Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MANAJEMEN METODE PENELITIAN KUALITATIF

Dosen Pembimbing : Dr. Candra Wijaya, M.Pd

Disusun Oleh :

Fairuza Nur Uchrowi Nst

(0307182045)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TA. 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, atas anugerahnya sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan CJR tentang “Manajemen Metode Penelitian Kualitatif”.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusun CJR ini selain untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh Dosen Pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para Mahasiswa/i
khususnya sebagai penyusun. Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Jurnal ini dengan
baik, namun penulis pun menyadari bahwa saya memiliki akan adanya keterbatasan saya sebagai
manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan
maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta saran dari Dosen Pengajar bahkan
pembaca sangat diharapkan oleh saya untuk dapat menyempurnakan Jurnal ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

Pematang Siantar,juli 2021

Fairuza Nur Uchrowi Nst

2
DATA IDENTITAS JURNAL

A. Jurnal 1

Judul jurnal 1 : PERANAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Edisi terbit : pertama
Pengarang artikel : M. Nur Mustafa dan Hasnah Faizah AR
Penerbit : jurnal Manajemen Pendidikan Penelitian Kualitatif
Kota terbit : RIAU
NO VOL Jurnal : Vol. 4 No.1 Maret 2020
Nomor ISSN : 2502-9487

B. Jurnal 2
Judul jurnal 2 :PROGRAM PENJAMINAN MUTU SEKOLAH (STUDI
KASUS SDN 36 DAN SDIT AL FITYAH KOTA PEKANBARU)
Edisi terbit : pertama
Pengarang artikel : Suheri dan Zulfan Saam
Penerbit : jurnal Manajemen Pendidikan Penelitian Kualitatif
Kota terbit : Pakanbaru
NO VOL Jurnal : Vol. 3 No.2 September 2019
Nomor ISSN :2502-9487

3
Ringkasan jurnal
A. Jurnal 1
Pengertian Peranan Istilah peran mengalami perubahan seiring dengan
perkembangan studi peran itu sendiri. Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa
Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan
makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh seorang yang
berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Berdasarkan SK
Menpan No. 21 Tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka
kreditnya dalam Bab 1 pasal 1 ayat 3 dan 4, dapat dinyatakan tentang tugas pokok dan
tanggung jawab pengawas sekolah yaitu (a) melaksanakan pengawasan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan satuan seperti Sekolah Dasar
(SD); (b) kegiatan pengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam menyusun
program pengawas, melaksanakan program pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan
program, dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru.Dengan
demikian, peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila
seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan keudukannya, maka dia
menjalankan peranannya. Peranan ini dianalisis melalui tiga pendekatan yaitu: (a)
ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang yang
harus ditampilkan oleh seorang dalam membawa perananya; (b) gambaran peranan
adalah gambaran tentang perilaku secara aktual ditampilkan seseorang dalam
membawa perannya; (c) harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap
perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perananya, pada tugas
pengawas sekolah (Soekanto Soejono, 1990).
Konsep Fungsi Pengawasan Untuk melaksanakan tugas pokok, maka
pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik fungsi akademik maupun
supervisi manajerial, sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Supervisi akademik
adalah fungsi supervisi yang berkaitan dengan aspek pembinaan dan pengembangan
kemampuan profesional gueu dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan bimbingan
di sekolah. Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik, seorang pengawas
hendak berperan seperti: (a) mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaan; (b) inovator dan pelopor dalam
mengembangkan inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya; (c)
konsultan pendidikan di sekolah binaannya; (d) konselor bagi kepala sekolah, guru
dan seluruh staf sekolah; (e) motivator untuk meninhgkatkan kinerja semua staf
sekolah ( Joko Budi Santoso, 2011: 29) Supervisi sekolah manajerial adalah funsi
supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efi siensi dan efektivitas sekolah yang mencakup hal seperti
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi SDM
kependidikan dan sumberdaya lainnya. Sasaran supervisi adalah membantu kepala
sekolah dan staf sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan seperti:
administrasi kurikulum, administrasi keuangan, administrasi sarana prasarana,
administrasi personal atau ketenagaan, administrasi kesiswaan, adminis hubungan
sekolah dan masyarakat, administrasi budaya dan linghkungan sekolah, serta aspek-
aspek administrasi lainnya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
Selanjutnya, ketika melaksanakan fungsi supervisi manajerial, seorang pengawas
berperan sebagai (a) kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaa, koordinasi,
pengembangan manajemen sekolah; (b) asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan
menganalisis potensi sekolah binaan; (c) pusat informasi pengembangan mutu
pendidikan di sekolah binaannya; (d) evaluator terhadap pemaknaan hasil
pengawasan.
Mutu Pendidikan Dalam kamus besar Bahasa Indonesia “mutu”berarti
karat. Baik buruknya sesuatu, kualitas, taraf atau derajat (kepandian, kecerdasan).
Pendidikan adalah perubahan mendidik jadi secara etimologi mutu pendidikan adalah
kualitas perbuatan mendidik, perbuatan mendidik disini adalah interaksi antara guru
dan murid dalam proses belajar mengajar di kelas. Istilah mutu menurut Sanusi Uwes
(1999: 27) mengandung dua hal sifat dan taraf. Sifat merupakan suatu yang
menerangkan keadaan benda sedangkan taraf menunjukkan kedudukan dalam suatu
skala. Suryadi dan Tilaar menjelaskan bahwa mutu pendidikan adalah merupakan
kemampuan sistem pendidikan yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan
nilai tambah faktor input agar menghasilkan out put yang setinggi-tingginya. Indikator
keberhasilan dalam meningkatkan mutu pendidikan akan berdampaka dari berbagai
aspek, yaitu: (1) Efektifitas proses pembelajaran bukan sekedar transfer pengetahuan
(transfer Knowledge) atau pengingat, melainkan lebih menekankan pada internalisasi
mengembangkan aspek kognitif, afektefi dan psikomotor dan kemandirian, (2)
kempimimpinan kepala sekolah akan mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan sasran
melalui program yang dilaksanakan secara berencana, bertahap, kreatifitas, inovasi,
efektif, mempunyai kemampuan manajerial, (3) pengelolaan tenaga kependidikan
yang efektif, (4) sekolah memiliki budaya mutu, (5) sekolah memiliki team work yang
kompak, cerdas dan dinamis.
Upaya-Upaya Menghilangkan Faktor-Faktor Sebab Terjadinya Kesenjangan
Dalam Pelaksanaan Pengawasan Pengawas Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di Sekolah Dasar
1. Supervisor. Dalam melaksanakan fungsi supervisi, pengawas hendaknya berperan
sebagai: (a) Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan
bimbingan di sekolah binaannya; (b) Inovator dan pelopor dalam mengembangkan
inovasi pembelajaran dan bimbingan di sekolah binaannya; (c) Konsultan pendidikan
di sekolah binaannya; (d) Konselor bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf
sekolah; (e) Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah.
2. Advising. Dalam melaksanakan fungsi supervisi, pengawas hendaknya berperan
sebagai: Pemberi arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses
pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
belajar/ bimbingan siswa.
3. Monitoring. Pengawas sebagai pemantau mempunyai tiga peran, pertama sebagai
pemantau perencanaan pendidikan di sekolah, kedua memantau proses pengambilan
keputusan, ketiga memantau kualitas kebijakan program dan proses perencanaan
pendidikan di sekolah.
4. Reporting. Peran sebagai reporting adalah melaporkan output pendidikan, melaporkan
hasil ujian akhir, melaporkan angka partisipasi sekolah, melaporkan proses
perencanaan pendidikan, penyusunan tehadap program sekolah yang harus dilaporkan
kepada kepala dinas, masyarakat, dan sekolah itu sendiri.
5. Coordinating. Tugas mengkoordinir sumber-sumber daya sekolah baik sumber daya
manusia, material, financial dll, mengkoordinir kegiatan antar sekolah, mengkoordinir
kegiatan preservice dan in service training bagi Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah
lainnya, mengkoordinir personil stakeholder yang lain, mengkoordinir pelaksanaan
kegiatan inovasi sekolah.
6. performing leadership memimpin pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya,
memimpin pengembangan inovasi sekolah, partisipasi dalam memimpin kegiatan
manajerial pendidikan di Diknas yang bersangkutan, partisipasi pada perencanaan
pendidikan di kabupaten/kota, partisipasi pada seleksi calon kepala sekolah/calon
pengawas, partisipasi dalam akreditasi sekolah, partisipasi dalam merekrut personal
untuk proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah, partisipasi
dalam mengelola konflik di sekolah dengan win-win solution dan partisipasi dalam
menangani pengaduan baik dari internal sekolah maupun dari masyarakat.
7.Pembinaan Pengawa secara terpola. Pembinaan pengawas satuan pendidikan atau
pengawas sekolah harus dirancang dan dikembangkan secara terpola dan
bersinambungan agar kemampuan profesional dan karir pengawas satuan pendidikan
mendorong peningkatan kinerjanya. Pembinaan dilaksanakan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan dan oleh Kepala Dispora Pendidikan Kota/Kabupaten dan atau Dinas
Pendidikan tingkat propinsi melalui program-program yang jelas, terarah serta
dievaluasi secara terencana.
7. Penempatan tugas Pengawas secara tepat. Penempatan tugas pengawas satuan
pendidikan menjadi tanggung jawab Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan atau
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan tipe dan kondisi geografis letak sekolah
selaras dengan bidang dan jenjang jabatan pengawas. Selanjutnya pembinaan dan
pengembangan pengawas satuan pendidikan dilaksanakan secara berkelanjutan agar
kemampuan profesional serta karirnya sebagai pengawas satuan pendidikan
meningkat sejalan dengan prestasi yang dicapainya.

B. Jurnal II
Mutu Sekolah Upaya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan sulit
dilepaskan keterkaitannya dengan manajemen mutu, semua fungsi manajemen
dijalankan semaksimal mungkin agar dapat memberikan layanan yang sesuai atau
melebihi Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan BSNP. Namun, tidak semua
satuan pendidikan dan pihak yang terkait, dapat memahami dan merniliki komitmen
dalam memenuhi SNP tersebut. Berdasarkan data dan informasi informan dapat
dianalisis bahwa di SDN 36 Kota Pekanbaru sudah berupaya melaksanakan tugas
penyusunan program dan evaluasi pemetaan mutu pendidikan sekolah agar sesuai
dengan program yang telah disusun sebelumnya bersama guru dan kepala sekolah.
Kepala sekolah/guru melaksanakan tugas penyusunan program dan evaluasi pemetaan
mutu pendidikan pada program Penjaminan Mutu Sekolah di sekolah ini. Setiap bulan
ada rapat kerja guru, dilaksanakan satu minggu sebanyak 3 hari. Pertemuan untuk
mengevaluasi yang sudah dijalankan dan menyusun program untuk masa yang akan
datang pada bagian kurukulum, bagian kesiswaan, dan bagian sarana dan humas.
Program diadakan melalui guru sesuai dengan struktur mulai dari kepala sekolah terus
ke guru, sesuai dengan program yang sudah disepakati seluruh majelis guru.Merasa
punya dan sekolah tidak pernah melaporkkan ke LPMP. Guru atau Kepala Sekolah
pasti ada menyusun pemetaan mutu pendidikan di sekolah masing-masing.
Berdasarkan data dan informasi dari hasil wawancara penulis dengan informan dapat
dianalisis bahwa di SDN 36 Kota Pekanbaru teknis yang kami laksanakan sehubungan
dengan pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan berupa mendatangkan nara sumber
melalui KKG. Guru belum diberi pengarahan oleh kepala sekolah, mendatangkan nara
sumber melalui KKG. Sekolah memiliki beberapa program yaitu peningkatan
kompetensi guru yang diisi oleh yayasan disertai diklat, ada yang diundang dari luar,
dan melalui K3S. Peningkatan bakat siswa, seperti yang diwajibkan yaitu renang,
pramuka, kesenian, taekwando, O2SN sudah dinasional, olimpiade matematika di
Provinsi. SDIT Al Fityah Pekanbaru dalam harian, guru menghendel dari program
pemetaan, sekolah berfungsi sebagai pengontrol bagaimana pelaksanaan dari program
tersebut. Berdasarkan data dan informasi LPMP Kota Pekanbaru dapat dianalisis
bahwa LPMP mulai dari 2009 dibantu mengisi atau mengiring silabus sekolah, dinas
melanjutkannya lagi kemudian terakhir tahun 2013. Ada bermacam-macam mulai dari
pertama, hasil ujian nasional dan berapa nilai anak tertinggi dan terendah. Berapa
orang di sekolah itu diterima atau melanjutkan ke sekolah favorit. Dari kejuaraan dan
perlombaan yang diikuti siswa baik tingkat kecamatan, kabupaten, atau tingkat
nasional baik dari segi mata pelajara dan yang lainnya. Berdasarkan data dan
informasi dari hasil wawancara penulis dengan informan dapat dianalisis bahwa di
SDN 36 Kota Pekanbaru dalam melaksanakan pengelolaan dan pengembangan
informasi mutu pendidikan kami telah melakukan kegiatan yang efektif dalam
meniingkatkan disiplin guru dalam mengajar, disiplin dalam kehadiran di sekolah,
menyediakan guru alternatif jika ada guru yang berhalangan hadir di sekolah,
menyusun mata pelajaran tambahan dan mempersiapkan administrasi guru.
Peningkatan disiplin guru dalam mengajar, datang atau keluar sekolah tepat waktu,
mencari guru pengganti apabila guru tidak masuk, penyusunan mata pelajaran
tambahan terutama kelas, mempersiapkan administrasi guru.
Pedoman Mutu Sekolah Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat. Berdasarkan data dan informasi dari hasil
wawancara penulis dengan informan dapat dianalisis bahwa di SDN 36 Kota Pekanbaru
memang sudah ada. SDN 36 Kota Pekanbaru teknis yang dilaksanakan dalam pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam program Penjaminan Mutu Sekolah mengadakan
pelajaran tambahan khusus untuk siswa, meningkatkan kompetensi guru dengan berbagai
pelatihan. Ada pelajaran tambahan khusus kelas 6 yang dilaksanakan 4 kali dalam 1 minggu,
meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan , jumlah siswa perkelas lebih
kurang 30 orang, karena sudah sesuai dengan ukuran kelas yang ada, lapangan sekolaah yang
kurang luas, posisi guru sudah memenuhi (S1 semua), jumlah siswa dan guru sudah
memenuhi, fasilitas kelas bisa terpenuhi, alat peraga PBM memenuhi standar. Program-
program dipastikan mengacu pada SPM, tercapai SPM dilibatkan semua guru., mereka juga
mengacu pada SPM dan SNP. Standar Pelayanan Minimal (SPM) mengenai teknis seperti apa
yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dalam program
Penjaminan Mutu Sekolah. Berdasarkan data dan informasi dari hasil wawancara penulis
dengan informan dapat dianalisis bahwa di SDN 36 Kota Pekanbaru output yang dicapai
dalam pelaksanaan pedoman mutu sekolah sudah memuaskan, hampir semua siswa yang
lulus dapat diterima di sekolah negeri dengan prestasi yang memuaskan. Hasil yang sangat
memuaskan, minimal dapat diterima di sekolah negeri, menaikkan rangking sekolah dan
mutu sekolah. setiap tahun memiliki beberapa prestasi, lulusan siswa rata-rata cenderung ke
sekolah islam yang hapalan Alqur’an, mengarah kepada Islam, mempunyai target yang selalu
meningkat. Program-program minat siswa sangat banyak, hasil dari standar-standar yang
diberikan sekolah.
Standar Operasional Prosedur Mutu Sekolah dalam melaksanakan SOP Mutu Sekolah
dalam memenuhi standar sarana dan prasarana. Diperoleh dari berbagai sumber baik dari
dinas maupun bantuan orang tua sehingga sarana dan prasarana yang diadakan sudah cukup
baik. SDN 36 Kota Pekanbaru sebagian besar dapat, pengadaan OHP pertingkat kelas, dibeli
sebagian dari bantuan dinas, sebagian lagi dari dana sekolah, dari orang tua murid langsung,
seperti OHP, kipas, dispenser. Dalam pembangunan besar mungkin ditangani oleh
pemerintah/yayasan, sedang sebab ringan masih bisa dilakukan oleh sekolah itu sendiri.
Sekolah dengan yayasan harus mendapatkan peretujuan dengan yaayasan, yayasan berperan
sangat penting, rapat antara yayasan dengan kepala sekolah, kemudian kepala sekolah ke guru
yang bersangkutan. Kebijakan penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama dari berbagai pihak sehingga diperlukan komitmen dan pemahaman yang sama
dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan, mereka juga mengacu pada SPM dan SNP.
Sesuai dengan SOP standar sarana dan prasarana sekolah masing-masing. Kelembagaan
Penjaminan Mutu Sekolah EDS dikembangkan sejalan dengan sistem penjaminan mutu
pendidikan,khususnya yang terkait dengan perencanaan pengembangan sekolah dan
manajemen berbasis sekolah. Pelaksanaan EDS terkait dengan praktek dan peran
kelembagaan yang memang sudah berjalan, seperti manajemen berbasis sekolah, perencanaan
pengembangan sekolah, akreditasi sekolah, implementasi SPM dan SNP, peran LPMP/BDK,
peran pengawas, serta manajemen pendidikan yang dilakukan oleh pemerintahan provinsi dan
kabupaten/kota, dan Rencana Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan, Renstra
Kemendikbud, dan Renstra Kemenag. SDN 36 Kota Pekanbaru teknis yang dilaksanakan
oleh pejabat penjaminan mutu merujuk pada tugas dan fungsi masing-masing bidang sesuai
dengan tupoksi masing-masing. Struktur kelembagaan sudah sesuai dengan bidang masing-
masing dimulai dari yayasan yang menjamin mutu ditangani oleh kepegawaian dan kepala
sekolah baru ke guru. LPMP Kota Pekanbaru dapat dianalisis bahwa ada terutama untuk
sekolah-sekolah yang ikut serta dalam RBI yang dikelola oleh LPMP, ada rapat pembahasan
program, dilaksanakan dan dievaluasi atau dikontrol pelaksanaannya., melalui rapat yayasan
kepegawaian, kepala sekolah. Berdasarkan data dan informasi dari hasil wawancara penulis
dengan informan LPMP Kota Pekanbaru dapat dianalisis bahwa yang dilakukan adalah
program-program yang terdapat dalam anggaran di LPMP. Dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban kelembagaan sekolah untuk optimalisasi pencapaian target prestasi yang
direncanakan dari semua bidang untuk peningkatan mutu sekolah. Dapat menjalankan tugas
pihak masing mendapatkan hak insentif dari yang lain, dapat melaksanakan tugas sesuai
dengan apa yang diberikan oleh kepala sekolah, guru dapat meningkatkan mutu sekolah.
ANALISIS JURNAL
Kelebihan dan kekurangan jurnal

1. JURNAL I
a. Kelebihan :
Junal ini sudah diteliti langsung oleh penulis dan dari sini ada kelebihan jurnal
tersebut oleh keberadaan pengawas sekolah jelas dan tegas. Dengan demikian bukan
berarti pengawas sekolah terbebas dari berbagai masalah. mutu pendidikan dalam
konteks Jurnal ini memiliki mutu proses yang mengacu kepada standar proses dan
mutu hasil yang mengacu kepada standar kompetensi lulusan. Mutu proses memiliki
hubungan kausal dengan mutu hasil. Jika proses pembelajaran bermutu, tentulah
standar komptensi lulusan dapat dicapai dengan bermutu pula.Pencapaian kedua mutu
yang dimaksud, sudah jelas membutuhkan keberadaan pengawas sekolah. Hal itu
terkait dengan tugas pokoknya yakni menilai dan membina teknik pendidikan dan
teknik administrasi. Penilaian mengacu kepada pengumpulan, pengolahan, dan
penafsiran data dari subjek yang dinilai (proses pembelajaran), sedangkan pembinaan
mengacu kepada hasil penilaian. Dengan demikian, keberadaan pengawas sekolah
untuk meningkatkan mutu sangatlah penting. egiatan supervisi pada suatu sekolah
tidak terlepas dari peran dan tanggungjawab Supervisor, karena Supervisor dianggap
sebagai penanggungjawab terhadap proses pembelajaran di sekolahnya. Supervisor
hendaknya mampu memahami dan mengetahui bagaimana kemampuan gurunya
melakukan proses pembelajaran. Di samping itu harus mampu memberikan pengertian
yang cukup kepada gurunya tentang kegunaan dan manfaat supervisi. dukungan dari
pemerintah berupa motor dinas; tunjangan tambahan operasional dari Pemerintah
Daerah; tempat domisili; semangat kerja pengawas pendidikan; pelatihan dalam
peningkatan kompetensi; siswa; guru dan sarana/prasarana di sekolah.

b. Kekurangan
Setelah saya pahami bahwa dalam jurnal terdapat banyak permasalahan atau
kekurangan pada hasil penelitian ini dan  Ternyata institusi pengawas sekolah
semakin bermasalah setelah terjadinya desentralisasi penangan pendidikan. Institusi
ini sering dijadiakn sebagai tempat pembuangan, tempat parkir, dan tempat menimbun
sejumlah aparatur yang tidak terpakai lagi (kasarnya: pejabat rongsokan). Selain itu,
pengawas sekolah belum difungsikan secara optimal oleh manajemen pendidikan di
kabupaten dan kota. Hal yang paling mengenaskan adalah tidak tercantumnya
anggaran untuk pengawas sekolah dalam anggaran belanja daerah (kabupaten/kota).
Sekurang-kurangnya fenomena itu masih terlihat sampai sekarang.Penodaan terhadap
institusi pengawas sekolah dan belum difungsikannya para pengawas sekolah secara
optimal bak lingkaran yang tidak berujung berpangkal. Lingkaran itu susah dicari
awalnya dan sulit ditemukan akhirnya. Tidak ada ujung dan tidak ada pangkal. Akan
tetapi, jika dimasuki lebih dalam, inti permasalahannya dapat ditemukan. Institusi
pengawas sekolah adalah institusi yang sah. Keabsahannya itu diatur oleh ketentuan
yang berlaku. Seyogyanya, aturan-aturan itu tidak boleh dilanggar oleh manajemen
atau birokrasi yang mengurus pengawas sekolah. Aturan itu ternyata sangat lengkap.
Mulai dari aturan merekrut calon pengawas,  sampai kepada memberdayakan dan
menfugsikan pengawas sekolah untuk operasional pendidikan, ternyata sudah ada
aturannya. Pelecehan atau pelanggaran terhadap aturan-aturan yang ada itulah yang
merupakan titik pangkal permasalahan pengawas sekolah sebagai institusi di dalam
sistem pendidikan. Banyak faktor yang terjadi pada pelaksanaan supervisi yang
menjadi tolak ukur terhadap rendahnya perkembangan dan peningkatan mutu lembaga
pendidikan sekolah dasar, di antara faktor-faktor tersebut adalah :
(1) adanya pengawas yang minim kemampuan mereka tentang administrasi
pendidikan, adanya rasa enggan untuk datang ke sekolah,
(2) minimnya tenaga teknis
(3) mekanisme kepengawasan/supervisi kurang dipahami

2. JURNAL II
a. Kelebihan
Hasil telitian jurnal ini terebut dalam kelebihannya dengan ada nya Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah berfungsi untuk mengendalikan
penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah sehingga terwujud pendidikan yang bermutu. Dan Selain itu,
bertujuan untuk menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan secara
sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga bertumbuh dan berkembang budaya
mutu pada satuan pendidikan secara mandiri. adanya sistem penjaminan mutu
pendidikan maka akan memberikan dampak pada layanan pendidikan yang diberikan
oleh sekolah kepada peserta didik. Hal ini seperti yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa setiap
warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu. Pelaksanaan SPMP yang sudah berjalan perlu dilihat kembali terutama hal
yang berhubungan dengan manajemen pembelajaran yang meliputi standar isi, proses,
dan penilaian. Ketiga hal tersebut bermula pada kemampuan guru dalam mengelola
kelas, kemampuan kepala sekolah memantau proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dan menindaklanjuti serta diikuti oleh penjaminan mutu eksternal yang
mendukung pelaksanaan SPMI yang ada di sekolah. Apa yang telah dilakukan
sekolah-sekolah baik sekolah yang sudah mendapat label sekolah model maupun
sekolah yang belum secara maksimal melaksanakan SPMP. Dari hasil evaluasi dapat
diperoleh informasi baik dari data sekunder maupun data primer tentang pelaksanaan
SPMP apakah sudah sesuai dengan skenario yang sudah dibuat. Sistem Penjaminan
Mutu Internal (SPMI) adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan
pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan. SPMI,
yang selanjutnya disebut sebagai sistem penjaminan mutu pendidikan pada satuan
pendidikan, mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan
memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan
(SNP). Satuan pendidikan menerapkan keseluruhan siklus dalam sistem penjaminan
mutu secara mandiri dan berkesinambungan hingga terbangun budaya mutu di satuan
pendidikan. Budaya mutu akan mendorong satuan pendidikan untuk meningkatkan
mutu pendidikan secara terus menerus sehingga mutu pendidikan akan meningkat
secara konsisten dari waktu ke waktu secara bertahap hingga dipenuhinya standar
yang telah ditetapkan atau bahkan melampaui standar tersebut. Agar pelaksanaan
SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, memang perlu
dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan
mutu pendidikan secara mandiri, yang selanjutnya disebut sekolah model.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka LPMP DKI Jakarta melaksanakan program
pengembangan sekolah model, untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam
memastikan terciptanya budaya mutu pendidikan di DKI Jakarta, secara bertahap,
sistemik dan sistematis.

b. Kekurangan
Di dalam jurnal ini adanya kekurangan penjamin mutu pendidikan masih perlu
ditingkatkan sehingga sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan yang diharapkan.
Dalam upaya tersebut pemerintah telah banyak melakukan terobosan kebijakan dalam
memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Salah satunya membentuk Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) pada tingkat satuan pendidikan. Dalam
memberikan masukan implementasi kebijakan tersebut. , keberadaan pengawas
sekolah untuk meningkatkan mutu sangatlah penting. egiatan supervisi pada suatu
sekolah tidak terlepas dari peran dan tanggungjawab Supervisor, karena Supervisor
dianggap sebagai penanggungjawab terhadap proses pembelajaran di sekolahnya.
Supervisor hendaknya mampu memahami dan mengetahui bagaimana kemampuan
gurunya melakukan proses pembelajaran. Di samping itu harus mampu memberikan
pengertian yang cukup kepada gurunya tentang kegunaan dan manfaat supervisi.
dukungan dari pemerintah berupa motor dinas; tunjangan tambahan operasional dari
Pemerintah Daerah; tempat domisili; semangat kerja pengawas pendidikan; pelatihan
dalam peningkatan kompetensi; siswa; guru dan sarana/prasarana di sekolah. Upaya
penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan sulit dilepaskan keterkaitannya dengan
manajemen mutu, dimana semua fungsi manajemen yang dijalankan diarahkan
semaksimal mungkin dapat memberikan layanan yang sesuai dengan atau melebihi
standar nasional pendidikan. Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan upaya untuk
mengendalikan mutu (quality control). Pengendalian mutu dalam pengelolaan
pendidikan tersebut dihadapkan pada kendala keterbatasa sumber daya pendidikan.
Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pengendalian mutu dalam bentuk jaminan atau
assurance, agar semua aspek yang terkait dengan layanan pendidikan yang diberikan
oleh sekolah sesuai dengan atau melebihi standar nasional pendidikan. Konsep yang
terkait dengan hal ini dalam manajemen mutu dikenal dengan Quality Assurance atau
penjaminan mutu. Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan
tanggung jawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah, pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan
masing-masing serta peran serta masyarakat. Implementasi penjaminan dan
peningkatan mutu pendidikan hingga saat ini masih menghadapi berbagai macam
permasalahan antara lain: (1) belum tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional
Pendidikan sebagai acuan mutu pendidikan; (2) pelaksanaan penjaminan dan
peningkatan mutu pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di
satuan pendidikan; (3) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan pencapaian
mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai penyelenggara pendidikan; dan (4)
tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan yang belum terkoordinir dari para
penyelenggara dan pelaksanaan pendidikan pada berbagai tingkatan
KESIMPULAN

A. SIMPULAN
Dari simpulan jurnal I tentang PERANAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN Terdapat pengaruh positif antara peran kepala
sekolah dengan mutu pendidikan Secara parsial, peran kepala sekolah mempengaruhi 90,0%
nilai mutu pendidikan, Terdapat pengaruh positif antara peran komite sekolah dengan mutu
pendidikan. Secara parsial, peran komite sekolah mempengaruhi 58,3% nilai terhadap mutu
pendidikan, Terdapat pengaruh positif antara peran kepala sekolah dan peran komite sekolah
secara bersama-sama dengan mutu pendidikan. peran kepala sekolah dan peran komite
sekolah secara bersama-sama mempengaruhi 90,4% nilai mutu pendidikan. Sedangkan
Simpulan Jurnal kedua PROGRAM PENJAMINAN MUTU SEKOLAH (STUDI KASUS
SDN 36 DAN SDIT AL FITYAH KOTA PEKANBARU)Sekolah SDN 36 Pekanbaru sudah
berupaya melaksanakan tugas penyusunan program dan evaluasi pemetaan mutu pendidikan
sekolah dengan menjalin kerja sama dengan dinas pendidikan untuk mengembangkan mutu
pendidikan diiutamakan pada bidang pengembangan kesenian berbudaya Melayu. b. Sekolah
SDIT Al Fityah Kota Pekanbaru dalam harian guru mengelola dari program pemetaan,
sekolah berfungsi sebagai pengontrol bagaimana pelaksanaan dari program, beberapa kerja
sama dengan pihak lain dalam bidang adwiyata, dengan pihak bank, dengan kesehatan,
dengan Forum Lingkar Pena. c. SDN 36 Pekanbaru dalam pelaksanaan pedoman mutu
sekolah sudah sesuai Standar Pelayanan Minimal dengan prestasi yang memuaskan. d. SDIT
Al Fityah Kota Pekanbaru sudah melaksanakan program dengan mengacu pada SPM dengan
melibatkan guru, orang tua dan pemerintah. e. SDN 36 Pekanbaru berusaha dalam
melaksanakan SOP Mutu Sekolah dalam memenuhi standar sarana dan prasarana disesuaikan
SNP dan SPM.

B. REKOMENDASI
Yang dapat saya temukana dalam kedua jurnal ini memiliki adanya kesamaan dan
perbedaan tetapi memiliki tujuan untuk memperbaiki atau mengevaluasi dalam mutu
pendidikan yang telah diteli langsung dalam kedua jurnal ini kebanyakan juga memiliki
pembaharuan yang sangat harus di pahami.

Anda mungkin juga menyukai