Anda di halaman 1dari 12

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 3 134

REVIEW ARTIKEL: KAJIAN FARMAKOEKONOMI YANG MENDASARI


PEMILIHAN PENGOBATAN DI INDONESIA

Shahnaz Desianti Khoiriyah dan Keri Lestari


Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat 45363
shahnazdk96@gmail.com ; lestarikd@unpad.ac.id

ABSTRAK

Biaya pelayanan kesehatan di Indonesia terus mengalami peningkatan sehingga perlu adanya
kajian farmakoekonomi yang dapat dijadikan dasar dalam pemilihan pengobatan di Indonesia.
Pemahaman mengenai farmakoekonomi sangat diperlukan oleh banyak pihak terutama oleh
seorang apoteker untuk menentukan pengobatan terbaik yang akan diberikan kepada pasien.
Kajian farmakoekonomi bertujuan untuk memberikan pengobatan yang efektif dengan
peningkatan kualitas kesehatan. Kajian farmakoekonomi yang dilakukan meliputi Analisis
Efektivitas Biaya (AEB); Analisis Minimalisasi Biaya (AMiB); Analisis Utilitas Biaya (AUB)
dan Analisis Manfaat Biaya. Tujuan dari literatur review ini adalah untuk memberikan kajian
farmakoekonomi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pertimbangan pemilihan
pengobatan di Indonesia. Metode yang digunakan dalam pengerjaan literatur review ini
adalah studi literatur yang bersumber dari jurnal nasional dan internasional dengan tahun
terbit maksimal 5 tahun terakhir. Kajian farmakoekonomi menjadi salah satu hal sangat
diperlukan dalam pemilihan pengobatan di Indonesia karena memberikan informasi mengenai
pengobatan yang paling efektif, efisien, utilitas dan bermanfaat diantara banyak pengobatan.
Kata Kunci: Farmakoekonomi, Analisis Efektivitas Biaya, Analisis Minimalisasi Biaya,
Analisis Utilitas Biaya, Analisis Manfaat Biaya

ABSTRACT
The cost of health services in Indonesia continuous increase so that there is a need for a
pharmacoeconomic study that can be used as a basis in the selection of treatment in
Indonesia. Understanding of pharmacoeconomics is needed by many parties, especially by a
pharmacist to determine the best treatment that will be given to the patient. The
pharmacoeconomic study aims to provide effective treatment with improved quality of health.
The pharmacoeconomic studies include the Cost Effectiveness Analysis (CEA); Cost
Minimization Analysis (CMA); Cost Utility Analysis (CUA) and Cost Benefit Analysis (CBA).
The purpose of this review literature is to provide a pharmacoeconomic review that can be
used as a basis for consideration of treatment options in Indonesia. The method used in this
literature review is literature study which is sourced from national and international journals
with the maximum 5 years published. The pharmacoeconomic review is one of the most
important issues in the selection of medication in Indonesia because it provides information
on the most effective, efficient, utility and useful treatment among many treatments.
Keywords: Pharmacoeconomic, Cost Effectiveness Analysis, Cost Minimization Analysis,
Cost Utility Analysis, Cost Benefit Analysis
Diserahkan: 30 Agustus 2018, Diterima 1 September 2018

PENDAHULUAN sehinga perlu adanya kajian-kajian


mengenai peningkatan efisiensi dan
Biaya pelayanan kesehatan di
efektivitas biaya pelayanan kesehatan.
Indonesia dirasakan semakin meningkat
Kajian-kajian ini berkaitan dengan bidang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 135

farmakoekonomi yang memiliki peran digunakan. Terdapat empat jenis utama


penting dalam mendeskripsikan dan analisis farmakoekonomi yaitu Cost
menganalisis biaya terapi pada suatu Effectiveness Analysis (CEA); Cost
sistem pelayanan kesehatan(1). Minimization Analysis (CMA); Cost Utility
Analysis (CUA) dan Cost Benefit Analysis
Farmakoekonomi merupakan
(CBA (3).
multidisiplin ilmu yang mencakup ilmu
ekonomi dan kesehatan yang bertujuan Berdasarkan pemaparan diatas,
meningkatkan taraf kesehatan dengan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai
meningkatkan efektivitas perawatan pemilihan pengobatan dari sudut pandang
kesehatan. Pemahaman tentang konsep farmakoekonomi. Maka dari itu penulisan
farmakoekonomi sangat dibutuhkan oleh literatur review ini bertujuan untuk
banyak pihak seperti industri farmasi, memberikan kajian farmakoekonomi yang
farmasi klinik, pembuat kebijakan. dapat digunakan sebagai dasar untuk
Pemahaman mengenai farmakoekonomi pertimbangan pemilihan pengobatan di
dapat membantu apoteker membandingkan Indonesia.
input (biaya untuk produk dan layanan
METODE
farmasi) dan output (hasil pengobatan).
Analisis farmakoekonomi memungkinkan Metode yang digunakan dalam

apoteker untuk membuat keputusan penulisan literatur review ini adalah studi

penting tentang penentuan formularium, literatur dengan sumber yang digunakan

manajemen penyakit, dan penilaian berupa data primer yaitu jurnal penelitian

pengobatan(2). yang telah dipublikasikan yang dapat


diunduh secara online di website jurnal
Farmakoekonomi juga dapat
nasional dan Internasional. Sumberdata
menbantu pembuat kebijakan dan penyedia
lainnya yang digunakan adalah e-book.
pelayanan kesehatan dalam membuat
Pemilihan jurnal didasarkan pada kriteria
keputusan dan mengevaluasi
tertentu. Kriteria inklusi yaitu jurnal yang
keterjangkauan dan akses pengunaan obat
memuat informasi mengenai kajian
yang rasional. Kunci utama dari kajian
farmakoekonomi dalam pemilihan
farmakoekonomi adalah efisiensi dengan
pengobatan dengan tahun terbit 5 tahun
berbagai strategi yang dapat dilakukan
terakhir. Kriteria eksklusi berupa jurnal
untuk mendapatkan manfaat semaksimal
dengan tahun terbit sebelum tahun 2013.
mungkin dengan sumber daya yang
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 136

HASIL

Kajian
Kriteria Kekurangan Kelebihan
Farmakoekonomi
Biaya dinyatakan dalam - Pengobatan atau - Efek pengobatan
nilai moneter (rupiah). program kesehatan tidah dinyatakan
Efek dari salah satu yang dibandingkan dalam nilai
pengobatan atau harus memiliki hasil moneter(4).
program kesehatan lebih yang sama atau
Cost tinggi dibandingkan berkaitan(5).
Effectiveness dengan pengobatan atau - Pengobatan atau
Analysis (CEA) program kesehatan program kesehatan
lainnya. Efek yang dibandingkan
pengobatan dinyatakan dapat diukur dengan
dalam unit ilmiah atau unit kesehatan yang
indikator kesehatan sama(4).
lainnya(4).
Biaya dinyatakan dalam - Jika Outcome yang - Metode
nilai moneter (rupiah)(4), diasumsikan sama farmakoekonomi
efek dari pengobatan ternyata memiliki paling
atau program kesehatan outcome yang sederhana(6).
yang dibandingkan berbeda dapat
sama atau dianggap menyebabkan hasil
Cost
sama(6). analisis yg tidak
Minimization
akurat dan tidak
Analysis (CMA)
bernilai(6).
- Kenaikan harga obat,
penurunan daya beli
pasien dan diskon
tidak
diperhitungkan(7,8).
Biaya dinyatakan dalam - Tidak adanya - Satu-satunya
nilai moneter (rupiah). standarisasi, memicu metode
Cost Utility
Efek dari salah satu inkonsistensian pada farmakoekonomi
Analysis (CUA)
pengobatan atau penyajian data(5). yang
program kesehatan lebih memperhatikan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 137

Kajian
Kriteria Kekurangan Kelebihan
Farmakoekonomi
tinggi dibandingkan kualitas hidup
dengan pengobatan atau dalam metode
program kesehatan analisisnya(5).
lainnya. Efek
pengobatan dinyatakan
dalam quality adjusted
life years (QALY (4).
Biaya dinyatakan dalam - Sulitnya - Dapat digunakan
nilai moneter (rupiah). mengkonversi untuk
Efek dari salah satu manfaat dari suatu pembandingkan
pengobatan atau pengobatan dalam pengobatan yang
program kesehatan lebih nilai moneter(5). tidak saling
tinggi dibandingkan - Sulitnya berhubungan dan
Cost Benefit
dengan pengobatan atau kenguantifikasi nilai outcome
Analysis
program kesehatan kesehatan dan hidup berbeda(5).
lainnya. Efek manusia maka
pengobatan dinyatakan metode ini memicu
dalam rupiah(4). kontroversi sehingga
metode ini jarang
dilakukan(4).

Tabel 1. Perbandingan Kajian Farmakoekonomi


Biaya Langsung (Cost of treatment)
Biaya Tidak Langsung
Medis Non Medis
- Biaya obat - Biaya administrasi - Biaya konsumsi
- Biaya jasa tenaga kesehatan - Biaya ambulans - Biaya pendamping
- Biaya operasi - Biaya pelayanan - Biaya hilangnya
- Biaya uji laboratorium informal produktivitas (pekerjaan)
- Biaya pemeriksaan penunjang
Biaya Akibat Sakit (Cost of illness) = Biaya Langsung + Biaya Tidak Langsung
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 138

Tabel 2. Klasifikasi Biaya dalam Farmakoekonomi(4)

Cost Effectiveness Analysis (CEA) (Incremental Cost Effectiveness Ratio)(1)

Rata−rata Biaya (9)


Pada kajian CEA hasil digambarkan 𝐴𝐶𝐸𝑅 = Efektivitas Terapi
dalam rasio yaitu ACER (Average Cost
∆ Biaya (9)
Effectiveness Ratio) atau sebagai ICER 𝐼𝐶𝐸𝑅 = ∆ Outcome

Efektivitas Biaya Biaya Lebih Rendah Biaya Sama Biaya Lebih Tinggi
Efektivitas Lebih A B C
Rendah (Perlu Perhitungan ACER) (Didominasi)
Efektivitas Sama D E F
Efektivitas Lebih G H I
Tinggi (Dominan)

Tabel 3. Tabel Efektivitas Biaya(4)

Cost Minimization Analysis (CMA) Cost Benefit Analysis

Pehitungan CMA diperoleh dengan Pada kajian Cost Benefit Analysis


menghitung rata-rata biaya total dapat dilakukan perhitungan manfaat
pengobatan, lalu dibanding rata-rata biaya bersih dan Cost Benefit Ratio.
total pengobatan antara satu pengobatan
Manfaat Bersih = Manfaat − Biaya (5)
dengan pengobatan alternatif lain(10).
Manfaat (5)
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Cost Utility Analysis (CUA) 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

Pada kajian CUA terlebih dahulu PEMBAHASAN

dicari life years (LY) dan utilitas untuk Cost Effectiveness Analysis (CEA)
mendapatkan nilai quality adjusted life
CEA merupakan suatu analisis yang
years (QALY). Hasil CUA digambarkan
digunakan untuk memilih dan menilai
dalam Cost Utility Ratio dan Incremental
suatu program kesehatan atau pengobatan
Cost Utility Ratio (ICUR).
yang terbaik dari beberapa pilihan
(11)
𝑄𝐴𝐿𝑌 = 𝐿𝑌 x utilitas pengobatan yang memiliki tujuan
Biaya (12) pengobatan yang sama. CEA mengonversi
𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = QALY
biaya dan efektivitas dalam bentuk
∆ Biaya (12) rasio(13). Pengobatan yang dibandingkan
𝐼𝐶𝑈𝑅 = ∆ QALY
dengan CEA merupakan alternatif
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 139

pengobatan dengan efikasi dan keamanan indikator yang menyatakan efektivitas


yang berbeda(1). CEA dapat dilakukan suatu pengobatan seperti lama perawatan(1)
dengan membandingkan atara dua atau dan waktu yang dibutuhkan untuk
lebih alternatif pengobatan(9). menghilangkan gejala (contoh: demam)(9).
Lama perawatan (Length of Stay) yang
Untuk melakukan CEA perlu
dimaksud merupakan lama rawat inap
adanya data mengenai biaya pengobatan
pasien mulai dari pasien masuk rumah
dan parameter efektivitas dari pengobatan
sakit dan jumlah malam yang dihabiskan
atau outcome pengobatan(14). Biaya
untuk perawatan di rumah sakit(1).
pengobatan yang dimaksud merupakan
biaya langsung yang dikeluarkan oleh CEA memberikan besaran nilai
pasien selama perawatan. Biaya yang moneter yang harus dikeluarkan untuk
dimaksud dapat meliputi biaya rekam setiap satu unit ilmiah (contoh dalam mg/dl
medis, biaya konsultasi dokter, biaya alat penurunan kolesterol)(4). CEA biasanya
kesehatan, biaya laboratorium, biaya digambarkan dalam perhitungan ACER dan
ruangan dan biaya pelayanan kamar (untuk ICER. ACER merupakan nilai yang
pasien rawat inap)(1). menyatakan besaran biaya yang
dibutuhkan untuk setiap peningkatan
Hasil penelitian yang dilakukan
outcome pengobatan. Pengobatan yang
oleh Hadning dkk (2015) menyatakan
memiliki nilai ACER yang terendah
bahwa komponen biaya terbesar dalam
merupakan pengobatan yang paling cost-
suatu pengobatan adalah biaya obat dan
effective(1). ICER merupakan nilai yang
biaya alat kesehatan yang memakan biaya
menunjukkan biaya tambahan yang
hingga 44%(15). Sedangkan menurut
dibutuhkan untuk menghasilkan setiap
penelitian yang dilakukan Baroroh dan
perubahan satu unit outcome pengobatan(9).
Fauzi (2017) menyatakan setelah biaya
obat komponen terbesar kedua merupakan Untuk mempermudah
biaya akomodasi rawat inap dan komponen mengambilan keputusan dalam
ketiga merupakan biaya alat kesehatan(16). menentukan pengobatan alternatif maka
Pada CEA rata-rata biaya didapat dari dapat menggunakan tabel efektivitas biaya
jumlah biaya pengobatan dibagi dengan (Tabel 3) dan diagram efektivitas biaya
jumlah kasus atau jumlah pasien(14). (Gambar 1). Pengobatan yang berada
didaerah Dominan pasti terpilih dan tidak
Efektivitas mengacu pada
diperlukan perhitungan CEA. Sebaliknya
kemampuan suatu pengobatan atau
dengan daerah dominan, pengobatan pada
program kesehatan memberikan
daerah didominasi tidak perlu disajikan
peningkatan kesehatan(4). Terdapat banyak
pertimbangan pengobatan alternatif dan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 140

tidak diperlukan perhitungan CEA. pengobatan dengan biaya paling rendah


Pengobatan yang berasa pada daerah E dengan outcome yang sama(15). CMA juga
bisa dijasikan pertimbangan pengobatan dapat meningkatkan efisiensi, kendali mutu
alternatif dengan berbagai pertimbangan dan kendali biaya. CMA merupakan
seperti cara pemakaian yang lebih mudah metode kajian farmakoekonomi yang
atau pengobatan mudah didapat. Pada paling sederhana sehingga hal ini menjadi
pengobatan yang berada pada daerah A kelebihan tersendiri dari CMA
dan I perlu dilakukan perhitungan ACER dibandingkan dengan kajian
untuk memilih pengobatan alternatif(4). farmakoekonomi lainnya. Namun CMA
sendiri tidak terlepas dari kekurangan,
Kajian farmakoekonomi CEA ini
dimana jika asumsi outcome yang
memiliki keunggulan tersendiri
ditetapkan tidak benar dapat menyebabkan
dibandingkan dengan metode
hasil analisis yang didapat menjadi tidak
farmakoekonomi lainnya. Hasil
akurat dan tidak bernilai(6).
pengobatan pada CEA tidak disajikan
dalam nilai moneter. Selain memiliki CMA berfokus pada penentuan
keunggulan CEA juga memiliki pengobatan yang memiliki biaya perhari
kekurangan dimana pengobatan atau yang paling rendah dengan outcome yang
program kesehatan yang akan sama, serupa, setara atau dianggap
dibandingkan dengan CEA harus memiliki setara(6). Outcome yang biasanya dicapai
hasil yang sama atau berkaitan(5) (contoh: pada CMA berupa waktu yang di butuhkan
antihipertensi)(6,7). Selain itu pada CEA untuk menghilangkan gejala seperti
pengukuran unit kesehatan harus sama(4). tercapaikan penurunan tekanan darah yang
stabil(10) atau Lama perawatan (Length of
Cost Minimization Analysis (CMA)
Stay)(16).
Pemilihan pengobatan dewasa ini
Total biaya pengobatan yang
telah mengalami peningkatan dimana
dimaksud pada CMA merupakan biaya
pemilihan alternatif pengobatan semakin
langsung yang dikeluarkan oleh pasien
banyak. Banyak aspek yang mempengaruhi
yang dapat meliputi biaya obat, biaya alat
pemilihan pengobatan, salah satunya
kesehatan, biaya terapi penunjang, biaya
adalah dari segi biaya. CMA merupakan
laboratorium, biaya adverse effect, biaya
analisis yang dilakukan dengan
konsultasi dokter, biaya jasa perawatan,
membandingkan biaya yang dibutuhkan
biaya administrasi dan biaya rawat inap
oleh dua atau lebih program kesehatan atau
(pada pasien rawat inap)(16).
pengobatan yang bertujuan untuk
mengetahui dan mengidentifikasi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 141

Pada CMA perbedaan rata-rata pengobatan yang memberikan manfaat


biaya total pengobatan sangat dipengaruhi (benefit) tertinggi(15).
oleh harga obat, terapi penunjang(15) dan
Pada CMA pengobatan yang
tindakan penunjang(16) yang harus
memiliki biaya paling kecil dalam setiap
disertakan karena adanya efek samping
periode pengobatan dengan memberikan
dari pengobatan. Pada penelitian yang
efek yang diharapkan maka dapat
dilakukan oleh Faramitha dkk (2017) yang
dinyatakan pengobatan tersebut sebagai
melakukan analisis minimalisasi biaya
pengobatan paling cost-minimize(6).
terapi antihipertensi antara kombinasi
kaptopril-hidroklorotiazid dan amlodipin- Cost Utility Analysis (CUA)

hidroklorotiazid, hasil penelitian CUA merupakan suatu metode


menunjukkan bahwa rata-rata biaya total analisis dalam farmakoekonomi yang
pengobatan amlodipin-hidroklorotiazid membandingkan biaya pengobatan dengan
lebih tingi dibandingkan dengan rata-rata kualitas hidup yang didapat dari
biaya total pengobatan dengan kaptopril- pengobatan yang diberikan. CUA
hidroklorotiazid hal ini disebabkan karena merupakan metode lanjutan dari CEA.
biaya amlodipin generik yang lebih mahal CUA merupakan satu-satunya metode
dari pada kaptopril dan juga adanya terapi analisis dalam farmakoekonomi yang
penunjang yang diberikan untuk mengatasi menggunakan kualitas hidup dalam
efek samping pengobatan amlodipin perhitungannya yang menjadikan
seperti mual yang diderita oleh 57,14% keunggulan dari metode ini. Namun perlu
pasien dan nyeri kepala yang diderita oleh digaris bawahi bahwa tidak adanya
42,86% pasien(15). standarisasi standarisasi dalam metode ini

Perhitungan CMA dilakukan dapat menyebabkan inkonsistensian dalam

dengan menghitung rata-rata biaya total penyajian data(5).

yang dibutuhkan oleh setiap pengobatan Outcome pengobatan pada CUA


lalu dibandingan rata-rata biaya total dinyatakan dalam life years (LY) dan
pengobatan yang akan dianalisis dengan quality adjusted life years (QALY) yang
CMA. Perhitungan biaya dilakukan dengan didapat dari perkalian LY dengan nilai
asumsi tidak ada kenaikan harga dan utilitas(12). Nilai utilitas dapat diperoleh
penurunan daya beli pasien(16). Pada CMA dari Pubmed and Cochrane database(11).
adanya diskon tidak diperhitungkan karena Nilai utilitas merupakan presentasi
pada CMA hal yang ingin diketahui adalah preferensi yang dinyatakan untuk suatu
pengobatan dengan biaya terendah bukan kondisi kesehatan tertentu. Nilai utilitas
berkisar pada angka 0-1 dimana nilai 0
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 142

menyatakan kematian sedangkan 1 National List of Essential Drugs


menyatakan sehat sempurna(5). Hasil utama (NLED)(11).
dari CUA adalah biaya per QALY atau
Cost Benefit Analysis (CBA)
Incremental Cost Utility Ratio (ICUR)
yang didapat dengan membandingkan CBA merupakan analisis

perbedaan biaya dengan perbedaan QALY farmakoekonomi yang membandingkan

dari pengobatan yang di bandingkan(12). manfaat yang diberikan dari suatu


pengobatan dengan biaya yang harus
Hasil dari analisis farmakoekonomi
dikeluarkan dalam pemberian pengobatan.
dengan metode CUA dapat memberikan
CBA dapat digunakan untuk efisiensi
informasi mengenai efektivitas biaya
penggunaan sumber daya(17). CBA dapat
pengobatan yang nantinya dapat dijadikan
dilakukan dengan membandingkan dua
pertimbangan bagi penyedia pelayanan
atau lebih suatu produk farmasi atau jasa
kesehatan dan juga pemerintah sebagai
farmasi yang tidak saling berhubungan dan
pembuat kebijakan dalam nentukan
memiliki outcome berbeda yang menjadi
pengobatan yang paling efektif untuk
kelebihan tersendiri dari CBA
diberikan. CUA juga dapat digunakan
dibandingkan dengan kajian
untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah
farmakoekonomi lainnya. Selain memiliki
mengenai biaya pengobatan yang
kelebihan, CBA juga memiliki kekurangan
ditanggung oleh negara. Salah satu
dimana sulitnya menentukan nilai noneter
penelitian mengenai penerapan CUA pada
dari manfaat yang diberikan terutama
kebijakan kesehatan pemerintah dilakukan
manfaat yang dirasakan oleh penerima
oleh Tantai et al (2014) yang melakukan
pengobatan(5).
CUA pada pengobatan hepatitis B kronis di
Thailand dengan membandingkan biaya Untuk melakukan CBA perlu

pengobatan dan palliative care adanya data manfaat dan biaya dari

menunjukkan bahwa pengobatan dengan pengobatan yang diberikan yang keduanya

Lamivudine sebagai lini pertama dinyatakan dalam nilai moneter(5). Nilai

pengobatan dan tenofovir sebagai obat manfaat yang diberikan dapat berupa

tambahan yang diberikan ketika terjadi pendapatan yang didapat oleh pemberi

resisten pengobatan pada pasien HbeAg- pelayanan kesehatan dari suatu intervensi.

positif hepatitis B kronik merupakan Penelitian yang dilakukan Nuryadi dkk

pengobatan yang memiliki cost-utility (2014) yang melakukan Cost Benefit

terbaik sehingga dapat dijadikan Analysis antara pembelian alat CT-Scan

pertimbangan bagi pemerintah Thailand dengan Alat Laser Dioda Photocoagulator

untuk memasukkan tenofovir pada di RSD Balung Jember dengan menjadikan


Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 143

pendapatan Rumah Sakit yang didapat dari non medis(4). Biaya langsung medis
pemakaian alat kesehatan sebagai nilai merupakan biaya yang berkaitan secara
manfaat(17). langsung dengan proses pengobatan,
pendeteksian dan pencegahan suatu
Pada CBA untuk mengetahui
penyakit. Contoh biaya langsung adalah
besaran bersih dari manfaat dalam nilai
biaya obat, biaya jasa tenaga kesehatan,
moneter perlu dilakukan perhitungan
biaya uji laboratorium dan sebagainya.
manfaat bersih (net benefit) yang didapat
Biaya langsung non medis merupakan
dengan cara biaya dikurangi dengan
biaya langsung yang berkaitan dengan
manfaat dalam nilai moneter. Hasil
penerimaan suatu jasa atau produk. Contoh
perhitungan CBA disajikan dalam Cost
biaya langsung non medis seperti biaya
Benefit Ratio, dimana Cost Benefit Ratio
ambulans dan pelayanan(5) informal
didapat dengan membagi biaya dengan
(tambahan)(4). Biaya tidak langsung adalah
nilan manfaat dalam nilai moneter(5).
biaya yang ada karena hilangnya
Jika hasil dari perhitungan Cost produktivitas dari pasien dikarenakan suatu
Benefit Ratio >1 maka manfaat yang penyakit. Contoh dari pengobatan tidak
didapat dari suatu pengobatan lebih besar langsung seperti biaya pedampingan
dari biaya yang dibutuhkan. Jika Cost pasien(5). Biaya akibat sakit (Cost of ilness)
Benefit Ratio = 1 maka manfaat yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan
dihasilkan dengan biaya yang dibutuhkan karena proses sakit, dimana biaya akibat
sama besar. Jika Cost Benefit Ratio <1 sakit ini meliputi biaya langsung dan biaya
maka biaya yang dibutuhkan lebih besar tidak langsung. Jenis-jenis biaya yang
daripada manfaat yang didapat. Maka diapakai pada kajian farmakoekonomi
pengobatan dengan nilai Cost Benefit Ratio akan tergantung pada hasil yang diinginkan
paling besar merupakan pengobatan paling dari setiap kajian farmakoekonomi. Biaya
(5)
Cost Benefit . dapat dihitung berdasarkan 3 perseptif

Jenis-jenis Biaya yaitu masyarakat, kelembagaan (penyedia


yankes, pemerintah, asuransi) dan
Pada analisis farmakoekonomi
individu(4).
biaya merupakan salah satu hal yang
penting yang nantinya di jadikan sebagai SIMPULAN

perhitungan dalam setiap metode analsis. Kajian farmakoekonomi sangat


Biaya sendiri terdiri dari biaya langsung, diperlukan dalam pemilihan pengobatan di
biaya tidak langsung dan biaya akibat sakit Indonesia karena memberikan informasi
(Cost of ilness). Biaya langsung sendiri mengenai pengobatan yang paling efektif,
terbagi menjadi biaya langsung medis dan efisien, utilitas dan bermanfaat diantara
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 144

banyak pengobatan. Kajian 4. Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia. Pedoman Penerapan Kajian
farmakoekonomi yang dilakukan meliputi
Farmakoekonomi. Kementrian
Cost Effectiveness Analysis (CEA); Cost Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
Minimization Analysis (CMA); Cost Utility 5. Tjandrawinata RR. Peran
Analysis (CUA) dan Cost Benefit Analysis Farmakoekonomi dalam Penentuan
Kebjakan yang Berkaitan dengan
(CBA). Obat-Obatan. MEDICINUS.
2016;29(1):46–52.
UCAPAN TERIMAKASIH
6. Merliana H, Sjaaf AC. Analisis
Penulis mengucapkan terimakasih Minimisasi Biaya Amlodipin Generik
kepada ibu Prof. Dr. Keri Lestari, M.Si., dan Bermerk pada Pengobatan
Hipertensi di RS X Pekanbaru Tahun
Apt selaku dosen pembimbing yang telah 2015. J Ekon Kesehat Indones.
membimbing penulis dalam pengerjaan 2017;1(3):114–9.

literatur review ini, kepada bapak Rizky 7. Faramitha A, Prihartanto B, Destiani


DP. Analisis Minimalisasi Biaya
Abdullah, Ph.D., Apt selaku dosen
Terapi Antihipertensi dengan
metodologi penelitian yang telah Kaptopril-Hidroklorotiazid dan
Amlodipin-Hidroklorotiazid di Salah
memberikan arahan mengenai penulisan
Satu Rumah Sakit Kota Bandung. J
literatur review ini serta kepada seluruh Farm Klin Indones. 2017;6(3):220–30.
pihak yang tidak dapat disebutkan satu 8. Purwanti OS, Sinuraya RK, Pradipta
persatu yang berperan dalam kelancaran IS, Abdullah R. Analisis Minimalisasi
Biaya Antibiotik Pasien Sepsis Salah
penulisan literatur review ini. Satu Rumah Sakit Kota Bandung. J
Farm Klin Indones. 2013;2(1):18–27.
DAFTAR PUSTAKA
9. Susono RF, Sudarso, Galistiani GF.
Cost Effectiveness Analysis
1. Musdalipah, Setiawan MA, Santi E.
Pengobatan Pasien Demam Tifoid
Analisis Efektivitas Biaya Antibiotik
Pediatrik menggunakan Cefotaxime
Sefotaxime dan Gentamisin Penderita
dan Chloramphenicol di Instalasi
Pneumonia pada Balita di RSUD
Rawat Inap RSUD Prof. Dr. Margono
Kabupaten Bombana Provinsi
Soekarjo. J Pharm. 2014;11(1):86–97.
Sulawesi Tenggara. J Ilm Ibnu Sina.
2018;3(1):1–11. 10. Rahmawati C, Nurwahyuni A. Analisis
Minimalisasi Biaya Obat
2. Makhinova T, Rascati K.
Antihipertensi antara Kombinasi
Pharmacoeconomics Education in US
Ramipril-Spironolakton dengan
Colleges and Schools of Pharmacy.
Valsartan pada Pasien Gagal Jantung
Am J Pharm Educ. 2013;77(7):1–5.
Kongestif di Rumah Sakit Pemerintah
3. Ahmad A, Patel I, Parimilakrishnan S, XY di Jakarta Tahun 2014. J Ekon
Mohanta GP. The Role of Kesehat Indones. 2017;1(4):119–200.
Pharmacoeconomics in Current Indian
11. Tantai N, Chaikledkaew U,
Healthcare System. J Res Pharm Pr.
Tanwandee T, Werayingyong P,
2013;2(1):3–9.
Teerawattananon Y. A Cost Utility
Analysis of Drug Treatments In
Patients with HBeAg-positive Chronic
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 3 145

Hepatitis B in Thailand. Health Serv Pancaran Kasih GMIM Manado.


Res. 2014;14(170):1–13. PHARMACON. 2017;6(3):315–23.

12. Adibe MO, Aguwa CN, Ukwe CV. 15. Hadning I, Ikawati Z, Andayani TM.
Cost Utility Analysis of Stroke Treatment Cost Analysis for
Pharmaceutical Care Intervention Consideration on Health Cost
Versus Usual Care in Management of Determination Using INA- CBGs. Int J
Nigeria Patient with Type 2 Diabetes. Public Health Sci. 2015;4(4):288–93.

13. Faridah N, Machlaurin A, Subagijo P. 16. Baroroh F, Fauzi LA. Analisis Biaya
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Terapi Stroke pada Pasien Rawat Inap
Antibiotik terhadap Pasien Sepsis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Pediatrik di Rawat Inap RSD dr. Bantul Yogyakarta. J Ilm Ibnu Sina.
Soebandi Kabupaten Jember pada 2017;2(1):93–101.
Tahun 2014. E-J Pustaka Kesehat.
2016;4(2):255–62. 17. Nuryadi, Herawati YT, Triswardhani
R. Cost Benefit Analysis antara
14. Laumba F, Citraningtyas G, Yudistira Pembelian Alat CT-Scan dengan Alat
A. Analisis Efektivitas Biaya (Cost Laser Dioda Photocoagulator di RSUD
Effectiveness Analysis) pada Pasien Balung Jember. J Ilmu Kesehat Masy.
Gastritis Kronik Rawat Inap di RSU 2014;10(1):49–58.

Anda mungkin juga menyukai