Anda di halaman 1dari 3

Miftah Rizkiawelly F 1306343845

1. Metode Invasif: a. Biopsi Kultur Kultur merupakan teknik diagnostik standar yang invasif, yaitu dilakukannya biopsi untuk sebagian besar infeksi bakteri. Kultur H. pylori adalah proses yang memakan waktu karena membutuhkan 2 minggu untuk pertumbuhan. Meskipun spesifik dalam memberikan hasil, tetapi dapat saja memberikan hasil yang keliru karena kesalahan dalam memperoleh spesimen dan penyimpanan sehingga disarankan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali agar memperoleh hasil yang tepat. Spesimen untuk biopsi dianjurkan diambil pada 5 tempat, yaitu 2 bagian antrum, 2 bagian korpus, dan 1 dari insisura angularis agar memperoleh hasil yang optimal. Kultur bakteri H. pylori ini tidak diperlukan saat awal terapi, tetapi mungkin diperlukan bila terdapat kegagalan eradikasi sebanyak 2 kali. Sebagai akibatnya, pasien harus menjalani dua atau tiga kali pemeriksaan endoskopik yang berurutan. Keuntungan biopsi kultur adalah dapat mengetahui resistensi antibiotik sebagai informasi yang berguna untuk ditetapkannya terapi, sensitivitasnya 90% dan spesifisitasnya 100%. Kultur dilakukan pada media agar yang mengandung darah kuda 10% v/v dan diinkubasi selama 10 hari pada suhu 360 C dibawah kondisi mikroaerofilik (4% oksigen, 5% karbondioksida, 86% nitrogen dan 5% hidrogen).

Gambar . Pertumbuhan H. pylori dari spesimen biopsi antrum lambung.

2. Metode Non Invasif Pemeriksaan non-invasif merupakan pengujian yang lebih mudah dan lebih murah daripada pengujian endoskopi. Pengujian non-invasif antara lain uji pernapasan urea (urea breath test), stool antigen test, dan uji serologi untuk mendeteksi antibodi. a. Urea Breath Test (UBT) / Uji Pernapasan Urea Urea Breath Test (UBT) merupakan pemeriksaan non invasiv untuk mendeteksi dan mengidentifikasi adanya aktivitas urease yang secara tidak langsung mengindikasikan adanya H. pylori. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan sampel nafas dan digunakan untuk diagnosa maupun mengevaluasi efektivitas pengobatan terhadap infeksi H. pylori, kuman penyebab ulkus peptik. Urea breath test dibedakan menjadi dua jenis, yaitu 14C-urea breath test dan
13

C-urea breath test. Dari kedua jenis urea breath test tersebut masing-masing telah diberi

label oleh isotop radioaktif (14C) dan nonradioaktif (13C). Pemeriksaan ini didasarkan pada kemampuan H. pylori dalam mengeluarkan enzim urease yang dapat mengubah urea menjadi karbondioksida (CO2) dan amonia. Pemerikasaan ini mengharuskan pasien untuk menelan urea beradiolabel (radiolabeled urea), yang kemudian dihidrolisa oleh H. pylori (jika terdapat di dalam lambung) menjadi amonia dan bikarbonat beradiolabel. Bikarbonat beradiolabel diabsorpsi di dalam darah dan diekskresikan dalam pernapasan. 13CO2 dapat dideteksi dengan spektrofotometer inframerah dan
14

CO2 dapat dideteksi dengan alat scintillation counting. Pendeteksian dilakukan dengan cara

mengukur rasio CO2 tersebut dibandingkan dengan baseline (sebelum diberikan tablet urea). Hasilnya positif, jika terdapat kenaikan ekskresi isotop dibandingkan dengan baseline. Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan UBT adalah sebagai berikut : 1. Berpuasa selama minimal 3 jam 2. Tidak boleh melakukan pemeriksaan dengan barium 3. Tidak boleh minum antibiotik dan sediaan bismuth atau sodium ecabet, sukralfat atau protom pump inhibitor 30 hari sebelum pemeriksaan. Pemeriksaan diawali dengan pengumpulan udara pernafasan normal (baseline) ke dalam sebuah kantong, kemudian pasien diminta untuk meminum urea berlabel. Setelah itu pasien diminta berbaring ke sisi kiri selama 5 menit sebelum melakukan pengambilan sampel nafas yang kedua. Perbedaan konsentrasi CO2 pada kedua sampel nafas tersebut diukur dan

dibandingkan dengan baseline (sebelum diberikan tablet urea). Pemeriksaan UBT dapat dilakukan pada orang dewasa maupun anak-anak, dengan tata cara pemeriksaan yang sama. Pemeriksaan UBT radioaktif tidak boleh dilakukan pada wanita hamil dan anak-anak, tetapi dapat dilakukan menggunakan UBT yang nonradioaktif dengan tata cara pemeriksaan yang sama. Sensitivitas pemeriksaan UBT untuk diagnosis 95% dan untuk eradikasi 96%, sementara spesifisitasnya untuk diagnosis 95% dan untuk eradikasi 96%.

Gambar. Urea breath test untuk menentukan adanya H. pylori Kegunaan UBT : 1. Diferensial diagnostik penyakit ulkus peptik dan gastritis kronik yang aktif 2. Monitoring terapi dan dokumentasi kesembuhan pada pasien dengan infeksi H.pylori 3. Pemeriksaan hanya ditujukan bagi pasien yang memang akan diterapi

Spesifisitas dan sensitivitas UBT untuk infeksi aktif oleh H. pylori lebih dari 90%. Keterbatasan terbesar UBT adalah pasien harus menghentikan pengobatan dengan antibiotik 4 minggu sebelum pengujuan dan inhibitor pompa proton (PPI) 1 minggu sebelum pengujian karena obat tersebut dapat memberikan hasil negatif palsu. UBT dapat digunakan untuk menguatkan eradikasi H. pylori setelah pengobatan.

Anda mungkin juga menyukai