Anda di halaman 1dari 4

Kriteria Pemilihan Media

Jadi ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media agar dapat
kita kembangkan dan kita gunakan. Nah disini hal pertama yang dapat kita lakukan adalah eh
dengan melihat kesesuaian dalam pemilihan media tersebut. kesesuaian disini eh maksudnya
adalah kesesuaian dengan materi dan tujuan pebelajaran yang ingin dicapai. Faktor-faktor
lain yang harus diperhatikan dalam pemilihan media seperti karakteristik siswa, strategi
pembelajaran dan alokasi waktu juga perlu dipertimbangkan. Eh kemudian Selain itu bagi
media tertentu yang memerlukan fasilitas pendukung, perlu dipertimbangkan apakah fasilitas
itu tersedia atau tidak, dan bagi media yang harganya atau biaya pembuatannya mahal nah
juga perlu dipertimbangkan nih efektifitas biaya dalam jangka waktu lamanya
Kemudian disini saya ambil hal yang harus diperhatikan dalam memilih media
untuk kepentingan pembelajaran menurut Sudjana & Rivai pada bukunya tahun 2002
sebaiknya dalam pemilihan ini perlu memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1) Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, apasih maksudnya dari ketepatan dengan
tujuan pembelajaran ini, artinya media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan – tujuan
istruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur
pemahaman, aplikasi, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media
pembelajaran;
2) Dukungan terhadap isi bahan ajar, artinya bahan ajar yang sifatnya fakta, prinsip,
konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar mudah dipahami
siswa; bahan ajar sebaiknya berisikan isi yang mendukung siswa dengan memberikan
media agar bahan ajar tersebut mudah dipahami oleh siswa
3) Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
Umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan
praktis penggunaanya. Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis
media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses
pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi
dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan
lingkungannya.
Dalam hubungannya dengan penggunaan media pada waktu berlangsungnya
pembelajaran Arsyad (2006:38) menjelaskan setidak-tidaknya media pembelajaran
digunakan guru pada situasi berikut:
a. Saat Perhatian siswa terhadap pembelajaran sudah berkurang akibat kebosanan
mendengarkan uraian guru. Penjelasan atau penuturan secara verbal oleh guru mengenai
bahan pelajaran biasanya sering membosankan apa lagi bila cara guru menjelaskan tidak
menarik. Dalam situasi ini tampilnya media akan mempunyai makna bagi siswa dalam
menumbuhkan kembali perhatian belajar para siswa.
b. Saat Bahan pelajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami oleh siswa. Dalam situasi ini
sangat adalah hal yang tepat apabila guru menampilkan media untuk memperjelas
pemahaman siswa mengenai bahan pelajaran. Misalnya menyajikan bahan dalam bentuk
visual melalui gambar, grafik, bagan atau model-model yang berkenaan dengan isi bahan
pembelajaran.
c. Saat Terbatasnya sumber pembelajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku sumber,
atau tidak semua bahan pembelajaran ada dalam buku sumber. Situasi ini menuntut guru
untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media, misalnya peta atau globe dapat
dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa, demikian juga model, diorama, media grafis
dan lain-lain.
d. Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pembelajaran melalui penuturan kata-kata
akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar terlalu lama. Dalam situasi ini guru dapat
menampilkan media sebagai sumber belajar siswa. Misalnya guru menampilkan bagan
atau grafik dan siswa diminta memberi analisis atau menjelaskan apa yang tersirat dari
gambar atau grafik tersebut, baik secara individual maupun kelompok.

Pola Pemanfaatan Media Pembelajaran


Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar perlu direncanakan dan
dirancang secara sistematik agar media pembelajaran itu efektuf untuk digunakan dalam
proses belajar mengajar.
Nah disini telah kelompok penyaji rangkum dengan beberapa pola pemanfaatan media
pembelajaran. Masuk kepada pola pemanfaatan media pembelajaran yang pertama.
1) Pemanfaatan media dalam situasi kelas (classroom setting)
Pada pola ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam
merencanakan pemanfaatan media tersebut pendidik harus melihat tujuan yang akan dicapai,
materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar
mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Tentu saja media yang dapat
digunakan di kelas adalah yang memungkinkan dilihat dari sisi biaya, berat dan ukuran,
kemampuan peserta didik dan pendidik untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan
bagi penggunannya. Dalam konteks ini media harus praktis, ekonomis, mudah untuk
digunakan

2) Pemanfaatan media di luar situasi kelas


Dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh pendidik, namun
digunakan oleh peserta didik sendiri tanpa instruksi pendidik. Penggunaan media
pembelajaran di luar situasi kelas lebih berpotensi menggunakan berbagai macam sumber
belajar yang ada.
Pembuat media mendistribusikan program media tersebut di masyarakat, baik dengan
cara diperjual belikan maupun didistribusikan secara bebas baik secara online maupun offline
dengan harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan
tertentu. Pemakai media dalam menggunakannya menurut kebutuhan masing-masing.
Biasanya mereka menggunakannya secara perorangan.
Dalam menggunakan media ini mereka tidak dituntut untuk mencapai tingkat
pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan untuk memberikan umpan balik kepada
siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian.

3) Pemanfaatan media secara terprogram


Penggunaan media ini dilakukan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara
sistematik untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang
sedang berlaku. Bila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik (audience)
diorganisasikan dengan baik hingga mereka dapat menggunakan media itu secara teratur,
berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar tertentu. Biasanya peserta didik
diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh pimpinan kelompok
dan disupervisi oleh seorang tutor.

4) Pemanfaatan secara bebas


Pemanfaatan secara bebas yaitu media yang digunakan tidak diharuskan kepada
pemakai tertentu dan tidak ada kontrol dan pengawasan pada pembuat atau pengelola media,
serta pemakai tidak dikelola dengan prosedur dan pola tertentu. Contohnya adalah mengakses
media online yang tidak ada kontrol dari pendidik ketika berada di luar jam pelajaran
sekolah.

5) Pemanfaatan media secara terkontrol


Pemanfaatan secara terkontrol yaitu media itu digunakan dalam serangkaian kegiatan
yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
untuk dipakai oleh sasaran pemakai (populasi target) tertentu dengan mengikuti pola dan
prosedur pembelajaran tertentu hingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Biasanya sasaran didik diatur dalam kelompok- kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai
oleh pemimpin kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media
tujuan pembelajaran akan yang akan dicapai dan dibahas atau ditentukan terlebih dahulu.
Kemudian mereka dapat belajar dari media itu secara berkelompok atau secara perorangan.

6) Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal.


Pemanfaatan media secara perorangan, kelompok atau massal, meliputi pemanfaatan
media secara perorangan, yaitu penggunaan media oleh seorang saja (sendirian saja). Media
seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat
menggunakannya dengan mandiri, artinya orang itu tidak perlu bertanya kepada orang lain
tentang bagaimana cara menggunakannya alat apa yang diperlukan, dan bagaimana
mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Bila di dalam suatu ruangan ada beberapa
orang yang belajar menggunakan media secara perorangan, sebaiknya masing–masing
menempati karel sehingga tidak saling menggannggu. Karel ialah meja belajar yang disekat-
sekat menjadi bagian kecil hanya cukup untuk duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan
perlengkapan media seperti tape recorder, proyektor film bingkai, ear phone, layar kecil dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai