HIDROLOGI
Disusun oleh :
Puji Syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk penyusunan
Laporan Praktikum Hidrologi lebih baik. Saya harap laporan ini bisa bermanfaat
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Tujuan............................................................................................... 2
1.3. Kondisi Wilayah Kabupaten Sukoharjo........................................... 2
1.4. Kondisi Wilayah Kecamatan Mojolaban......................................... 3
BAB II. CURAH HUJAN KECAMATAN................................................... 4
BAB III. CURAH HUJAN WILAYAH........................................................ 5
BAB IV. KEBUTUHAN AIR TANAMAN................................................... 7
4.1. Hujan Efektif.................................................................................... 7
4.2. Kebutuhan Air Tanaman (Evaporasi).............................................. 8
4.3. Perhitungan Surplus dan Defisit ..................................................... 9
4.4. Model Thornthwaite-Mather ........................................................... 10
BAB V. POLA TANAM BERDASARKAN KONDISI AKTUAL............. 12
BAB VI. MODIFIKASI POLA TANAM..................................................... 13
BAB VII. KEBUTUHAN AIR IRIGASI...................................................... 14
BAB VIII. KESIMUPULAN........................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16
LAMPIRAN...................................................................................................... 19
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Nomor Halaman
PENDAHULUAN
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi. Air merupakan komponen penting yang sangat
dibutuhkan dalam setiap kehidupan makhluk hidup. Air sangat dibutuhkan oleh
mahluk hidup seperti hewan, manusia, dan tumbuhan . Tumbuhan sangat
membutuhkan air agar dapat tumbuhan dapat melakukan fotosintesis. Fotosistesis
bagi tumbuhan dilakukan untuk menghasilkan makanan mereka sehingga
tumbuhan dapat bertahan hidup. Air yang turun ke bumi adalah dalam bentuk air
hujan. Air hujan yang turun ke permukaan bumi pada suatu daerah dapat dihitung
yaitu disebut juga dengan curah hujan wilayah.
Kebutuhan air tanaman adalah kebutuhan air total yang akan diberikan pada
petak-petak pertanian tingkat tersier atau ke jaringan irigasi yang
merupakan kebutuhan air tanaman atau kebutuhan air untuk pengolahan tanah
atau disebut juga kebutuhan air di lapangan. Modifikasi pola tanam merupakan
Melakukan perubahan pemilihan pola tata tanam atau tanggal tanam dalam rangka
mengurangi kebutuhan air irigasi di sawah sehingga ada kemungkinan air dapat
dimanfaatkan untuk luas lahan lebih optimal lagi. Irigasi merupakan usaha
penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian
yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah,
irigasi pompa, dan irigasi tambak. Tujuan dari irigasi adalah menambah air di
lahan dan mencukupi kebutuhan air ketika tidak turun hujan. Pemberian air irigasi
yang efisien dipengaruhi oleh kebutuhan air agar tercapai kondisi air tersedia yang
dibutuhkan oleh tanaman.
Tujuan dari tugas hidrologi pola tanam adalah untuk melihat kebutuhan air
yang diperlukan dari pola tanam pada Kecamatan Tebing Tinggi. Manfaat dari
modifikasi pola tanam adalah untuk memberikan hasil yang lebih produktif.
BAB II
CURAH HUJAN KECAMATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1,20 7,03
Jan
1,27 7,44
1,33 7,83
Feb
1,30 7,65
1,30 7,79
Mar
0,00 0,00
Penyiapan Lahan
Apr
0,50 2,99
0,75 4,48
Mei
1,00 5,37
1,00 5,37
Jun
0,82 4,41
0,45 2,42
Jul
Penyiapan Lahan
Agt
0,50 3,12
Sept
0,50 3,12
0,85 5,63
Nov
0,95 6,29
0,95 6,12
Des
0,55 3,54
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
HE 11,82 11,67 9,44 8,51 4,56 2,65 2,68 0,50 1,78 4,50 8,78 6,99
Padi
(FAO)
Jagung
Keterangan :
Peff : Hujan Efektif (mm/bulan)
LP : Label pemetaan warna untuk padi, warna untuk jagung, warna
untuk pengolahan tanah, warna untuk irigasi
KESIMPULAN
Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Rembang dalam angka 2018. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2019. Kabupaten Rembang dalam angka 2019. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2020. Kabupaten Rembang dalam angka 2020. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2021. Kabupaten Rembang dalam angka 2021. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2018. Kecamatan Rembang dalam angka 2018. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Rembang dalam angka 2019. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2020. Kecamatan Rembang dalam angka 2020. Rembang
Badan Pusat Statistik. 2021. Kecamatan Rembang dalam angka 2021. Rembang
Ayu, I. W., Prijono, S., dan Soemarno, S. 2013. Evaluasi ketersediaan air tanah
lahan kering di Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa Besar. J. Indonesian of
Environment and Sustainable Development, 4 (1) : 18 – 25.
Beja, H. D., Mella, W. I. I., dan Soetedjo, I. P. 2015. Sistem tebas bakar dan
pengaruhnya terhadap komponen fisik kimia tanah serta vegetasi pada
ladang dan lahan bera (studi kasus di Desa Pruda kecamatan Waiblama
Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur). J. Keteknikan
Pertanian, 3 (2) : 129 – 136.
Dalimoenthe, S. L., Apriana, Y., dan June, T. 2017. Dampak perubahan iklim
terhadap pola curah hujan dan defisit air di perkebunan teh. J. Penelitian Teh
Dan Kina, 19 (2) : 20 – 26.
Djafar, H., Limantara, L. M., dan Asmaranto, R. 2015. Studi analisa kebutuhan
jumlah stasiun hujan berdasarkan evaluasi perbandingan antara analisa
hidrograf banjir dan banjir historis pada Das Limboto Provinsi Gorontalo.
Jurnal Teknik Pengairan: J. of Water Resources Engineering, 5 (2) : 172 –
181.
Fuadi, N. A., Purwanto, M. Y. J., dan Tarigan, S. D. 2016. Kajian kebutuhan air
dan produktivitas air padi sawah dengan sistem pemberian air secara sri dan
konvensional menggunakan irigasi pipa. J. Irigasi, 11 (1) : 23 – 32.
Hasanah, N. A. I., Setiawan, B. I., Arif, C., dan Widodo, S. 2015. Evaluasi
koefisien tanaman padi pada berbagai perlakuan muka air. J. Irigasi, 10 (2) :
57 – 68.
Hasibuan, S. H. 2011. Analisa kebutuhan air irigasi daerah irigasi sawah
Kabupaten Kampar. J. Aptek, 3 (1) : 97 – 102.
Hidayat, A. K., dan Empung, E. 2016. Analisis curah hujan efektif dan curah
hujan dengan berbagai periode ulang untuk wilayah Kota Tasikmalaya dan
Kabupaten Garut. J. Siliwangi Seri Sains dan Teknologi, 2 (2) : 121 – 126.
Irawan, P., Hendra, H., Ikhsan, J., Atmaja, S., dan Sari, N. K. 2020. Analisis dan
pemetaan isohyet curah hujan berbagai periode ulang tahun (puh) das
citanduy hulu. J. Akselerasi, 2 (1) : 13 – 23.
Manik, T. K., Rosadi, R. B., dan Karyanto, A. 2012. Evaluasi metode Penman-
Monteith dalam menduga laju evapotranspirasi standar (ET0) di dataran
rendah provinsi lampung Indonesia. J. Keteknikan Pertanian, 26 (2) : 121 –
127.
Nusantara, D. A. D., Nadiar, F., & Ansori, M. B. 2019. Perilaku berbagai data
iklim sebagai input tunggal untuk model jst dari evapotranspirasi potensial
harian penman-monteith. J. Ilmiah Teknik Sipil dan Teknik Kimia, 4 (2) :
139 – 146.
Perwitasari, S. D. N., dan Bafdal, N. 2016. Penjadwalan irigasi berbasis neraca air
pada sistem pemanenan air limpasan permukaan untuk pertanian lahan
kering. J. Keteknikan Pertanian, 4 (2) : 219 – 226.
Pradipta, N. S., Sembiring, P., dan Bangun, P. 2013. Analisis Pengaruh Curah
Hujan di Kota Medan. J. Saintia Matematika, 1 (5) : 459 – 468.
Sari, A. N., Sujono, J., dan Jayadi, R. 2016. Perhitungan hujan efektif dengan
metode scs-cn dan pengaruhnya terhadap hidrograf satuan. J. Teknik Sipil,
8 (1) : 27 – 38.
Wilnaldo, A., Putra, Y. S., dan Adriat, R. 2020. Perbandingan metode perhitungan
evapotranspirasi potensial di Paloh Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
J. Prisma Fisika, 8 (3) : 165 – 171.
Windari, E. H., Faqih, A., dan Hermawan, E. 2012. El nino modoki dan
pengaruhnya terhadap perilaku curah hujan monsunal di Indonesia. J.
Meteorologi dan Geofisika, 13 (3) : 149 – 160.
Yanto, H., T. Ahmad., dan T. Sugeng. 2014. Aplikasi sistem irigasi tetes pada
tanaman kembang kol (Brassica Oleracea Var. Botrytis L. Subvar.
Cauliflora DC) dalam greenhouse. J. Teknik Pertanian Lampung, 3 (2) : 141
– 151.
LAMPIRAN
Januari 4686 275 417 344 344 602 311 822 460 354 861.5 BB
Februari 157 139 107 136 136 370 195 472 209 119 204 BB
Maret 222 176 180 181 181 182 180 385 149 204 204 BB
Mei 169 179 143 248 243 365 254 397 197 161 235.6 BB
Juni 60 256 245 196 235 343 232 241 213 198 221.9 BB
Oktober 167 188 198 199 178 236 367 267 189 167 259.81 BB
November 138 205 189 196 196 334 447 552 197 353,5 272.67 BB
Desember 102 370 288 595 204 257 395 742 297 131 338.1 BB
Jumlah 5.643 1320 1231 2.097 2303 1669 3026 4035 1543 1342,5 Rata-
Mohr
Rata-rata 470,25 110 102,58 174,75 191,91 139,08 336,25 336,25 128,58 111,87 Rata
BK 2 0 1 0 0 0 0 1 1 3 0,6 2
Schmidt-
BL 3 4 1 1 1 1 0 2 3 0 1,3 2
Ferguson
BB 8 8 10 11 11 11 12 9 8 9 8,1 8
t
Indeks Perbulan (i) = ( 5 ) 1,514
t 1,514
(i) Jan = ( 5 ) t 1,514
(i) Jul = ( 5 )
27,8 1,514
=( 5 ) 28 1,514
=( 5 )
=
13,4 =
13,6
t 1,514
(i) Feb = ( 5 )
t 1,514
27,8 1,514 (i) Agust = ( 5 )
=( 5 )
27,8 1,514
=
13,4 =( 5 )
=
13,4
t
(i) Mar = ( 5 )
1,514
27,7 t 1,514
=( 5 ) 1,514 (i) Sept = ( 5 )
= 27,6 1,514
13,3 =( 5 )
=
13,2
t 1,514
(i) Apr = ( 5 )
28 1,514 t 1,514
=( 5 ) (i) Okt = ( 5 )
= 28,4 1,514
13,6 =( 5 )
=
13,8
t 1,514
(i) Mei = ( 5 )
28 1,514 t
(i) Nov = ( 5 )
1,514
=( 5 )
= 28,1
13,6 =( 5 ) 1,514
=
13,6
t 1,514
(i) Jun = ( 5 )
27,7 1,514 t 1,514
=( 5 ) (i) Des = ( 5 )
= 27,9 1,514
13,3 =( 5 )
=
13,5
I = ∑ Indeks heat perbulan
= 13,4 + 13,4 + 13,3 + 13,6 + 13,6 + 13,3 + 13,6 + 13,4 + 13,2 + 13,8 + 13,6 + 13,5
= 161,7
Nilai a
a = 0,000000675 I3 – 0,0000771 I2 + 0,01792 I + 0,49239
= 0,000000675 (161,7)3 – 0,0000771 (161,7)2 + 0,01792 (161,7) + 0,49239
= 2,85 – 2,01 + 2,89 + 0,49239
= 4,22
4,22
10 x 27,8
ETP Feb = 1,6 ( 161,7 ) = 15,75
4,22
10 x 27,7
ETP Mar = 1,6 ( 161,7 ) = 15,51
4,22
10 x 28
ETP Apr = 1,6 ( 161,7 ) = 16,23
4,22
10 x 28
ETP Mei = 1,6 ( 161 ,7 ) v = 16,23
4,22
10 x 27,7
ETP Jun = 1,6 ( 161 ,7 ) = 15,51
4,22
10 x 28
ETP Jul = 1,6 ( 161,7 ) = 16,23
4,22
10 x 27,8
ETP Agust = 1,6 ( 161,7 ) = 15,74
4,22
10 x 27,6
ETP Sep = 1,6 ( 161,7 ) = 15,27
10 x 28,4 4,22
ETP Okt = 1,6 ( 161,7 ) = 17,23
4,22
10 x 28,1
ETP Nov = 1,6 ( 161,7 ) = 16,48
4,22
10 x 27,9
ETP Des = 1,6 ( 161,7 ) = 15,99
ETP Terkoreksi
ETP Terkoreksi = ETP X F
M = E0 x P
= 5,401 x 2
= 10,802
M xT 10,802 x 30
K =
S
=
300
= 1,0802
1,0802
2,7182
IR = 10,802 x = 16,31 mm/hari
2,7182−11,0802
Jadi, pola tanam yang dilakukan adalah padi – bero yang dimulai dari bulan
Desember – Febuari, kemudian bero pada Maret – Oktober dengan pengolahan tanah
pada bulan November.
Lampiran 9. Modifikasi Pola Tanam
M = E0 x P
= 5,489 x 2
= 10,978
M xT 10,978 x 30
K =
S
=
300
= 1,0978
1,0978
2,7182
IR = 10,978 x = 16,49 mm/hari
2,7182−11,0978
M = E0 x P
= 5,753 x 2
= 11,506
M xT 11,506 x 30
K =
S
=
300
= 1,1506
1,1506
2,7182
IR = 11,506 x = 16,83 mm/hari
2,7182−11,1506
M = E0 x P
= 5,401 x 2
= 10,802
M xT 10,802 x 30
K =
S
= 300
= 1,0802
1,0802
2,7182
IR = 10,802 x = 16,31 mm/hari
2,7182−11,0802
HxA
Q1 = x 10000
T
0,01 x 7801
= x 10000
18000
= 43,34 m3/detik/ha
= 43.340 L/detik/ha
Q1
Q2 =
1−L
PAI Jagung
Agust = KAI – Peff
= 7,41 – (0,17)
= 7,58 mm/hari