OLEH:
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat serta kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh
ciptaan- Nya, berkat kemudahan yang diberikan saya dapat menyelesaikan makalah
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
pada Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dalam Penyusunan makalah ini, saya banyak
mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu
pengetahuan yang saya miliki. saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi saya pada khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya. Saya sebagai
penyusun sangat menyadari bahwa dalam Penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan
cairan tubuh lainnya. Cairan dalam tubuh, termasuk darah, meliputi lebih kurang
60% dari total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat
makanan dan ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang, dan
keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.
dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai
yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan
oleh elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang tidak normal dapat menyebabkan banyak
gangguan.
kompartemen cairan tubuh manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor,
yaitu natrium (Na+), kalium (K+), klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-).
Pemeriksaan keempat elektrolit mayor tersebut dalam klinis dikenal sebagai ”profil
elektrolit. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi
tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah
merupakan salah satu bagian dari fisiologi hoemostasis. Keseimbangan cairan dan
tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh
melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi keseluruh
bagian tubuh. Konsentrasi natrium dan kalium di dalam cairan intrasel dan ekstrasel
dipertahankan oleh suatu system transporaktif Na+ K+ ATP- ase (Marks dan
menggunakan ikatan fosfat berenergi tinggi pada ATP untuk menyediakan energy
ini. Transpor aktif, kerja mekanis, dan reaksi biosintetik semuanya merupakan
proses yang memerlukan energi sehingga ATP diubah menjadi ADP dan P.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanhya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit kedalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya ; jika salah satu
B. Rumusan masalah
elektrolit?
c. Tujuan
dan elektrolit.
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006).
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price,
Silvia, 2006). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
Semua jenis cairan tubuh yang terlarut maupun tidak terlarut air, sebagai
berikut:
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir
60% dari berat badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari
berat badannya. Solut (terlarut) Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif
dan diukur dengan kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama
miliekuivalen, dalam larutan selalu sama. mol/L ) atau dengan berat molekul
utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang
b. Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam
larutan dan diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit
membutuhkan cairan dan elektrolit dalam jumlah dan proporsi yang tepat di berbagai
jaringan tubuh. Hal tersebut dapat dicapai dengan serangkaian manuver fisika-kimia
yang kompleks. Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh. Seseorang dengan
berat 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air dalam tubuhnya. Air menyusun 75%
berat badan bayi, 70% berat badan pria dewasa, dan 55% tubuh pria lanjut usia.
Karena wanita memiliki simpanan lemak yang relative banyak (relative bebas-air),
kandungan air dalam tubuh wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air
Cairan intraselular (CIS). CIS adalah cairan yang berada dalam sel di seluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia. Jumlahnya
sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan. Elektrolit kation
terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion terbanyak adalah HPO42-,
Cairan ekstraselular (CES). CES merupakan cairan yang terdapat di luar sel
dan menyusun sekitar 30% dari total cairan tubuh. CES meliputi cairan intravascular,
cairan interstisial, dan cairan transeluler. Cairan interstisial terdapat dalam ruang
antar-sel, plasma darah, cairan serebrospinal, limfe, serta cairan rongga serosa dan
sendi. Akan tetapi, jumlahnya terlalu sedikit untuk berperan dalam keseimbangan
arah antara CIS dan CES. Elektrolit yang berperan adalah : kation dan anion.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit.Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan
lain:
a. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertumbuhan memiliki proporsi cairan
tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya, jumlah cairan yang
diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang
dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi
oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur
pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan. Pada individu lansia,
b. Aktivitas
demikian, jumlah cairan yang dibutuhkan juga meningkat. Selain itu, kehilangan
cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan laju
c. Iklim
panas tidak akan mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan
pernapasan. Dalam situasi ini, cairan yang keluar umumnya tidak dapat disadari
(insensible water loss, IWL). Besarnya IWL pada tiap individu bervariasi, dipengaruhi
lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah deangan kelembapan yang rendah
akan lebih sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula pada
kehilangan cairan sebanyak lima litet sehaei melalui keringat. Umumnya, orang yang
biasa berada di lingkungan panas akan kehilangan cairan sebanyak 700 ml per jam
saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
d. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan
terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan
e. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
f. Penyakit
elektrolit tubuh Misalnya : Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan
g. Tindakan Medis
h. Pengobatan
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam
tubuh
i. Pembedahan
perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru mengalami kelebihan beban
cairan akibat asupan cairan berlebih melalui intravena selama pembedahan atau
sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat- obat anastesia.
Cairan tubuh yang terbagi menjadi beberapa kompartemen cairan relatif konstan
pada keadaan yang normal. Antara satu kompartemen dengan yang lainnya dibatasi
antara caira intraseluler dengan cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya
peran dari sel membran. Protein yang merupakan suatu molekul besar bermuatan
negatif, bukan hanya ukuran molekulnya yang besar namun merupakan suatu
partikel aktif yang berperan mempertahankan tekanan osmotik. Protein ini tidak
mempengaruhi pergerakan cairan melalui membran ke dalam dan keluar dari sel
tersebut.7
sehubungan dengan berat pelarut. Lebih khusus, itu adalah jumlah osmol disetiap
osmol zat terlarut dalam satu liter larutan. Osmolaritas adalah properti koligatif, yang
berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel terlarut dalam larutan. Selain itu
dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang
bersifat menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Koloid
merupakan 0,5% dari osmolalitas plasma total, namun mempunyai arti yang sangat
penting. Karena, hal ini menyebabkan permeabilitas kapiler terhadap koloid sangat
kecil sehingga mempunyai efek penahan air dalam komponen plasma, serta
tekanan koloid osmotik, akan menyebabkan timbulnya edema paru.2 Cairan tubuh
tubuh, terdapat mekanisme kendali yang akan segera bekerja supaya cairan di
keseimbangan garam dan cairan, dengan cara mengatur keluaran garam dan air
dalam bentuk urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut.4 Mekanisme pengaturannya dilakukan mlalui
dua cara yaitu kendali osmolar dan kendali non osmolar. Pada kendali osmolar
sangat dominan dan efektif dalam mengatur cairan ekstraseluler. Kendali osmolar
ADH.3,4
Pada daerah hipotalamus bagian anterior, terdapat neuron khusus yang dikenal
cairan.2 Vesikel ini dapat mengembang atau mengeriput sesuai dengan osmolaritas
merangsang hipofise anterior lebih banyak melepaskan ADH (anti diuretic hormone)
yang akan menurunkan produksi urin dan membuatnya lebih pekat. Sebaliknya, jika
merangsang hipofise anterior untuk menurunkan produksi hormon ADH. Hal ini akan
Aldosteron. Sistem ini akan bekerja apabila terjadi perubahan keseimbangan cairan
ekskresi Na lewat urin. Pengaturan ini dimulai dari interaksi antara aktivitas ginjal
proses filtrasi natrium melewati glomerulus dan reabsorbsi tubulus. Dari sekian
banyak natrium yang dikeluarkan dari glomerulus, lebih dari 95% akan direabsorbsi
oleh tubulus. Korteks adrenal merupakan factor utama yang menjaga volume cairan
Receptor” yang dirangsang oleh perubahan kapasitas atrium kiri. Bila atrium kiri
mengalami distensi, reseptor ini akan merangsang hipotalamus untuk menimbulkan
impuls aferen melalui jalur simpatis dan merangsang hipofisis untuk mensekresikan
Baroreseptor akan terangsang apabila terjadi perubahan tekanan darah, lalu akan
melalui penahanan atau pelepasan ADH kedalam sirkulasi.2 Terdapat dua jenis
Refleks baroreseptor karotid akan terangsang jika terjadi penurunan tekanan darah
membuat hambatan efek hipotalamus terhadap hipofisis. Hal ini membuat sekresi
ADH akan meningkat. Sebaliknya pada refleks baroreseptor lengkung Aorta, jika
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan tubuh merupakan media semua reaksi kimia di dalam sel. Tiap sel mengandung
cairan intraseluler (cairan di dalam sel) yang komposisinya paling cocok untuk sel tersebut
dan berada di dalam cairan ekstraseluler (cairan di luar sel) yang cocok pula.
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai didalam
cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Keseimbangan cairan
tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
transeluler. Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut).
Air menyusun ± 50 – 60% dari total berat badan. Hubungan antara berat badan total
dan total air dalam tubuh relatif konstan pada tiapindividu dan merupakan refleksi dari lemak
diantaranya adalah :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Sel-sel lemak
4. Stres
5. Sakit
6. Temperatur lingkungan
7. Diet
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi
para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta :EGC
Jakarta : EGC
Jakarta : EGC