Anda di halaman 1dari 22

1

BAB I

PENDAHULUAN

Volvulus merupakan komplikasi malrotasi yang mengancam nyawa. Malrotasi dari

midgut terjadi 1 dari 6.000 kelahiran dengan 90% komplikasinya terjadi pada kelahiran tahun

pertama. Tetapi gejala dapat muncul kapan saja sepanjang hidup seseorang. Volvulus

merupakan situasi emergensi operasi yang bisa berakibat terjadinya gangrene dari seluruh

bagian midgut. Iskemik yang ireversibel bisa terojadi hanya dalam waktu beberapa menit saat

terjadinya onset gejala.1

Rotasi sudut yang dibentuk oleh mesenteri dari segmen usus dapat menyebabkan

obstruksi parsial maupun obstruksi total dari lumen dan dapat diikuti oleh terjadinya

gangguan sirkulasi usus. Volvulus pada kolon meliputi cecum (30%), sigmoid (65%), kolon

transversum (3%), atau splenic flexure (2%). Volvulus kolon terjadi pada 5 – 10% kejadian

pada obstruksi total kolon di United States dan merupakan penyebab kedua tersering dari

obstruksi total pada kolon. Di negara tertentu dimana banyak populasinya mengkonsumsi

makanan tinggi serat, volvulus merupakan penyebab tersering dari obstruksi usus besar.

Volvulus pada sigmoid lebih sering terjadi dibandingkan volvulus cecal dan terjadi sebanyak

25% dari obstruksi usus pada kehamilan. Ini sering terjadi pada trimester akhir, kemungkinan

karena uterus yang membesar menyebabkan kolon tergeser. 2


2

Volvulus mungkin dapat berkurang secara spontan, tetapi lebih sering menyebabkan

obstruksi usus, dimana volvulus ini bisa berlanjut menyebabkan strangulasi, gangrene, dan

perforasi. Konstipasi kronik dapat menyebabkan megakolon kronik yang factor

predisposisinya adalah volvulus, khususnya jika dasar mesenterinya sempit. Gejala-gejala

dari volvulus sama seperti obstruksi usus akut. Pasien akan datang dekngan gejala kembung,

nausea dan muntah. Gejala ini dapat berlanjut dengan cepat menjadi nyeri abdomen

menyeluruh dan adanya nyeri tekan menyerluruh. Demam dan leukositosis menunjukkan

adanya tanda gangrene atau perforasi.2


3

BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI

Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu

sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu sendiri sebagai

aksis longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi saluran cerna.2

EMBRIOLOGI

Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa suatu tabung

sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung, pada saat ini,berupa suatu pelebaran

kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai dengan pelebaran yang asimetris. Pada usia janin

bulan kedua dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menimbulkan cacat bawaan pada bayi

dikemudian hari. Intestinal fetal mengalami perkembangan yang pesat saat kehamilan umur

4-8 minggu. Arteri mesenterika superior yang berfungsi memperdarahi usus halus dan kolon

proksimal berperan sebagai aksis rotasi. Usus tumbuh dengan cepat, memperluas diri dan

berada dalam tali pusat (umbilical coelom) serta membentuk umbilical loop. Masih dalam

perkembangan awal, umbilical loop diposisikan dengan arah sagital (Gambar 2.1). Pada

perkembangan berikutnya, dapat terbentuk suatu duktus omfalomesenterik yang jika tidak

terkonstriksi akan menjadi kelainan Divertikulum Meckel’s.3

Sewaktu memanjang dan bergerak di umbilical ceolom, umbilical loop berotasi

sebanyak 90° searah jarum jam, sehingga umbilical loop berada diposisi horizontal. Kira-kira

minggu ke-5 dan 6, Umbilical loop terus memanjang hingga mencapai panjang maksimum

(Gambar 2.2). Kelainan kongenital yang dapat terbentuk adalah omfalokel atau hernia

umbilikalis
4

Gambar 2.1 Fase embriologi : (1) bakal lambung,

(2) mesenterium, (3) peritoneum parietal,

(4) intestinal loop, (5) duktus omfalomesenterika,

(6) sekum.

Kemudian, sewaktu usus menarik diri masuk kembali ke rongga perut yang

didahului intestinal loop, duodenum, dan sekum berputar di dorsal arteri dan vena

mesenterika superior, sedangkan sekum memutar di ventralnya,sehingga kemudian sekum

terletak di fosa iliaka kanan, dan dikelilingi oleh kolon yang membentang horizontal dan

kolon desenden. Putaran atau rotasi dengan arah berlawanan jarum jam yang terbentuk sudah

melebihi 180°.3

Gambar 2.2 Fase embriologi ; 

Umbilical loop  terus memanjang: (1) lambung, (2) mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4)

intestinal loop, (5) duktus omfalomesenterika, (6)

sekum.
5

Setelah  Intestinal loop kembali ke rongga perut, rotasi terus berlanjut,melebihi 270°,

kira-kira minggu ke-9 hingga 11, sehingga mesenterium juga berotasi dan akan berpindah

kebagian inferior duodenum dan usus halus (Gambar 2.3).3

Gangguan perkembangan selama minggu ke-10 atau 11 akan mengakibatkan

kelainan yang ditandai dengan misalnya, tidak terbentangnya mesenterium pada dinding

belakang, atau sekum tidak berada di kanan bawah perut melainkan lebih jauh ke kranial

atau sekum ada di tempat normal, tetapi tidak stabil dan tidak terpancang (disebut dengan

sekum mobile atau mudah digerakan). Hal ini disebabkan oleh malrotasi atau non rotasi dari

pertumbuhan dan perkembangan intestinal loop.3,4,5

Gambar 2.3 Fase embriologi ; Intestinal Loop  telah masuk ke rongga perut, terus

memanjang dan berkembang serta berotasi hingga putaran lengkap 270°:

(1) lambung, (2) mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4) intestinal loop, (5) duktus

omfalomesenterika, (6) sekum.

KLASIFIKASI

Volvulus merupakan puntiran usus dengan mesenterium sebagai aksis putarannya dan

dapat terjadi di berbagai tempat di saluran pencernaan. Volvulus diklasifikasikan berdasarkan

tempat terjadinya. Kasus volvulus sebagian besar terjadi akibat abnormalitas saluran cerna
6

saat proses embriologi dan kasus banyak ditemukan pada anak. Namun kasus volvulus juga

dapat ditemukan pada orang dewasa dengan etiologi dan faktor resiko yang berbeda.

1. Volvulus gaster

Volvulus gaster merupakan kasus yang jarang terjadi, namun merupakan salah satu kasus

kegawatan karena menyebabkan inkarserata dan strangulasi.

Volvulus gaster oleh Singleton diklasifikasikan berdasarkan aksis putaran volvulus tersebut

yaitu

 Organoaksial :

Gaster berotasi mengelilingi aksis yang menghubungkan gastroesofageal junction dan

bagian antrum pilorus berotasi kearah yang berbeda dengan rotasi  bagian fundus.

Volvulus gaster jenis ini lebih sering didapatkan dibandingkan kasus jenis

mesenterikoaksial,yaitu 59% dari seluruh kasus volvulus gaster. Volvulus gaster tipe

organoaksial berhubungan dengan defek diafragmatika. Komplikasi berupa

inkarserasi dan strangulasi lebih sering dijumpai pada tipe ini.6,7,8

 Mesenterikoaksial:

Pada tipe mesenterikoaksial, antrum pilorus berotasi kearah anterior dan superior

sehingga permukaan posterior gaster berada di anterior. Volvulus gaster tipe ini tidak

berhubungan dengan defek diafragmatika dan jarang menimbulkan komplikasi

strangulasi, sehingga lebih sering ebrsifat kronis. 6,7,8

 Kombinasi :

Tipe kombinasi antara organoaksial dan mesenterikoaksial.6


7

Etiologi dari volvulus gaster diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya,yaitu idiopatik

(tipe 1) dan kongenital (tipe2). Tipe 1 atau tipe idiopatik lebih sering terjadi

dibandingkan tipe 2, yaitu sebanyak 2 dari 3 kasus dan lebih sering terjadi pada orang

dewasa.6

2. Volvulus midgut

Midgut merupakan bagian embriologis yang kemudian menjadi duodenum, jejunum, ileum,

sekum , apendiks, kolon asending, kolon bagian fleksura hepatica dan kolon transversal pada

manusia. Volvulus midgut merupakan keadaan yang disebabkan oleh kegagalan atau

malrotasi intestinal loop saat masa embriologi dan merupakan kasus kegawatan di bidang

pediatric karena menyebabkan adanya obstruksi dan iskemia jaringan usus.6

3. Volvulus sekum

Volvulus sekum terjadi akibat adanya kelainan kolon kanan yang tidak terletak

retroperitoneal dan tidak terfiksasi dengan baik. Jadi ada faktor mesenterium yang panjang

dan sekum yang mobile karena tidak terfiksasi. Sumbu rotasi volvulus terletak sekitar

a.ileokolika. Rotasi bisa mencapai 720 derajat, torsio yang paling mungkin dalam arah sesuai
8

jarum jam, oblik ke arah kuadaran kiri atas dan rotasi 360 derajat bersifat khas. Biasanya

dimulai oleh distensi mendadak sekum oleh trauma, tekanan, konstipasi atau obstruksi kolon

distal terhadap sekum. Volvulus sekum jarang ditemukan dibandingkan volvulus sigmoid

hanya 10%. Volvulus sekum melibatkan distal ileum dan kolon asending, dimana keduanya

saling terpuntir. Pada suatu studi otopsi, sebnyak 10% kolon asending memiliki mesokolon

yang mobile, sehingga memudahkan terjadinya volvulus.2

4. Volvulus kolon transversal

Volvulus pada kolon transversal merupakan kasus yang jarang terjadi, yaitu sebnyak 4% dari

seluruh kasus volvulus serta banyak menyerang perempuan. Factor predisposisi meliputi

adanya mesokolon yang panjang serta jarang yang dekat antara kolon bagian fleksura

hepatica dan bagian fleksura splenik atau interposisi hepatodiafragmatika kolon. Obstruksi

kolon bagian distal juga dapat memperpanjang dan memperluas kolon transversal sehingga

beresiko terjadinya volvulus.1

5. Volvulus sigmoid

Volvulus sigmoid merupakan volvulus dengan kejadian terbanyak dibandingkan volvulus di

tempat lain. Volvulus sigmoid terjadi akibat perpanjangan sigmoid sehingga panajng sigmoid
9

berlebihan dengan basis mesnterium yang sempit. Studi di beberapa peneilitian menyatakan

bahwa volvulus sigmoid berhubungan dengan kosntipasi kronik, ditemukan pada pengguna

obat laksatif dan enema, berhubungan dengan diet tinggi serat, dan adanya massa di kavum

pelvis serta penyakit Chagas dan Hirsprung. Araha terjadinya puntiran sigmoid adalah searah

jarum jam. Konstipasi kronis dan diet tinggi serat menghasilkan sigmoid yang penuh dengan

feses dan beratnya menghasilkan momentum yang menginisiasi volvulus. Massa didalam

usus berupa cacing juga dapat menyebabkan momentum sehingga terjadi volvulus. Volvulus

juga ditemukan pada orang dengan gangguan vaskuler, penyakit paru kronik yang berat,

pengaruh obat neuroleptik, dan gangguan kardiovaskuler. Sebanyak 40% kasus sigmoideum

timbul bersama berbagai penyakit saraf, yang mencakup penyakit psikiatri, sindrom otak

kronis, parkinsonisme, penyakit serebrovaskular dan distrofi otot. Sehingga keadaan ini

timbul dengan indeks sangat tinggi dalam lembaga seperti barak dan lembaga perawatan

kronis bagi orang tua. Banyak pasien dalam lembaga ini juga menerima transkuilizer dan obat

bagi penyakit parkinson yang bisa merupakan faktor penyebab.4

MANIFESTASI KLINIS

Volvulus secara garis besar bermanifestasi obstruksi saluran cerna. Volvulus gaster

yang akut bermanifestasi adanya nyeri pada epigastrium yang sifatnya akut, nyeri dada yang

sifatnya tajam, distensi abdomen dan biasanya juga disertai hematemesis akibat iskemia

mukosa. Trias Borchardt khas menunjukkan adanya obstruksi saluran cerna bagian atas, yaitu

adanya nyeri, muntah tanpa pengeluaran isi lambung dan pipa nasogastric yang tidak dapat

masuk hingga lambung. Sedangkan volvulus gaster yang kronis bermanifestasi nyeri dan

cepat merasa kenyang saat makan. Pasien juga mengeluhkan adanya sulit napas, nyeri dada

dan disfagia. Karena gejala ini tidak khas maka pasien seringkali didiagnosis dengan ulkus

peptikum dan kolelithiasis. Volvulus gaster pada anak kurang dari 5 tahun menyebabkan

manifestasi klinik berupa muntah yang tidak berwarna kehijauan, distensi pada bagian
10

epigastrium dan nyeri perut. Sedangkan pada bayi kurang dari 1 tahun juga disertai

penurunan nafsu makan dan kegagalan tumbuh kembang.7

Gejala klinis volvulus sekum sama dengan obstruksi usus halus. Serangan nyeri perut

yang bersifat kolik makin hebat disertai mual dan muntah yang timbul lebih cepat daripada

gejala obstipasi. Nyeri biasanya ditemukan di sekitar pusat. Distensi abdomen tidak

mencolok, tetapi gambaran hiperperistalsis amat jelas dan terdengar borborigmi. Gambaran

klinis ini berlangsung singkat. Bisa terjadi tiga komplikasi besar. Dengan puntiran ketat

mendadak pada mesenterium, volvulus bersifat akut dan dapat menyebabkan gangren dini

dengan gambaran yang tak berbeda dari gambaran kedaruratan abdomen lain manapun. Jenis

obstruksi volvulus tanpa gangren dini bisa menyebabkan obstruksi gelung tertutup yang

ditandai oleh distensi jelas sekum. Akhirnya volvulus sekum berulang atau intermiten serta

kolon kanan, bermanifestasi sendiri dengan berulangnya serangan nyeri, nyeri tekan dan

distensi kuadran kanan bawah. Pasien merasa lebih nyaman dengan mengambil posisi

menungging atau menggunakan enema. Nyeri abdomen kronis timbul dalam banyak pasien

karena kecenderungan volvulus sekum sembuh spontan, tetapi kemudian kambuh dimasa

yang akan datang.7

Volvulus sigmoideum timbul bila gelung sigmoideum berlebihan dan mempunyai

basis sempit, yang disebut gelung omega. Gelung ini mudah terpuntir dan bila gelung atas

turun di depan gelung bawah, maka bisa timbul obstruksi tertutup. Jika valva ileosekalis

kompeten, maka timbul obstruksi gelung tertutup ganda. Gejala tidak dapat dibedakan dari

obstruksi usus lain dan bisa akut atau subakut. Gejala akut lebih mungkin timbul dalam

pasien yang lebih muda. Pada orang yang lebih tua, bentuk penyakit progresif subakut bisa

menyebabkan gejala kronis dalam beberapa bulan dan gangren usus yang berkembang pelan-

pelan bersama gejala yang menggambarkan obstruksi kolon kiri kronis, yang sering

dikelirukan dengan karsinoma yang  mengobstruksi. Pasien volvulus sigmoideum


11

memperlihatkan distensi jelas pada abdomen. Gelung sigmoideum bisa dapat dipalpasi dan

nyeri tekan akut, tetapi bila tidak, tak ada gambaran bermakna yang terlihat. Tak ada

pemeriksaan fisik atau data laboratorium yang biasanya membedakan vovulus dari akut

abdomen lain, walaupun kadang-kadang segmen berdilatasi yang infark bisa dapat dipalpasi

sebagai massa timpani. Pada anamnesis umunya penderita sudah berulang-ulang mengalami

serangan nyeri perut yang samar dengan kolik usus dan perut gembung. Gejala dan tanda ini

hilang setelah penderita flatus berulang kali. Nyeri perut volvulus bersifat intermitens disertai

kejang perut bagian bawah yang berlangsung cepat disertai obstipasi total. Mual dan muntah

kadang timbul lambat sekali. Distensi abdomen berlangsung lebih cepat karena distensi

sigmoid berlebihan. Biasanya kontur sigmoid tampak di dinding perut seperti ban mobil yang

juga kelihatan pada foto perut bersama dengan tanda paruh burung pada dasar volvulus. Syok

dan tanda toksis lain juga sangat mendukung adanya strangulasi sigmoid.7

Kasus volvulus pada bayi manifestasi yang sering ditemukan meliputi adanya

penurunan nafsu makan dan muntah berwarna hijau. Pertimbangkan diagnosis yang

diarahkan ke volvulus midgut sampai terbukti adanya penyebab lain.7

DIAGNOSIS BANDING

Gejala berupa nyeri abdomen menyerupai dengan nyeri abdomen pada obstruksi usus

(ileus obstruksi, intusepsi), gastroenteritis, kolesistitis, infeksi saluran kemih, batu saluran

kemih dan ulkus peptikum. Distensi abdomen juga terdapat pada obstruksi usus. Pada bayi

dan anak, diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan adalah intusepsi, megakolon

kongenital, divertikulum meckel dan penyakit Hirschprung. Untuk menyingkirkan diagnosis

banding perlu dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi.7

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Untuk mendapatkan diagnosis pasti, pemeriksaan imaging atau radiologis


12

diperlukan. Secara umum, pemeriksaan radiologis yang dapat dilakukan adalah :

1. Foto Abdomen

Foto polos abdomen anterior-posterior dan lateral dapat menunjukan adanya

obstruksi usus, dengan adanya pelebaran loop, dilatasi lambung dan duodenum, dengan

atau tanpa gas usus serta batas antara udara dengan cairan (air-fluid level). Foto dengan

kontras dapat menunjukan adanya obstruksi, baik bagian proksimal maupun distal.

Malrotasi dengan volvulus midgut patut dicurigai bila duodenojejunal junction berada di

lokasi yang tidak normal atau ditunjukan dengan letak akhir dari kontras berada. Foto

dengan kontras juga dapat menunjukan obstruksi bagian bawah, dilakukan juga pada

pasien dengan gejala bilious vomiting untuk mencurigai adanya penyakit Hirschsprung,

meconium plug syndrome dan atresia.2

2. Ultrasonografi

Pemeriksaan ultrasonografi tidak banyak membantu diagnosis volvulus, namun pada

pemeriksaan ini dapat didapatkan cairan intraluminal dan edema di abdomen. Kemudian,

adanya perubahan anatomikal arteri dan vena mesenterika superior dapat terlihat, hal ini

menunjukan adanya malrotasi, walaupun tidak selalu.2

3. CT scanning

CT scanning mempunyai sensitivitas spesifisitas yang baik untuk mendiagnosis adanya

obstruksi usus, termasuk volvulus. Pengambilan titik transisi di beberapa lokasi dengan

CT scan signifikan untuk mendiagnosis volvulus. “The Whirl Sign” merupakan gambaran

khas pada CT scan yang menunjukan adanya volvulus. Arah putaran volvulus juga dapat

dilihat pada CT scan.2,8,9


13

Volvulus gaster dapat didiagnosis dengan foto thorax, dimana terdapat

gambaran air fluid level di retrocardiaka. Dengan kontras, gambaran obstruksi lambung

di tempat volvulus terjadi dapat mengkonfirmasi adanya volvulus.10

Diagnosis volvulus sekum jarang ditegakkan melalui gejala klinis, 50%

ditegakan melalui gambaran radiologi dengan karakteristik coffe bean atau tear drop

(bascule) appearances. Foto dengan kontras barium beresiko terjadi perforasi karena agar

kontras barium mencapai kolon bagian kanan, insuflasi yang ekstensif diperlukan. Namun

jika diagnosis belum dapat dipastikan dari foto, kontras water soluble dapat dimasukan

melalui kolonoskopi. Laparotomi juga dapat dilakukan dalam rangka diagnosis volvulus.1
14

Berdasarkan penelitian, volvulus sigmoid paling sering terjadi diantara volvulus

lainnya. Volvulus sigmoid ditegakan melalui gambaran radiologifoto polos abdomen dimana

menggambarkan karakteristik "omega" atau"inverted loop". Pada kasus yang meragukan, foto

dengan kontras dapat menunjukan adanya gambaran "beaked apperances" yaitu gambaran

seperti paruh burung di bagian kolon sigmoid.2

DIAGNOSIS

 Volvulus gaster

Volvulus gaster dapat didiagnosis dengan foto thorax, dimana terdapat gambaran air fluid

level di retrokardiaka. Dengan kontras gambaran obstruksi lambung di tempat volvulus dapat

mengkonfirmasi adanya volvulus. Gambar dibawah menunjukkan volvulus gaster, gambar

menunjukkan distensi gaster mengisi hemitoraks bagian kiri dan mendesak mediastinum

(gambar kiri). Gambar menunjukkan gaster berada di dada bagian bawah pada hernia hiatal

yang besar. Gaster berotasi dengan putaran organoaksial. Inkarserata tidak terjadi secara

komplit.11
15

 Volvulus midgut

Volvulus midgut dapat menyebabkan distensi dari bulb duodenalis dan gaster sehingga

menciptakan gambaran double bubble sign.11


16

Double bubble sign

Gambar diatas menunjukkan saluran cerna bagian atas terjadi malrotasi dengan volvulus

midgut pada gambaran film lateral. 11

 Volvulus sekum

Diagnosis volvulus sekum jarang ditegakkan melalui klinis, 50% kasus ditegakkan melalui

gambaran radiologi dengan karakteristik coffee bean atau gambaran tear drop appearance.

Foto dengan kontras barium beresiko terjadi perforasi karena agar kontras barium mencapai

kolon bagian kanan, insuflasi yang ekstensif diperlukan. Namun jika diagnosis belum dapat

dipastikan dari foto, kontras water soluble dapat dimasukkan melalui kolonoskopi.

Laparotomy juga dapat dilakukan dalam rangka diagnosis volvulus. 11


17

Coffee bean appearance ; gambaran di tengah abwah


abdomen terlihat dilatasi usus ; khas pada volvulus
sekum dan sigmoid.

 Volvulus kolon transversal

Volvulus kolon transversal memberikan gambaran


“inverted” coffee bean sign.

 Volvulus sigmoid

Volvulus sigmoid paling sering terjadi di antara volvulus lainnya. Volvulus sigmoid

diagnosisnya ditegakkan melalui gambaran radiologi foto polos abdomen dimana didapatkan

gambaran “omega” atau “inverted loop”. Pada kasus yang meragukan, foto dengan kontras

dapat menunjukkan adanya gambaran “bird’s beak appearance” yaitu gambaran seperti paruh

burung di bagian kolon sigmoid. 11


18

TATA LAKSANA

Tata laksana volvulus gaster akut adalah dengan pembedahan, yaitu dengan

laparotomy, koreksi volvulus dan penilaian terhadap viabilitas gaster. Berbeda dengan

penanganan volvulus midgut yang disebabkan oleh adanya malrotasi pada saat masa

embriologi sehingga dilakukan dengan prosedur Ladd’s. Untuk volvulus kolon transversal

dapat dilakukan laparotomy dan reseksi. Reseksi segmental dan dari kolon transversum atau

hemicolektomi bagian yang meluas lebih disarankan. Volvulus sigmoid dahulu sebelum

dilakukan sigmoidoskopi dan pembedahan elektif mortalitas masih tinggi. Terapi opertaif

untuk volvulus sigmoid adalah dengan laparotomy yaitu dengan melakukan dekompresi dan

koreksi terhadap puntiran volvulus dan memasukkan pipa rektal ke segmen yang terdilatasi.
19

Dan yang terakhir untuk penanganan volvulus sekum adalah dengan simple detorsi atau

detorsi dan cecopexy.12

KOMPLIKASI

Strangulasi menjadi penyebab dari keabanyakan kasus kematian akiba obstruksi usus.

Volvulus sendiri merupakan obstruksi usus yang cepat menyebabkan inkarserasi dan

starngulasi. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil

produksi bakteri, jaringan nekrotik, yang jika terjadi perforasi maka akan menyebabkan

peritonitis. Namun tanpa terjadi perforasi, bakteri secara permeabel dapat menuju pembuluh

darah dan menyebabkan infeksi yang berlanjut menjadi sepsis.13

PROGNOSIS

Prognosis pasien dengan volvulus tergantung dari komplikasi yang menyertai serta cepatnya

penanganan. Penundaan operasi akan meningkatkan angka mortalitas. Pada pasien dengan

nekrosis saluran cerna, reseksi dapat meningkatkan angka kelangsungan hidup. Angka

kejadian kekambuhan juga banyak dilaporkan pada tindakan sekopeksi dan sigmoidopeksi

serta tindakan dekompresi tanpatindakan operatif. 1


20

BAB III

KESIMPULAN

 Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus itu

sendiri mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu sendiri

sebagai aksis longitudinal.

 Volvulus diklasifikasikan berdasarkan letak terjadinya yaitu di gaster, midgut yang

merupakan kelainan embriologi, kolon transversal, sekum dan sigmoid.

 Volvulus oada usus besar dan midgut terjadi akibat kelainan saluran cerna berupa

mesenterium yang panjang dengan basis sempit, adanya malrotasi saat masa

embrilogi, massa di kavum abdomen.

 Volvulus bermanifestasi obstruksi saluran cerna yaitu adanya nyeri abdomen dengan

distensi abdomen, muntah baik dengan bile maupun non bile, konstipasi dan

ketidakmampuan flatus. Pada pemeriksaan fisik ditemukana danya distensi abdomen,

terkadang massa volvulus dapat diraba pada palpasi yang dalam serta adanya

abnormalitas bising usus.

 Pemeriksaan penunjang radiologis dilakukan untuk mendiagnosa adanya volvulus dan

letak volvulus yaitu dengan foto abdomen, ultrasonografi dan CT scan, dengan

sensitivitas dan spesifitas terbaik adalah CT scan.

 Komplikasi dari volvulus adalah adanya inkarserasi dan strangulasi yang ebrujung

pada peritonitis, sepsis dan hipovolemi.

 Tata laksana dari volvulus adalah dengan pembedahan


21

 Prognosis dari pasien dengan volvulus tergantung dari adanya komplikasi dan

penanganan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ballantyne, Garth.H. Laparoscopic Treatment of Volvulus of the Colon . http

://www.lapsurgery.com/volvulus.htm. Diakses Oktober, 2020

2. Markowitz, J.E. Volvulus. http://www.emedicine.medscape.com. Diakses Oktober,

2020

3. Anonim. Modul of Embriology : Intestinal Rotation.2014.Sjamsuhidajat, R., de Jong,

W. Usus Halus, Apediks, Kolon dan Anorektum.In: Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:

EGC; 2004. 616-7

4. Anonim.Modul of Embriology :Pathology of Midgut

http://www.embryology.ch/anglais/sdigestive/patholdigest04.html.DiaksesOktober,

2020

5. Hope, Wiliam W. Gastric Volvulus. http://www.emedicine.medscape.com. Diakses

Oktober, 2020

6. Markowitz, J.E.Volvulus. Tersedia dihttp://www.emedicine.medscape.com.

7. Anonim. Volvulus Gaster . http://www.learningradiology.com Diakses oktober,

2020

8. Shandu, Parmbir., BN. Joe., FV. Coakley., A. Qoyum., EM. Webb., BM.Yeh. Bowel

Transition Points: Multiplicity and Posterior Location at CT areAssociated with

Small-Bowel Volvulus. Radiology. 2007; 245: 160-7

9. Jabra, A., J.Eng., CG. Zaleski., GE. Abdenour., HV. Voung., UO. Aideyan.,EK.
22

Fishman. CT of Small-Bowel Obstruction in Children : Sensitivity andSpecificity.

AJR.2001; 177: 431-6

10. Hill, Mark. Gastrointestinal Tract Abnormalities.

http://www.embryology.med.unsw.edu.au/notes/git2.html .Diakses oktober, 2020

11. Schoetteal, U., M. Schein. Diafragmatic Emergencies. In: Schein’s Common Sense

Emergency Abdominal Surgery. 2nd Edition. New York : Springer. 2005; 121-23

12. Doherty, Gerrard M. Current Diagnosis & Treatment: Surgery. 13nd Edition. 2010

13. Nobi,BA.SmallBowelObstruction.Tersediadihttp://www.emedicine.medscape.com.

Diakses oktober, 2020

Anda mungkin juga menyukai