Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PANCASILA

“Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia”

Disusun Oleh : Kelompok 3

Anggota :

1. Bunga Permata Humaira (2110532050)


2. Clara Chintya (2110533018)
3. Gagah Ari Sandy (2110621006)
4. Ghina Fitri Hidayah (2111523015)

Dosen Pembimbing : Dr. Dahlil Marjon, SH., MH.

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Allah SWT, kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia”. Karena tanpa
Rahmat dan Ridhonya kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Dahlil Marjon,
SH., MH. Selaku dosen pengampu pancasila yang membimbing kami dalam
pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman- teman kami yang setia membantu dalam hal pengumpulan data - data
dalam pembuatan makalah ini.

Mungkin dalam pengerjaan makalah ini terdapat kesalahan yang belum


kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman- teman
maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Padang, 6 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..….i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………..3

2.1 Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia………………….…………….3


2.1.1 Arti pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia………..……..…4
2.1.2 Makna dari jati diri bangsa Indonesia …………………………….…5
2.1.3 Implementasi nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat ....6
2.1.4 Hubungan pancasila dan jati diri bangsa Indonesia……………...8
2.1.5 Cara merivitalisasikan atau menumbuhkan kembali nilai- nilai
pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia …………..…..……..10
2.1.6 Fungsi pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia………..………13

BAB III PENUTUP………………………………………………..……………….16

3.1 Kesimpulan……………………………………………………..…………………………….16

3.2 Saran……………………………………………………………..…………………………….16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan dasar filsafat Negara Republik Indonesia


yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, serta diundangkan
dalam berita republik Indonesia tahun II Nomor 7 Bersama - sama
dengan batang tubuh UUD 1945. Bedasarkan pernyataan tersebut,
maka pancasila memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan
kita, bukan hanya sekedar dasar negara saja.
Tentunya proses pembuatan pancasila tidak mudah, banyak
pertimbangan- pertimbangan yang hendak disusun agar menjadi
pedoman yang lengkap. Pancasila sendiri merupakan pondasi sebuah
Negara Indonesia yaitu sebagai pedoman, siapapun yang
menandinginya maka berhadapan langsung dengan komponen-
komponen kekuatan bangsa dan Negara Indonesia. Karena, bangsa
kita sendiri memiliki banyak suku, agama, ras. Hal inilah yang
membuat kita harus memiliki semangat kebhinnekaan yang memiliki
rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi.
Sebuah ideologi sesungguhnya merupakan pandangan hidup
sebuah bangsa yang bisa menciptakan sistem kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Pandangan hidup atau ideologi yang
dapat mendorong lahir dan berkembang dan membudayanya nilai-
nilai instrumental yang menggerakkan bangsanya menjadi masyarakat
maju adalah sebuah ideologi yang memenuhi syarat sebagai berikut:
Pertama, ideologi tersebut secara sadar diakui kebenarannya oleh
masyarakatnya, bukan sesuatu yang dipaksakan kepadanya. Idelogi
semacam itu biasanya mengandung nilai-nilai dasar yang digali
langsung dari kekayaan budaya, pengalaman sejarah dan intelektual
bangsa tersebut dan tercipta melalui proses musyawarah-mufakat
para pendiri. Nilai-nilai dasar itu bukan saja diakui kebenarannya,
tetapi sekaligus diyakini sebagai miliknya yang paling hakiki sebagai

1
pegangan, landasan dan tujuan kehidupan bersama mereka. 24
Kedua, ideologi tersebut membuka dirinya untuk dikembangkan
secara terus menerus dari generasi ke generasi sehingga
menjadikannya hidup dan dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan
beku. Oleh karena tiap generasi merasa berhak untuk
mengembangkannya, tentu tanpa mengingkari jatidiri atau nilai-nilai
dasarnya sesuai dengan tuntutan dinamika kehidupannya yang makin
maju, maka ideologi bukan saja tidak akan kehilangan relevansinya,
tetapi juga akan makin mapan dan makin diyakini kebenarannya. Sifat
terbuka seperti itu hanya mungkin dimiliki oleh ideologi demokrasi.
Sifat terbukanya itu sekaligus berfungsi sebagai dinamika internal
yang menggerakkan masyarakatnya untuk mengembangkan ideologi
demokrasi yang dimilikinya. Ketiga, ideplogi demokrasi tidak mungkin
dapat memelihara sifat terbuka yang menjadi dinamika internalnya itu
bilamana masyarakat, terutama mereka yang memegang kekuasaan,
tidak berhasil memiliki persepsi yang wajar dan sehat tentang itu.
Sifat terbuka dari ideologi demokrasi mengandung makna bahwa
tidak ada yang berhak memonopoli kebenaran tentang ideologi tu.
Semua orang berhak mengembangkan pemikiran tentangnya, sejauh
tidak main mutlak-mutlakan yang menganggap pemikirannya sajalah
yang paling benar (Alfian, 1992, h. 21). Berdasarkan ketiga paramater
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Pancasila telah memenuhi
persyaratan sebagai ideologi yang mampu merangsang lahir,
berkembang dan menjiwai nilai-nilai instrumen yang diperlukan
bangsa Indonesia untuk menjadi masyarakat modern, tidak lain tidak
bukan karena ia adalah hasil galian bangsa Indonesia sendiri, melalui
musyawarah-mufakat para pemimpin yang mewakili mereka.
Pancasila bukan suatu ideologi yang paksakan 25 apalagi diimpor dari
luar. Nilai-nilai dasarnya bersumber dari budaya, pengalaman sejarah
bangsa Indonesia sendiri. Selain itu ideologi Pancasila merupakan
ideologi demokrasi yang terbuka, dimana sifat tersebut sudah dimiliki
sejak kelahirannya yaitu melalui proses musyawarah yang hangat,
tegang, kreatif dan produktif. Dengan demikian Pancasila adalah jiwa
dari Undang-Undang Dasar 1945 karena nilai-nilai dasarnya yang lima
itu adalah nilai-nilai fundamental ideologi nasional.
Bedasarkan alasan serta kenyataan objektif tersebut maka
menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai warga Negara untuk
mengembangkan serta mengkaji tentang Pancasila Sebagai Jati Diri
Bangsa Indonesia . Adapun tujuan pembuatan makalah ini untuk
mengetahui apa itu arti pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia,
Agar mengetahui makna jati diri bangsa Indonesia, Untuk mengetahui
implementasi nilai pancasila dalam kehidupan masyarakat, Untuk
mengetahui cara melestarikan nilai- nilai pancasila sebagai jati diri di
era globalisasi, serta mengetahui mengapa pancasila dijadikan
sebagai jati diri bangsa.

2.2 Rumusan Masalah

2.2.1 Apa arti pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia ?


2.2.2 Apakah makna dari jati diri bangsa Indonesia ?
2.2.3 Bagaimana implementasi nilai pancasila dalam kehidupan
masyarakat ?
2.2.4 Bagaimanakah hubungan pancasila dan jati diri bangsa
Indonesia?
2.2.5 Bagaimana cara merivitalisasi atau menghidupkan kembali nilai-
nilai pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia pada saat
globalisasi sekarang ?
2.2.6 Bagaimana makna pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

2.1.1 Arti Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Pancasila adalah Jati diri Bangsa Indonesia. Sebagai Jati diri


bangsa, pancasila menghadirkan wajah Bangsa yang memiliki
semangat dan roh yang sama yang terwujud dalam sila pancasila.
Pancasila membawa dalam dirinya sendiri kebangsaan Indonesia yang
tidak hanya bernegara melainkan memiliki jiwa yang tak tergantikan
oleh apa pun.

Dalam pancasila kita menemukan kekayaan bangsa yang


menopang seluruh perjuangan bahkan perjalanan bangsa Indonesia.
Nilai bangsa yang terkandung dalam kelima sila pancasila mewakili jati
diri bangsa kita. Seluruh rakyat meyakini bahwa pancasila adalah jati
diri bangsa Indonesia. Karena kita mengingat kembali bahwa Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Artinya yaitu Pancasila
merupakan cerminan dari bangsa Indonesia itu sendiri. Jika kita tidak
memiliki jati diri maka semuanya tidak teratur, hal demikian juga
terjadi jika negara ini tidak mempunyai landasan yang kokoh.

1
Kaelan (2002:47) menyebut pancasila sebagai jati diri bangsa.
Hal ini dikarenakan jati diri bangsa itu berisikan nilai-nilai dasar yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak,
corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Penanaman dan penguatan
kesadaran nasional tentang hal- hal tersebut sangat penting karena
apabila kesadaran tersebut tidak segera kembali disosialisasikan,
diinternalisasikan, dan diperkuat implementasinya, maka masalah yang
lebih besar akan segera melanda bangsa ini, yaitu musnahnya suatu

1
Octavia, E., & Rube’i, A. (2019). IMPLEMENTASI SILA KE EMPAT BERLANDASKAN PANCASILA
PADA MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 6(1), 149-164.
bangsa (meminjam istilah dari Kenichi Ohmae, 1995 yaitu, the end of
2
nation – state).

2.1.2 Apakah Makna dari Jati diri bangsa Indonesia

Hakikat Pancasila adalah sesuatu yang terkandung di dalam nilai


nilai setiap sila pada Pancasila yang harus ada untuk menjadikan sebab
adanya sesuatu sehingga dijadikanya sebagai dasar negara. Jati diri
bangsa adalah identitas suatu bangsa yang menjadi pemicu semangat
kesinambungan hidup bangsa yang bersangkutan. Demikian pula
dengan istilah “jati diri bangsa Indonesia” adalah identitas bangsa
Indonesia yang menjadi pemberi semangat demi kelangsungan hidup
bangsa Indonesia. Jati diri bangsa Indonesia dapat diidentifikasikan
melalui citra budaya dan peradaban bangsa Indonesia yang telah ada
sebelum bangsa ini ada dan merdeka. Jati diri bangsa akan tampak
dalam karakter bangsa yang merupakan perwujudan dari nilai-nilai
luhur bangsa.

Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam


dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila, yang
merupakan pengejawantahan dari konsep religiositas, humanitas,
nasionalitas, sove-reinitas dan sosialitas. Membangun jati diri bangsa
Indonesia berarti membangun jati diri setiap manusia Indonesia, yang
tidak lain adalah membangun manusia pancasila. Jati diri akan
menampakkan wajahnya dalam bentuk sikap dan perilaku subyek,
individu atau entitas terhadap tantangan yang dihadapinya. Jati diri
bangsa merupakan hal perkara yang sangat esensial dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Kehilangan jati diri bangsa sama saja
dengan kehilangan segalanya, bahkan berakibat terleminasi dari
bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, bila kita tetap menghendaki
berdaulat dan dihargai sebagai negara oleh bangsa-bangsa dalam
2
https://www.kompasiana.com/irahmi/pancasila-sebagai-jati-diri-
bangsa_570ee93f937a61f80407493a
2. Nurwandi, Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Direktorat Jendral

Pembelajaran dan Kemahasiswaan.


peraturan internasional, perlu menjaga eksistensi dan kokohnya jati
diri bangsa. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa hanya bangsa
yang memiliki karakter yang kokoh dan tangguh mampu mengatasi
krisis yang dihadapi oleh negara dengan berhasil baik. Membangun jati
diri bangsa Indonesia berarti membangun jati diri setiap manusia
Indonesia, yang tiada lain adalah membangun karakter manusia
Indonesia. Sasaran utama dalam pembangunan jati diri bangsa dan
karakter adalah para pemuda yang hendak menjadi generasi penerus
kepemimpinan. Maka dari itu para pemuda harus memiliki sikap bela
negara serta rasa cinta tanah air yang tinggi.

2.1.3 Implementasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pancasila sebagai ideologi bangsa memuat lima poin utama, yaitu


ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima
poin tersebut hendaknya selalu ditanamkan dan diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia. (3)

Pengimplementasian nilai-nilai pancasila ini tentunya disesuaikan


dengan kondisi terkini Negara. Terlebih, pancasila hadie melalui proses
musyawarah dari berbagai golongan masyarakat yang mampu
menyesuaikan diri dengan berbagai zaman.

Berikut penerapan pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang


dikutip dari jurnal berjudul Urgensi Memahami dan
Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
3
Sebagai Sebuah Bangsa oleh Wendi Anugerah Oktavian.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan yang Maha Esa. Sila pertama mengandung nilai


keagamaan seseorang atau nilai religius, yang berfungsi untuk

3
Octavian, W. A. (2018). Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila
dalam Kehidupan Sehari-hari Sebagai Sebuah Bangsa. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, 5(2), 125.
4
menuntun manusia dalam menjalankan kehid upannya sesuai dengan
ajaran agama yang dianut. agama yang dianut dapat membantu dalam
pembentukan karakter bangsa, dimana Nilai Ketuhanan mengandung
arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap
adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini menyatakan
bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis.

 Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama.


 Menanamkan nilai=nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran dan
kemuliaan dalam diri.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kedua
mengandung nilai kemanusiaan. sesama manusia mempunyai
derajat yang sama dihadapan hukum. Makna persatuan
hakikatnya adalah satu, yang artinya bulat tidak terpecah.

 Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat


manusia sebagai makhluk Tuhan.
 Saling menghargai dan toleran terhadap sesame.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia


Persatuan Indonesia. Sila ketiga mengandung nilai
persatuan tiap individu. Persatuan Indonesia mengandung
makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan atau kesadaran
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kesadaran bersatu itu tercipta
dengan baik jika sungguh-sungguh menghayati semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

3. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/29/143000769/kenapa-pancasila-sebagai-dasar-negara-
dan- pandangan-hidup-bangsa-perlu?page=all
 Memberikan perlindungan kepada semua orang yang
berstatus warga Negara Indonesia.
 Perlakuan yang sama pada seluruh warga dimana pun
berada tanpa memandang latar belakang suku, ras,
budaya, maupun agama.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan

Sila keempat Pancasila mengandung nilai Kerakyatan di dalamnya.

 Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap


pengambilan keputusan bersama.
 Tidak memaksakan kehendak kepada sesame ketika
berbeda pendapat saat musyawarah.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat


Indonesia

Sila kelima mengandung nilai Keadilan manusia.

 Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga.


 Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di
lingkungan sekitar.

2.1.4 Hubungan Pancasila dan Jati Diri Bangsa Indonesia

Jati diri bangsa adalah sesuatu yang membuat kita lekas


mengenali kebangsaan seseorang dari tutur kata, perilaku dan
pandangannya. Jati diri, singkatnya, adalah semacam moralitas
publik yang menjadi pegangan kehidupan orang per orang dalam
5
sebuah bangsa. Dalam pancasila kita menemukan kekayaan

5
Somantri, Gumilar Rusliwa. "Jati Diri Bangsa." Makalah Seminar. 2010.
Bangsa yang menopang seluruh perjuangan bahkan perjalanan
bangsa Indonesia. Ketika mendengar nama pancasila maka dengan
sendirinya orang akan mengenal bangsa Indonesia. Nilai bangsa
yang terkandung dalam kelima sila pancasila mewakili jati diri
bangsa kita. Seluruh rakyat meyakini bahwa pancasila adalah jati
diri bangsa Indonesia.
Bapak presiden pertama kita yaitu bapak Soekarno telah
menetapkan Pancasila sebagai jati diri bangsa sejak kita
memproklamirkan diri sebagai Bangsa yang merdeka. Pancasila dan
jatidiri adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan
dan terpisahkan.
Berbagai pendapat menyatakan bahwa jati diri bangsa Indonesia
memiliki kaitan dengan Pancasila. Kaelan (2002:47) menyebut
6
Pancasila sebagai jati diri bangsa. Hal ini dikarenakan jati diri
bangsa Indonesia itu berisikan nilai-nilai dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak,
corak, dan ciri masyarakat Indonesia. Corak dan watak itu adalah
bangsa yang religious, menghormati bangsa dan manusia lain,
adanya persatuan, gotong royong, dan musyawarah, serta ide
tentang keadilan sosial. Nilai-nilai dasar itu selanjutnya dirumuskan
sebagai Pancasila.
Dikatakan pula bahwa Pancasila merupakan pernyataan
jati diri bangsa (Hardono Hadi, 1994:62), merupakan identitas
kultural (Asa’ad Said Ali, 2009:72), Pancasila menjadi identitas atau
jati diri bangsa Indonesia (Desain Induk Pembangunan Karakter
Bangsa, 2010:9) dan bahwa hakikat dari identitas kita hidup
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila (Koento Wibisono,
2007:132). Sastrapetedja (2006: 488; 2010:155) mengatakan
identitas bangsa Indonesia antara lain didasari oleh nilai-nilai
Pancasila dan Pancasila merupakan nilai-nilai yang dapat digunakan
untuk membangun atau mengkontruksikan identitas sebagai

6
Kaderi, M. A. (2015). Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi.

9
bangsa. Berdasar hal ini dapat dikatakan Pancasila memiliki
hubungan dengan jati diri bangsa.

2.1.5 Cara Merevitalisasi atau Menghidupkan Kembali Nilai- Nilai


Pancasila sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami patologi sosial
yang amat kronis. Sebagian besar masyarakat indonesia, terutama
kaum muda dan para pelajar telah tercerabut dari peradaban
easterisasi atau ketimuran yang beradab, santun dan beragama.
Dengan dalih demi untuk menunjukkan paradigma transparansi,
demokratisasi dan keterbukaan, unjuk rasa (bayaran) marak di
mana-mana. Rakyat pun bingung, sosok mana yang pantas menjadi
figur pemimpin karena yang mengaku tokoh pun kerjanya hanya
mengkritik dan menghujat. Bangsa Indonesia seperti sedang berjalan
di alam yang gelap gulita, satu sama lain saling bertabrakan atau
sengaja untuk bertabrakan.
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan
yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa,
karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir,
olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau
sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia akan menentukan
perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang khas baik yang tecermin
dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila,
norma UUD 1945, keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal
Ika, dan komitmen terhadap NKRI. Karakter bangsa ini akan
menunjukkan jati diri bangsa.
Untuk mencapai karakter bangsa yang diharapkan
sebagaimana tersebut di atas, diperlukan individu-individu yang
memiliki karakter. Oleh karena itu, dalam upaya pembangunan
karakter bangsa diperlukan upaya sungguh-sungguh untuk
membangun karakter individu (warga negara). Secara psikologis
karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat bagian,
yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati
berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan/ keimanan. Olah
pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari dan
menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif. Olah
raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan,
manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah
rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreativitas yang
tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan.
Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada
masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai
7
berikut.
1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan
bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung
jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah,
rela berkorban, dan berjiwa patriotic
2. Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas,
kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks,
dan reflektif
3. Karakter yang bersumber dari olah raga/ kinestetika antara lain
bersih, dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan,
bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih
4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain
kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan,
ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit
(mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air
(patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia,
dinamis, kerja keras, dan beretos kerja.

Olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa
sebenarnya saling terkait satu sama lainnya. Oleh sebab itu, banyak
aspek karakter yang dapat dijelaskan sebagai hasil dari beberapa
proses. Jati diri bangsa tersebut hanya dapat terbentuk melalui
contoh perilaku pemimpinpemimpin bangsa yang tangguh, yang

7
Alawiyah, F. (2012). Kebijakan dan Pengembangan Pembangunan Karakter melalui Pendidikan
di Indonesia. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial, 3(1), 87-101.
mempunyai semangat perubahan, global dan transformational serta
tetap memiliki semangat kebangsaan yang kuat. Tidak harus
merupakan negarawan (statesman) yang merupakan manusia
langka.

8
Karakter kepemimpinan (Muladi: 2006) yang dapat diteladani
tersebut adalah:

1. Change leadership yang dapat melakukan sinergi positif antara


enthusiasism, energy and hope, yang selalu menjaga optimisme,
pantang menyerah dalam mengejar tujuan, disertai rasa
percaya diri di satu pihak dengan moral purpose, understanding
change, coherence making, relationship building ang knowledge
creation and sharing di lain pihak. Dalam culture of change
seorang pemimpin akan mengalami atau menikmati ketegangan
yang merupakan kesatuan dalam beratnya memecahkan
masalah. Di situlah sebenarnya keberhasilan terbesar terletak
pada effective leaders make people feel that even the most
difficult problems can be tackled productively.
2. Transformational leadership dengan karakter: a. Able to set out
bold vision; b. Skilled in marshalling the intellectual and
emotional equity of their people; c. Caring for the individual at
the highest level; d. Ability to mind the mind; e. Quick to
recoqnize good ideas and have the intellectual honesty; f. The
imperative on institutionalization, to ensure continuity without
disruption; g. Wilingness to move away from his conventional
role
3. Global leadership, yang konsepnya dilandasi oleh keyakinan
sosial yang komplek dan bersifat global, tidak ada model khusus
(single model) yang cocok terhadap situasi yang sangat luas
yang dihadapi seorang pemimpin apapun juga.

8
Iriany, I. S. (2017). Pendidikan karakter sebagai upaya revitalisasi jati diri bangsa. Jurnal
Pendidikan UNIGA, 8(1), 54-85.

12
Tidak seperti kepemimpinan individual saat ini, seorang
pemimpin yang berhasil di masa depan akan bergerak secara
terintegrasi. Apabila konsep kepemimpinan tersebut
diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, maka niscaya semua permasalahan bangsa akan dapat
dicarikan solusinya, karena perilaku pemimpin suatu bangsa, besar
sekali pengaruhnya kepada kehidupan masyarakat banyak. Bangsa
Indoneia memiliki karakteristik masyarakat yang paternalistik yang
rakyatnya beroreintasi ke atas. Apa yang dilakukan pemimpin akan
ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku pemimpin yang baik maupun
yang buruk. Maka mulailah dari keteladanan para pemimpin untuk
hidup yang wajar yang tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
Dengan membangun jati diri yang tangguh, maka bangsa ini akan
menjadi bangsa yang kuat, maju, demokartis dan modern.

Jati diri bangsa, dapat direvitalisasi melalui pendidikan


karakter. Karena pendidikan karakter adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan
potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter
pribadi dan/ atau kelompok yang unikbaik sebagai warga negara.
Hal itu diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal dalam
mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan
Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan demikian, salah satu di
antara instrumen penting untuk membenahi patologi social yang
menimpa bangsa ini adalah melalui pendidikan karakter.

2.1.6 Fungsi Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

Pancasila telah menggariskan secara jelas dalam sila


keduanya, “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Ini menunjukkan
bahwa negeri ini memiliki orientasi mulia, memuliakan manusia
seutuhnya, menghadirkan karakter adil dan beradab bagi
kemanusiaan dengan kandungan maknanya yang luhur sesuai
pandangan hidup yang menopang urusan dunia juga akhirat.

Tidak itu saja, bahkan dalam syair lagu kebangsaan Indonesia


Raya yang kerap dinyanyikan di berbagai momentum juga
diingatkan “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya…. Untuk
Indonesia raya”. Dalam konteks membangun bangsa, jiwa
(karakter, visi, misi, orientasi, cita-cita) dan badan (fisik,
infrastruktur dan serupanya) mestinya dibangun secara menyeluruh,
9
walau tetap berpijak pada perioritas utama.

Dapat disimpulkan bahwa semua perilaku dan sikap individu atau


masyarakat indonesia harus menjiwai nilai-nilai yang terkandung
dalam pancasila.
Pancasila sebagai jati diri bangsa harus kita maknai dengan benar.
Pancasila sebagai jati diri bangsa wajib kita jaga untuk mengfilter
masuknya faham dari luar, faham radikalisme, terorisme yang
bertentangan dengan adat istiadat dan budaya luhur bangsa
Indonesia. Dalam realitas kehidupan, pancasila senantiasa dikaitkan
dengan perilaku, perbuatan dan budi pekerti luhur. Sebagai generasi
penerus bangsa kita wajib mengamalkan pancasila. Rasanya malu
jika sampai sekarang kita masih berkurat pada debat kusir,
pertikaian antar kelompok dan golongan. Para elit politik yang terus
menerus mengumbar kebencian dan statemen negatif semoga
segera insaf dan sadar atas perbuatannya. Sudah saatnya kita
berpolitik dengan santun, berdemokrasi dengan arif,
mengedepankan adu program, adu gagasan, tidak saling
menyerang, memfitnah, untuk menjatuhkan lawan. Pilkada serentak
2020 adalah proses demokrasi yang diselenggarakan oleh
pemerintah guna memilih calon pemimpin. Biarkan rakyat menilai
calonnya sendiri, biarkan rakyat memilih calon pemimpinnya dengan

9
https://beritalima.com/pancasila-sebagai-jati-diri-bangsa/
hati nurani yang jernih, tanpa ada tekanan dan paksaan dari pihak
manapun.

Kami berharap kepada para tokoh masyarakat, para cendekia, dan


politikus di negeri ini supaya memberikan suri tauladan yang baik.
Jangan ada dusta diantara kita dan jangan menghalalkan segala
cara hanya untuk memperkaya diri sendiri. Negeri ini akan mencatat
dengan tinta emas atas semua perbuatan baik yang telah Anda
lakukan. Selebihnya sejarah akan menjadi pembelajaran buat
generasi muda penerus bangsa. Jaman boleh berubah, tetapi
pancasila sebagai jati diri bangsa sampai sekarang masih tetap
relevan. Baik itu di diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, di
dalam pemerintahan, maupun di kancah internasional. Karena
sejatinya pancasila itu digali dari bumi pertiwi, dari peradaban luhur
nenek moyang kita. Karena itu, mari kita jauhkan sifat-sifat yang
kurang terpuji, saling caci maki, bertikai dengan saudara sendiri dan
berebut kekuasaan dengan angkara murka. Semoga dengan niat
baik kita semua, Tuhan Yang Maha Esa memberi kedamaian,
kesejahteraan dan kemuliaan bagi seluruh rakyat indonesia. Sekali
lagi, mari kita amalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
Akhiri pertikaian, permusuhan dan semua perbuatan yang
mementingkan diri sendiri. Selebihnya isi kemerdekaan ini dengan
bekerja besar menuju indonesia unggul. Pancasila sebagai
pandangan hidup, pancasila sebagai dasar negara dan pancasila
sebagai jati diri bangsa harus kita jaga bersama.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kehadiran pancasila sendiri masih belum mampu untuk


membangun karakter dan jati diri bangsa Indonesia. Namun
sebenarnya permasalahannya bukan terletak pada pancasilanya,
namun pada kinerja pemerintah yang tidak mampu untuk
melaksanakan fungsi pancasila dengan sempurna, hal tersebut
tentu akan semakin mempersulit upaya untuk membangun karakter
dan jati diri bangsa Indonesia ini.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia, sebagai


pandangan jati diri bangsa Indonesia dalam perjalanan sejarah.
Namun demikian, tampaknya Pancasila tidak diletakkan dalam
kedudukan dan fungsi yang sebenarnya. Reformasi dalam perspektif
Pancasila pada hakikatnya harus berdasarkan pada nilai-nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3.2 Saran

Sebaiknya pemerintah mulai menata diri untuk melakukan


kinerjanya agar lebih baik lagi, mereka harus berusaha agar mampu
melaksanakan fungsi dari pancasila, karena pancasila sebagai dasar
negara terutama sebagai pembangun karakter dan jati diri bangsa
Indonesia, maka mereka harus bekerja keras demi kemajuan
bangsa Indonesia, karena bila negara Indonesia menjadi negara
yang maju, tentu secara otomatis negara Indonesia akan memiliki
karakteristik dan jatidiri yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Somantri, Gumilar Rusliwa. "Jati Diri Bangsa." Makalah Seminar. 2010.

Octavia, E., & Rube’i, A. (2019). IMPLEMENTASI SILA KE EMPAT BERLANDASKAN


PANCASILA PADA MAHASISWA IKIP PGRI PONTIANAK. Sosial Horizon: Jurnal
Pendidikan Sosial, 6(1), 149-164.

Nurwandi, Paristiyanti dkk. 2016. Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta : Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Sulaiman, Asep. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung:


CV. Arfino Raya.

Sarbaini, dkk. 2018. Pendidikan Pancasila. Banjarmasin : Aswaja.

Poylando, Daniel 2015 “Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa”

Irahmi, 2016 https://www.kompasiana.com/irahmi/pancasila -sebagai-jati-diri-


bangsa_570ee93f937a61f80407493a

Upi, Repository http://repository.upi.edu/7764/2/d_pkn_0809570_chapter1.pdf

Pradhana, Bagus dkk. 2020 “Jurnal Rontal Keilmuan “ 1445-3126-1-PB.pdf

Redaksi, 2019 https://beritalima.com/pancasila-sebagai-jati-diri-bangsa/

Maulana, Arif 2020 https://www.unpad.ac.id/2020/08/perlu-strategi-khusus-


mengamalkan-pancasila-di-generasi-milenial/

Shania, Tita 2018 https://sumbarprov.go.id/home/news/15028-jati-diri-bangsa-


di-tengah-era-globalisasi.html

Iriany, I. S. (2017). Pendidikan karakter sebagai upaya revitalisasi jati diri


bangsa. Jurnal Pendidikan UNIGA, 8(1), 54-85

Alawiyah, F. (2012). Kebijakan dan Pengembangan Pembangunan Karakter


melalui Pendidikan di Indonesia. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial,
3(1),
87-101

Kaderi, M. A. (2015). Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi

Anda mungkin juga menyukai