Anda di halaman 1dari 2

Naskah Drama Tentang Korupsi

Judul : Dua Bulan Berakhir Dipenjara


Tema : Sosial
Pemeran : Tiga Orang

Karakter: 1. Hartono (Kepala Desa Korup) 2. Halimah (Istri Kepala Desa Yang Sholehah) 3.
Roni (Aparatur Desa Yang Jujur)

Dialog

Roni: Pak, dana bantuan untuk raskin mestinya sudah diberikan kepada yang bersangkutan?!
(tanya Roni kepada Hartono alias pak Kades)

Hartono: Ah kamu ini, nggak perlu buru-buru. Nanti kan bisa diurus. Untuk saat ini saya masih
sibuk soal proyek penggarapan jalan.

Roni: Tapi dana raskin ini kan sudah banyak ditanyakan oleh warga, pak?

Hartono: Ah kamu, sudah dibilangin diurus nanti kok masih saja dipanjang-panjangin. (dengan
muka marah Hortono membentak Roni. Roni pun sudah tidak berani bertanya kepada Hartono
lagi).

Setelah Hartono bergegas keluar meninggalkan kantor kepala Desa Roni pun keluar dari kantor
tersebut untuk menuju rumahnya. Baru beranjak dari kantor tersebut, nampaklah Halimah. Ia
bermaksud menemui suaminya yang dikiranya masih di kantor.

Roni: Ibu Halimah, ada perlu apa kesini? Mau nyari pak Hartono ya?

Halimah: Iya, Bapak di kantor kan?

Roni: Duh, baru saja pergi bu.

Halimah: Kamu tahu Bapak mau pergi kemana? Kok cepet banget padahak biasanya jam segini
kan masih dikantor?

Roni: Aduh saya kurang tahu Bu, tapi sepertinya sih mau ninjau proyek.

Halimah: Proyek yang mana, yang di Jalan bla bla bla itu ya?

Roni: Iya Bu. Ada urusan penting sama Bapak Bu?

Halimah: Nggak sih, cuman aku mau nanya soal dana raskin soalnya Ibu dengar banyak warga
yang ngelurh soal itu. Kata mereka dana tersebut mestinya sudah mereka terima.

Mendengar perkataan Halimah tersebut Roni pun terdiam sejenak seolah mulutnya terkunci.

Halimah: Kok kamu diem aneh gitu? Ada apa?


Roni: Begini Bu, sebenarnya dana tersebut sudah masuk ke Desa sebulan lalu, tapi entah kenapa
Pak Hartono tidak juga memberikannya ke warga.

Halimah: Lho kok bisa begitu? Ya sudah, nanti aku coba tanya ke Bapak.

Roni: Baik Bu.

Halimah: Ya sudah, kalau gitu saya mau balik ke rumah aja.

Halimah pun pulang ke rumah, dan begitu juga si Roni.

Tiga jam kemudian, Hartono pulang. Sesampainya di rumah, Halimah langsung menanyakan
perihak dana bantuan yang tidak kunjung dibagikan ke warga Desa Damaiselalu.

Halimah: Habis ninjau proyek, Pak?

Hartono: Iya bu, kok tahu?

Halimah: Tadi aku ke kantor Desa mau nemuin Bapak tapi Bapak udah keburu pergi.

Hartono: Oh gitu, emangnya ada apa bu kok tumben nyari Bapak di kantor?

Halimah: Ibu mau nanyain soal dana bantuan raskin, kenapa belum juga dikasihkan ke warga
padahal dana itu kan sudah cair sejak sebulan lalu.

Mendengar pertanyaan istrinya, Hartono pun kelihatan bingung.

Halimah: Kok diam pak? Dana itu aman kan?

Hartono: Iya bu, dananya masih utuh kok cuman nunggu momen yang tepat aja untuk
membagikannya.

Halimah: Momen tepat? Momen tepat bagaimana maksud Bapak, itu kan uang orang pak? Ingat
pak, jangan menggunakan yang bukan hak bapak!

Hartono: saya kan nggak bilang uang itu saya gunakan bu, dan uang itu masih utuh kok.

Halimah: Terus kenapa tidak juga dibagikan? Kan kasihan warga yang sudah menunggu! Ingat
pak, jangan menunda untuk memberika apa yang sudah menjadi hak orang lain.

Percakapan antar Halimah dan Hartono berlangsung selama sekitar 15 menit. Setelah itu mereka
tampak masuk kamar untuk beristirahat.

Beberapa hari kemudian, warga mengadukan Hartono ke Kecamatan dengan tuduhan


menggelapkan uang raskin. Dan setelah melalui proses penyelidikan, Hartono terbukti bersalah
melakukan tindak pidana korupsi dana bantuan rakyat miskin yang dialokasikan untuk warga
Desa Damaiselalu. Akibat perbuatannya, Hartono langsung dibawa ke kantor Polsek
Damasejahtera untuk diproses secara hukum.

Anda mungkin juga menyukai