Infark Miokard Akut..
Infark Miokard Akut..
I. INFARK MIOKARD
DEFINISI
Infark miokard adalah kematian/nekrosis jaringan miokard akibat penurunan secara
tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung atau terjadinya peningkatan
kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria yang cukup.
ETIOLOGI
Infark miokard dapat disebabkan oleh :penyempitan kritis arteri koroner akibat
ateriosklerosis atau oklusi arteri komplit akibat embolus atau trombus. Penurunan
aliran darah koroner dapat juga disebabkan oleh syok dan hemoragi.
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan medis adalah untuk meminimalkan kerusakan miokard
dengan: menghilangkan nyeri, memberikan istirahat dan mencegah timbulnya
komplikasi seperti disritmia letal dan syok kardiogenik.
1.Pemberian oksigen dilakukan saat awitan nyeri dada.
2.Analgesik (morfin sulfat).
Farmakoterapi :
Vasodilator untuk meningkatkan sulpai oksigen (NTG).
Antikoagulan (Heparin).
Trombolitik (streptokinase, aktivator plasminogen jenis jaringan , anistreplase)
hanya akan efektif bila diberikan dalam 6 jam awitan nyeri dada, selama terjadi
neurosis jaringan transmural.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner .
Kriteria hasil :- Pasien menyatakan nyeri dada hilang/ terkontrol
- Mendemonstrasikan penggunaan tehnik relaksasi
- Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks, mudah bergerak
Intervensi :
a. Pantau/ catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan
respon hemodinamik (contoh, meringis, menangis, gelisah, berkeringat,
mencengkeram dada, nafas cepat, TD/ frekuensi jantung berubah.
b. Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri dari pasien termasuk lokasi ; intensitas
(0-10) ; lamanya ; kualitas (dangkal/ menyebar) dan penyebaran.
c. Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, nyeri menyerupai angina, diskusikan
riwayat keluarga.
d. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera.
e. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
f. Ajarkan dan bantu melakukan tehnik relaksasi, misal : nafas dalam \/ perlahan,
distraksi, visualisasi, bimbingan imajinasi.
g. Monitor perubahan EKG
h. Periksa tanda vital sebelum dan sesudah obat narkotik
i. Kolaborasi pemberian obat analgetik-narkotik, dan pemberian O2 tambahan.
(Doenges, ME. 1999: 86)
4. Resiko tinggi penurunan curah jantung b/d penyumbatan pembuluh darah arteri
koronaria, perubahan frekuensi suplai O2 ke jantung.
Kriteria hasil : - Mempertahankan stabilitas hemodinamik, contoh TD, curah
jantung dalam tentang normalhaluaran urine adekuat, tidak ada disritmia/
menurun.
- Melaporkan penurunan episode dispnea, angina.
- Mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi :
a. Auskultasi TD, bandingkan kedua tengan dan ukur dengan tidur, duduk dan
berdiri bila bisa.
b. Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi
c. Catat terjadinya S3, S4.
d. Adanya murmur/ gesekan.
e. Auskultasi bunyi nafas.
f. Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat distritmia melalui telemetri.
g. Kolaborasi O2 tambahan, hepatin-tak sesuai indikasi.
h. Kaji ulang seri EK 6, pantau data laboratorium.
(Doenges, ME. 1999: 92)
A. PENGKAJIAN DATA
I. Identitas Klien
Nama : Tn. rt
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaaan : PNS
Pendidikan : D3
Alamat : Asrama Batu Merah
Agama : Islam
Tgl Masuk : 1-06-2009 Jam: 19.00 WIT
Tgl Pengkajian : 2-06-2009 Jam: 14.00 WIT
Ruangan : Yudh
No. Register : 98796
Diagnosa Medis : infark miokard
Nama Penanggung Jawab : Ny. ds
Hubungan dengan klien : istri
Pekerjaan : PNS
x x
x x
? ? 6 ? x
5
45 3
5
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal serumah
: Ikatan Perkawinan
PENGKAJIAN OKSIGENASI
I. Riwayat keperawatan
a. Keluhan :
- Kelemahan : sedang
- Dispnea
1. Di pengaruhi aktivitas : ya
2. Berkurang bila kepala ditinggikan : ya
3. Mengganggu istirahat dan ketenangan : ya
- Batuk : ya
- Nyeri dada :
1. Tipe : menyebar
2. Kualitas : berat
3. Frekuensi : 26 x/mnt
4. Lokasi : dada
5. Durasi : cepat
6. Radiasi : tidak ada
b. Lingkungan :
- Rumah
1. Ventilasi : tidak ada
2. Berdebu : tidak ada
3. Berasab : tidak ada
- Tempat kerja
1. Ventilasi : tidak ada
2. Berdebu : tidak ada
3. Berasab : tidak ada
c. Riwayat penyakit
- Penyakit pernafasan yang pernah dialami : tidak ada
- Berapa lama : tidak ada
- Pernah kontak dengan penderita TBC : tidak ada
d. Factor resiko
- Riwayat keluarga
1. CA paru : tidak ada
2. Penyakit kardiovaskuler : ya
- Keluarga yang menderita infeksi pernafasan : tidak ada
- Factor lain
1. Obesitas : ya
2. Stress : tidak ada
3. Latihan berat : tidak ada
4. Rokok : ya
e. Pengobatan
- Obat yang sedang/sering digunakan : asmasolon
- Pengetahuan dan kemampuan klien menggunakan obat : kurang
- Pengetahuan klien tentang efek samping obat : kurang
II. Pemeriksaan Fisik.
a. Inspeksi
1. Mata
- Pupil : simetris
- Konjungtiva
a. Pucat : ya pucat
b. Cianosis : tidak
2. Mulut
- Membrane mukosa : pucat
- Pernafasan bibir : tidak
3. Vena leher : tidak ada distensi vena jugularis
4. Hidung (pernafasan cuping hidung) : ya
5. Dada
- Retraksi : tidak ada
- Simetris : ya simetris
6. Kulit
- Cianosis perifer : ya
- Cianosis sentral : tidak ada
- Pucat : ya pucat
- Oedema : tidak ada
7. Jari-jari dan kuku
- Cianosis : ya
- Pucat : ya
- Clibbing : tidak bengkak
b. Palpasi
1. Frekuensi gerakan dada : 26 x/mnt
2. Tactil fremitus : simetris kanan dan kiri
3. Massa abnormal di mamae dan aksila : tidak ada
4. Nadi perifer : 100 x/mnt
5. Suhu : 38 ºC
c. Auskultasi
1. Bunyi nafas : tidak ada
2. Bunyi nafas tambahan : ronki, krakles
V. Analisa data
1. nyeri b/d iskemi jaringan akibat sumbatan arteri koroner yang ditandai
dengan :
DS : Pasien mengatakan
- nyeri dada terus menerus
- mual
- muntah
DO :
- KU pasien lemah
- Dispnea
- Skala nyeri 6-8 (berat)
- TTV :
1. TD : 120/80 mmhg
2. N : 100 x/mnt
3. S : 38 ºC
- Konjungtiva pucat
IMPLEMENTASI EVALUASI
Pukul : 10.35 WIT S :Pasien mengatakan :
2-3-2009 Kepala pasien terasa ringan
1. Mengkaji perubahan irama TD Badan pasien hangat
sebelum, selama dan sesudah aktivitas
Hasil : terkontrol selama waktu O :KU masih lemah
pemberian obat Tidak terpasang oksigen
Pukul 10.40 WIT
A :masalah belum teratasi
2. Meningkatkan istirahat pasien di
tempat tidur dan membatasi gerak P :Intervensi dilanjutkan 1,2,3,4
pasien
Hasil : pasien dapat istirahat dengan
tenang tanpa gangguan
Pukul 10.50 WIT
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta