Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN KE-EMPAT

LATAR BELAKANG, RASIONAL, FUNGSI DAN PERAN LANDASAN

PSIKOLOGIS BELAJAR DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

DISUSUN OLEH:
NAMA : Damianus Desra Sembiring

NIM : 5192421001

PRODI : Pendidikan Teknik Mesin

Dosen Pengampu : Dr. Yuniarto Mudjisusatyo, M.Pd..

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
A. Latar belakang Psikologis belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada dalam sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri.

Dalam aktivitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat


terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri,
maupun di dalam suatu kelompok tertentu, di pahami ataupun tidak di pahami,
sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari- hari kita
merupakan kegiatan belajar. Dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang
dan waktu dimana manusia dapat melaksanakan, dan itu berarti pula bahwa belajar
tidak dibatasi usia, tempat maupun waktu.

Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang


SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.

B. Rasional Psikologis belajar


Pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk merubah perilaku manusia,
akan tetapi tidak semua perubahan perilaku manusia/ peserta didik mutlak sebagai
akibat dari intervensi program pendidikan.

Mengingat kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang berfungsi


sebagai alat untuk merubah perilaku peserta didik (siswa) ke arah yang diharapkan
oleh pendidikan, maka tentu saja dalam mengembangkan kurikulum pendidikan
harus menggunakan asumsi-asumsi atau landasan yang bersumber dari studi ilmiah
bidang psikologi.

1 Ornstein, Allan C. and Francis P, Hunkins. (1998). Curriculum, Foundations, Principles, and Issues.
Boston: Allyn and Bacon
2 HartinidanKartaSapoetra,KamusSosiologidanKependudukan,(Jakarta:BumiAksara,1992)
3 Sudarsono,KamusFilsafatdanPsikologi,(Jakarta:RinekaCipta,1993),hlm.208
C. Fungsi Psikologis Belajar
Menurut Gage & Berliner (2005: 6-8), psikologi belajar memiliki beberapa
fungsi, yaitu untuk menjelaskan, memprediksikan, mengontrol fenomena (dalam
kegiatan belajar mengajar), dan dalam pengertiannya sebagai ilmu terapan juga
memiliki fungsi merekomendasikan.

Psikilogi belajar berfungsi memberikan pemahaman mengenai sifat dan


keterkaitan berbagai aspek dalam belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini psikologi
belajar mengkaji konsep mengenai aspek perilaku manusia yang terlibat dalam
belajar dan pembelajaran, serta lingkungan yang terkait. Sebagaimana dijelaskan
bahwa perilaku siswa/siswi terkait dengan konsep-konsep tentang pengamatan dan
aktivitas psikis (intelegensi, berpikir,motivasi), gaya belajar, individual defferencies,
dan pola perkembangan individu. Sedangkan perilaku guru Psikologi Belajar 9
terkait dengan pengelolaan pembelajaran kelas, metode, pendekatan, dan model
mengajar. Lebih lanjut, aspek lingkungan yang terkait dan berperan dalam aktivitas
belajar-pembelajaran yakni lingkungan sosial dan instrumental

D. Peran Landasan Psikologis Belajar dalam Pengembangan Kurikulum

Peran landasan dalam pengembangan kurikulum? Landasan diibaratkan


sebuah pondasi dalam suatu bangunan, yang mana landasan ini akan berfungsi
sebagai penopang utama dalam proses pembangunan. Seiring dengan
perkembangan zaman dan teknologi yang semakin mencuat, kurikulum pendidikan
pun harus menyesuaikan agar tujuan terciptanya insan yang mengikuti era
terlaksana atau dalam istilah lain kurikulum haruslah berkembang. Landasan awal
tadilah yang akan menjaga kurikulum agar tidak keluar dari titik tolak utama
kurikulum tersebut. Dalam penerapan kurikulum sebagai ide, rencana, proses dan
hasil, pada proses pengembangannya tetap mengacu pada landasan yang kuat dan
kokoh. Hal ini bertujuan agar kurikulum tetap berfungsi dan berperan sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

4 GeorgeR.Knight,IssueandAlternativeinEducationalPhilosophy(Michigan,AndrewsUniversityPress:
1982),80-84.
5 Dakir,H. 2004.Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta
6 Drs.Usiono,M.A,pengantarfilsafatpendidikan,Jakarta:HijriPustakaUtama,2006.
7 Nasution,S. 1989.Kurikulum dan Pengajaran.Jakarta: Bumi Aksara
Para ahli membagi landasan pengembangan kurikulum ini menjadi berbagai
jenis. Diantaranya pendapat C Allan (1998) membagi menjadi philosophy, history,
psychology, and sociology. Lain halnya dengan Tyler (1988) menurutnya aspek yang
melandasi pengembangan kurikulum adalah ”use of philosophy, studies of learners,
suggestions from subject specialist, studies of contemporary life, and use of
psychology of learning.” Secara umum ada empat landasan pokok yang harus
dijadikan dasar dalam setiap pengembangan kurikulum, yaitu: landasan filosofis,
landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan landasan teknologi.

E.Kesimpulan
Pada umumnya, landasan psikologis memiliki peran untuk memetakan
kondisi – kondisi dari peserta didik. Sehingga saat pengembang kurikulum
melakukan pengembangan, butir – butir dan arah tujuan dari pengembangan
kurikulum dapat tercapai dengan maksimal sesuai dengan kondisi peserta didik di
lapangan.
Tentunya dengan adanya landasan psikologis dalam perkembangan
kurikulum, pengembang mampu merumuskan dengan baik kurikulum yang sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran
Belajar bukan hanya mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan, melainkan
lebih dari itu, karena berhubungan dengan pembentukan sikap, nilai, keterampilan
dan pengetahuan, sehingga siswa yang belajar dapat mengadakan reaksi dengan
lingkungannya secara intelektual, menyesuaikan diri untuk menuju kearah kemajuan
dalam melakukan perbaikan tingkah laku sebagai hasil belajar, belajar membawa
perubahan baik aktual maupun potensial, perubahan itu didapatkan dari kecakapan
baru, perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Suyitno, Y. (2007). Landasan Psikologis Pendidikan dalam Landasan Pendidikan.


Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia

Mudyahardo, Redja. (2001). Landasan-Landasan Filosofis Pendidikan. Bandung:


Fakultas Ilmu Pendidikan UPI

Sukirman, D. (2007). Landasan Pengembangan Kurikulum. Landasan Kurikulum.

Made Pidarta. 2014. Landasan Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai