Anda di halaman 1dari 6

6.2.2.

  Parameter Tumbuh Tanaman

Pertumbuhan tanaman merupakan suatu konsep universal dalam biologi


dan merupakan hasil dari berbagai proses fisiologi yang berinteraksi dalam tubuh
tanaman bersama faktor luar. Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses
penambahan ukuran, tinggi tanaman dan penambahan jumlah daun yang tidak
akan kembali lagi pada bentuk semulanya (Herlina, 2013). Pertumbuhan tanaman
dapat dikenali dengan beberapa parameter seperti pertumbuhan volume dan massa
tanaman. Beberapa parameter pertumbuhan meliputi meningkatnya ukuran bagian
tanaman (panjang, lebar, luas), pertambahan massa, perkembangan organ
tanaman, pembentukan dan perkembangan organ generatif, dan pendewasaan
struktur penyimpanan makanan serta penimbunan karbohidrat (Rahmah et al.,
2014). 
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal antara lain zat hara, cahaya,
air, suhu, oksigen dan kelembapan sedangkan faktor internal yaitu faktor yang
berasal dari dalam tumbuhan itu sendiri seperti gen dan hormon (Safei et al.,
2014). Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal apabila kondisi tanah sesuai dengan
kebutuhan nutrisi dan unsur hara serta kondisi tanah ditentukan oleh faktor
lingkungan lain seperti suhu, kandungan mineral, air dan derajat keasaman atau
pH (Siregar, 2018).
Tahap pertumbuhan suatu tanaman terbagi dua fase yaitu fase vegetatif
dan fase generatif. Fase vegetatif merupakan fase pertumbuhan yang
menggunakan karbohidrat dari proses fotosintesis (Sriagtula dan Sowmen, 2018).
Fase vegetatif terutama terjadi pada perkembangan akar, daun dan batang yang
baru. Fase vegetatif berhubungan dengan tiga proses penting yaitu pembelahan
sel, perpanjangan sel dan diferensiasi sel (Frasetya et al., 2018). Pertumbuhan fase
generatif terjadi pada pembentukan bunga dan biji. Fase pertumbuhan generatif
terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup bunga, buah dan biji atau
pembesaran dan pendewasaan struktur penyimpanan makanan, akar dan batang
yang berdaging (Rizal, 2017). Suplai karbohidrat sangat dibutuhkan pada fase
pertumbuhan generatif dari hasil penimbunan selama fase vegetatif berlangsung.
Peralihan dari fase pertumbuhan vegetatif ke fase generatif ditentukan oleh faktor
internal yaitu sifat turun temurun atau gen dan ditentukan oleh faktor tidak
terpenuhi (Khaeruni et al., 2014). 

6.2.3.   Kurva Pertumbuhan Tanaman

         Pertumbuhan tanaman merupakan proses fisiologis yang dipengaruhi oleh


genetik dan lingkungan yang memiliki dinamika pertumbuhan tanaman. Dinamika
sepanjang fase pertumbuhan tanaman secara khas dicirikan oleh fungsi
pertumbuhan yang disebut kurva sigmoid (Warsa et al., 2017). Jangka waktu
berlangsungnya proses ini dapat bervariasi kurang dari beberapa hari sampai
bertahun-tahun, tergantung pada organismenya atau organnya. Kurva sigmoid
adalah suatu fungsi pertumbuhan yang mencirikan pola pertumbuhan tanaman
sepanjang suatu generasi secara khas (Sutapa dan Kasmawan, 2016). Pola
pertumbuhan sepanjang daur hidup pertumbuhan dicirikan melalui fungsi yang
disebut kurva sigmoid yaitu kurva yang berbentuk “S”. Kurva pertumbuhan
normalnya lambat pada awal pertumbuhannya lalu mulai cepat sebelum fase
pembungaan dan mulai melambat setelah fase pembungaan sehingga umumnya
membentuk huruf “S” (Nugraheni et al., 2019). 
Pertumbuhan pada tanaman umumnya diukur berdasarkan perubahan
panjang, tinggi, atau masa per unit waktu. Alur perubahan yang terjadi saat
pertumbuhan suatu tanaman dapat dilihat melalui kurva pertumbuhan.
Pertumbuhan tanaman yang digambarkan melalui kurva pertumbuhan akan
membentuk kurva signoid yang berbentuk S. Kurva yang berbentuk signoid
menunjukkan kecepataan pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif yang diawali
dengan pertumbuhan yang lambat dan akan terus meningkan seiring dengan
berjalannya waktu kemudian melambat kembali saat akan memasuki fase
generatif (Nugroho dan Ningsih, 2009). Terdapat beberapa fase dalam
pertumbuhan kurva signoid. Fase-fase tersebut adalah fase lag, fase eksponensial,
fase strasioner, dan fase penurunan. Fase yang terjadi pada awal tumbuh tanaman
merupakan fase lag, yang dimana pertumbuhan tanaman rendah. Sedangkan fase
log menunjukkan pertumbuhan tanaman yang eksponensial dimana peningkatan
pertumbuhan tanamannya sangat cepat (Ristiati, 2015).

6.2.3. Kecepatan Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran yang bersifat


kuantitatif dan irreversible. Pertumbuhan tanaman adalah peristiwa bertambahnya
ukuran tanaman, yang dapat diukur dari bertambah besar dan tingginya organ
tumbuhan. (Hapsari dan Hastuti, 2018). Selain itu pertumbuhan tanaman tidak
lepas dari lingkungan tumbuh terutama faktor media tanam, faktor pertumbuhan.
Faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang terdapat pada
benih, bibit atau tanaman itu sendiri. Faktor eksternal merupakan faktor yang
terdapat di luar benih, bibit atau tanaman, salah satu yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu media tanam (Mariana, 2017). dan Pertumbuhan tanaman itu
sendiri yang secara langsung akan mempengaruhi hasil tanaman. Proses
pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan
merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan tanaman
apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman. Kondisi
lingkungan ini meliputi intensitas sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara
serta adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman (Huang dkk, 2010).

Kecepatan pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu


faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut saling berhubungan satu sama
lain dan sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan tanaman. Faktor internal
dan eksternal selalu berdampingan, apabila salah satu faktor tersebut tidak tersedia
bagi tanaman atau ketersediaannya tidak dalam keadaan seimbang maka akan
menyebabkan pertumbuhan suatu tanaman menjadi terganggu (Suryawati et al.,
2007). Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah faktor
genetic dari tanaman itu sendiri seperti nutrisi dan hormone. Faktor internal yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah laju fotosintesis, respirasi, hasil
asimilasi nitrogen, letak meristem, kapasitas penyimpanan makanan, diferensiasi
dan aktivitas enzim (Sari et al., 2014)

Faktor eksternal atau faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap


kecepatan pertumbuhan tanaman dalah air dan cahaya. Tanaman membutuhkan
air untuk keberlangsungan hidupnya. Pemberian air yang cukup bagi tanaman
akan mempengaruhi pembelahan sel dan pemanjangan sel sehingga dapat
mempercepat pertumbuhan tanaman (Suhartono et al., 2008). Cahaya termasuk
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan. Cahaya
diperlukan oleh semua jenis tanaman karena cahaya sangat berperan penting
dalam berlangsungnya proses fotosintesis pada tanaman. Proses fotosintesis
menghasilkan fotosintat yang akan diedarkan oleh jaringan pengangkut ke seluruh
tubuh tanaman sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan tanaman
(Sumartono dan Sumarni, 2013).
Daftar pustaka

Frasetya, B., A. Taofik, dan R. K. Firdaus. 2018. Evaluasi variasi nilai electrical
conductivity terhadap pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.)
pada sistem NFT. J. Agro, 5 (2) : 95-102.
Hapsari, A. T., Darmanti, S., & Hastuti, E. D. (2018). Pertumbuhan Batang, Akar
dan Daun Gulma Katumpangan (Pilea microphylla (L.) Liebm.). Buletin
Anatomi dan Fisiologi (Bulletin of Anatomy and Physiology), 3(1), 79-84.
Herlina, L. 2013. Uji potensi Gliocladium sp terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman tomat. J. Biology and Biology Education, 5 (2) : 88-93.
Khaeruni, A., M. Taufik, T. Wijayanto, dan E. A. Johan. 2014. Perkembangan
penyakit hawar daun bakteri pada tiga varietas padi sawah yang
diinokulasi pada beberapa fase pertumbuhan. J. Fitopatologi Indonesia, 10
(4) : 119-125.
Mariana, M. (2017). Pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan stek batang
nilam (Pogostemon cablin Benth). Agrica Ekstensia, 11(1), 1-8.
Nugraheni, F. T., S. Haryanti, dan E. Prihastanti. 2019. Pengaruh perbedaan
kedalaman tanam dan volume air terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan benih sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench). J. Anatomi
dan Fisiologi, 3 (2) : 223-232.
Nugroho. Y. A dan E. M. N. Ningsih, 2009. Model dinamik sebagai upaya
pencapaian sinkronasi nitrogen pada budidaya selada dengan pupuk hijau
paitan. J. Tanah Trop. 14 (2) : 127 – 134
Rahmah, A., M. Izzati, dan S. Parman. 2014. Pengaruh pupuk organik cair
berbahan dasar limbah sawi putih (Brassica chinensis L.) terhadap
pertumbuhan tanaman jagung manis (Zea mays L. Var. Saccharata). J.
Anatomi Fisiologi, 22 (1) : 65-71.
Ristianti. N. P. 2015. Uji bioaktivitas forbazole terhadap hambatan pertumbuhan
pada Staphylococcus aureus. J. Sains dan Teknologi. 4 (1) : 1 – 13
Rizal, S. 2017. Pengaruh nutrisi yang diberikan terhadap pertumbuhan tanaman
sawi pakcoy (Brassica rapa L.) Yang ditanam secara hidroponik. J. Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 14 (1) : 38-44.
Safei, M., A. Rahmi, dan N. Jannah. 2014. Pengaruh jenis dan dosis pupuk
organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung (Solanum
melongena L.) varietas Mustang F-1. J. Ilmu Pertanian dan Kehutanan, 13
(1) : 59-66.
Sari. H. P., C. Hanum dan Charloq. 2014. Daya kecambah dan pertumbuhan
Mucuna bracteata melalui pematahan dormansi dan pemberian zat pengatur
tumbuh giberelin. J. Online Agroekoteknologi. 2 (2) : 630 – 644
Siregar, M. 2018. Respon pemberian nutrisi ab mix pada sistem tanam hidroponik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi (Brassica juncea). J.
Animal Science and Agronomy Panca Budi, 2 (2) : 18-24.
Sriagtula, R. dan S. Sowmen. 2018. Evaluasi pertumbuhan dan produktivitas
sorgum mutan Brown Midrib (Sorghum bicolor L. Moench) fase
pertumbuhan berbeda sebagai pakan hijauan pada musim kemarau di tanah
ultisol. J. Peternakan Indonesia, 20 (2) : 130-144.
Suryawati. S., A. Djunaedy dan A. Trieandari. 2007. Respon tanaman sambiloto
(andrographis paniculata, NESS) akibat naungan dan selang penyiraman
air. J. Embryo. 4 (2) : 146 – 155
Sutapa, G. N. dan I. G. A. Kasmawan. 2016. Efek induksi mutasi radiasi gamma
60 Co pada pertumbuhan fisiologis tanaman tomat (Lycopersicon
esculentum L.). J. Keselamatan Radiasi dan Lingkungan, 1 (2) : 5-11.
Warsa, I. W., F. Septiyani, dan C. Lisna. 2017. Bioetanol dari bonggol pohon
pisang. J. Teknik Kimia, 8 (1) : 37-41.

Anda mungkin juga menyukai