Anda di halaman 1dari 14

Dosen pengampu : Ns Yumi Dian Lestari, M.

Kep
Nama : Abdul Basri Kuloh
NIM : 030420259
Mata Kuliah : Keperawatan Dasar

A. CMPK
Mampu melakukan prosedur tindakan keperawatan untuk mengatasi asuhan keperawatan pada
kebutuhan dasar manusia sesuai metode yang dipilih dengan mengalasisa data dalam rangka
untuk menunjukan kinerja yang bermutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan kewenagan
klinis (KK2, KU1, KU2)

B. SUB CMPK
Mampu mendemonstrasikan prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan oksigen sesuai
SPO (A3, P3)

C. WAKTU
Tatap Muka Praktikum : 3 x 100 menit
Belajar Mandiri : 3 x 70 menit

D. PROSEDUR KEPERAWATAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI


1) Posisi yang baik
Posisi semifowler atau high fowler adalah posisi yang paling direkomendasi pada pasien
yang mengalami gangguan pernafasan. Posisi ini memungkinkan pengembangan paru
maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma.
2) Latih nafas dalam dan batuk efektif
Latihan ini dapat mengurangi risiko penumpukan sekret dalam saluran pernafasan dan
juga dapat meningkatkan ekspansi paru-paru.
3) Suctioning
Pengisapan lendir adalah metode untuk melepaskan sekret yang berlebihan pada jalan
napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau
trkheostomi tube. Penumpukan sekret dapat mengganggu proses ventilasi sehingga
kebutuhan oskigen dalam tubuh tidak adekuat.
4) Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.
5) Postural Drianage
Ini teknik pengaturan posisi tertenu untuk menalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu
dari lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Sebagai contoh posisi miring (trendelenderg)
untuk menalirkan labus bawah lateral harus dilakukan dengan klien berbaring miring
datar atau posisi miring semi foelwe bila ia bernapas sangat pendek (dispnea).
6) Terapi oksigen
Memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan
alat bantu oksigen yakni kanul atau masker untuk mencegah hipoksia.
7) Kolaborai pemberian obat bronchodilator
Pemberian obat bronkodilator bertujuan untuk melebarkan jalan napas sehingga oedema
mukos bronkus dan spasme otot dapat dicegah serta mengurangi obstruksi dan dapat
meningkatkan pertukaran udara.

E. PROSEDUR MEMPOSISIKAN PASIEN FOWLER DAN SEMIFOWLER


1) Pasien di dudukkan, sandaran punggung atau kursi di letakkan di bawah atau diatas kasur di
bagian kepala, di atur sampai setengah duduk dan di rapikan. Bantaldi susun menurut
kebutuhan. Pasien di baringkan kembali dan pada ujung kakinyadi pasang penahan.
2) Pada tempat tidur khusus (functional bed) pasien dan tempat tidurnya langsung diatur
setengah duduk, di bawah lutut di tinggikan sesuai kebutuhan. Kedua lengandi topang dengan
bantal.
3) Pasien di rapikan.

F. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
 Bantal biasa 4 buah
 Tempat tidur
 Sarung tangan

2. Petunjuk penggunaan alat dan bahan praktikum


 Alat dan Bahan
• Bantal biasa 4 buah
• Tempat tidur
• Sarung tangan

 Bantal digunakan untuk mengganjal punggung agar posisi pasien 450


 Tempat tidur digunakan untuk membaringkan pasien
 Sarung tangan bersih digunakan sebagai Alat pelindung Diri dan digunakan saat
sebelum Tindakan dimulai

3. Mekanisme pencegahan infeksi / K3 Laboratorium


Sebelum mahasiswa memulai praktikum mahasiswa wajib mempersiapkan kebutuhan K3 lab
seperti cuci tangan 6 langkah dengan baik dan benar sebelum dan sesudah tindakan prosedur
posisi fowler dan semifowler pada pasien dan menggunakan Alat Pelindung Diri dalam
melakukan tindakan posisi fowler dan semifowler

G. MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


A. Definisi Posisi Fowler dan Semifowler
Suatu kegiatan untuk memposisikan pasien setengah duduk atau kepala dinaikkan

B. TUJUAN
1. Mengurangi sesak napas
2. Memberikan rasa nyaman
3. Membantu memperlancar keluarnya cairan
4. Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan
C. INDIKASI
Untuk pasien yang merasakan sesak nafas

D. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


1. Bantal biasa 4 buah
2. Tempat tidur
3. Sarung tangan

E. PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN
1. Perkenalkan diri perawat
2. Jelaskan kepada klien bahwa klien akan dilakukan tindakan
3. Pastikan klien dalam posisi nyaman dan duduk lebih baik

F. CARA KERJA
1. Memperkenalkan diri
2. Beritahu dan jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Dekatkan alat ke klien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Letakkan bantal dipunggung pasien
6. Tanyakan kepada pasien keadaan setelah melakukan tindakan ini
7. Dokumentasikan tindakan
8. Lepas sarung tangan dan cuci tangan

G. PRAKTIKUM

N Langkah-langkah tindakan
O fowler semifowler

1 Memperkenalkan diri

2 Beritahu dan jelaskan kepada klien


tentang prosedur yang akan
dilakukan
3 Dekatkan alat ke klien

4 Cuci tangan dan gunakan sarung


tangan

5 Letakkan bantal dipunggung


pasien

6 Tanyakan kepada pasien keadaan


setelah melakukan tindakan ini
7 Dokumentasikan tindakan
8 Lepas sarung tangan dan cuci
tangan

5. RINGKASAN MATERI
Pemberian posisi semi fowler pada pasien asma telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu
mengurangi sesak napas. Posisi semi fowler dengan derajat kemiringan 45°, yaitu dengan menggunakan
gaya gravitasi untuk membantu pengembangan paru dan mengurangi tekanan dari abdomen pada
diafragma.

6. EVALUASI

 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan secara individu


 Setiap langkah dilakukan secara berurutan/ sistematis dan hati – hati
 Penempatan alat yang digunakan di simpan berurutan dan telah di periksa fungsinya
 Memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap hangat, aman dan nyaman
 Memperhatikan prinsip – prinsip PI dan K3 dalam bekerja
 Mahasiswa melakukan langkah – langkah yang akan dinilai oleh dosen dengan menggunakan
lembar checklist / daftar tilik

7. PETUNJUK EVALUASI

DAFTAR TILIK
POSISI FOWLER DAN SEMIFOWLER

Penilaian :
0 : Perlu perbaikan (langkah tidak dikerjakan/ dihilangkan atau langkah salah)
1 : Mampu (langklah dikerjakan tetapi kurang tepat)
2 : Mahir (langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu sesuai prosedur.

Nilai
NO Kegiatan 0 1 2
1 Memperkenalkan diri kepada
pasien menggunakan terapeutik

2 Beritahu dan jelaskan kepada


klien tentang prosedur yang akan
dilakukan
3 Dekatkan alat ke klien
• Bantal biasa 4 buah
• Tempat tidur
• Sarung tangan

4 Mencuci tangan menggunakan


sabun dan memakai sarung
tangan bersih

5 Meletakkan bantal dipunggung


pasien

6 Menanyakan kepada pasien


keadaan setelah melakukan
tindakan

7 Mendokumentasikan tindakan

8 Lepas sarung tangan dan cuci


tangan

Nilai = total yang didapat X 100%


(Jumlah aspek yang dinilai X2)
………………………..20………
Penguji

(…………………………………..)
A. CMPK
Mampu melakukan prosedur tindakan keperawatan untuk mengatasi asuhan keperawatan pada kebutuhan
dasar manusia sesuai metode yang dipilih dengan mengalasisa data dalam rangka untuk menunjukan
kinerja yang bermutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan kewenagan klinis (KK2, KU1, KU2)

B. SUB CMPK
Mampu mendemonstrasikan prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan oksigen sesuai SPO (A3,
P3)

C. WAKTU
Tatap Muka Praktikum : 3 x 100 menit
Belajar Mandiri : 3 x 70 menit

D. PROSEDUR KEPERAWATAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI


1) Posisi yang baik
Posisi semifowler atau high fowler adalah posisi yang paling direkomendasi pada pasien yang
mengalami gangguan pernafasan. Posisi ini memungkinkan pengembangan paru maksimal karena
isi abdomen tidak menekan diafragma.
2) Latih nafas dalam dan batuk efektif
Latihan ini dapat mengurangi risiko penumpukan sekret dalam saluran pernafasan dan juga dapat
meningkatkan ekspansi paru-paru.
3) Suctioning
Pengisapan lendir adalah metode untuk melepaskan sekret yang berlebihan pada jalan napas,
suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trkheostomi tube.
Penumpukan sekret dapat mengganggu proses ventilasi sehingga kebutuhan oskigen dalam tubuh
tidak adekuat.
4) Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.
5) Postural Drianage
Ini teknik pengaturan posisi tertenu untuk menalirkan sekresi pulmonar pada area tertentu dari
lobus paru dengan pengaruh gravitasi. Sebagai contoh posisi miring (trendelenderg) untuk
menalirkan labus bawah lateral harus dilakukan dengan klien berbaring miring datar atau posisi
miring semi foelwe bila ia bernapas sangat pendek (dispnea).
6) Terapi oksigen
Memberikan oksigen ke dalam paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen yakni kanul atau masker untuk mencegah hipoksia.
7) Kolaborai pemberian obat bronchodilator
Pemberian obat bronkodilator bertujuan untuk melebarkan jalan napas sehingga oedema mukos
bronkus dan spasme otot dapat dicegah serta mengurangi obstruksi dan dapat meningkatkan
pertukaran udara.

E. PROSEDUR MEMBERIKAN OKSIGEN NASAL KANUL


1. Pastikan sumber oksigen telah tersedia dan terpasang dengan regulator, flowmeter, dan
humidifier
2. Identifikasi pasien dengan benar
3. Cuci tangan
4. Jelaskan ulang prosedur pada pasien
5. Posisikan pasien untuk duduk atau setengah duduk bila memungkinkan
6. Hubungkan selang kanul ke sumber oksigen
7. Nyalakan aliran oksigen sesuai dosis yang dibutuhkan pasien, pastikan ada aliran oksigen yang
keluar melalui ujung kanul
8. Posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah, kemudian insersi prong ke dalam
rongga hidung
9. Posisikan kedua sisi selang di atas dan belakang telinga
10. Fiksasi kanul pada bagian bawah dagu pasien
11. Lakukan pemantauan respon klinis pasien dan kontinuitas aliran oksigen secara rutin.
F. PETUNJUK PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
 Selang nasal kanul
 Tabung oksigen
 Aqua bidest
 Plester

2. Petunjuk penggunaan alat dan bahan praktikum


 Alat dan Bahan
 Selang nasal kanul
 Tabung oksigen
 Aqua bidest
 Plester

 Selang nasal kanul digunakan untuk menyalurkan oksigen dari tabung ke pasien

 Tabung oksigen digunakan sebagai penyimpan oksigen

 Aqua bidest digunakan untuk mengisi regurator oksigen


 Plester digunakan untuk mengencangkan selang nasal kanul pada anak
3. Mekanisme pencegahan infeksi / K3 Laboratorium
Sebelum mahasiswa memulai praktikum mahasiswa wajib mempersiapkan kebutuhan K3 lab
seperti cuci tangan 6 langkah dengan baik dan benar sebelum dan sesudah tindakan prosedur
memberikan oksigen nasal kanul pada pasien dan menggunakan Alat Pelindung Diri dalam
melakukan tindakan oksigen nasal kanul.

G. MATERI PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


a. Definisi Oksigen Nasal Kanul
salah satu model terapi oksigen dengan meletakkan selang dengan dua cabang pada masing-
masing lubang hidung sebagai alat bantu pernapasan.

b. TUJUAN
untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan pasokan oksigen di dalam tubuh
c. INDIKASI
Untuk pasien mengalami hipoksia
d. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
 Selang nasal kanul
 Tabung oksigen
 Aqua bidest
 Plester

e. PERSIAPAN PASIEN/LINGKUNGAN
1. Perkenalkan diri perawat
2. Jelaskan kepada klien bahwa klien akan dilakukan pemasangan oksigen nasal kanul
3. Pastikan klien dalam posisi nyaman

f. CARA KERJA
1. Memperkenalkan diri
2. Beritahu dan jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Dekatkan alat ke klien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Isi regulator oksigen menggunakan air aqua bidest
6. Sambungkan selang nasal kanul ke tabung oksigen
7. Atur berapa liter oksigen yang akan diberikan ke pasien
8. Pasangkan selang nasal kanul ke hidung pasien
9. Gunakan plester jika pasiennya anak-anak
10. Dokumentasikan tindakan
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
g. PRAKTIKUM

NO Langkah Langkah Nasal kanul


pemasangan

1 Memperkenalkan diri

Beritahu dan jelaskan kepada


2 klien tentang prosedur yang
akan dilakukan

3 Dekatkan alat ke klien

4 Cuci tangan dan gunakan


sarung tangan
5 Isi regulator oksigen
menggunakan air aqua bidest

6 Sambungkan selang nasal kanul


ke tabung oksigen

7 Atur berapa liter oksigen yang


akan diberikan ke pasien
8 Pasangkan selang nasal kanul
ke hidung pasien

9 Gunakan plester jika pasiennya


anak-anak

10 Dokumentasikan tindakan

11 Lepas sarung tangan dan cuci


tangan
5. RINGKASAN MATERI
Pemberian oksigen nasal kanul untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan pasokan oksigen di dalam
tubuh terutama pasien yang mengalami hipoksia

6. EVALUASI

 Mahasiswa mampu mendemonstrasikan secara individu


 Setiap langkah dilakukan secara berurutan/ sistematis dan hati – hati
 Penempatan alat yang digunakan di simpan berurutan dan telah di periksa fungsinya
 Memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap hangat, aman dan nyaman
 Memperhatikan prinsip – prinsip PI dan K3 dalam bekerja
 Mahasiswa melakukan langkah – langkah yang akan dinilai oleh dosen dengan menggunakan
lembar checklist / daftar tilik

7. PETUNJUK EVALUASI

DAFTAR TILIK
PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL
Penilaian :
0 : Perlu perbaikan (langkah tidak dikerjakan/ dihilangkan atau langkah salah)
1 : Mampu (langklah dikerjakan tetapi kurang tepat)
2 : Mahir (langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu-ragu sesuai prosedur.

Nilai
NO Kegiatan
0 1 2
1 Memperkenalkan diri kepada pasien menggunakan terapeutik

2 Beritahu dan jelaskan kepada klien tentang prosedur yang akan dilakukan
3 Dekatkan alat ke klien

4 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

5 Isi regulator oksigen menggunakan air aqua bidest

6 Sambungkan selang nasal kanul ke tabung oksigen


7 Atur berapa liter oksigen yang akan diberikan ke pasien

8 Pasangkan selang nasal kanul ke hidung pasien

9 Gunakan plester jika pasiennya anak-anak

10 Dokumentasikan tindakan

11 Lepas sarung tangan dan cuci tangan

Nilai = total yang didapat X 100%


(Jumlah aspek yang dinilai X2)
………………………..20………
Penguji

(…………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai