis B 1x, DPT-Hb-Hib 4x, Polio 4x, Campak 2x dan Influenza 2x
Riwayat Nutrisi
ASI ekslusif hingga usia 6 bulan. Makan makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan dan
mulai makan makanan keluarga sejak usia 1 tahun 2 bulan hingga sekarang.
2. Objektif :
d. Status Generalis
Kepala
Bentuk : Normocephali
Wajah : Simetris, dismorfik (-), edema (-)
Rambut : Hitam dan tidak mudah dicabut
Ubun-ubun : Ubun-ubun sudah menutup
Mata : Palpebra edema (+/+), konjungtiva anemis (-/-),sclera ikterik (-/-)
Hidung : NCH (-), sekret (-), hiperemis(-), epistaksis (-)
Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-)
Telinga : Simetris, otorea (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, torakoabdominal, retraksi supraasternal (-), retraksi
otot sela iga (-)
Palpasi : Massa tidak ada, pembesaran KGB tidak ada, ekspansi dada simetris,
fremitus normal
Perkusi : Sonor pada hemithorax bilateral, anterior dan posterior
Auskultasi : Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-
Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : ictus kordis teraba pada ICS V 1 jari medial midklavikula sinistra
Perkusi : Batas kanan atas ICS II linea parasternalis dextra
Batas kiri atas ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan bawah ICS IV linea parastrenalis dextra
Batas kiri bawah ICS IV linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : S1-S2 Normal, murmur -, gallop -
Abdomen
Inspeksi : Datar, venektasi (-), massa (-)
Palpasi : Lemas, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit
kembali cepat.
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen, shifting dulness (-)
Auskultasi : BU (+) normal.
Genitalia
Edema scrotum (+), hiperemis (-), fimosis (-)
Anus
Ada (+) normal, atresia ani (-)
Ekstremitas Atas
Akral hangat (+/+),CRT <2detik, edema (-/-)
Ekstremitas Bawah
Akral hangat(+/+), CRT < 2 detik, edema pretibial bilateral (+/+)
HITUNG JENIS
KIMIA DARAH
URINALISA
Keton - - DBN
3. Assesment:
Pada anamnesis didapatkan anak laki-laki usia 12 tahun datang dengan keluhan bengkak di
seluruh tubuh sejak 2 hari SMRS. Keluhan pertama kali muncul sejak 1 minggu SMRS. Awalnya
keluhan bengkak timbul di kedua kelopak mata dan wajah yang muncul ketika bangun tidur dan
tidak menghilang seharian. Kemudian semakin lama muncul bengkak pada bagian tubuh lainnya
seperti kedua tangan, perut, alat kelamin, dan kedua tungkai kaki. Dari keluhan tersebut dapat
dipikirkan pasien mengalami edema anasarka yang dapat terjadi karena adanya masalah pada
ginjal ataupun non ginjal. Pada ginjal, kelainan dapat terjadi pada parenkim ginjal (seperti
sindrom nefrotik, akut ataupun kronik glomerulonephritis dan gagal ginjal) sedangkan non ginjal
dapat terjadi tanpa adanya penyakit ginjal structural (seperti masalah pada jantung, hepar,
maupun kondisi malnutrisi).
Adanya kelainan non ginjal seperti penyakit jantung dapat tersingkirkan karena pada pasien tidak
adanya keluhan sesak nafas, batuk, kebiruan, terbangun dimalam hari, cepat lelah maupun
berkeringat akibat edema yang dialaminya serta keluhan sakit jantung sebelumnya. Penyakit
hepar dapat disingkirkan karena pada pasien tidak ada keluhan BAB dempul, BAK seperti teh,
riwayat sakit kuning. Kemungkinan pasien mengalami malnutrisi disingkirkan karena dari hasil
skrining nutrisi ditemukan pasien memiliki kondisi gizi baik.
Kemungkinan pasien mengalami kelainan pada ginjal masih belum bisa disingkirkan. Selain itu,
pasien juga mengeluh BAK keruh dan frekuensi BAK yang berkurang.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan keadaan
umum pasien tampak sakit sedang, composmentis, edema palperbra bilateral, pitting edema
bilateral namun pada pemeriksaan paru didapatkan vesikuler (+/+) whezing dan ronki (-/-) dan
pada pemeriksaan abdomen didapatkan datar, supel, BU (+) normal, nyeri tekan (-) hepar dan
lien tidak teraba, perkusi timpani diseluruh lapang perut dan shifting dullnes (-) serta edema
scrotum (-). Hal ini menunjukan adanya edema yang ringan. Maka pasien sudah memenuhi
kriteria diagnosis sindrom nefrotik IDAI berupa 1 dari 4 kriteria yaitu edema.
Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan protein total menurun, albumin menurun (1,6 g/dl),
kolesterol meningkat (570 g/dl) dan albumin urin +3.
Sesuai dengan teori pada buku ajar Nefrologi Anak, diagnosis SN dapatkan ditegakan bila
memenuhi kriteria yaitu, (1) proteinuria massif (≥ 40 mg/m2 LPB/ jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstik ≥ 2+), (2) Hipoalbuminemia ≤ 2,5
g/dL, (3) Edema, (4) Dapat disertai hiperkolesterolemia. Pada pasien ini keempat kriteria tersebut
terpenuhi.
Untuk mengetahui etiologi SN yang tejadi, maka perlu dilakukan pemeriksaan tambahan
untuk menyingkirkan penyakit lainnya. Adanya kemungkinan pasien mengalami sindrom nefritik
dapat disingkirkan dari pemeriksaan urinalisa ditemukan darah/hb dan red blood cast negatif
serta pada pasien ini dapat disingkirkan pula kemungkinan glomerulonefritis akut pasca
streptokokus yaitu pada pemeriksaan ASTO didapatkan hasil negatif. Untuk menyingkirkan
penyakit sistemik seperti SLE dan HSP dapat di pemeriksaan komplemen C3 ditambah dengan
komplemen C4, ANA (anti nuclear antibody), dan anti ds-DNA.
Tatalaksana pada pasien ini adalah mengatasi edema dengan pemberian diuretik dan albumin.
Terapi sindrom nefrotik inisial diberikan prednison selama 4 minggu kemudian dilakukan
evaluasi dengan melihat albumin dan protein urin untuk menilai respon klinis dan terapi
selanjutnya.
4. Plan :
Terapi medikamentosa
Edukasi
- Tanda-tanda sindrom nefrotik
- Penyebab, pengobatan, komplikasi, dan prognosisnya
- Kemungkinan relaps
- Efek samping penggunaan obat steroid jangka panjang pada sindrom nefrotik
- Menjelaskan pengobatan selanjutnya jika resisten terhadap steroid
- Diet rendah garam jika edema
- Menjelaskan bahwa SN tidak dapat sembuh namun bias remisi
Saran Pemeriksaan
- Periksa kadar C3, C4, ANA (anti nuclear antibody), dan anti ds-DNA untuk
menyingkirkan kemungkinan SLE
- Periksa albumin dan protein urin ulang untuk menilai respon klinis dan evaluasi
pengobatan
Konsultasi :-
DAFTAR PUSTAKA
1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. DemamBerdarah Dengue. Buku Ajar
IlmuPenyakitDalamEdisi IV. Jilid III. PerhimpunanDokterSpesialisPenyakitDalam Indonesia. Pusat
PenerbitanDepartemenIlmuPenyakitDalamFakultasKedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006
2. Departemen Kesehatan DitjenPengendalianPenyakit dan PenyehatanLingkungan.
PedomanTatalaksanaKlinisInfeksi Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan. Departemen Kesehatan
RI. 2005
3. Dengue Haemorrhagic Fever: Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Edition II. Geneva :
World Health Organization. 2002. Available from
htttp://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/-Denguepublication Accessed September15,
2017.
4. Dengue Virus Infection. Centers for Disease Control and Prevention. Division ofVector Borne and
Infectious Diseases. Atlanta : 2009
5. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T, editor. Tata LaksanaDemamBerdarah
Dengue di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI DirjenPemberantasanPenyakitMenular dan
PenyehatanLingkungan; 2004.