Anda di halaman 1dari 1

Limbah rumah tangga memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan.

Banyak orang
tidak menyadari besarnya pengaruh limbah rumah tangga terhadap kehidupan
masyarakat dan kelestarian lingkungan. Menyalurkan limbah rumah tangga ke alam
bebas tanpa melalui proses pengolahan, akan membawa dampak buruk yang
berkepanjangan bagi keberlangsungan hidup ekosistem.
Daerah perkotaan dengan jumlah penduduk yang padat, memiliki permasalahan pada
pembuangan limbah rumah tangga. Permukiman padat di perkotaan banyak yang tidak
dilengkapi dengan sumur resapan untuk mengolah kembali air ataupun mengendapkan
limbah cair rumah tangga yang dihasilkan dari berbagai aktivitas, seperti: mandi, buang
air kecil, buang air besar, cuci tangan, cuci alat masak dan alat makan, cuci pakaian,
cuci kendaraan ataupun aktivitas lainnya.
Banyak rumah secara sengaja mengalirkan buangan limbah tersebut ke selokan
ataupun sungai yang ada disekitarnya. Hal ini mengakibatkan munculnya kerusakan
lingkungan yang akan membawa dampak buruk lain pada kehidupan di masyarakat.
Bila limbah dibuang langsung ke sungai, air sungai akan tercemar oleh zat kimia dan
berbagai bakteri berbahaya yang akan menyebar lebih luas. Dengan begitu air sungai
tidak lagi bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih.
Berbagai dampak yang dihasilkan dari proses pembuangan air limbah rumah tangga ke
alam bebas, antara lain;
Dampak dari Aspek Kesehatan, air limbah yang berasal toilet mengandung
bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan penyakit perut seperti typhus, diare, kolera.
Bila tidak diolah secara memadai, limbah toilet bisa merembes ke dalam sumur (apalagi
bila jarak antara sumur dan septic tank tidak sesuai baku mutu, seperti yang banyak
ditemukan di permukiman padat). Bila air sumur yang sudah tercemar tersebut
dimasak, bakteri akan mati, tetapi bakteri tetap dapat menyebar melalui proses lain,
seperti; cuci piring, mandi, gosok gigi, wudhu dan kegiatan penggunaan air sumur
lainnya tanpa melalui proses memasak.
Dampak dari Aspek Lingkungan, jenis limbah tertentu, seperti limbah cuci
mengandung bahan kimia deterjen yang dapat mempengaruhi tingkat keasaman/pH
tanah. Limbah dengan kandungan bahan kimia yang dibuang ke sungai dapat
mematikan tumbuhan dan hewan tertentu yang hidup di sungai. Keadaan ini dapat
merusak ekologi sungai secara keseluruhan dalam waktu yang berkelanjutan
Dampak dari Aspek Estetika, seperti halnya limbah padat, air limbah yang tidak diolah
dapat menimbulkan masalah bau yang tidak sedap dan menghadirkan lingkungan yang
tidak elok dipandang.
Terdapat berbagai cara yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah limbah cair
rumah tangga, salah satunya dengan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). IPAL
adalah sarana untuk mengolah limbah cair (limbah dari toilet, dari air cuci/kamar
mandi). IPAL yang sangat dikenal oleh masyarakat luas adalah IPAL untuk limbah toilet
atau lebih dikenal juga dengan sebutan septic tank.

Anda mungkin juga menyukai