DASAR-DASAR PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
Muhaimin Saranani,S.Kep.,Ns.,M.Sc
OLEH
Puji syukur marilah kita panjatkan kepada Allah swt yang senantiasa
keimanan dan juga ilmu pengetahuan, sehingga kita dapat melaksanakan proses
mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini, juga kepada teman-teman yang
telah berperan aktif dalam penyusunan makalah, sehingga makalah ini bisa saya
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah atau karya tulis lain yang lebih baik dikemudian hari.
Kendari, 19 July 2021
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pemeriksaan sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada tubuh
manusia. Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif yang dilakukan dengan
cara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan juga dilakukan dengan
prosedur diagnostic, dengan adanya pemeriksaan prosedur diagnostik dapat membantu
dalam pengkajian klien. Penting untuk mengklarifikasi kapan pemeriksaan diagnostik
diperlukan sehingga tindakan yang dilakukan pada pasien akan lebih terarah dan tidak
merugikan karena harus mengeluarkan biaya untuk hal yang sebenarnya dapat dihindari
(Effendi & Niluh, 2002).
Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu terhadap suatu
masalah kesehatan. Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu diagnosa,
memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa (Effendi & Niluh, 2002).
Prosedur diagnostic yang digunakan untuk mendeteksi gangguan pada system pernapasan
dibagi ke dalam 2 metode,yaitu: Metode morfologis, (diantaranya adalah teknik radiologi,
endoskopi, pemeriksaan biopsy dan sputum) dan Metode fisiologis (misalnya pengukuran
gas darah dan uji fungsi ventilasi).
BAB 1
PEMBAHASAN
Waktu Pengambilan Sebaiknya diambil pada pagi hari terutama pada pasien
rawat inap Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat
pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali
ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
1. Pendahuluan
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus
sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan
(tractus digestifus).
Pemeriksaan feses lengkap adalah suatu pemeriksaan laboratorium untuk menilai dan
mengukur melalui beberapa parameter yang bertujuan untuk mengetahui kondisi
sistem pencernaan seseorang melalui feses.
2. Tujuan
Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30 – 40 menit sejak
dikeluarkan. Bila pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
Tinja untuk pemeriksaan sebaiknya yang berasal dari defekasi spontan.
Jika pemeriksaan sangat diperlukan, boleh juga sampel tinja diambil dengan jari
bersarung dari rectum.
Tinja hendaknya dibawa dalam keadaan segar, kalau dibiarkan unsur-unsur dalam
tinja itu menjadi rusak.
Untuk mengirim tinja, wadah yang sebaiknya ialah yang terbuat dari kaca atau
dari bahan lain yang tidak dapat ditembus seperti plastic
4. Indikasi Pemeriksaan Feses
Adanya diare dan konstipasi
Adanya ikterus
Adanya gangguan pencernaan
Adanya lendir dalam tinja
Kecurigaan penyakit gastrointestinal
Adanya darah dalam tinja
• Pemeriksaan makroskopis
• Pemeriksaan mikroskopis
• Pemeriksaan darah samar
• Kultur Feses
b) Bau
Bau normal tinja disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat.
Bau itu menjadi bau busuk jika dalam usus terjadi pembusukan isinya, yaitu
protein yang tidak dicernakan dan dirombak oleh kuman-kuman.
Ada kemungkinan juga tinja berbau asam fermentasi zat-zat gula yang tidak
dicerna diare.
Bau tengik disebabkan oleh perombakan zat lemak dengan pelepasan asam-
asam lemak.
c) Konsistensi
Tinja normal agak lunak dengan mempunyai bentuk.
Pada diare konsistensi menjadi sangat lunak atau cair, sebaliknya pada
konstipasi didapat tinja keras.
Fermentasi karbohidrat dalam usus menghasilkan tinja yang lunak dan
bercampur gas (C02).
d) Lendir
Adanya lendir berarti rangsangan atau radang dinding usus.
Kalau lendir itu hanya didapat di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu
mungkin usus besar.
Kalau bercampur dengan tinja mungkin sekali usus kecil.
Pada dysenteri, ileocolitis mungkin didapat lendir saja tanpa tinja.
Kalau lendir berisi banyak leukosit terjadi nanah.
e) Darah
Apakah darah itu segar (merah muda), coklat atau hitam, apakah bercampur
atau hanya di bagian luar tinja saja.
Makin proximal terjadinya perdarahan, makin bercampur darah dengan tinja
dan makin hitam warnanya.
Jumlah darah yang besar mungkin disebabkan oleh ulcus, varices dalam
oesophagus, carcinoma atau hemorhoid.
7. Pemeriksaan Mikroskopis
Sputum merupakan bahan yang digunakan sebagai salah satu sampel pemeriksaan
laboratorium untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit tertentu.
Pemeriksaan sputum juga dapat mendiagnosa apakah suatu pengobatan dapat berhasil
atau berjalan dengan lanacar maupun sebaliknya.
INDIKASI :
Indikasi pemeriksaan suputum adalah untuk mengetahui adanya infeksi penyakit
tertentu seperti pneumonia, kanker paru dan TBC
Sebelum mengeluarkan sputum, mintalah penderita untuk berkumur terlebih dahulu. Jika
hanya sputum sewaktu saja yang dikehendaki sputum pagilah terbaiknya. Adakalanya
diperlukan sampel kumpulan yaitu sampel 12 jam atau 24 jam.
TUJUAN :
1. Mengambil sempel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa urine rutin
atau diagnostik yang meliputi test kultur dan sensivitas.
2. Mengetahui adanya mikrooganisme dalam urine.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur yang ada dalam urine secara lengkap sehingga dapat
membantu menegaskan diagnose dokter pemeriksa.