Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

PERHIMPUNAN DANA

Dosen Pengampu : Nurma Sari S.Ag., M.Ag

Disusun oleh :

Rifandi (11723040)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Jual Beli
Menurut Kacamata Syar'i ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Nurma Sari S.Ag.,M.Ag. Selain itu, makalah ini juga memiliki tujuan untuk menambah
wawasan tentang Perhimpunan Perbankan Syariah. bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nurma Sari S.Ag.,M.Ag. selaku mata
kuliah Akuntansi Perbankan Syaraiah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, Mohon Kiranya kritik dan saran yang membangun agar nanti nya makalah ini
diperbaiki kesalahan yang ada.

Pontianak, 20 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................................5
A. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah.........................................................................................5
a. GIRO WADIAH........................................................................................................................5
b. Tabungan Wadiah..................................................................................................................6
c. Akutansi Penghimpun Dana Wadiah......................................................................................7
B. Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah................................................................................7
a. Mudharabah Mutlaqah ( investasi tidak terikat )..................................................................7
b. Mudharabah Muqayadah (Investasi Terikat).........................................................................7
a. Tabungan Mudharabah.........................................................................................................8
b. Deposito Mudharabah...........................................................................................................8
BAB III........................................................................................................................................10
PENUTUP...................................................................................................................................10
A. Kesimpulan..............................................................................................................................10
B. Kritik Dan Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pemahaman agama, pengendalian diri, pengalaman, akhlaqul karimah dan pengetahuan
tentang seluk beluk Akuntansi Syariah hendaknya dikuasai sehingga menyatu dalam diri
pelaku (pelaksana) muamalah itu. Kegiatan Akuntansi Syariah ini sangat banyak salah satu
diantaranya adalah Penghimpunan Dana yang akan saya bahas dalam makalah ini, sebagai
salah satu bentuk aktifitas ekonomi, Pengimpunan Dana menjadi hal yang amat sering
dilakukan oleh Bank Syariah dalam berbagai transaksi ekonomi demi memenuhi kebutuhan.
Dalam Islam, Menghimpun Dana selain dilakukan oleh masyarakat secara ’urf, juga
dapat ditemukan dasar-dasarnya secara syari’ah sebagaimana ditemukan aktifitas
Menghimpun Dana yang direkam dan dijustifikasi oleh al-Qur’an, al-Hadis, dan juga telah
menjadi ijma ulama’. Seiring perkembangan zaman, Menghimpun Dana pun mengalami
perkembangan dan modifikasi sebagaimana terlihat dalam aktifitas ekonomi modern
bersangkut paut dengan penerapannya dalam masyarakat secara langsung maupun melalui
dunia perbankan dalam rangka memenuhi kebutuhan dengan tetap berada dalam bingkai
syari’ah.
Dalam bank syariah penghimpunan dana dari masyarakat dilakukan tidak membedakan
nama produk tetapi melihat pada prinsip yaitu prinsip wadiah dan prinsip mudharabah.
Apapun nama produk yang diperhatikan adalah prinsip yang digunakn atas produk tersebut,
hal ini sangat terkait dengan porsi pembagian hasil usaha yang akan dilakukan antara pemilik
dana/ deposan (shahibul maal) dengan bank syariah sebagai mudharib.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah penulisan makalah yang kami uraikan maka  dapat kami
ambil beberapa rumusan masalah, diantaranya :
1.      Bagaimana cara penghimpunan dana perbankan syariah ?
2.      Prinsip apa saja yang diterapkan perbankan syariah dalam akutansi penghimpunan dana ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penghimpunan Dana Prinsip Wadiah


Wadiah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu
maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan sja spenyimpan
menghendakinya. Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untukmenjaga keselamatan barang
itu dari kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. Yang dimaksud dengan “barang”
disini adalah suatu yang berharga seperti uang, dokumen, surat berharga dan barang lain
yangberhara disisi islam.
Adapun rukun yang harus dipenuhi dalam transaksi dengan prinsip wadiah adalah sebagai
berikut :
a.       Barang yang dititipkan
b.      Orang yang menitipkan/ penitip
c.       Orang yang menrima titipan/ penerima titipan, dan
d.      Ijab Qabul
Wadiah terdiri dari dua jenis, yaitu: 
            1. Wadiah Yad Al Amanah, merupakan titipan murni, barang yang dititipkan tidak
boleh digunakan (diambil manfaatnya) oleh penitip, sewaktu titipan dikembalikan harus
dalam keadaan utuh baik nilai maupun fisik barangnya, jika selama dalam penitipan terjadi
kerusakan maka pihak yang menerima titipan tidak dibebani tanggung jawab, sebagai
kompensasi atas tanggung jawab pemeliharaan dapat dikenakan biaya penitipan. 
2. Wadiah Yad Ad Dhamanah, merupakan pengembangan dari Wadiah Yad Al
Amanah yang disesuaikan dengan aktifitas perekonomian. Penerima titipan diberi izin untuk
menggunakan dan mengambil manfaat dari titipan tersebut. Penyimpan mempunyai
kewajiban untuk bertanggung jawab terhadap kehilangan/ kerusakan barang tersebut. Semua
keuntungan yang diperoleh dari titipan tersebut menjadi hak penerima titipan. Sebagai
imbalan kepada pemilik barang/ dana dapat diberikan semacam insentif berupa bonus, yang
tidak disyaratkan sebelumnya. 
Wadiah Yad Ad Dhamanah dalam Bank Islam dapat diaplikasikan pada Rekening
giro (current account) dan Rekening tabungan (saving account).

a. GIRO WADIAH

5
Giro wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Termasuk di dalamnya giro wadiah
yang diblokir untuk tujuan tertentu misalnya dalam rangka escrow account, giro yang
diblokir oleh yang berwajib karena suatu perkara.   
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan tentang Giro Wadiah
(Himpunan Fatwa, Edisi kedua, hal 6-7) sebagai berikut: 
a.       Bersifat titipan 
b.      Titipan bisa diambil kapan saja (on call) 
c.       Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian (athaya) yang
bersifat sukarela dari pihak bank. 
Karakteristik dari giro wadiah antara lain: 
 Harus dikembalikan utuh seperti semula sehingga tidak boleh overdarft 
 Dapat dikenakan biaya titipan 
 Dapat diberikan syarat tertentu untuk keselamatan barang titipan misalnya menetapkan
saldo minimum 
 Penarikan giro wadiah dilakukan dengan cek dan bilyet giro sesuai ketentuan yang
berlaku. 
 Jenis dan kelompok rekening sesuai dengan ketentuan yang berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan syariah 
 Dana wadiah hanya dapat digunakan seijin penitip 

b. Tabungan Wadiah
          Tabungan wadiah adalah titipan pihak ketiga pada bank syariah yang penarikannya
dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuitansi, kartu ATM, sarana
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
          Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan
itu.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional ditetapkan ketentuan Tabungan Wadiah sebagai
berikut: 
a.  Bersifat simpanan 
b.  Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan.      

6
Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian yang bersifat sukarela
dari pihak bank. 
c. Akutansi Penghimpun Dana Wadiah
Aplikasi prinsip wadiah dalam perbankan syariah adalah produk giro dan tabungan wadiah.

B. Penghimpunan Dana Prinsip Mudharabah


Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan betindak sebagai
shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib (pengelola). Dana tersebut
digunakan bank untuk melakukan murabahah atau ijarah dapat pula dna tersebut digunakan
bank unuk melakukan mudharabah ke dua. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkn
nisbah yang disepakati. Dalam hal bank menggunakan nya untuk melakukan mydharabah
kedua, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi.
Rukun mudharabah terpenuhi sempurna bila ada yaitu :
a.       Ada mudharib
b.      Ada pemilik dana
c.       Ada usaha yang akan dibagi hasilkan
d.      Ada nisbah
e.       Ada ijab qabul
Prinsip mudharabah ini diaplikasikan padaproduk tabungan berjangka dan deposito
berjangka. Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan dana, prinsip
mudharabah terbagi menjadi dua yaitu :
1.   Mudharabah Mutlaqah ( investasi tidak terikat )
2.   Mudharabah Muqayyadah ( investasi terikat )

a. Mudharabah Mutlaqah ( investasi tidak terikat )

Mudharabah Mutlaqah merupakan salah satu produk dari Musyarakah, dimana dana
merupakan 100 % milik bank. dana ini dapat digunakan untuk kegiatan usaha nasabah sesuai
kehendak nasabah. Bank yang memiliki produk seperti ini harus betul-betul selektif dalam
memilik calon debitur/nasabah, karena resiko yang ditanggung bank adalah 100% dari dana
yang disalurkan. Oleh karena itu biasanya Produk Mudharabah terkait dengan Projek-projek
singkat yang berasalah dari pemerintah atau perusahaan yang kredible dan nasabah yang
kompeten dan terpercaya dalam mengerjakannya.
b. Mudharabah Muqayadah (Investasi Terikat)

7
Perbedaan Mudharabah Muqayadah dengan Mutlaqah adalah disisi penggunaan dana
yang diterima nasabah. penggunaannya terikat syarat-syarat dari pemilik dana. Waktu dan
jenis usaha sudah ditentukan sebelumnya. Bank mempertemukan pemilik dana dan calon
debitur/nasabah dan memfasilitasi pencairan dana dan penerimaan angsuran modal dan bagi
hasil dari nasabah. Bank akan mendapatkan jasa/fee dari kegiatan ini.

a. Tabungan Mudharabah
          Tabungan adalah simpanan yang penrikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dipersamakan
dengan itu.
          Akuntansi untuk tabungan mudharabah dan penghimpunan dana bentuk lainnya
menggunakan akad mudharabah pada dasarnya mengacu pada PSAK 105 tentang Akuntansi
Mudharabah, khususnya yang terkait dengan akuntansi untuk pengelola dana. Berdasarkan
PSAK 105 paragraf 25, dinyatakan bahwa dana yang diterima dari pemilik dana (nasabah
penabung) dalam akad mudharabah diakui sebagai dana syirkah temporer sebesar jumlah kas
atau nilai wajar aset non-kas yang diterima. Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah
temporer diukur sebesar nilai tercatatnya.

b. Deposito Mudharabah
          depisito adalah investasi dana berdasarkan akad mudharabah yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan hanya pada waktu tertentu
berdasarkan akad antara nasabah (penyimpan) dengan bank syariah (Unit Usaha Syariah).
Perbedaannya dengan deposito konvensional adalah terlihat pada akad dan sistem bagi hasil
yang ditawarkan.
Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 3 Tahun 2000, tentang deposito mudharabah
yaitu :
 Di sini nasabah disebut sebagai  pemilik dana atau shahibul maal dan bank disebut
sebagai pengelola dana atau mudharib.
 Modal deposito yang diberikan shahibul maal harus dalam bentuk tunai.
 Bank sebagai mudharib berhak lakukan berbagai usaha asalkan tidak melenceng pada
prinsip syariah dan mnembangkannya, rmasuk didalamnya mudharabah dengan pihak
lain.

8
 Bank menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya untuk menutupi biaya
operasional deposito.
 Bank tidak boleh mengurangi nisbah keuntungan tanpa persetujuan nasabah.
 Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam
akad pembukaan rekening.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
            Perbankan syariah dalam mendapatkan modalnya, ia melakukan penghimpunan dana
dengan produk-produknya seperti tabungan, instrument giro, dan deposito. Meski hampir
sama dengan perbankan konvensional, tetapi dalam mekanismenya berbeda. Pada perbankan
syariah menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah yang sesuai dengan prinsip Islam.
            Produk tabungan terbagi menjadi dua, yaitu tabungan wadiah dan tabungan
mudharabah. Instrumen giro terbagi menjadi dua juga, yaitu giro wadiah dan mudharabah.
Sedangkan pada deposito, perbankan syariah hanya menggunakan prinsip mudharabah.
            Dari sistem mudharabah itu, pihak bank akan mendapatkan keuntungan dari kegiatan
usaha yang dikelolanya berdasarkan presentasi bagi hasil yang telah ditetapkan dan disetujui
antara pemilik atau penyimpan dana dengan bank.

B. Kritik Dan Saran


Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kesalahan dan
sangat jauh dari kata sempurna.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman A. Karim. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.
Sofyan Syafri Harapan, dkk. 2005. Akutansi Perbankan Syariah. Ed.1, Cet. 1. Jakarta : LPFE
Usakti.
Wiroso. 2005. Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta:
Grasindo.

11

Anda mungkin juga menyukai