Tujuan kurikulum biasanya terbagi atas tiga level atau tingkatan, yaitu sebagai berikut.
1. Tujuan Jangka Panjang (aims)
Tujuan ini, menggambarkan tujuan hidup yang diharapkan serta didasarkan pada
nilai yang diambil dari filsafat. Tujuan ini tidak berhubungan langsung dengan
tujuan sekolah, melainkan sebagai target setelah anak didik menyelesaikan
sekolah, seperti; “bertanggung jawab sebagai warga negara”, “bangsa berbangsa
Indonesia” dan sebagainya.
1) Tujuan Jangka Menengah (goals)
Tujuan ini merujuk pada tujuan sekolah yang berdasarkan pada jenjangnya,
terdapat tujuan sekolah SD, SMP, SMA dan lain-lainnya.
2) Tujuan Jangka Pendek (objective)
Tujuan yang dikhususkan dicapai pada pembelajaran di kelas, misalnya; siswa
dapat mengerjakan perkalian dengan betul, siswa dapat mempraktekkan sholat,
dan sebagainya.
Dalam sebuah kurikulum lembaga pendidikan terdapat dua (2) tujuan, yaitu
sebagai berikut.
1) Tujuan yang dicapai secara keseluruhan Mata Pelajaran/Bidang Studi Tujuan ini
biasanya meliputi aspek-aspek pengetahuan (pengetahuan), keterampilan
(psikomotor), sikap (afektif), dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dimiliki oleh para
lulusan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Hal tersebut juga disebut tujuan
lembaga (institusional).
2) Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi
Tujuan ini biasanya disebut dengan tujuan kurikuler. Pada kurikulum yang sekarang
berlaku, tujuan ini tertulis dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan, Standar
Kompetensi Mata Pelajaran, Kompetensi Dasar. Setelah dijabarkan oleh guru
diperoleh Indikator dan Tujuan Pembelajaran.
B.Komponen isi/materi
Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam
kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis
bidang studi yang diajarkan dan isi program tiap-tiap bidang studi tersebut. Bidang-bidang
studi tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum menentukan isi atau content yang
dibakukan sebagai kurikulum, terlebih dahulu perencana kurikulum harus menyeleksi isi agar
menjadi lebih efektif dan efisien. Kriteria yang dapat dijadikan pertimbangan, antara lain
sebagai berikut.
1) Kebermaknaan (signifikasi): kebermaknaan suatu isi/materi diukur dari
bagaimana esensi atau posisinya dalam kaitan dengan isi materi disiplin ilmu
yang lain. Konten kurikulum dalam wujud konsep dasar atau prinsip dasar
mendapat prioritas utama dibandingkan dengan konsep atau prinsip yang
kurang fundamental.
2) Manfaat atau kegunaan: adapun parameter kriteria kebermanfaatan isi adalah
seberapa jauh dukungan yang disumbangkan oleh isi/materi kurikulum bagi
operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
3) Pengembangan manusia: kriteria pengembangan manusia mengarah pada
nilai-nilai demokratis, nilai sosial, atau pada pengembangan sosial.
e. Komponen evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu komponen kurikulum. Dalam pengertian terbatas,
evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-
tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan.
Sebagaimana dikemukakan oleh Wright dalam (Sudrajat, 2010) bahwa:
“curriculum evaluation may be defined as the estimation of growth and progress
of students toward objectives or values of the curriculum”
Sementara itu, dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi kurikulum
dimaksudkan sebagai evaluasi program, untuk mengakses kinerja kurikulum
secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang
dievaluasi tidak hanya terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi,
efisiensi, kelaikan (feasibility) program. Salah satu komponen kurikulum penting
yang perlu dievaluasi adalah berkenaan dengan proses dan hasil belajar siswa.
Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada dimensi-dimensi yang akan
dievaluasi. Dimensi yang sering mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas dan
kualitas. Instrumen yang digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif
berbeda dengan dimensi kualitatif. Instrumen yang digunakan untuk
mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes prestasi belajar, tes
diagnostik dan lain-lain. Sementara itu, instrumen untuk mengevaluasi dimensi
kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori, interview, dan catatan
anekdot.
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan
pendidikan pada umumnya maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum
itu sendiri. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang
kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan
menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan model
kurikulum yang digunakan.
Hasil-hasil evaluasi kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah
dan para pelaksana pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu
perkembangan peserta didik, memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat
bantu pelajaran, cara penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya (Sukmadinata,
1997)
Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga pendekatan dalam evaluasi kurikulum,
yaitu: (1) pendekatan penelitian (analisis komparatif); (2) pendekatan obyektif; dan
(3) pendekatan campuran multivariasi. Di samping itu, terdapat beberapa model
evaluasi kurikulum, diantaranya adalah Model CIPP (Context, Input, Process, dan
Product) yang bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti: karakteristik peserta didik dan
lingkungan, tujuan program dan peralatan yang digunakan prosedur dan mekanisme
pelaksanaan program itu sendiri. Evaluasi model ini bermaksud membandingkan
kinerja (performance) dari berbagai dimensi program dengan sejumlah kriteria
tertentu, untuk akhirnya sampai pada deskripsi dan judgment mengenai kekuatan
dan kelemahan program yang dievaluasi sebagai berikut.
1) Context; yaitu situasi atau latar belakang yang mempengaruhi jenis-jenis
tujuan dan strategi pendidikan yang akan dikembangkan dalam program yang
bersangkutan, seperti: kebijakan departemen atau unit kerja yang
bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja dalam kurun waktu
tertentu, masalah ketenagaan yang dihadapi dalam unit kerja yang
bersangkutan, dan sebagainya.
2) Input; bahan, peralatan, fasilitas yang disiapkan untuk keperluan pendidikan,
seperti: dokumen kurikulum, dan materi pembelajaran yang dikembangkan, staf
pengajar, sarana, dan prasarana, media pendidikan yang digunakan dan
sebagainya.
2. RPP
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan langkah-langkah yang harus di
tempuh oleh guru dalam rangka pemberian pelayanan kepada peserta didik. Perencanaan
yang dirancang mencakup model, metode, pelaksanaan, evaluasi dan instrumen penilaian.
3. Prota
Program tahunan atau Prota merupakan batasan materi yang harus diselesaikan dengan
waktu yang tertera jelas dalam tabel program tahunan. Prota berisi distribusi materi selama
satu tahun pelajaran yang terdiri dari dua semester, prota terbentuk dari program semester.
4. Promes
Program semester atau promes merupakan gambaran distribusi materi selama satu semester
berdasarkan SK dan KD yang telah dirumuskan dalam Standar Isi.
5. Buku Absen
Buku ini berisi sejumlah nama peserta didik dalam kelas yang kita bina. Buku ini gunanya
untuk mengontrol kehadiran peserta didik.
6. Buku Jurnal
Buku ini berisi beberapa catatan penilaian prilaku peserta didik selama pembelajaran
dilaksanakan, mulai dari kedisiplinan, tanggung jawab, kerjasama, dan lain sebagainya.
7. Buku penilaian
Buku ini digunakan untuk menyimpan data-data hasil evaluasi terhadap peserta didik.
8. Bundel portofolio
Tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa di kumpul jadi satu bundel, biasanya digabung
perkelas bahkan per individu. Gunanya untuk mengetahui perkembangan kompetensi
peserta didik, perubahan peserta didik terhadap penerimaan materi yang disampaikan dapat
diukur sehingga memudahkan guru menentukan model dan metode yang akan diberikan.
Melalui bundel ini, seorang guru dapat menyimpulkan keberhasilan pembelajaran
dikelasnya.
9. Bank Soal
Ini adalah buku yang berisi kumpulan dari sejumlah soal yang akan diberikan kepada
peserta didik.
10. Media
Dalam menyajikan pelajaran, media menjadi faktor penentuk keberhasilan pembelajaran.
Tentang media, dibutuhkan inovasi dan kreativitas guru untuk menentukan media-media
yang diperlukan dalam kaitannya dengan pokok bahasan yang diberikan.