Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMERIKSAAN TIROID

OLEH:

DENING ARIESTU

P07134115012

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D.IV
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

anugerah kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Makalah yang

berjudul “Pemeriksaan Tiroid”.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas yang telah diberikan. Makalah ini

berisikan tentang pemeriksaan tiroid. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

kepada kita semua, dan saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu saya

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih. Untuk dapat dimaklumi apabila terdapat

kekeliruan kata atau kalimat, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Mataram, Maret 2019

Dening Ariestu
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................................1
B.Rumusan Masalah......................................................................................................2
C.Tujuan.........................................................................................................................3
D.Manfaat......................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A.Jenis – jenis Pemeriksaan Tiroid................................................................................3
B.Prosedur Kerja Pemeriksaan Tiroid............................................................................8
BAB III PENUTUP............................................................................................................11
A.Kesimpulan...............................................................................................................11
B.Saran.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tiroid adalah suatu kalenjar seperti kupu-kupu yang terletak

dibagian depan bawah dari leher yang mempunyai fungsi sebagai

kalenjar endokrin. Fungsi dari kalenjar tiroid menghasilkan hormon

tiroid yang dikeluarkan ke dalam darah dan diangkut ke seluruh

jaringan tubuh. Hormon tiroid ini berfungsi membantu sel yang ada

di dalam jaringan supaya berfungsi dengan baik, sebagai contoh

hormon tiroid membantu tubuh sebagai sumber energi, menjaga

tubuh menjadi tetap hangat serta menjaga kerja organ otak,

jantung, otot dan organ lain agar berfungsi dengan baik.

Hormon tiroid utama yang dihasilkan oleh kalenjar adalah

tiroksin (T4) yang mengandung 4 atom iodin. Dalam fungsinya, T4

akan dikonversi menjadi triiodotironin (T3)) dengan melepaskan 1

atom iodin. Perubahaan ini terutama terjadi di hati dan otak. Kadar

dari T4 dikontrol oleh hormon lain yang dihasilkan oleh kalenjar

pituitaria yang terletak di dasar otak yang disebut thyroid

stimulating hormon (TSH).

Penafsiran hasil pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid harus

dilakukan dengan pemahaman patofisiologi, riwayat sakit dari

kelainan yang dicurigai. Uji laboratorium hanya mewakili keadaan

sesaat (snapshot) fungsi tiroid pada saat sampel darah diambil.

Tidak semua kelainan tiroid menunjukkan kelainan fungsi tiroid,


juga ada yang tanpa gejala (hipertiroidisme dan hipotiroidisme

subklinis). Sebaliknya adanya kelainan fungsi tiroid juga tidak selalu

mencerminkan gangguan fungsi tiroid, yaitu pada keadaan non

thyroidal illnesses. Walaupun pola jelas menunjukkan kelainan

yang tidak statis, misalnya tiroiditis pasca melahirkan (postpartum).

Juga ada pengaruh obat-obatan.

Hasil analisis hormon – hormon tiroid dapat membantu

menegakkan diagnosis, diagnosis banding dan memantau

perjalanan penyakit serta hasil pengobatan yang berkaitan dengan

kalenjar tiroid. Kemajuan teknik metologi analisis hormon yang

makin sensitif dan spesifik telah banyak mempermudah diagnosis

laboratorium. Penting untuk dapat memilih parameter – parameter

yang sesuai. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas

tentang pemeriksaan tiroid.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja jenis – jenis pemeriksaan tiroid ?

2. Bagaimanakah prosedur kerja pemeriksaan tiroid ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui jenis – jenis pemeriksaan tiroid.

2. Untuk mengetahui prosedur kerja pemeriksaan tiroid.


D. Manfaat

1. Dapat mengetahui jenis – jenis pemeriksaan tiroid

2. Untuk mengetahui prosedur kerja pemeriksaan tiroid


BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis – jenis Pemeriksaan Tiroid

1. Triiodotironin

Triiodotironin merupakan salah satu hormon tiroid,

terdapat dalam jumlah yang sedikit di dalam darah dan

bekerja lebih singkat dan ampuh dibandingkan kadar tiroksin

(T4), Kadar T3 dan T4 memilki cara kerja yang sama

didalam tubuh. Kadar T3 serum disekresikan sebagai respon

terhadap hormone penstimulasi tiroid (TRH) dan

hipotalamus. Dan diukur secara langsung dengan

radioimmunoassay (RIA).

a) Tujuan Pemeriksaan

1) Untuk membantu dalam mendiagnosis

hipertiroidisme

2) Untuk membandingkan kadar T3 dan T4 guna

menentukan gangguan tiroid

b) Nilai Rujukan

1) Dewasa : 80 – 200 ng/dl

2) Anak

- Bayi Baru Lahir : 40 – 215 ng/dl

- Usia 5 – 10 tahun : 95 – 240 ng/dl

- Usia 10 – 15 tahun : 80 – 210 ng/dl

c) Masalah Klinis
1) Penurunan Kadar

- Malnutrisi

- Penyakit akut dan trauma yang berat

- Pengaruh obat : propilitiourasil, metiltiourasil,

metimazol (Tapazole), litium, fenitoin (Dilantin),

propanolol (Inderal), reserpin (Serpasil),

salisilat (aspirin), steroid, sulfonamide.

2) Peningkatan Kadar

- Tirotoksikosis T3, tiroiditis Hashimotot,

adenoma toksik.

- Pengaruh obat, estrogen, progestin metadon,

liotironin (T3)

2. Tiroksin (T4)

Tiroksin (T4) adalah hormon utama yang disekresikan oleh

kalenjar tiroid dan minimal 25 kali lebih pekat dari pada

triiodotironin (T3). Kadar T4 serum umumnya digunakan

untuk mengukur kosentrasi hormon tiroid dan fungsi kalenjar

tiroid. Penggunaan iodin yang terikat protein (protein-hound

iodine, PBI) dianggap usang dan uji ini jarang dilakukan.

Didalam darah, sebagian besar hormon T4 dan T3 terikat

oleh protein dan bersifat tidak aktif. Satu persen berada

dalam bentuk bebas (free) sehingga disebut FT4 dan FT3,

yang aktif mengendalikan metabolisme tubuh. Pengukuran

hormon tiroid total (T4 total atau T3 total) atau bentuk bebas
(FT4 atau FT3) biasanya memberikan informasi yang sama,

sehingga tidak perlu diperiksa sekaligus.

a) Tujuan Pemeriksaan

1) Untuk menentukan fungsi tiroid

2) Untuk membantu dalam mendignosis hipo- atau

hipertiroidisme

3) Untuk membandingkan temuan uji dengan uji tiroid

laboratorium yang lain.

b) Nilai Rujukan

1) Dewasa

- Dinyatakan sebagai tiroksin serum : T4 dalam

kolom : 4,5 – 11,5 µl/dl. T4 (RIA) : 5 – 12 µl/dl.

T4 bebas (Ft4) : 1,0 – 2,3 µl/dl.

- Dinyatakan sebagai tiroksin iodin : T4 dalam

kolom 3,2 – 7,2 µl/dl.

2) Anak

- Bayi Baru lahir : 11 – 23 µl/dl

- Usia 1 sampai 4 bulan : 7,5 – 16,5 µl/dl

- Usia 4 sampai 12 bulan : 5,5 – 14,5 µl/dl

- Usia 1 sampai 6 tahun : 5,5 – 13,5 µl/dl

- Usia 6 sampai 10 tahun : 5 – 12,5 µl/dl

C) Masalah klinis

1) Penurunan kadar

- Hipotiroidisme ( kreatinisme, miksedema)


- Malnutrisi protein

- Hipofungsi hipofisis anterior

- Latihan fisik berat

- Pengaruh obat : kortison, klorpomazin

(Thorazine), fenition (Dilantin), heparin, litium,

sulfonamide, reserpin (Serpasil), testosterone)

(Orinase)

2) Peningkatan kadar

- Hipertiroidisme

- Tiroiditis akut

- Hepatitis virus, miastenia gravis

- Kehamilan

- Preeclampsia

- Pengaruh Obat : kontrasepsi oral, estrogen,

klofibrat

3. FT4 ( Free T4)

Pemeriksaan FT4 adalah untuk mengukur konsentrasi

hormon FT4 yang dikeluarkan berlebihan pada kondisi

hypertiroid atau diproduksi kurang pada kondisi hypothyroid.

Pemeriksaan FT4 dalam mendiagnosa kondisi typoid

seseorang lebih baik dari pada T4 karena tidak dipengaruhi

oleh perubahan thyroxine-binding proteins.

a. Nilai Rujukan

Dewasa : 0,8 – 2,0


4. Hormon Penstimulasi Tiroid (Serum)

Kelenjar hipofisis anterior menyekresi hormon penstimulasi

tiroid (thyroid stimulating hormone, TSH) sebagai respon

terhadap hormon pelepas tiroid (thyroid-releasing hormone,

TRH) yang berasal dari hipotalamus. TSH menstimulasi

sekresi tiroksin (T4) yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

Sekresi TSH bergantung pada sistem umpan balik negatif-

penurunan kadar T4 dapat meningkatkan pelepasan TRH,

yang menstimulasi sekresi TSH. Peningkatan kadar T4

menyupresi pelepasan TRH, yang menyupresi sekresi TRH.

Kadar TSH dan T4 sering diukur bersamaan untuk

membedakan antara disfungsi hipofisis dengan disfungsi

tiroid. Penurunan kadar T4 dan kadar TSH yang normal atau

meningkat dapat mengindikasikan gangguan tiroid.

Penurunan kadar T4 yang disetai dengan penurunan kadar

TSH dapat mengindikasikan gangguan hipofisis.

a) Tujuan Pemeriksaan

1) Untuk mengetahui adanya hipotiroidisme sekunder

akibat efek hipofisis

2) Untuk membandingkan temuan uji laboratorium kadar

T4, guna membedakan disfungsi hipofisis atau

disfungsi tiroid

b) Nilai Rujukan

1) Dewasa
0,35 – 5,5 µLu/ml, <3 ng/ml

2) Bayi Baru Lahir

<25 µLu/ml pada hari ketiga

c) Masalah Klinis

1) Penurunan Kadar

Hipotiroidisme sekunder ( efek kelenjar hipofisis),

hipofungsi hipofisis anterior, sindrom klinefelter.

Pengaruh obat: Aspirin, steroid, dopamine, heparin

2) Peningkatan Kadar

Hipotiroidisme primer ( efek kalenjar tiroid yang

disertai dengan penurunan kadar T4): tiroiditis

(penyakit Hashimoto, penyakit autoimun): sirosis hati.

Pengaruh Obat: Terapi antitiroid

5. Antibodi Tiroid (T4) (Serum)

Penyakit autoimun tiroid biasanya menghasilkan antibodi

tiroid ( antibodi antitiroglobulin dan antibodi antimikrosom).

Autoantibodi ini (menentang jaringan tubuh sendiri)

bergabung dengan tiroglobulin yang berasal dari kalenjar

tiroid dan menyebabkan lesi inflamasi kalenjar.

Dianjurkan uji evaluasi titer serum untuk mendeteksi

antibodi tiroid. Pada tiroiditis Hashimoto, titer tersebut tinggi,

1:5000. Titer tersebut dapat juga meningkat pada karsinoma

tiroid, penyakit kolagen-reumatoid, dan tirotoksikosis. Uji

antibodi tiroid positif tidak selalu mengonfirmasi diagnosis


tiroditis Hashimoto, kecuali jika ditemukan titernya sangat

tinggi.

a) Tujuan Pemeriksaan

1) Untuk membantu dalam mendiagnosis penyakit

Graves

2) Untuk mendeteksi antibodi tiroid, yang dapat

menyebabkan penyakit autoimun tiroid.

b) Masalah Klinis

1) Peningkatan Titer

Tiroiditis Hashimoto, karsinoma kalenjar tiroid, anemia

pernisiosa, lupus eritematosus, RA, tiroksikosis

(Penyakit Graves)

c) Nilai Rujukan

1) Antitiroglobulin : negatif pada titer < 1:32

2) Antimikrosomal : negatif pada titer < 1:100

d) Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium

Jenis kelamin (penyakit tiroid lebih banyak terjadi pada

wanita dari pada pria)

 Alur Diagnosis Laboratorium Kelainan Tiroid

Pada kecurigaan adanya kelainan tiroid maka

dilakukan uji fungsi tiroid (thyroid function tests =

TFT). Pada awal era pemeriksaan hormon tiroid,

parameter yang tersedia adalah T4 total, T3 total,


T3 total, T3 uptake dan TSH. Penetapan T4 total

tidak tepat menggambarkan fungsi tiroid sebab

dipengaruhi oleh Thyroid binding globulin (TBG)

sehingga hasil dapat tinggi atau rendah palsu,

juga dipenagruhi hitungan yaitu Free thyroxin

index (FTI) yang didapatkan dari niali T4 total x

T3 uptake sebagai perkiraan kadar T4 bebas. FTI

ini lebih baik dari pada hanya kadar T4 total.

Hasil yang tinggi sesuai dengan hipertiroidisme

dan yang rendah sesuai dengan hipotiroidisme.

TSH lama kurang peka, hanya dapat mendeteksi

kadar tinggi sehingga hanya dapat mendiagnosis

hipotiroid.

Dengan perkembangan teknik pengukuran

yang makin peka maka dimungkinkan untuk

mengukur kadar T4 bebas (FT4), T3 bebas (fT3)

dan TSH sensitive (TSHs). Dengan adanya fT4

dan Ft3 maka FTI tidak maupun rendah sehingga

juga dapat mendiagnosis hipertiroid atau

tirotoksikosis. Sekarang dengan adanya TSH

yang dimaksud adalah TSHs.

Pada sangkaan adanya kelainan tiroid baik

maupaun morfologi maka TFT dimulai dengan

TSH, diteruskan dengan fT4 atau fT3. Di bawah


ini ada 2 algoritme / bagian alir. Gambar 3

membedakan pasien rawat jalan dan rawat inap

dan sudah menggunakan fT4 dan fT3, gambar 5

masih dengan T4 total dan T3 total.

B. Prosedur Kerja Pemeriksaan Tiroid

1) Pra Analitik

Umumnya tidak perlu mengubah pola makan dan keaktifan

fisik. Hanya saja pasien akan diminta untuk menghentikan obat-

obatan tertentu samapi uji selesai dikerjakan. Sebaliknya ada

juga keadaan dimana obat-obatan diminta tetap dimakan

karena ingin diketahui pengaruhnya. Biasanya diukur kadar

hormon dalam serum yang dipisahkan dari spesimen darah

vena: plasma EDTA atau heparin juga dapat dipakai.

Bila tidak segera diperiksa serum sebaiknya disimpan pada

2-8º C untuk 3-5 hari: bila dibekukan stabil sampai ± 30 hari.

Sebaiknya serum tidak hemolisis atau lipemik.

2) Analitik

Cara yang banyak dipakai saat ini adalah cara Elisa, RIA

dan ECLIA. Seperti juga uji metode imunologik yang lain maka

analisis hormon tiroid juga mempunyai keterbatasan dan

mungkin memberikan hasil yang berbeda atau salah.

Kemungkinan adanya gangguan atau interferensi oleh zat lain

tidak mudah diketahui. Yang lebih sering mengetahuinya adalah


dokter yang merawat yang melihat adanya ketidaksesuaian atau

penyim-pangan hasil analisis dengan keadaan klinis.

a. Metode ELISA

ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) atau nama

lainnya enzyme immunoassay (EIA) merupakan teknik

biokimia yang banyak digunakan di bidang imunologi untuk

mendeteksi adanya antibody atau antigen pada suatu

sampel.

Cara kerja pemeriksaan tiroid menggunakan ELISA

1) Well dilapisi atau ditempeli antigen, dengan diisi 25 µl

laurutan standars

2) Sampel (antibodi) yang ingin diuji ditambahkan,

Menambahkan 100 µl Conjugate reagent ke dalam setiap

well

3) Biarkan tercampur selama 30 detik

4) Diinkubasikan pada suhu ruang ( 18 oC – 25 Oc) selama

60 menit

5) Mikroplate dicuci dalam waste container

6) Keringkan Plate dengan kertas towel

7) Ditambahkan 100 µl TBM reagent ke dalam setiap well

dan dibiarkan bercampur selama 5 detik

8) Inkubasi ditemperatur ruang dan dalam ruang gelap

selama 20 menit
9) Untuk menghentikan reaksi ditambahkan 100 µl stop

Solution pada setiap well

10) Dilakukan pengamatn secara visual terhadap perubahan

warna yang terjadi pada larutan. Bila terjadi perubahan

warna, ada indikasi bahwa sampel yang diuji positif

11) Pembacaan hasil juga dilakukan dengan menggunakan

ELISA reader dengan panjang gelombang 450 nm

b. Metode RIA

Teknik Radioimmunoassay adalah suatu tekhnik

penentuan berdasarkan reaksi imunologi yang

menggunakan tracer radioaktif.

Tekhnik ini merupakan perpaduan antara dua keampuhan

metode penentuan. Pertama, penggunaan tekhnik nuklir.

Pengukuran radioaktivitas memberikan kepekaan dan

ketelitian yang tinggi, serta tidak terpengaruh oleh faktor –

faktor lain yang terdapat dalam system. Kedua, berdasarkan

reaksi imunologi yaitu terjadinya komplek antara dua

senyawa komplementer antigen dan antibodi, yang

berlangsung secara sangat spesifik. Karena sifat kerja

antiserum yang sangat spesifik. Karena sifat kerja antiserum

yang sangat spesifik tadi, maka adanya senyawa – senyawa

lain dalam sistem reaksi dalam ribuan sampai jutaan kali

sekalipun tidak akan mempengaruhi reaksi.


3. Pasca Analitik

Setelah dilakukan pemeriksaaan masing – masing

parameter bandingkan dengan nilai rujukan untuk

menentukan peningkatan ataupun penurunan kadar hasil

pemeriksaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan tiroid dilakukan untuk membantu menentukan

status tiroid. Adapun jenis – jenis pemeriksaan tiroid diantaranya

pemeriksaan T4 untuk menentukan hipotiroidisme atau

hipertiroidisme, pemeriksaan T3 digunakan untuk mendiagnosis

hipertiroidisme dengan kadar T4 normal, pemeriksaan TSH

merupakan pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid

dan dilanjutkan dengan pemeriksaan FT4 hanya bila dijumpai TSHs

yang abnormal. FT4 lebih sensitive dari pada FT3 dan lebih banyak

digunakan untuk konfirmasi hipotiroidisme setelah dilakukan tes

TSHs, dan pemeriksaan Antibodi Tiroid digunakan untuk

mengetahui adanya penyakit autoimun tiroid.

Metode pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengukur

kadar T4, T3 maupun TSH yaitu metode ELISA, RIA dan ECLIA.

B. Saran

Pada penyusunan makalah ini sumber yang digunakan masih

terbatas, sehingga untuk penulis selanjutnya diharapkan dapat

melengkapi isi dari makalah ini yang terkait dengan jenis – jenis

pemeriksaan tiroid.
DAFTAR PUSTAKA

Fitria Tika Karin, dkk. (2016). Laporan praktikum ELISA ( Enzim

Linked Immune Sorbent Assay). Sumatera Utara

Kee Lefever Joyce.2014.Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

–Ed. 6. Jakarta: EGC

Kec Lefever Joyce.2012.Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik

dengan Implikasi Keperawatan –Ed. 2. Jakarta: EGC

Nurcahyadi, H., Tenaga, B., Nasional, N., Susila, P., Tenaga, B.,

Nasional, N.,... Susila, P. (2014). Perekayasaan Pencacah RIA

IP10 . 1 untuk diagnosis Kalenjar Gondok, (September).

Pengajar, S.(2014). Analisis Kandungan Hormon Tiroksin dengan

Metode ELISA Pada Induk Betina Kepiting Bakau ( Scylla serrata )

Heppi Iromo 1 ) , Nuril Farizah 1), 7(1), 1-8.

Permai, K. G., Serpong, G., d Indah, T. S. (2010). Ditulis oleh : Prof.

Dr. Riadi Wirawan SpPK (K) (Konsultan Laboratorium Bio Medika),

(21), 3-4.

Rusda, H., Oenzil, F ., d Alioes, Y. (2013). Artikel Penelitian

Hubungan Kadar Ft4 dengan Kejadian Tirotoksikosis berdasarkan

Penilaian Indeks New Castle Padawanita Dewasa di Daerah Ekses

Yodium, 2(2), 85-89.

Suryatmadja Marzuki. 2010. Tiroid: Pemeriksaan Laboratorium,

dalam http://www.abclab.co.id/?p=819. Diakses pada tanggal 16

februari 2018

Anda mungkin juga menyukai