OLEH :
RISKA NOVITASARI
NIM.P07134115045
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
pada Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Rumah Sakit Umum Daerah Praya. Dalam
Penyusunan makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini
disebabkan oleh keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki. saya berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan bagi para
pembaca pada umumnya. Aamiin. Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa
dalam Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii1
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................4
A. Pemeriksaan Urine Lengkap/Urinalisis..............................................................4
B. Proses Pra Analitik Pada Pemeriksaan Urine Lengkap.....................................6
C. Pemeriksaan Makroskopis Urine......................................................................10
D. Pemeriksaan Kimia Urine.................................................................................14
E. Pemeriksaan Sediment Urine (Mikroskopis Urine)..........................................24
F. Proses Pasca Analitik Pemeriksaaan Urine Lengkap......................................44
BAB III PENUTUP......................................................................................................46
A. Kesimpulan.......................................................................................................46
B. Saran................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................47
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis
penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi
memberikan informasi tentang ginjal, saluran urin dan mengenai faal berbagai
organ dalam tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal dan
bagi pemeriksaan selanjutnya, yang meliputi pemeriksaan kimia (berat jenis, PH,
analitik, dan paska analitik. Faktor pra analitik merupakan faktor yang
selanjutnya. Faktor pra analitik meliputi persiapan dan perlakuan terhadap urine
penampungan urine yang baik, volume urine yang cukup, dan sampel urine tidak
1
pengerjaan sampel yang meliputi sampel yang diperiksa sudah memenuhi
dan cara pegerjaan sampel. Faktor pasca analitik merupakan tahapan akhir
Oleh karena itu setiap laboratorium harus dapat memberikan data hasil tes yang
teliti, cepat dan tepat salah satunya adalah pada pemeriksaan urine lengkap.
pemeriksaan urine lengkap mulai dari proses pra analitik, analitik, dan pasca
analitik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
5. Untuk mengetahui proses pemeriksaan mikroskopis/sedimen urine.
D. Manfaat
lengkap
3
BAB II
PEMBAHASAN
evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan
urologis seperti calculi, infeksi saluran kemih dan malignansi, meliputi: kimia
laboratorium,2011).
analitik, dan pasca analitik. Faktor pra analitik faktor ini yang menentukan
kualitas sampel yang nantinya akan dikerjakan faktor ini menentukan proses
selanjutnya, faktor ini meliputi persiapan dan perlakuan terhadap urine sebelum
urine dimana cara menampung urine yang baik adalah cara midstream atau
pancaran tengah menggunakan wadah yang bersih, kering dan bermulut lebar,
waktu penampungan urine pagi hari, urine sewaktu. Sampel urine yang baik
4
untuk diperiksa adalah sampel urine tidak terkontaminasi dan mempunyai
a. Urine Sewaktu
Urine Sewaktu Adalah urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus. Urine sewaktu ini cukup baik untuk
khusus.
b. Urine Pagi
bangun tidur. Urine ini lebih pekat dari urine yang dikeluarkan siang hari,
jadi baik untuk pemeriksaan sediment, berat jenis, protein, tes kehamilan
dan lain-lain.
c. Urine Postprandial
d. Urine 24 Jam
keluar dari jam 7 pagi dibuang, berikutnya ditampung termasuk juga urine
5
e. Urine 3 gelas dan urine 2 gelas pada laki-laki
ditampung 50 – 70 ml urine.
(Nurrahmah, 2012)
1. Penampung Urine
wadah harus bermulut lebar, bersih, kering, dan bertutup. Wadah steril hanya
digunakan sekali pakai. Tidak dianjurkan untuk memakai ulang wadah urine,
nama, nomor rekam medis, tanggal dan jam pengambilan bahan. Identitas ini
ditulis pada label di wadah urine dan harus sesuai dengan formulir
6
permintaan. Pada formulir permintaan juga dicantumkan hal seperti di atas
Bahan pemeriksaan urine rutin yang terbaik adalah urine segar, kurang
dari 1 jam setelah dikeluarkan. Urine yang dibiarkan dalam waktu lama pada
bakteri sehingga produksi NH3 dan CO2 meningkat. Keadaan ini akan
sedimen dalam urine seperti eritrosit, leukosit, silinder, ataupun sel menjadi
pecah atau hancur. Selain itu, fosfat yang ada dalam urine akan mengendap,
glukosa yang ada dalam urine, karena digunakan untuk metabolisme oleh
bakteri. Urine yang dibiarkan lama pada suhu kamar juga dapat
urine oleh bakteri. Urine yang telah disimpan dalam lemari es akan
menyebabkan presipitasi fosfat dan urat amorf serta memiliki berat jenis lebih
tinggi bila diukur dengan urinometer. Oleh sebab itu, sebelum pemeriksaan
tempat yang jauh dan atau tidak ada lemari es, biasanya digunakan pengawet
urine.
7
3. Tekhnik Pengambilan Sampel Urin
a. Pada Wanita
3) Bersihkan labia dan vulva menggunakan kasa steril dengan arah dari
depan ke belakang.
4) Bilas dengan air hangat dan keringkan dengan kasa steril yang lain.
5) Selama proses ini berlangsung,labia harus tetap terbuka lebar dan jari
b. Pada Laki-Laki
8
wadah yang sudah disediakan. Hindari urin mengenai lapisan tepi
kecil.
d. Urin Kateter
yang terbuat dari karet (jangan bagian yang terbuat dari plastik).
ml.
penuh.
9
1) Lakukan desinfeksi kulit didaerah suprapubik dengan Povidone Iodine
70%.
Untuk uji carik celup, urin tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali
cara :
(homogen).
meresuspensikan sedimen.
jenis.
1. Volume urine
10
Banyaknya urine yang dikeluarkan oleh ginjal dalam 24 jam. Dihitung
dalam gelas ukur. Volume urine normal : 1200-1500 ml/24 jam. Volume urine
Pada orang dewasa, normal produksi urine sekitar 1,5 L dalam 24 jam.
pulih.
Residual urine (urine sisa): volume urine yang diperoleh dari kateterisasi
2. Bau
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan
3. Buih
Buih pada urine normal berwarna putih. Jika urine mudah berbuih,
11
urine memiliki buih yang berwarna kuning, hal tersebut disebabkan oleh
4. Warna urine
makin muda warna urine itu. Biasanya warna urine normal berkisar antara
kuning muda dan kuning tua. Warna itu disebabkan oleh beberapa macam
hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu dapat
adalah :
nonpatologik: banyak macam obat dan zat warna, bit, rhubab (kelembak),
senna.
12
Hitam atau hitam kecoklatan: melanin, asam homogentisat, indikans,
5. Kejernihan
Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna yaitu jernih, agak
keruh, keruh atau sangat keruh. Tidak semua macam kekeruhan bersifat
abnormal. Urine normal pun akan menjadi keruh jika dibiarkan atau
didinginkan. Kekeruhan ringan disebut nubecula dan terjadi dari lender, sel-
Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar, mungkin terjadi sesudah
Bakteri.
Unsur sedimen dalam jumlah besar, seperti eritrosit, leukosit dan sel
epitel.
Benda-benda koloid.
Nubecula.
Urat-urat amorf.
Bakteri.
6. pH
13
keadaan dalam tubuh, apalagi jika disertai penetapan jumlah asam yang
petunjuk kea rah infeksi saluran kemih. Infeksi oleh E. coli biasanya
7. Berat jenis
cara kimia kering atau tes carik celup banyak digunakan di laboratorium klinik.
Cara carik celup ini selain praktis karena reagen telah tersedia dalam bentuk pita
siap pakai, reagen relative stabil, murah, volume urine yang dibutuhkan sedikit,
dimaksudkan untuk menilai carik celup, alat pemeriksa yaitu pipet dan alat
14
Bahan untuk pemeriksaan kimia dengan carik celup, harus merupakan
urine segar dan mempunyai jumlah minimal 10-12 ml. Setelah dicampur
dalam waktu kurang dari 1 detik, kemudian diangkat dan kelebihan urine
saring sehingga kelebihan urine yang mengalir diserap dengan kertas serap,
pada botol carik celup dapat secara visual. Hasil tes berdasarkan perubahan
basa, kelainan ginjal, dan saluran kemih seperti infeksi traktus urinarius .
pemeriksaan kimia urine sekaligus terdiri dari pH, berat jenis, glukosa,
(Link, 2015).
15
a. Pemeriksaan pH urine
red dan bromthymol blue), dimana akan terjadi perubahan warna sesuai
pH yang berkisar dari jingga hingga kuning kehijauan dan hijau kebiruan.
Pada urine dengan berat jenis yang rendah, ion H+ yang dihasilkan
berwarna biru tua hingga hijau pada urine dengan berat jenis rendah dan
membentuk warna biru muda, hijau sampai coklat. Pada cara ini, kadar
16
mg/dl), +2 (500 mg/dl), +3 (1000 mg/dl), +4 (>2000 mg/dl). Sensitivitas
pemeriksaan ini adalah 100 mg/dl, dan pemeriksaan ini spesifik untuk
glukosa.
bahan reduktor dalam urine seperti vitamin C (lebih dari 40 mg/dl), asam
menggunakan:
1) Metode Fehling
2) Metode Benedict
glukosa)
17
Kadar glukose plasma sama dengan filtrat glomerulus, sedang batas
Diabetes melitus
Emosional glokosuria
Hyperthyroidisme
Anesthesia eter
Renal glokosuria
jumlah yang sangat sedikit dapat berada dalam urine, tanpa terdeteksi
18
dan ditranspor menuju hati, tempat bilirubin berkonjugasi atau tak
kompleks yang berwarna coklat muda hingga merah coklat dalam waktu
mg/dl.
reagen Fouchet menjadi biliverdin yang berwarna hijau. Hasil positif pada
saring.
berkurang dalam feses dan sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran
19
darah. Kemudian urobilinogen diproses ulang menjadi empedu kira-kira
serta buffer asam). Intensitas warna yang terjadi dari jingga hingga merah
tua, dibaca dalam waktu 60 detik, warna yang timbul sesuai dengan
urobilinogen yang lebih rendah dari seharusnya. Kadar nitrit yang tinggi
nitroprusida. Warna yang dihasilkan adalah coklat muda bila tidak terjadi
reaksi, dan ungu untuk hasil yang positif. Hasilnya dilaporkan sebagai
negative, trace (5 mg/dl), +1 (15 mg/dl), +2 (40 mg/dl), +3 (80 mg/dl) atau
+4 (160 mg/dl).
20
Hasil positif palsu dapat terjadi apabila urine banyak mengandung
dengan BM kecil (lebih kecil dari BM albumin dan hemoglobin). Zat diatas
kerusakan keduanya
(2000 mg/dl).
21
Selain mengunakan carik celup, pemeriksaan protein urine dapat
juga menggunakan:
1) Metode Rebus
semi kuantitatif.
2) Metode Sulfosalisilat
(+2) : kekeruhan mudah dilihat dan tampak butir-butir (0,05 – 0,2 g/dl)
(+3) : urine jelas keruh dan kekeruhan itu jelas berkeping-keping (0,2 –
0,5 g/dl)
(+4) : urine sangat keruh dan bergumpal (lebih dari 0,5 g/dl)
3) Metode Heller
22
h. Pemeriksaan Darah dalam Urine
μL), +2 (80 eri/ μL), atau +3 (200 eri/ μL). vitamin C serta protein kadar
trace (15 leu/μL), +1 (70 leu/μL), +2 (125 leu/μL), atau +3 (500 leu/μL).
jika terdapat glukosa dan protein dalam konsentrasi tinggi atau pad urine
dengan berat jenis tinggi, dapat terjadi hasil negative palsu, karena
23
j. Pemeriksaan Nitrit dalam Urine
Test nitrit urine adalah test yang dapat digunakan untuk mengetahui
lebih dari 105 kuman per ml. negative bila tidak terdapat nitrit maka warna
bakteri yang ada. Sensitivitas pemeriksaan ini adalah 0,075 mg/dl nitrit.
lebih dari 75 mg/dl dalam urine yang mengandung sejumlah kecil nitrit
(0,1 mg/dl atau kurang), kuman yang terdapat dalam urine tidak
urine hanya sebentar berada dalam kandung kemih. Selain itu juga
sedimen yang dipakai untuk mendeteksi kelainan ginjal dan saluran kemih.
Untuk pemeriksaan sedimen urine diperlukan urine segar yaitu urine yang
24
diperlukan urine pekat yaitu urine yang diperoleh pagi hari dengan berat jenis >
1,023 atau osmolalitas > 300 m osm/kg dengan pH yang asam (Nisa, 2017) .
1. Cara Pemeriksaan
sedimen urine. Kemudian teteskan 1 tetes sedimen urine di atas objek glass,
Pewarnaan Natif (tanpa pewarnaan) baik untuk pewarnaan urin rutin dan
25
Sudan III dan IV yaitu melihat butir-butir hemosiderin pada hemolisis
intravaskuler.
a. Unsur Organik
1) Epitel
yaitu epitel yang berasal dari ginjal biasanya berbentuk bulat berinti 1,
epitel yang berasal dari kandung kemih yang disebut sel transisisonal
26
dan epitel gepeng yang berasal dari uretra bagian distal, vagina dan
vulva.
salisilat.
b) Oval fat bodies / renal tubular fat / renal tubular fat bodies
27
Sel epitel tubulus dapat terisi oleh banyak tetesan lemak
tubular fat / renal tubular fat bodies. Oval fat bodies menunjukkan
karena keracunan etilen glikol, air raksa. Selain sel epitel tubulus,
oval fat bodies juga dapat berupa makrofag atau hisiosit. Sel
maupun tipe 2.
Sel epitel ini dari pelvis ginjal, ureter, kandung kemih (vesica
urinaria), atau uretra, lebih besar dari sel epitel tubulus ginjal, dan
agak lebih kecil dari sel epitel skuamosa. Sel epitel ini berbentuk
28
kecilnya ukuran sel epitel transisional tergantung dari bagian
pada spesimen urin normal. Sel epitel ini tipis, datar, dan inti bulat
2) Leukosit
29
Peningkatan
piuria) umumnya
menunjukkan adanya
vagina dan infeksi serviks, atau meatus uretra eksterna pada laki-laki.
3) Eritrosit
Eritrosit dalam air seni dapat berasal dari bagian manapun dari
ginjal, nekrosis tubular akut, infeksi saluran kemih atas dan bawah,
30
nefrotoksin, dll.Hematuria dibedakan menjadi hematuria makroskopik
pada urin yang encer, tampak mengkerut (crenated) pada urine yang
pekat, dan tampak mengecil sekali dalam urine yang alkali. Selain itu,
31
kadang-kadang eritrosit tampak seperti ragi.
4) Silinder (torak)
32
Faktor-faktor yang mendukung pembentukan silinder adalah laju
adalah eritrosit, leukosit, dan sel epitel tubulus, baik dalam keadaan
mengandung sel atau bahan lain yang cukup banyak, silinder tersebut
a) Silinder Hialin
saluran pengumpul.
33
Silinder hialin tidak selalu menunjukkan penyakit klinis.
(cylindroids).
b) Silinder Eritrosit
34
c) Silinder Leukosit
35
untuk pielonefritis, mengingat pielonefritis dapat berjalan tanpa
d) Silinder Granular
36
e) Silinder Lilin (Waxy Cast)
lilin (waxy).
37
Silinder lilin umumnya terkait dengan penyakit ginjal berat dan
penyakit dan dilasi nefron dan karena itu terlihat pada tahap akhir
mana eritrosit, leukosit, oval fat bodies, dan segala jenis silinder yang
5) Spermatozoa
Bisa ditemukan dalam urine pria atau wanita dan tidak memiliki
arti klinik.
6) Parasit
38
Yang biasanya ditemukan dalam urine yaitu Trichomonas
menentu.
7) Bakteri
mikroba flora normal vagina atau meatus uretra eksternal dan karena
specimen urine).
39
mencerminkan bakteriuria signifikan. Beberapa organisme
dianggap signifikan.
sejati. Mereka sering sulit dibedakan dari sel darah merah dan kristal
b. Unsur Anorganik
arti klinik yang penting. Namun, dalam jumlah berlebih dan adanya
pembentukan batu.
1) Kalsium Oksalat
40
Kristal ini umum dijumpai pada spesimen urine bahkan pada
pasien yang sehat. Mereka dapat terjadi pada urin dari setiap pH,
dinyatakan abnormal.
2) Triple Fosfat
bentuk daun atau bintang), tak berwarna dan larut dalam asam cuka
41
pembentukan mereka lebih disukai di pH netral ke basa. Kristal dapat
3) Asam Urat
42
4) Sistin (Cystine)
urin sebagai akibat dari cacat genetic atau penyakit hati yang parah.
Leusin dan tirosin adalah kristal asam amino dan sering muncul
sebagai jarum yang tersusun sebagai berkas atau mawar dan kuning.
43
radial konsentris. Kristal ini kadang-kadang dapat keliru dengan sel-
sel, dengan pusat nukleus yang menyerupai. Kristal dari asam amino
leusin dan tirosin sangat jarang terlihat di sedimen urin. Kristal ini
dan "penyakit Maple Syrup". Lebih sering kita menemukan kristal ini
6) Kristal Kolesterol
seperti oval fat bodies. Kehadiran kristal kolesterol sangat jarang dan
7) Kristal lain
44
a) Kristal dalam urin asam :
berkumpul.
berkumpul.
45
Ca-karbonat : tak berwarna, bentuk bulat kecil, halter.
Sulfonamida.
1. Interpretasi Hasil
Warna normal urine adalah kuning muda – kuning tua yang disebabkan
46
Urin normal berbau khas (amoniak) yang disebabkan oleh sebagian
Berat jenis urine normal antara 1,016 – 1,022 pada urine 24 jam.
sedimen yang diletakkan di atas objek glass tidak merata harus dibuat
sediaan baru. Jumlah unsur sedimen urine dalam LPK atau LPB harus
jumlah tiap jenis ditemukan per rata-rata lapang pandang kuat. Jumlah
47
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan
diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis
tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
warna, dan berat jenisnya. Pemeriksaan mikroskopis yaitu melihat sel darah
merah, sel darah putih, toraks/silinder, sel epitel, dan Kristal. Pemeriksaan kimia
yaitu terdiri dari urobilinogen, bilirubin, protein, glukosa, badan keton, dan PH.
B. Saran
mahasiswa dan petugas laboratorium agar dapat memberikan data hasil tes
yang teliti, cepat dan tepat untuk pada pemeriksaan urine lengkap dengan
48
DAFTAR PUSTAKA
49