ABSTRAK
Kata Kunci : Peningkatan Hasil Belajar, Perubahan Wujud Benda, Metode demontrasi.
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan
perasaan yang hasilnya berupa perubahan perilaku. Di sekolah, guru membantu
siswa dalam proses belajar untuk menghasilkan perilaku berdasarkan
pengalamanya guna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dalam proses
pembelajaran terjadi banyak kendala yang dapat menghambat proses belajar.
Kendala ini berasal dari guru maupun siswa. Kendala dari guru yaitu kurangnya
kesiapan diri untuk melakukan pembelajaran, penggunaan metode dan model
pembelajaran yang kurang tepat, penggunaan alat peraga yang kurang sesuai, dan
pengelolaan kelas yang kurang baik. Sedangkan kendala dari siswa yaitu siswa
berbicara sendiri saat pembelajaran berlangsung, tidak merespon pertanyaan dari
guru, perhatian siswa cenderung tidak fokus dan pada saat pembelajaran siswa
kurang aktif mengikuti pelajaran.
Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang wajib dipelajari di jenjang
pendidikan sekolah dasar. IPA juga merupakan suatu cara untuk mencari tahu
tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta, konsep atau
penemuan yang bersifat ilmiah. Mata pelajaran IPA banyak membutuhkan hafalan
serta pembuktian secara kongkrit dalam kehidupan nyata, jadi dalam mengajarkan
pelajaran IPA guru di tuntut untuk bisa membantu para siswa agar dapat
memahami suatu materi pelajaran dengan cara memperlihatkan atau
mempraktekkan secara langsung kejadian atau hal-hal yang terdapat di dalam
materi tersebut. Pembelajaran konvensional yang terpusat pada dominasi guru
membuat siswa menjadi pasif, sudah dianggap tidak efektif dalam menjadikan
pembelajaran yang bermakna, karena tidak memberikan peluang kepada siswa
untuk berkembang secara mandiri.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA.
Rendahnya nilai mata pelajaran IPA khususnya dalam materi perubahan wujud
benda akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan dan hasil belajar yang
akan dicapai oleh siswa di SDN Karangduren 04 Tengaran. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil belajar yang kurang memuaskan. Siswa kelas III yang terdiri dari
10 siswa dengan KKM IPA 65, hanya 3 siswa yang mencapai nilai diatas KKM,
sedangkan 7 siswa yang lainnya nilainya belum mencapai KKM, kurang
berhasilnya pembelajaran pada materi ini juga terlihat dari nilai rata-rata kelas
yang hanya 61,8. Dalam aktivitas belajar siswa di kelas juga kurang begitu
memuaskan, sebagian siswa belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Para
siswa masih senang bermain sendiri atau dengan temannya daripada
memperhatikan pelajaran. Rendahnya hasil dan aktivitas belajar matematika pada
materi perubahan wujud benda pada peserta didik kelas III sangat mungkin
disebabkan karena guru kurang variatif dalam penggunaan metode pembelajaran
yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Hal tersebut
membuat siswa tidak tertarik dan bersemangat dalam belajar dan berdampak pada
hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Maka peneliti melakukan rencana
perbaikan pembelajaran selama 2 siklus dengan melibatkan siswa kelas IV di
SDN Karangduren 04 Tengaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai
dengan apa yang kita harapkan.
1. Identifikasi Masalah
Dari hasil yang diperoleh, terjadi masalah pada saat pembelajaran, antara
lain:
a. Siswa kurang tertarik pada materi pembelajaran.
b. Siswa tidak terfokus pada materi pembelajaran sehingga pemahamannya
kurang optimal.
c. Nilai siswa kurang maksimal (tidak mencapai kkm IPA), tingkat
keberhasilannya rendah dari 10 anak ada 7 anak dibawah KKM
d. Proses pembelajaran tidak aktif dan kurang menyenangkan siswa.
e. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi.
f. Siswa merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan guru.
g. Ketika guru menerangkan ada sebagian siswa yang asik bercanda.
2. Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, Terungkap bahwa penyebab kurang
berhasilnya siswa dalam menguasai materi antara lain sebagai berikut :
a. Guru tidak melibatkan siswa pada penggunaan alat peraga sehingga
siswa tidak aktif.
b. Penjelasan guru masih abstrak karena tanpa pemanfaatan alat peraga.
c. Metode dan pendekatan yang digunakan kurang tepat.
d. Guru tidak menggunakan metode bervariasi.
e. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa kurang tertarik,
sehingga siswa cepat bosan atau jenuh.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan diatas, masih rendahnya hasil
belajar siswa pada materi Perubahan Wujud Benda maka perlu adanya suatu
tindakan atau upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan mengubah
metode pembelajaran dengan Demonstrasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimanakah Peningkatan Hasil Belajar Materi Perubahan
Wujud Benda Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III SDN
Karangduren 04 Tengaran Tahun Pelajaran 2020/2021?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
perubahan wujud benda melalui metode demontrasi pada siswa kelas Kelas III
SDN Karangduren 04 Tengaran Tahun Pelajaran 2020/2021.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi Peneliti (guru)
a. Sebagai alat ukur guru untuk mengetahui kemampuan pebelajaran.
b. Untuk mendapatkan tambahan pengetahuan guna meningkatkan
kemampuan dalam pembelajaran.
c. Untuk dapat meningkatkan pengetahuan secara langsung pelaksanaan
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demontrasi untuk
meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran IPA.
2. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan hasil belajar materi perubahan wujud benda kelas
III pada mata pelajaran IPA.
b. Dapat menambah pengetahuan baru yang berhubungan dengan metode
pembelajaran IPA.
c. Menumbuhkan minat belajar siswa dengan penuh kedisisiplinan sehingga
siswa dapat memahami materi pelajaran IPA.
d. Meningkatkan motivasi belajar siswa.
e. Meningkatkan aktivitas siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Model pembelajaran demonstrasi dapat memberikan kontribusi yang
lebih baik dalam perbaikan pembelajaran yang lebih inovatif dan
bervariasi, sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
b. Peningkatan mutu pendidikan, sehingga sumber daya manusia (SDM)
dapat berhasil dengan baik.
II. Kajian Pustaka
A. Kajian Teori
1. Belajar
Menurut Slameto (2010) Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya
dengan lingkungan.
Menurut Sudjana (2010) Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan hasil proses belajar dapat
ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti penambahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu-individu yang belajar. Menurut Trianto (2011)
Belajar sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman dan
bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karekteristik
seseorang sejak lahir.
Dari berbagai kajian tentang belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa
Belajar merupakan suatu bentuk kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk
memperoleh suatu perubahan, baik perubahan sikap, tingkah laku, pola pikir, dan
proses penambahan ilmu pengetahuan.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2013:7) hasil belajar adalah
perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Menurut Jihad dan Haris (2012:14) hasil belajar merupakan
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah
hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mana siswa dapat
memahami serta mengerti materi tersebut.
Dari pengertian hasil belajar oleh para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan pengertian hasil belajar, yaitu sesuatu yang digunakan guru untuk
menilai hasil pelajaran yang telah diberikan kepada siswanya dengan adanya
perubahan tingkah laku pada siswa.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu yang
berasal dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Menurut Caroll
(dalam Sudjana 2009:40) terdapat lima faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa antara lain: (1) bakat siswa; (2) waktu yang tersedia bagi siswa; (3) waktu
yang diperlukan guru untuk menjelaskan materi; (4) kualitas pengajaran; dan (5)
kemampuan siswa. Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi upaya pencapaian
hasil belajar siswa dan dapat mendukung terselenggaranya kegiatan proses
pembelajaran, sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran.
3. Hakikat Pembelajaran IPA
Menurut Komalasari (2013 : 3) Pembelajaran merupakan suatu sistem atau
proses membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan
dievaluasi secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efesien. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan
dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan (Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).
4. Pengertian Perubahan Wujud Benda
Benda dapat berubah dari wujud satu ke wujud lain. Perubahan wujud itu
ada yang bisa kembali ke wujud asal, namun ada pula perubahan wujud yang
tidak bisa kembali ke wujud asal. Macam-macam perubahan wujud benda
menurut Ikhwan SD (2008:74-76) adalah sebagai berikut :
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa yang nilainya 65 ke atas
pada evaluasi sebelum perbaikan pembelajaran ada 3 siswa dari 10 siswa atau 30
%. Pada perbaikan pembelajaran siklus I terjadi peningkatan. Siswa yang
mendapat nilai 65 ke atas menjadi 6 siswa atau 60 % dan pada perbaikan
pembelajaran siklus II yang mendapat nilai 65 ke atas menjadi 10 siswa atau 100
%. Pada nilai rata-rata juga mengalami peningkatan, nilai rata-rata sebelum siklus
adalah 61,8 ,nilai rata-rata pada siklus I yaitu 68. Sedangkan pada siklus II nilai
rata-ratanya adalah 87,6.
Sejalan dengan hasil penelitian dari Kustiyah (2013) dalam penelitiannya
yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Perubahan Wujud Benda
Melalui Metode Demonstrasi Bagi Siswa Kelas II MI Muhammadiyah Bokol
Kemangkon Purbalingga Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi Perubahan Wujud Benda bagi siswa kelas II MI Muhammadiyah Bokol
Kecamatan Kemangkon Kabupaten Purbalingga tahun ajaran 2013/2014. Hal ini
terlihat dari: (1) Ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan dari pra siklus
sebanyak 4 siswa dari 11 siswa atau sebesar 36,4%, menjadi sebanyak 8 siswa
atau sebesar 72.7% dari 11 siswa pada siklus I, dan naik menjadi 11 siswa atau
100% dari 11 siswa pada siklus II. Hal ini berarti telah mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan yakni 85% siswa tuntas belajar.(2) Nilai hasil
belajar mengalami kenaikan dari rata-rata 56,4 pada studi awal, naik menjadi 75
pada siklus I dan menjadi 87,6 pada akhir siklus II.(3) Aktivitas siswa dalam
pembelajaran mengalami kenaikan dari siklus I ke siklus II, hal itu ditunjukkan
dengan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 75% naik menjadi 87,6%
pada siklus II
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas Peningkatan Hasil Belajar
Materi Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas
III SDN Karangduren 04 Tengaran Tahun Pelajaran 2020/2021 telah sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil perbaikan dalam pembelajaran IPA tentang peningkatan
hasil belajar perubahan wujud benda melalui metode demontrasi pada siswa kelas
III SDN Karangduren 04 Tengaran Kabupaten Semarang dapat meningkatkan
hasil belajar materi perubahan wujud benda. Sehingga dapat menciptakan proses
pembelajaran yang menarik. Proses perbaikan pembelajaran menggunakan
metode demontrasi, metode tersebut cukup efektif untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya dalam materi perubahan
wujud benda benda.
Hasil yang diperolah adalah pada siklus I dari 10 siswa yang tuntas belajar
adalah 6 siswa, ini berarti sebanyak 60% siswa. Sedangkan yang belum
memenuhi KKM adalah 4 siswa atau sebanyak 40 % . Terjadi kenaikan 3 siswa
dibandingkan sebelum diberi tindakan pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi. Pada akhir siklus II, dari 10 siswa, yang tuntas belajar mencapai 10
siswa, ini berarti sebanyak 100% siswa sudah tuntas. Terjadi kenaikan 4 siswa
dibanding siklus I, dengan peningkatan nilai rata-rata pada siklus I yang mencapai
68 menjadi 87,6 pada siklus II. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar perubahan wujud benda
melalui metode demonstrasi pada siswa siswa kelas III SDN Karangduren 04
Tengaran Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2020/2021.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, hal–hal yang sebaiknya dilakukan oleh
guru dalam pembelajaran agar prestasi belajar siswa dapat meningkat antara lain :
a. Gunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
b. Penggunaan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran,materi ajar serta keadaan siswa.
c. Guru sebaiknya menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat belajar dengan optimal dan aktif
d. Mengadakan penilaian terhadap pengajaran yang telah diberikan, sehingga
siswa akan termotivasi untuk belajar.
e. Perlu adanya diskusi antar teman sejawat untuk perbaikan pembelajaran, agar
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. (2014). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif,. Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Ikhwan,SD (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas IV . Jakarta : Pusat
Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.