A. Hasil Analisis
Penetapan Kadar Siklamat Sampel Saus Cabai
Rumus :
= 0,826%
B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penetapan identifikasi siklamat dengan
menggunakan metode gravimetri. Metode gravimetri merupakan suatu metode
pemisahan yang memiliki akurasi yang sangat tinggi, yang merupakan analisis
kualitatif. Dalam identifikasi siklamat ini kami menggunakan sampel saus cabai.
Adapun prinsip dari identifikasi siklamat dalam sampel yaitu dengan cara
pengendapan. Pengendapan dilakukan dengan cara menambahkan BaCl2
kemudian ditambah NaNO2 dalam suasana asam sehingga akan terbentuk endapan
putih.
Langkah pertama dalam identifikasi ini adalah dengan menimbang bobot
cawan porselin kosong yang akan digunakan dalam identifikasi kali ini. Adapun
hasil bobot yang didapat berturut-turut adalah 37,1101 gram, 33,7066 gram,
33,0982 gram, 37,3430 gram, dan 37,2195 gram. Setelah itu, maka sampel saus
ditimbang sebanyak 20 gram dalam gelas kimia 100 mL. Adapun bobot contoh
yang didapatkan adalah 20,2507 gram, 20,2058 gram, 20,1484 gram, 20, 2599
gram dan 20,3751 gram.
Langkah selanjutnya setelah bobot cawan dan sampel ditimbang adalah
dengan menambahkan arang aktif pada contoh uji dan diaduk. Fungsi penggunaan
arang aktif adalah untuk menjernihan sampel sehingga identifikasi berlangsung
bisa lebih mudah mengamati reaksi-reaksi yang terjadi pada sampel. Kemudian
ditambahkan larutan HCl 10% pada sampel. Fungsi penambahan larutan HCl ini
adalah untuk mengasamkan larutan. Larutan dibuat dalam keadaan asam agar
reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah bereaksi. Kemudian ditambahkan lagi
larutan BaCl2 10% dan didiamkan selama 30 menit. Penambahan BaCl2 berfungsi
untuk mengendapkan pengotor – pengotor yang ada dalam larutan dan pendiaman
selama 30 menit agar BaCl2 melakukan fungsinya secara optimal. Setelah
mencapai 30 menit dilakukan penyaringan yang berfungsi untuk memisahkan
filtratnya. Lalu ditambahkan larutan NaNO2 yang fungsinya yaitu untuk
memutuskan ikatan amina apada alfatis primer. Selanjutnya dilakukan pemanasan
diatas penangas yang berfungsi untuk pengikatan HCl dan NaNO2 terhadap
siklamat sehingga akan terbentuk endapan putih. Pada tahap ini telah ditentukan
uji kualitatifnya pada sampel .
Untuk uji kuantitatif dilanjutkan dengan penyaringan lagi untuk
memisahkan endapan-endapan yang terbentuk. Kemudian kertas saring yang
digunakan ditempatkan dalam cawan porselin yang telah ditimbang bobotnya.
Selanjutnya, dipanaskan di atas penangas hingga menjadi arang dan tidak
menimbulkan asap lagi. Kemudian setelah pemanasan tersebut, maka dilakukan
pemanasan selanjutnya yang dilakukan di dalam tanur dengan suhu 400 oC selama
30 menit. Setelah dilakukan pemanasan, maka didinginkan di dalam eksikator
untuk menghilangkan kadar air dari suatu bahan (zat). Selanjutnya, bobot cawan
kembali ditimbang dan adapun hasil yang didapatkan berturut-turut adalah
37,2446 gram, 33,8896 gram, 33,2493 gram, 37,5212 gram dan 37,4009. Adapun
hasil reratanya adalah 35,86112 gram. Langkah terakhir dilakukan analisis data
dan setelah dilakukan analisis data maka didapatkan kadar siklamat dalam sampel
saus cabai berturut-turut adalah 0,708%, 0,905%, 0,749%, 0,879% dan 0,890%
serta rerata sebesar 0,826%.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi siklamat yang dilakukan maka sampel saus yang
diuji, positif terdapat adanya siklamat dengan adanya endapan putih pada sampel.
Selain itu, dengan mengggunakan metode gravimetri pada sampel saus maka
didapatkan kadar siklamat sebanyak 0,826%
DAFTAR PUSTAKA
Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan
Pangan. Jakarta: Bumi Aksara