NIM : 2151700019
PENDAHULUAN
Indonesia saat ini sedang dilanda krisis kepercayaan yang begitu tinggi, terlebih
dikalangan anak muda jaman sekarang. Kemajuan teknologi dan efek dari pergaulan bebas
yang sudah bukan menjadi rahasia umum menjadi sosok yang harus diperhatikan saat ini, hal
ini mengindikasikan bahwa mudahnya paham radikalisme masuk dan berkembangan di
sekumpulan atau bahkan di dalam nalar berpikir kaum muda sekarang khususnya mahasiswa.
Beberapa penelitian menunjukkan faktor munculnya radikalisme di kalangan anak muda
Indonesia dipengaruhi oleh faktor psikologis, kondisi politik tanah air dan internasional, teks
keagamaan tekstualitas, hilangnya figur panutan sehingga mencari figur kharismatik baru
(Qodir, 2014). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut pula berkontribusi
terhadap berkembangnya berbagai faktor yang menyebabkan seseorang terlibat dalam
radikalisme agama. Perubahan sosial menyebabkan degradasi moralitas terjadi dengan
mudahnya, selain itu pemahaman agama yang kurang dan dampak lanjutan dari bacaan yang
tidak utuh menyebabkan penggerak radikalisasi menemukan peluang besar dengan cara
memanipulasi emosi dan sentimen agama mendorong masyarakat untuk menentang suasana
mapan dalam perkembangan masyarakat (Rindha dkk, 2017). Krisis inilah yang kemudian
memungkinkan terjadinya pembukaan kognitif sehingga mereka mampu menerima gagasan
baru yang bersifat radikal. Jalur lain yang memungkinkan kaum muda menjadi partisipan
dalam gerakan radikal adalah adanya “kegoncangan moral” (Azca, 2013).
2
Mahasiswa adalah fase dimana seseorang mulai beranjak dewasa, mulai mencari jati diri
dan mulai berpikir kritis. fase ini juga yang membuat mahasiswa menjadi mudah terpengaruh
oleh pemikiran-pemikiran baru. Mahasiswa kerap kali menjadi sasaran kaderisasi di
organisasi mahasiswa terkadang mereka juga menjadi bahan politik bagi senior-senior
mereka yang telah memiliki kedudukan di pemerintahan untuk dijadikan kader partai. Hal
tersebut juga menjadi celah bagi masuknya organisasi dengan gerakan radikal di kalangan
mahasiswa. Radikalisme yang saat ini marak terjadi di Indonesia adalah gerakan-gerakan
yang mengatasnamakan agama. Gerakan tersebut memiliki tujuan yaitu melakukan
perubahan besar di bidang politik pemerintahan dengan menanamkan ideologi-ideologi
mereka di kalangan mahasisiwa. Hal tersebut tentunya harus bisa dicegah oleh pihak kampus
atau Universitas. Berdasarkan uraian tersebut maka perlu kiranya adanya pemantapan nilai-
nilai keagamaan di kalangan mahasisiwa sebagai bentuk upaya pencegahan berkembangnya
paham radikal di lingkungan kampus.
Mahasiswa menjadi sasaran rekrutmen kelompok karena dalam fase ini mahasisiwa
paling mudah dipengaruhi tanpa melalui pendalaman keilmuan yang sebenarnya. Sehingga
seringkali mahasiswa menerima paham tanpa menyaringnya terlebih dahulu. paham
radikalisme yang mempengaruhi pemikiran mahasiswa. Pada penelitian ini permasalahan
yang akan dijadikan topik pembahasan mengenai : “Bagaimanakah upaya pencegahan paham
radikalisme di kalangan mahasiswa di Universitas Veteran Sukoharjo”
3
Radikalisme di Kalangan Mahasiswa
Radikalisme berasal dari kata radikal yang artinya besar- besaran dan menyeluruh, keras,
kokoh, maju dan tajam (dalam berpikir). Biasanya radikalisme didefinisikan sebagai faham
politik kenegaraan yang menghendaki adanya perubahan dan perombakan besar sebagai jalan
untuk mencapai taraf kemajuan (Partanto, 1994).
Paham radikalisme yang dimaksudkan dalam penelitian ini mempunyai makna bahwa
gerakan-gerakan keagamaan (Islam) radikal di kalangan mahasiswa yang bercita-cita ingin
melakukan perubahan besar dalam politik kenegaraan dengan menggunakan cara-cara
kekerasan. Perubahan besar dalam politik yang dimaksud adalah mengubah bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia menjadi Negara Islam Indonesia.
Kata atau istilah radikalisme dalam tulisan ini akan digunakan dengan istilah lain yang
sejenis seperti istilah militan, garis keras, dan fundamentalisme. Pengertian militan kalau
merujuk kepada kamus bahasa Inggris, bermakna seseorang atau suatu sikap yang sangat
percaya pada sesuatu dan aktif mewujudkannya dalam perubahan sosial politik. Bahkan cara-
cara yang digunakan sering bersifat ekstrim dan tidak bisa diterima oleh orang lain (Cobuild,
2001).
Menurut pandangan Azra (dalam Amru, 2017) mendeskripsikan tentang gerakan-gerakan
radikal Islam, mulai dari aspek historis, doktrin, akar-akar ideologis, tentang jihad baik pada
tataran konsep maupun prakteknya, hingga lahirnya radikalisme dalam politik yang mewujud
dalam aksi-aksi terorisme baik pada tatanan lokal, regional hingga internasional.
Ditambahkan oleh Saifuddin (2011) dalam penelitiannya mengatakan proses radikalisasi
ternyata juga menjangkau kampus khususnya kalangan mahasiswa. Salah satu buktinya
adalah tertangkapnya lima dari tujuh belas anggota jaringan Pepi Fernando berpendidikan
sarjana, tiga di antaranya merupakan lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. Perguruan tinggi umum lebih mudah menjadi rekrutmen gerakan-
gerakan radikal, sementara perguruan tinggi berbasis keagamaan dianggap lebih sulit. Kalau
ternyata faktanya menunjukkan bahwa gerakan radikal juga sudah marak dan subur di
kampus-kampus berbasis keagamaan, maka ini dapat membuktikan dua hal. Pertama, telah
terjadi perubahan di dalam perguruan tinggi berbasis keagamaan itu sendiri. Kedua, telah
terjadi metamorfosa bentuk dan strategi gerakan di internal gerakan-gerakan radikal.
4
Berdasarkan beberapa teori dan temuan fakta di atas, dapat dijelaskan bahwa mahasiswa
di dalam kampus memiliki tingkat kesadaran akan berfikir cerdas dan santun pada saat ini,
akan tetapi kemampuan intelektualnya tersebut tidak diimbangi oleh kemampuan dalam
mengelola emosinya baik secara intrapersonal amaupun interpersonal, dan yang lebih
mengherankan saat ini adalah banyaknya mahasiswa yang rentan mengikuti arus globalisasi
dan dimasukki paham radikalisme.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Civitas Akademika Universitas Veteran
Sukoharjo (Univet). Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh mahasiswa Univet
Sukoharjo yang telah mendapatkan pendidikan karakter dan agama serta mendapatkan
pemahaman mengenai konsep bela negara dalam akademiknya. Sampel dalam penelitian ini
adalah sebagian mahasiswa semester I di masing-masing program studi.
Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif kualitatif. Data hasil
penelitian ini berupa fakta-fakta yang ditemukan pada saat di lapangan. Pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan data primer diperoleh melalui observasi
kepada informan yang telah ditentukan. Data Sekunder diperoleh melalui melalui kajian
kepustakaan (library research) maupun jurnal ilmiah. Hasil observasi dikaitkan dan
dipadukan dengan berbagai teori pendukung terkait dengan tema. Data yang diperoleh akan
disajikan dalam bentuk teks naratif .
5
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
6. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Ilmu Komunikasi
7. Pasca Sarjana Pend. Bahasa Indonesia
7
PENUTUP
Mahasiswa sepatutnya mempunyai pola pikir yang berbeda dengan yang lainnya, hal itu
harus benar-benar ditegakkan untuk mempunyai daya intelektual yang luas, karena
mahasiswa merupakan generasi yang segar, militan, berpikir bebas sebagai generasi penerus
bangsa ini. Banyak hal yang harus dilakukkan agar daya intelektual itu muncul, tidak sekedar
belajar di dalam kelas, ranah yang lainpun perlu dijamah. Diskusi perihal ilmu contohnya,
pengembangan minat dan bakat serta berbagai macam penelitian dan kreatifitas.
Dengan konsep penanaman bela negara dalam lingkungan kampus di perguruan tinggi
khususnya Universitas Veteran Sukoharjo, setidaknya mampu mereduksi aksi-aksi
radikalisme dan upaya kaderisasi para kelompok radikalisme di kalangan mahasiswa. Upaya
dapat dilakukan dengan mewujudkan pendidikan toleran, terutama melaksanakan konsep
pembelajaran demokratis dan pembentukan nalar melalui nilai-nilai keagamaan dan
kebangsaan di kalangan mahasiswa khususnya, dengan memberikan pemahaman terkait
pluralisme, nasionalisme, penegakan hak asasi manusia, rasa keadilan, demokratis,
kemaslahatan dan kesetaraan gender dalam bertindak baik di lingkungan kampus maupun
masyarakat.
8
DAFTAR PUSTAKA
Azca, Muhammad, Najib, 2013, Yang Muda Yang Radikal Refleksi Sosiologis Terhadap
Fenomena Radikalisme Kaum Muda Muslim di Indonesia Pasca Orde Baru,
Jurnal Maarif, vol. 8, no. 1, hh. 14-44.
Saifuddin, 2011, Radikalisme di Kalangan Mahasiswa, Jurnal Analisis, IPI, vol. XI, no.1.
https://www.daftarjurusan.id/2017/10/fakultas-program-studi-Universitas-
Veteran-Bangun-Nusantara-Sukoharjo