Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fairuza Nur Uchrowi Nasution (0307182045)

SEM / PRODI : MPI IV SEM VII PENGULANGAN SEM III


Hari/Tanggal : Rabu 03 NOV 2021

UJIAN TENGAH SEMESTER


1. Komponen Pokok Kurikulum
Kurikulum memiliki lima komponen utama, yaitu (a) tujuan; (b) materi;
(c)strategi pembelajaran; (d) organisasi kurikulum, dan (e) evaluasi. Kelima
komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa dipisahkan.
Berikut ini adalah uraian mengenai tiap-tiap komponen kurikulum tersebut.
a. Komponen tujuan
Kurikulum merupakan suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan
pendidikan yang dijalankan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah
dapat diukur dari seberapa jauh dan seberapa banyaknya pencapaian tujuan-tujuan
tersebut. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-
tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
Meskipun rumusan tujuan pendidikan dari suatu negara dengan negara lain
berbeda, tetapi sebenarnya memiliki esensi yang sama secara umum. Menurut
Sadulloh (1994) yang mengutip pendapat Hummel, tujuan pendidikan secara
universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu:
(1)otonomi yang memberikan setiap individu dan kelompok untuk memiliki pengetahuan dan
kemampuan yang memungkinkan mereka mengelola kehidupan mereka sendiri; (2) equity
(kesetaraan) dalam kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan budaya maupun ekonomi
dengan jalan memberikan kepada mereka dasar-dasar pendidikan yang setara; (3) survival,
memberi izin kepada semua bangsa untuk menularkan dan memperkaya warisan budaya
kepada semua generasi dengan memberikan panduan pendidikan untuk saling memahami.
(2)Dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional dapat dilihat secara
jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa: ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Tujuan pendidikan nasional selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan institusional yaitu
tujuan pendidikan yang ingin dicapai dari setiap jenis maupun jenjang sekolah atau satuan
pendidikan tertentu. Dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada
tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Panjang (aims)
Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan pada
nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan
tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan
sekolah, seperti; “bertanggung jawab sebagai warga negara”, “bangsa berbangsa
Indonesia” dan sebagainya.
1) Tujuan Jangka Menengah (goals)
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya,
terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-lainnya.
2) Tujuan Jangka Pendek (objective)
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa
dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan sholat,
dan sebagainya.

Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua (2) tujuan, yaitu
sebagai berikut.
1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang Studi Tujuan ini
biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan (pengetahuan), keterampilan
(psikomotor), sikap (afektif), dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh para
lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut tujuan
lembaga (institusional).
2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi
Tujuan ini biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum yang sekarang
berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Kompetensi Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar. Setelah dijabarkan oleh guru
diperoleh Indikator dan Tujuan Pembelajaran.

B.Komponen isi/materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program tiap-tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang
studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menentukan isi atau content yang
dibakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar
menjadi lebih efektif dan efisien. Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain
sebagai berikut.
1) Kebermaknaan (signifikasi): kebermaknaan suatu isi/materi diukur dari
bagaimana esensi atau posisinya dalam kaitan dengan isi materi disiplin ilmu
yang lain. Konten kurikulum dalam wujud konsep dasar atau prinsip dasar
mendapat prioritas utama dibandingkan dengan konsep atau prinsip yang
kurang fundamental.
2) Manfaat atau kegunaan: adapun parameter kriteria kebermanfaatan isi adalah
seberapa jauh dukungan yang disumbangkan oleh isi/materi kurikulum bagi
operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
3) Pengembangan manusia: kriteria pengembangan manusia mengarah pada
nilai-nilai demokratis, nilai sosial, atau pada pengembangan sosial.

Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk:


1) Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting,
terdiri dari terminologi, orang, dan tempat serta kejadian
2) Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
Dengan perkataan lain, konsep merupakan abstraksi dari sekumpulan
fakta/informasi/stimulus yang memiliki ciri sama. Setiap konsep memiliki
nama, definisi, contoh, atribut, dan nilai.
3) Teori; merupakan penjelasan mengenai hubungan antara suatu konsep
dengan konsep lain. Teori merupakan seperangkat konstruk atau konsep,
definisi atau preposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan pendapat
sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan– hubungan antara
variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
4) Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus,
bersumber dari analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
5) Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
6) Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran
yang harus dilakukan peserta didik.
7) Hukum, merupakan teori yang teruji kebenarannya.
8) Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
9) Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
10) Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu
hal/kata dalam garis besarnya.
11) Postulat, adalah anggapan dasar yang kebenarannya tidak perlu dibuktikan.
Dalam biologi postulat yang terkenal adalah postulat Koch tentang kuman
penyebab penyakit.
b. Komponen media (sarana dan prasarana)
Media merupakan sarana perantara dalam pengajaran. Media merupakan
perantara untuk menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh
peserta didik. Oleh karena itu, pemanfaatan dan pemakaian media dalam
pengajaran secara tepat terhadap pokok bahasan yang disajikan pada peserta
didik akan mempermudah peserta didik dalam menanggapi, memahami isi sajian
guru dalam pengajaran.

c. Komponen strategi pembelajaran


Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang
digunakan dalam pengajaran, tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak
hanya terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tidak hanya
terbatas pada hal itu saja. Pembicaraan strategi pengajaran tergambar dari cara
yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, mengadakan penilaian,
pelaksanaan bimbingan dan mengatur kegiatan, baik yang secara umum berlaku
maupun yang bersifat khusus dalam pengajaran.
Strategi/metode/model pembelajaran sangat ditentukan oleh karakteristik
substansi yang akan diajarkan dan karakteristik siswanya. Tidak ada satu pun
strategi/metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan semua
substansi pelajaran secara sama baiknya. Substansi (isi) pelajaran tertentu
memiliki karakteristik tertentu, sehingga hanya cocok untuk diajarkan dengan
cara tertentu pula.
Tujuan-tujuan pelajaran yang bersifat prosedural, psikomotorik serta
terstruktur dengan baik, diajarkan setahap demi setahap, sangat baik kalau guru
menggunakan pembelajaran langsung. Sementara itu, keterampilan sosial yang
mencakup bagaimana berinteraksi dengan orang lain, bekerja sama,
mengutarakan ide, akan sangat cocok bila diajarkan menggunakan pembelajaran
kooperatif. Begitu pula kemampuan pemecahan masalah, hanya dapat
dilatihkan secara baik bila siswa diberi kesempatan untuk melakukan praktik
pemecahan masalah. Kesempatan semacam itu dapat diperoleh siswa jika
pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran berbasis masalah seperti inkuiri,
diskoveri dan yang sejenis dengan itu.
d. Menurut Undang-undang Nomor 20/2003, strategi pembelajaran di kelas
hendaknya dilakukan dengan cara olah hati, olah raga, olah rasa, dan olah
otak. Strategi pembelajaran yang demikian menyiratkan bahwa strategi yang
digunakan harus mampu melakukan pemberdayaan terhadap seluruh potensi
siswa. Komponen proses belajar mengajar
Komponen ini sangat penting dalam sistem pembelajaran, sebab diharapkan
melalui proses belajar mengajar akan terjadi perubahan- perubahan tingkah laku
pada diri peserta didik. Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar
merupakan indikator keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,
merupakan indikator kreativitas dan efektivitas guru dalam mengajar.
Kecenderungan proses pembelajaran adalah terjadi perubahan paradigma dan
mengajar ke pembelajaran. Perubahan yang dimaksud ditandai dengan terjadi
perubahan sebagai berikut.
1) Berpusat pada guru beralih ke pembelajaran yang berpusat pada siswa
2) Berorientasi disiplin (mapel tertentu) beralih ke pembelajaran yang
integratif.
3) Berorientasi topik tertentu beralih ke pembelajaran berorientasi
masalah.
4) Pembelajaran mengikuti alur tertentu (standardized) beralih ke
pembelajaran dengan alternatif-alternatif.

e. Komponen evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-
tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Wright dalam (Sudrajat, 2010) bahwa:
“curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress
of students toward objectives or values of the curriculum”
Sementara itu, dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan sebagai evaluasi program, untuk mengakses kinerja kurikulum
secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang
dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi,
efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Salah satu komponen kurikulum penting
yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi yang akan
dievaluasi. Dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas dan
kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif
berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk
mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes
diagnostik dan lain-lain. Sementara itu, instrumen untuk mengevaluasi dimensi
kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, dan catatan
anekdot.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan
pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum
itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan
menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah
dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu
perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat
bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya (Sukmadinata,
1997)
Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum,
yaitu: (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan obyektif; dan
(3) pendekatan campuran multivariasi. Di samping itu, terdapat beberapa model
evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context, Input, Process, dan
Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan
lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan prosedur dan mekanisme
pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan
kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria
tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan
dan kelemahan program yang dievaluasi sebagai berikut.
1) Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis
tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang
bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu
tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang
bersangkutan, dan sebagainya.
2) Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan,
seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf
pengajar, sarana, dan prasarana, media pendidikan yang digunakan dan
sebagainya.

2.Kelebihan dan kekurangan yang Di Temukan Pada Kurikulum2013


Kelebihan :
1. Lebih Menekankan Kepada Pendidikan Karakter
2. Memungkinkan Siswa Lebih Aktif, Inovatif dan Kreatif
3. Lebih Responsif Terhadap Fenomena Sosial yang Ada
4.  Proses Penilaian Dilakukan Dari Semua Aspek
5.  Lembaga Memperoleh Pendampingan dari Pusat
6. Mendorong Guru untuk Semakin Kreatif Sebagai Fasilitator Pembelajaran
7. Penyediaan Fasilitas Belajar Semakin Efisien
Kekurangan :
1. Guru Tidak Dilibatkan dalam Pembuatan Kurikulum 2013
2. Banyak Sekolah yang Masih Menerapkan KBM Konvensional
3. Banyaknya Guru yang Belum Memiliki Kesiapan Mental
4. Guru Banyak Salah Faham sehingga Kurang Memberikan Penjelasan
5.  Dalam Menyusun RPP Guru Kurang Kreatif
6. Materi yang Wajib Dikuasai oleh Siswa Terlalu Banyak
7.  Sekolah Kurang Mandiri di dalam Menyikapi Kurikulum yang Ada

3.Perangkat Pembelajaran Guru


Perangkat pembelajaran adalah kumpulan alat (bantu) yang digunakan guru agar
kegiatan dan kinerja guru lebih maksimal dalam aktivitas pembelajaran, perangkat ini
terdiri dari media, fasilitas, bahan dan panduan dsb.Perangkat pembelajaran mempunyai
misi agar segala aktivitas guru dalam pembelajaran bisa lebih efisien dan efektif serta
sukses. Selain itu manfaat atau fungsi dari perangkat pembelajaran itu sendiri adalah
sebagai pedoman guru dalam aktivitas belajar mengajar.
Jadi perangkat pembelajaran adalah instrumen atau perlengkapan untuk melakukan
kegiatan mendidik siswa. Perangkat pembelajaran merupakan pedoman guru untuk
aktivitas pembelajaran, baik itu di dalam kelas, luar kelas dan laboratorium. Ini berdasarkan
penuturan Zuhdan, (2012: 17).
1. Silabus
Perangkat ini berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai, untuk
mencapainya diukur berdasarkan indikator pencapaian. Silabus ibarat ringkasan dari
kurikulum karena didalamnya terdapat target pencapaian, media, dan lain sebagainya.

2. RPP
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan langkah-langkah yang harus di
tempuh oleh guru dalam rangka pemberian pelayanan kepada peserta didik. Perencanaan
yang dirancang mencakup model, metode, pelaksanaan, evaluasi dan instrumen penilaian.

3. Prota
Program tahunan atau Prota merupakan batasan materi yang harus diselesaikan dengan
waktu yang tertera jelas dalam tabel program tahunan. Prota berisi distribusi materi selama
satu tahun pelajaran yang terdiri dari dua semester, prota terbentuk dari program semester.

4. Promes
Program semester atau promes merupakan gambaran distribusi materi selama satu semester
berdasarkan SK dan KD yang telah dirumuskan dalam Standar Isi.

5. Buku Absen
Buku ini berisi sejumlah nama peserta didik dalam kelas yang kita bina. Buku ini gunanya
untuk mengontrol kehadiran peserta didik.

6. Buku Jurnal
Buku ini berisi beberapa catatan penilaian prilaku peserta didik selama pembelajaran
dilaksanakan, mulai dari kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, dan lain sebagainya.

7. Buku penilaian
Buku ini digunakan untuk menyimpan data-data hasil evaluasi terhadap peserta didik.

8. Bundel portofolio
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa di kumpul jadi satu bundel, biasanya digabung
perkelas bahkan per individu. Gunanya untuk mengetahui perkembangan kompetensi
peserta didik, perubahan peserta didik terhadap penerimaan materi yang disampaikan dapat
diukur sehingga memudahkan guru menentukan model dan metode yang akan diberikan.
Melalui bundel ini, seorang guru dapat menyimpulkan keberhasilan pembelajaran
dikelasnya.

9. Bank Soal
Ini adalah buku yang berisi kumpulan dari sejumlah soal yang akan diberikan kepada
peserta didik.

10. Media
Dalam menyajikan pelajaran, media menjadi faktor penentuk keberhasilan pembelajaran.
Tentang media, dibutuhkan inovasi dan kreativitas guru untuk menentukan media-media
yang diperlukan dalam kaitannya dengan pokok bahasan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai