Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan dan hewan memiliki sel yang mempunyai persamaan dan
perbedaan. Secara mikroskopis tumbuhan dan hewan memiliki tubuh yang
tersusun atas banyak sel yang menyatu sehingga membentuk jaringan. Jaringan
yang bersatu akan membentuk organ seperti organ hati, ginjal, dan jantung.
Organ-organ yang bersatu akan membentuk sistem organ sehingga mampu
menjalankan kegiatan seperti transportasi, pencernaan, dan ekskresi.
Meskipun jaringan sama-sama berasal dari sel, namun memiliki fungsi
yang berbeda antara satu jaringan dengan jaringan lain. Hal ini dikarenakan sel
telah mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel. Demikian
juga jaringan tumbuhan dan hewan juga memiliki peran yang beda. Sehingga
jaringan tersebut mampu menjalankan fungsinya.
Jaringan sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup suatu
makhluk hidup, dapat dikatakan jika jaringan jaringan pada makhluk hidup tidak
berfungsi sebagaimana mestinya, maka pasti akan mengganggu organ-organ dan
tentunya akan berakibat fatal. Hal inilah yang mendasari munculnya disiplin ilmu
Histology, yaitu ilmu pengetahuan yang membahas tentang jaringan.
Struktur tubuh tumbuhan dan hewan, mulai dari bagian yang kasat mata
sehingga memudahkan kita dalam menelitinya, sampai dengan bagian-bagian
dalam yang sudah tidak terlihat jelas oleh panca indera kita sehingga kita
membutuhkan bantuan suatu alat khusus dalam menelitinya.
Keterbatasan panca indera yang kita miliki tidak menghalangi dalam
melakukan penelitian, sebab dengan kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu
pengetahuan seperti saat ini, sangat menunjang kita dalam melakukan suatu
penelitian. Seperti halnya penemuan mikroskop oleh Antony van Leeuwenhoek,
yang sangat membantu manusia dalam mengamati penyusun tubuh makhluk
hidup yang mikroskopis. Mikroskop sangat membantu dalam meneliti struktur
suatu makhluk hidup yang berukuran renik atau tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang.
Maka berdasarkan latar belakang diatas, sehingga kami melaksanakan
suatu kegiatan praktikum untuk mengamati dan menyelidiki secara langsung
struktur dan macam-macam jaringan yang menyusun organ-organ hewan dengan
menggunakan mikroskop biologi.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan struktur dan macam-macam jaringan yang menyusun organ-
organ tubuh hewan tersebut.
2. Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan struktur dan macam-macam jaringan yang menyusun organ-
organ tubuh tumbuhan tersebut.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh setalah melakukan praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1. Mahasiswa akan mengetahui struktur dan macam-macam jaringan yang
menyusun organ-organ hewan dengan cara mengamatinya langsung
dengan menggunakan mikroskop.
2. Mahasiswa akan mengetahui struktur dan macam-macam jaringan yang
menyusun organ-organ tumbuhan dengan cara mengamatinya langsung
dengan menggunakan mikroskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain. Ilmu
yang mempelajari tentang struktur jaringan disebut histology. Berbagai jaringan
tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ. Jaringan tubuh hewan dibedakan
atas empat macam jaringan utama, yaitu Jaringan epitel, jaringan ikat/penyokong,
jaringan otot, dan jaringan saraf (Tim Dosen, 2018: 16).
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukan tubuh, baik
permukaan dalam maupun luar. Menurut Junitha (2013: 11) sel-sel epithelial
melindungi badan, membungkus bagian luar organisme, melapisi saluran
makanan dan rongga badan. Secara khusus, sel epithelial:
1. Melindungi jaringan dibawanya dari kekeringan dan kerusakan secara
mekanik
2. Memberikan suatu barier permeable yang selektif dan memberikan atau
menghalangi lewatnya material-material;
3. Memberikan permukaan untuk syaraf dan mensekresi cairan.
Jaringan ikat adalah jaringan yang bertanggung jawab untuk memberikan
dan mempertahankan bentuk tubuh. Menurut Junitha (2013: 12) jaringan ikat
berfungsi untuk menyongkong, menahan, dan menyimpan makanan dalam tubuh,
susunan sel-sel penyusun jaringan ikat tidak rapat seperti sel-sel penyusun
jaringan epithel. Sel-selnya secara khusus menutupi matrik ekstraseluler dari urat.
Dalam beberapa hal, beberapa jaringan ikat beredar dan mengalir di dalam sistem
peredaran. Jaringan ikat dibedakan menjadi jaringan ikat pertahanan, jaringan ikat
sequestering, dan jaringan ikat struktural.
Jaringan otot dibagi menjadi tiga macam yaitu otot skelet, otot polos dan
otot jantung. Otot skelet terlihat baralur dan beberapa sel terkemas menjadi satu.
Otot ini bekerja dipengaruhi kehendak misalnya otot bisep. Otot polos berbeda
dengan otot skelet, tidak dipengaruhi kehendak, misalnya otot-otot yang terdapat
pada organ dalam tubuh. Otot ini terlihat terpisah-terpisah dan ujung-ujungnya
pipih. Otot jantung saling berhubungan, sehingga bila salah satunya menerima
sinyal untuk berkontraksi semua sel akan terstimulasi.
Jaringan syaraf adalah jaringan yang tersusun oleh neuron, merupakan sel-
sel terspesialisasi untuk menghantar implus/rangsangan pada syaraf dan tersusun
sel-sel penyokong yang membantu propagasi implus saraf dan menyediakan
nutrient/zat-zat makanan untuk neuron (Junitha, 2013: 13)
Adapun tumbuhan, seperti kebanyakan hewan , tersusun atas sel, jaringan,
dan organ-organ yang menyusunnya.. Sel adalah unit dasar kehidupan.
Sekelompok sel yang terdiri dari satu atau lebih tipe sel yang bersama-sama
melakukan fungsi khusus disebut jaringan (Campbell, 2016: 757)
Jaringan tubuh tumbuhan dapat dibedakan atas jaringan muda (meristem)
dan jaringan dewasa yang terdiri dari jaringan pelindung (epidermis), jaringan
parenkim, jaringan pengangkut, dan jaringan gabus. Berbagai jaringan tersebut
menyusun berbagai organ tubuh tumbuhan (Tim Dosen, 2018: 13).
Jaringan meristem adalah jaringan yang selnya tetap bersifat embironal,
yaitu mengadakan pembelahan secara terus menerus (Mulyani, 2006: 84)
Menurut Mulyani (2006: 85) Jaringan meristem dibedakan menjadi 3,
yaitu sebagai berikut.
1. Meristem pucuk, yang terdapat pada pucuk akar dan batang.
2. Meristem interkalar, yang terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya pada
buku Graminiae.
3. Meristem lateral, yang letaknya sejajar dengan permukaan organ , misalnya
kambium dan felogen.
Adapun jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah tidak dapat
melakukan pembelahan. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan epidermis, jaringan
parenkim, jaringan pengangkut dan jaringan gabus.
Jaringan Epidermis adalah lapisan jaringan paling luar tumbuhan yang
terbentuk dari protoderm dan umumnya terdiri selapis, sebagian tumbuhan
mempunyai epidermis yang lapisan ganda.
Jaringan parenkim adalah suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup
dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan
segala kegiatan proses fisiologis.
Jaringan pembuluh tumbuhan terdiri dari xilem dan floem. Xilem dan
floem memiliki fungsi yang berbeda dan spesifik. Xilem berfungsi mengangkut
air dan mineral dari dalam tanah melalui akar, sedangkan floem berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh organ tumbuhan (Kurniawati, 2015: 148)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Selasa, 6 Oktoer 2018


Waktu : 14.10 – 16.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biologi Dasar Lt. III FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan

1. Alat
a. Mikroskop
b. Lap halus
2. Bahan
a. Preparat awetan batang jagung (Zea mays)
b. Preparat awetan otot kambing (Capra aegagrus hircus)
c. Preparat awetan labu (Cucurbita mochata)
d. Preparat awetan kulit mamalia (Mammalia)
e. Preparat awetan otot serat melintang kelinci (Oryctolagus curiculus)
f. Preparat awetan daun karet (Ficus elastica)
g. Preparat awetan otot polos kucing (Felis catus)
h. Preparat awetan darah manusia
i. Preparat awetan daun labu (Cucurbita mochata)

j. Preparat awetan jaringan tulang hialin (Hyeline)

C. Prosedur Kerja
1. Jaringan Pada Tumbuhan
Menyiapkan mikroskop Menyiapkan preparat

Mengamati preparat Memasang peparat


pada mikroskop

Dokumentasikan hasil Buatkan tabel pengamatan dan


pengamatan tentukan bagian-bagiannya

2. Jaringan Pada Hewan


Menyiapkan mikroskop Menyiapkan preparat

Mengamati preparat Memasang peparat


pada mikroskop

Dokumentasikan hasil Buatkan tabel pengamatan dan


pengamatan tentukan bagian-bagiannya
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Otot Serat Melintang Kelinci (Oryctolagus cuniculus)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Unit kontraksi
otot
2. Serat otot
3. Inti(nucleus)

Pembesaran 15 x 10

2. Daun Karet (Ficus elastica c.s)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Stomata
2. Sel Penjaga

Pembesaran 15 x 10
3. Penampang Batang Labu (Cucurbita moschata)

Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan


1. Epide
rmis
2. Xyle
m
3. Floe
m

Pembesaran 15 x 10

4. Otot polos kucing (Felis catus)

Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan


1. Serat otot
2. Inti Sel
3. Dinding sel

Pembesaran 10 x 10

5. Otot jantung kambing (Capra aegagrus hircus)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Serat inti
2. Inti Sel

Pembesaran 10 x 10

6. Sayatan Melintang Daun Jagung (Zea mays)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Epidermis
2. Xylem
3. Floem
4.

Pembesaran 10 x 10

7. Batang Jagung (Zea mays)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Epidermis
2. Xylem
3. Floem

Pembesaran 10 x 10

8. Kulit Mamalia (Mammalia)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Pembuluh darah
2. Epitel

Pembesaran 10 x 10

9. Jaringan Darah Manusia (Homo sapiens)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Eritrosit
Pembesaran 10 x 10

10. Jaringan Tulang Rawan Hialin (Hyaline)


Gambar Hasil Pengamatan dengan Mikroskop Keterangan
1. Sel mati
2. Matriks
3. Fiber

Pembesaran 10 x 10

B. Pembahasan
1. Jaringan Hewan
Berdasarkan praktikum pengamatan mikroskopis yang telah dilakukan,
diperoleh informasi bahwa struktur tubuh hewan disusun oleh beberapa sel
yang disebut jaringan.Terdapat bermacam-macam jaringan pada hewan yakni .
jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
Pengamatan yang kami lakukan pada jaringan hewan yaitu jaringan
otot menggunakan preparat otot jantung, otot polos dan otot lurik. Jaringan
otot merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel otot yang fungsinya
menggerakkan organ-organ tubuh. Kemampuan tersebut disebabkan karena
jaringan otot mampu berkontraksi. Kontraksi otot dapat berlangsung karena
molekulmolekul protein yang membangun sel otot dapat memanjang dan
memendek.
Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan diperoleh informasi
bahwa pada otot jantung terdapat membrane sel, inti sel, sekat dan Discos
Intercalaris. Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini
tersusun atas serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan
satu dengan lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti
yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot jantung bekerja di luar kehendak
(otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan selnya dilengkapi
serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung secara
otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot
jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung
menyebabkan jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan
darah ke seluruh tubuh. Ciri khas otot jantung adalah mempunyai diskus
interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang tampak gelap jika dilihat dengan
mikroskop.
Pengamatan otot polos yang kami lakukan menggunakan perbesaran
4x10 menghasilkan informasi bahwa pada otot polos juga terdapat membrane
sel dan inti sel. Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak
memantulkan cahaya berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak
polos dan homogen. Otot polos mempunyai bentuk sel seperti gelendong,
bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing. Dalam setiap sel otot polos
terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya pipih.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak
sadar) sehingga disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut
saraf dari sistem saraf otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama,
tetapi tidak mudah lelah. Otot polos terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam
sehingga disebut juga otot visera. Misalnya pada pembuluh darah, pembuluh
limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran pernapasan. Otot polos
berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan zat sepanjang
saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter
pembuluh darah dan gerakan pupil mata.
Adapun hasil pengamatan kami pada jaringan otot lurik memberikan
informasi bahwa pada otot lurik juga terdapat inti sel dan membrane sel serta
terdapat sekat. Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan
cahaya berselang-seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau
serabut otot lurik berbentuk silindris atau serabut panjang. Setiap sel
mempunyai banyak inti dan terletak di bagian tepi sarkoplasma. Otot lurik
bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot volunter dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik
cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka
karena biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep.
Selain itu juga terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik
berfungsi sebagai alat gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan
kuat sehingga dapat menggerakkan tulang dan tubuh.

2. Jaringan Tumbuhan
Berdasarkan praktikum pengamatan mikroskopis yang telah dilakukan,
diperoleh informasi bahwa struktur tubuh hewan disusun oleh beberapa sel
yang disebut jaringan.Terdapat bermacam-macam jaringan pada tumbuhan
yakni jaringan muda(meristem) dan jaringan dewasa yang terdiri atas jaringan
dasar(parenkim), jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan gabus,
jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan floem, jaringan penguat terdiri
dari kolenkim dan sklerenkim serta idioblas.
Hasil pengamatan batang dikotil yang kami lakukan memberikan
informasi bahwa pada penampang batang dikotil yang kami amati terdapat
jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Xylem bertugas mengangkut air
dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh
tumbuhan. Xilem ada 2 macam, yaitu trakea dan trakeid. Trakeid adalah sel-
sel tumbuhan yang dindingnya mengalami lignifikasi (penebalan oleh senyawa
lignin) dan sel-selnya akan mati setelah dewasa. Sedangkan floem bertugas
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Floem dicirikan dengan adanya komponen pembuluh tapis dan sel pengiring.
Komponen pembuluh tapis merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya
bersatu membentuk suatu pembuluh.
Selain itu pada batang dikotil yang kami amati juga terdapat Empulur
dan Kambium. Empulur disini bertugas untuk menyimpan cadangan makanan
bagi tumbuhan sedangkan kambium bertugas untuk pertumbuhan sekunder
dan pembentukan akar ke samping.
Pengamatan yang kami lakukan terhadap batang monokotil dalam hal
ini batang Zea mays (jagung) memberikan informasi bahwa pada batang
monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral
tertutup, artinya di antara xylem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak
adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang monokotil tidak dapat
tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder. Hal inilah yang menyebabkan umumnya batang tumbuhan
Monokotil umumnya mempunyai ukuran yang relatif sama dari pangkal
sampai ke ujung batang.Berbeda dengan batang dikotil yang pada umumnya
mempunyai batang yang bagian bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin
mengecil serta dapat mempunyai percabangan atau tidak karena adanya
aktifitas cambium.
Hasil pengamatan daun dikotil yang kami lakukan memberikan
informasi bahwa pada penampang daun dikotil yang kami amati terdapat
Jaringan Epidermis serta jaringan tiang. Jaringan Epidermis terletak
dipermukaan atas dan bawah daun. Berfungsi untuk melindungi bagian dalam
sel daun dari kekeringan serta menjaga bentuk daun agar tetap. Jaringan
Epidermis ini terdiri atas selapis sel kecuali pada tanaman Ficus elastica (Karet
Kebo) yang kami amati.

Pada daun dikotil juga terdapat mesofil (jaringan dasar) Pada


kebanyakan daun Dicotyledoneae, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim
palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel
palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun
rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih
sedikit kloroplas, dan tersusun renggang.
Adapun hasil pengamatan kami terhadap daun monokotil memberikan
informasi tentang adanya jaringan pengangkut berupa xylem dan floem yang
menyusun daun monokotil tersebut. Jaringan pembuluh daun ( xilem dan
floem) merupakan lanjutan dari jaringan batang dan tangkai daun. Jaringan
pembuluh terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun yang berfungsi
sebagai alat transport dan sebagai penguat pada daun. Secara anatomi
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun
menyirip dan menjari. Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan
susunan tulang daun sejajar atau melengkung.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Jaringan Hewan
Berdasarkan praktikum pengamatan mikroskopis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa jaringan yang menyusun organ-organ
pada hewan terdapat jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan
saraf.
2. Jaringan Tumbuhan
Berdasarkan praktikum pengamatan mikroskopis yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa jaringan yang menyusun organ-organ pada
tumbuhan terbagi atas jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa yang
terdiri atas jaringan dasar (parenkim), jaringan pelindung terdiri dari jaringan
epidermis dan gabus, jaringan pengangkut terdiri dari xylem dan floem,
jaringan penguat terdiri dari kolenkim dan sklerenkim serta idioblas.

B. Saran

1. Laboran diharapkan memerhatikan kuaitas alat dan bahan yang disediakan


agar pengamatan dapat berlangsung lancar.
2. Asisten diharapkan dapat memberikan arahan dan batasan yang jelas
dalam setiap kegiatan praktikum demi meminimalisir kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh praktikan selama praktikum berlangsung.
3. Pratikan sebaiknya dalam penggunaan mikroskop diperhatikan dengan
baik agar tidak terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., Mitchell, L.G. 2016. Biology 11th Edition. New
York: Pearson.
Junitha, Ketut., Made Pharmawati., Putu Adriani Astiti., Nyoman Wirasiti., Made
Suaskarsa., Ni Made Suartini. 2013. Petunjuk Praktikum Biologi
Umum. Bali : Prodi Biologi FMIPA UNUD.
Kurniawati, Feby., Siti Zaenab., Sri Wahyuni. 2015. Analisis Perbandingan
Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea Pada Preparat Maserasi Berbagai
Genus Piper Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi Indonesia. Vol. I. No. II
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Tim Dosen UNM . 2018. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar :Jurusan
Biologi FMIPA UNM.

LAMPIRAN
JAWABAN PERTANYAAN
1. Bagaimana bentuk sel otot polos, dimana letaknya, berapa banyak inti dalam
setiap sel?
Jawab: Bentuknya seperti gelendong yang masing-masing ujungnya runcing
dan berinti satu yang terletak di tengah. Otot polos terdapat pada dinding
usus, pembuluh darah, saluran kemih, dan saluran ekskresi.
2. Kumpulan serabut sel otot lurik disebut apa, berapa banyak inti pada setiap
serabut?
Jawab: Kumpulan serabut otot lurik disebut vasikulis, dan setiap serabut
pada otot lurik terdiri atas banyak inti yang terdapat di tepi sel.
3. Apa perbedaan mendasar antara sel otot polos, otot lurik, dan otot jantung
yang anda temukan?
Jawab: Perbedaan antara otot polos, otot lurik, dan otot jantung yaitu sebagai
berikut.
a. Otot polos berbentuk gelondong dengan inti satu yang terletak di tengah.
Otot lurik berbentuk panjang dengan inti banyak yang terletak di tepi sel.
Otot jantung berbentuk panjang (seperti otot lurik) dengan jumlah inti
banyak yang terletak di tengah-tengah sel.
b. Otot polos terdapat pada dinding usus, pembuluh darah, saluran kemih,
dan saluran ekskresi. Otot lurik terdapat pada rangka, dan otot jantung
terdapat pada dinding jantung.
4. Apa yang disebut lamella, lakuna, kanalikuli ?
Jawab:
a. Lamella :Lapisan tulang yang tersusun secara kontras.
b. Lakuna : Rongga kecil yang terdapat di antara lamella havers
c. Kaalikuli : Saluran havers dan matrik mirip tempat saluran sitoplasma
osteosit

5. Apa fungsi dari saluran Havers?


Jawab: Fungsi saluran havers sebagai saluran untuk membentuk jaringan
darah. Oleh karena itu jaringan ini juga berfungsi dalam pemelihara
kehidupan karena berisi pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai