Anda di halaman 1dari 15

BAB II

DESKRIPSI JURNAL

Judul “Comparison of Noninvasive Diagnostic Tests for


Helicobacter pylori Infection”
Penulis Nan-Jing Peng, Kwok-Hung Lai, Gin-Ho Lo, dan Ping-I
Hsu
Publikasi Medical Principle and Practice, Volume 8, 19 Februari 2008

Penelaah Soleha, S.Ked


Tanggal Telaah 15 April 2019

Deskripsi Jurnal
Komponen Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Penelitian
2. Hasil Penelitian
3. Kesimpulan penelitian
Uraian Deskripsi Jurnal
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sensitivitas, spesifisitas dan
akurasi antara tes noninvasif termasuk UBT (Urea Breath Test) kapsul, UBT
konvensional dan serologi dalam diagnosis infeksi H. pylori.

2. Hasil Penelitian
Dari total 100 pasien, 53 pasien merupakan H. pylori-positif dan 47 lainnya
adalah H. pylori-negatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Sensitivitas kapsul UBT lebih tinggi daripada serologi (100 vs 90,6%), dan
sama dengan yang ada pada UBT konvensional (100 vs 100%). Spesifisitas
kapsul UBT lebih tinggi daripada UBT konvensional dan serologi (masing-
masing 95,7 vs 85,1 dan 85,1%). PPV kapsul UBT lebih tinggi daripada

1
2

UBT konvensional (masing-masing 96,4 vs 88,3 dan 87,2%). NPV kapsul


UBT lebih tinggi dari serologi (100 vs 88,9%), dan sama dengan UBT
konvensional (100 vs 100%). Kapsul UBT memiliki akurasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan UBT konvensional dan serologi (98 vs 93 dan
88%).
Berdasarkan uji McNemar twotail, kapsul UBT mendeteksi jumlah H. pylori
positif dan negatif yang sama dengan serologi (p = 1), dan jumlah yang
sedikit berbeda dibandingkan dengan UBT konvensional (p = 0,063). Oleh
karena itu, kapsul UBT memiliki kemampuan yang sama untuk mendeteksi
infeksi H. pylori dibandingkan dengan UBT dan serologi konvensional (uji
McNemar, p 1 0,05).

3. Kesimpulan penelitian
Menurut penelitian ini, kapsul UBT sangat akurat dibandingkan dengan tes
noninvasif lainnya termasuk UBT konvensional dan serologi, sehingga dapat
menjadi alternatif yang baik dari endoskopi untuk diagnosis infeksi H.
pylori.
BAB III
TELAAH JURNAL
3.1 Populations
Populasi dalam penelitian ini adalah 100 pasien yang datang untuk
endoskopi rutin gastrointestinal atas dan bersedia bekerja sama dalam penelitian
ini. Terdiri dari 56 laki-laki dan 44 perempuan, dengan usia rata-rata 55 tahun
(kisaran, 18-83 tahun). Kriteria eksklusi antara lain (1) penggunaan inhibitor
pompa proton dalam waktu 1 bulan sebelum endoskopi; (2) konsumsi antibiotik
dalam 1 bulan sebelum endoskopi; (3) penyakit medis serius, dan (4) riwayat
terapi anti-H. pylori sebelumnya. Semua peserta memberikan persetujuan tertulis.

3.2 Intervention
Selama endoskopi, 4 spesimen biopsi lambung diambil dari kurvatura
minor 2 cm dari pilorus. Dua spesimen segera difiksasi dalam buffer formalin
netral 10% untuk pemeriksaan histologis, satu untuk kultur dan lainnya untuk uji
urease (uji CLO, Delta-Barat, Bently, Australia). Sampel dikirim ke berbagai
laboratorium yang tidak mengetahui hasil tes lainnya. Tes CLO dimonitor untuk
perubahan warna hingga 24 jam setelah penambahan jaringan lambung. Gel tidak
dipanaskan di atas suhu ambien kapanpun selama periode inkubasi. Spesimen
untuk pemeriksaan mikrobiologis ditransfer dengan infus otak-jantung dalam es
dan diinokulasi ke agar darah anaerob CDC (Sistem Mikrobiologi Becton
Dickinson, Cockeysville, Md., USA). Agar diinkubasi pada suhu 35 ° C selama 7
hari dalam campuran gas mikroaerofilik yang terdiri dari 5% O2, 10% CO2, dan
85% N2. Pasien dengan kultur positif adalah mereka yang memiliki koloni bakteri
yang tumbuh dalam kultur dalam 7 hari. Organisme diidentifikasi sebagai H.
pylori dengan pewarnaan Gram, morfologi koloni dan reaksi oksidase positif,
katalase dan urease. Pasien histologi-positif adalah mereka dengan organisme
melengkung yang terlihat pada hematoxylin dan bagian yang bernoda eosin di
bawah mikroskop. Meskipun tidak ada standar emas nyata untuk diagnosis H.
pylori, biakan harus 100% spesifik jika prosedur dilakukan dengan benar.

3
4

Penggunaan kultur sendiri sebagai standar emas dapat menghasilkan hasil


negatif palsu karena kesulitan kultur yang melekat. Oleh karena itu, penelitian ini
mendefinisikan pasien dengan infeksi H. pylori sebagai pasien dengan kultur
positif atau hasil positif dari histologi dan tes CLO.
UBT konvensional dan kapsul UBT dilakukan dalam 2 hari terpisah dalam
7 hari setelah endoskopi sebelum pemberian antibiotik diberikan. Tidak ada tes
makan yang digunakan dalam tes ini. Para pasien diminta untuk berpuasa
setidaknya 6 jam. 13C-urea, 100 mg dari 99 atom% dari 13urea berlabel C, dipasok
dengan paket komersial dari Jepang (UBiT). Pada UBT konvensional, larutan 13C-
13
urea dibuat dengan melarutkan 100 mg C-urea dalam 50 ml air steril dalam
wadah minum. Untuk kapsul UBT, kapsul 100 mg 13 C-urea dikemas dalam
13
kapsul gelatin. Pasien minum 100 mg larutan C-urea. Segera setelah konsumsi
13
C-urea, pasien menjalani pencucian mulut dengan berkumur untuk menghindari
aktivitas oral 13C-urea. Sampel napas dikumpulkan sebelum dan 15 menit setelah
konsumsi 13C-urea. Semua sampel nafas dikumpulkan dengan bernapas keluar ke
kantong penyimpanan gas 200 ml untuk spektrometer inframerah. Kelebihan rasio
13
CO2/12CO2 sampel dianalisis dengan spektrometer inframerah di departemen
kami (UBiT-IR300, Photal Otsuka Electronics Co., Jepang). Menurut penelitian
kami sebelumnya, nilai cutoff ditetapkan pada 4,8 ‰ untuk UBT konvensional
dan 2 ‰ untuk kapsul UBT untuk menilai ketetapan H. pylori-positif dan H.
pylori-negatif. UBT konvensional yang digunakan dalam penelitian ini identik
dengan penelitian kami sebelumnya kecuali untuk penghapusan uji makan karena
uji makan tidak mempengaruhi hasil UBT pada 15 menit, tetapi peningkatan nilai
pada 30 menit dan setelahnya.
Nilai dinyatakan sebagai ekskresi δ13CO2 berlebih. δ13CO2 adalah rasio
13
C terhadap 12C dalam sampel dibandingkan dengan standar Pee Dee Belemnite.
Persamaannya diberikan sebagai: δ13CO2 = (Rsamp - Rstd) / Rstd x 1.000. Rsamp dan
13 12
Rstd masing-masing mewakili rasio C terhadap C dalam sampel dan standar.
Kelebihan δ13CO2 adalah nilai δ13CO2 terdeteksi pada 15 menit dikurangi
baseline.
5

Sampel darah untuk evaluasi serologis diambil pada pagi hari tes UBT
pertama. Uji serologis untuk antibodi IgG terhadap H. pylori dilakukan dengan
test kit komersial (ASSURE TM H. pylori rapid test kit, Genelabs Diagnostics,
Cavendish Singapore Science Park, Singapura). Tes ini merupakan uji
imunokromatografi tidak langsung fase padat di mana antibodi dalam sampel uji
membentuk kompleks antigen-antigen dengan antigen H. pylori yang
terimobilisasi pada membran ketika sampel uji bermigrasi ke atas dari sumur
sampel. Kompleks antibodi-antigen yang terikat kemudian dideteksi oleh IgG
anti-human terkonjugasi menjadi emas koloid. Singkatnya, 25 µl sampel darah
utuh ditambahkan ke sampel yang diikuti dengan 1 tetes buffer chase ke sumur.
Ketika bagian depan sampel mencapai garis kontrol merah muda, tiga tetes buffer
chase ditambahkan ke sumur buffer. Jika pita berwarna muncul pada (1) semua
garis kontrol, garis CIM dan garis uji, atau (2) garis kontrol dan garis uji, tes
dianggap positif. Jika hanya garis kontrol yang terlihat, tes dianggap negatif. Jika
garis kontrol tidak ada atau kedua garis kontrol dan garis CIM ada tetapi garis uji
tidak ada, tes dianggap tidak valid.

3.3 Comparison
Sensitivitas, spesifisitas dan akurasi kapsul UBT, UBT konvensional dan
serologi dihitung sesuai dengan standar emas yang telah ditentukan. Proporsi hasil
positif dan negatif dari kapsul UBT, UBT konvensional dan serologi untuk
diagnosis infeksi H. pylori dibandingkan dengan menggunakan uji McNemar dua
sisi untuk pasangan yang cocok. Nilai p kurang dari 0,05 dianggap signifikan
secara statistik. Interval kepercayaan sembilan puluh lima persen (CI) juga
dihitung. CI sempit dan tinggi adalah yang diinginkan. CI lebar dan rendah
menunjukkan persetujuan yang buruk. Semua perhitungan dilakukan
menggunakan SPSS versi 12.0 (SPSS Inc., Chicago, Ill., USA).
6

3.4 Outcome
Dari total 100 pasien, 53 pasien merupakan H. pylori-positif dan 47
lainnya adalah H. pylori-negatif sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.
Sensitivitas kapsul UBT lebih tinggi daripada serologi (100 vs 90,6%), dan sama
dengan yang ada pada UBT konvensional (100 vs 100%). Spesifisitas kapsul UBT
lebih tinggi daripada UBT konvensional dan serologi (masing-masing 95,7 vs
85,1 dan 85,1%). PPV kapsul UBT lebih tinggi daripada UBT konvensional
(masing-masing 96,4 vs 88,3 dan 87,2%). NPV kapsul UBT lebih tinggi dari
serologi (100 vs 88,9%), dan sama dengan UBT konvensional (100 vs 100%).
Kapsul UBT memiliki akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan UBT
konvensional dan serologi (98 vs 93 dan 88%).
Berdasarkan uji McNemar twotail, kapsul UBT mendeteksi jumlah H.
pylori positif dan negatif yang sama dengan serologi (p = 1), dan jumlah yang
sedikit berbeda dibandingkan dengan UBT konvensional (p = 0,063). Oleh karena
itu, kapsul UBT memiliki kemampuan yang sama untuk mendeteksi infeksi H.
pylori dibandingkan dengan UBT dan serologi konvensional (uji McNemar, p 1
0,05).

3.5 VALIDITAS; Apakah uji diagnostik ini valid? (Are the results of this
diagnostic study valid?)
Apakah pemeriksaan uji dan baku emas Ya, pemeriksaan uji dan baku emas
dilakukan secara tersamar? dilakukan secara tersamar dalam
penelitian ini. Sampel dikirim ke
berbagai laboratorium yang tidak
mengetahui hasil tes lainnya.

Apakah uji diagnostik ini mencakup Ya, uji diagnostik ini mencakup
spektrum yg sesuai seperti dalam spektrum yang sesuai seperti dalam
praktek? praktek klinis. Uji diagnostik melibatkan
3 uji antara lain, kapsul UBT, UBT
konvensional, dan uji serologi, yangmana
7

uji diagnostik ini sering ditemukan dalam


praktik sehari-hari.

Apakah baku emas tetap diperiksa tanpa Ya, baku emas tetap diperiksa tanpa
melihat hasil uji diagnostik? melihat hasil uji diagnostik pada
penelitian ini. Karena kesemua pasien
diperiksa dengan baku emas terlebih
dahulu untuk kemudian diperiksa pula
menggunakan uji diagnostik, lalu hasil
sampel dikirim ke berbagai laboratorium
yang tidak mengetahui hasil tes lainnya.

3.6 IMPORTANCE (Apakah uji diagnostik ini penting? (Are the valid
results of this diagnostic study important?)
Kapsul UBT UBT Uji Serologi
konvensional

Sensitivity = a/(a+c) 100% 100% 90.6%

Specificity = d/(b+d) 95.7% 85.1% 85.1%

Positive Predictive Value = a/(a+b) 96.4% 88.3% 87.2%

Negative Predictive Value = d/(c+d) 100% 100% 88.9%

Likelihood ratio for a positive test 23.25 6.7 6.08


result = LR+ = sens/(1-spec)

Likelihood ratio for a negative test 0 0 1.10


result = LR - = (1-sens)/spec

Pre-test probability (prevalence) = Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat


(a+c)/(a+b+c+d) dinilai dinilai dinilai
8

Pre-test odds = prevalence/(1- Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat


prevalence) dinilai dinilai dinilai

Post-test odds = pre-test odds  LR Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat
dinilai dinilai dinilai

Post-test probability = post-test Tidak dapat Tidak dapat Tidak dapat


odds/(post-test odds +1) dinilai dinilai dinilai

CALCULATIONS (Tidak dapat dijabarkan)


Target disorder

Totals
Present Absent
Positive a b a+b

Diagnostic
test result
Negative C d c+d

a+c b+d a+b+c+d


Totals

3.7 APLICABILITY: dapatkan kita menerapkan hasil studi ini pada


pasien kita?
Apakah pasien kita mirip dengan pasien Penelitian ini dilakukan di Taiwan,
pada studi diagnostik ini? yangmana populasi Taiwan
kebanyakan merupakan ras
austronesia, sedangkan populasi di
Indonesia kebanyakan adalah ras
mongoloid. Namun, pasien dalam
9

penelitian ini adalah pasien yang


menjalani endoskopi, UBT, serta uji
serologi, di Indonesia juga terdapat
banyak pasien yang menjalani
endoskopi, UBT, dan uji serologi,
sehingga kemungkinan pasien kita
dapat mirip dengan pasien pada studi
diagnostik ini, mengingat adanya
kriteria eksklusi yang dapat pula
diterapkan di Indonesia.
Apakah kita dapat memperkirakan Tidak, karena dari penelitian ini, kita
prevalensi (pre-test probability) pasien kita? tidak dapat menghitung pe-test
(berdasakan pengalaman, pustaka, dll) probability oleh karena tidak
tercantumnya angka-angka dalam
jurnal untuk kemudian dilakukan
perhitungan.
Apakaha hasil uji diagnostik ini, khususnya Ya, NPP dapat membantu tatalaksana
nilai prediksi positif (NPP) nya membantu terhadap pasien kita, karena NPP
tata laksana terhadap paien kita? adalah keseluruhan pasien yang
memang benar-benar positif diantara
semua pasien yang terkonfirmasi
positif. Sehingga, apabila nilai NPP
tinggi, maka akan semakin baik pula
dalam diagnosis dan akan menentukan
pula tatalaksana terhadap pasien.
Apakah secara keselruhan uji ini membantu Ya, secara keseluruhan uji ini
pasien kita? membantu pasien kita, karena hasil
dari penelitian ini memperlihatkan
bahwa kapsul UBT sangat akurat
untuk mendiagnosis adanya infeksi
10

H.pylori, sehingga dapat menjadi


alternatif yang baik dari endoskopi
yangmana merupakan pemeriksaan
yang invasif terhadap pasien.
11

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Validitas uji klinis pada penelitian ini sudah cukup baik. Sampel pada
penelitian ini baik baku emas maupun uji diagnostik diperiksa dengan proses
blinding. Uji diagnostik termasuk dalam spektrum klinis praktik dan baku emas
tetap diperiksa tanpa melihat uji diagnostik. Pada penelitian ini digunakan uji
statistik McNemar two tail. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapsul UBT
sangat akurat untuk mendiagnosis adanya infeksi H. Pylori.
Penelitian ini memenuhi kriteria importancy, namun terdapat komponen
tertentu yang tidak dapat dijabarkan karena tidak terdapatnya angka untuk
melakukan perhitungan.
Penelitian ini memenuhi beberapa kriteria applicability, karena kriteria
eksklusi yang dapat diterapkan pada pasien kita dan nilai NPP yang tinggi
sehingga dapat membantu diagnosis dan tatalaksana pasien kita, namun nilai
prevalensi dalam penelitian ini tidak dapat digunakan karena tidak dapat dihitung.
12

BAB V
CHECK LIST UMUM STRUKTUR DAN ISI MAKALAH

No Check List Ya Tidak TR


Judul Makalah
1 Tidak terlalu panjang tidak terlalu pendek √
2. Menggambarkan isi utama penelitian √
3. Cukup Menarik √
4. Tanpa Singkatan Selain Yang Baku √
Pengarang dan Institusi
5. Nama-nama dituliskan sesuai dengan aturan jurnal √
Abstrak
6. Abstrak satu paragraf atau terstruktur √
7. Mencakup komponen IMRAD √
8. Secara Keseluruhan Informatif √
9. Tanpa Singkatan, selain yang baku √
10. Kurang dari 250 Kata √
Pendahuluan
11 Ringkas, terdiri dari 2-3 Paragraf √
12 Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan √
penelitian.
13 Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan √
penelitian
14 Didukung pustaka yang relevan √
15 Kurang dari satu halaman. √
Metode
16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian √
17 Disebutkan populasi sumber ( populasi terjangkau) √
13

18 Disebtkan kriteria inklusi dan eksklusi √


19 Disebutkan cara pemilihan subyek (teknik √
sampling)
20 Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya √
21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai √
22 Komponen-komponen rumus besar sampel masuk √
akal
23 Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci √
sehingga orang lain dapat menglulanginya.
24 Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci √
25 Pengukuran dilakukan secara tersamar √
26 Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) √
27 Definisi istilah dan variabel penting disebutkan √
28 Ethical clereance diperoleh √
29 Persetujuan subyek diperoleh √
30 Disebut secara analisis, batas kemaknaan, dan √
power penelitian
31 Disebutkan program komputer yang dipakai. √
Hasil
32 Disertakan tabel karakteristik subyek penelitian √
33 Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsi √
34 Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra- √
intervensi
35 Disebutkan jumlah subyek yang diteliti √
36 Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya √
37 Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar √
38 Penulisan tabel dilakukan dengan tepat √
39 Tabel dan ilustrasi informatif& memang diperlukan √
14

40 Tidak semua hasil dalam tabel disebutkan dalam √


naskah
41 Semua outcome yang penting disebutkan dalam √
hasil
42 Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis √
43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai √
44 Ditulis hasil uji statistika, degree of freedom& nilai √
p
45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak √
direncanakan
46 Disertakan interval kepercayaan √
47 Dalam hasil tidak disertakan komentar atau √
pendapat
Diskusi
48 Semua hal yang relevan dibahas √
49 Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada √
hasil
50 Dibahas keterbatasan penelitian, dan dampaknya √
terhadap hasil
51 Disebut penyimpangan protokol dan dampaknya √
terhadap hasil
52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian √
53 Dibahas hubungan hasil dengan teori/penelitian √
yang dulu
54 Dibahas hubungan hasil dengan praktek klinis √
55 Efek samping dikemukankan dan dibahas √
56 Disebutkan hasil tambahan selama observasi √
57 Hasil tambahan tersebut tidak dianalisis secara √
statistika
15

58 Disertakan simpulan utama penelitian √


59 Simpulan didasarkan pada data penelititan √
60 Simpulan tersebut sahih √
61 Disebutkan generalisasi penelitian √
62 Disarankan penelitian selanjutnya √
Ucapan Terima Kasih
63 Ucapan terima kasih ditujukan pada orang yang √
tepat
64 Ucapan terima kasih dinyatakan secara wajar √
Daftar Pustaka
65 Daftar pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal √
66 Kesesuaian situasi pada nas dan daftar pustaka √
Lain-lain
67 Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, √
informatif, dan efektif
68 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat asas √

Anda mungkin juga menyukai