Anda di halaman 1dari 5

ARRAY ( Variabel Berindeks )

Pengertian Array ( Variabel Berindeks ) adalah variabel yang mempunyai tipe data
sejenis, misalnya numerik atau string, yang mampu menampung banyak nilai dan
didefinisikandengan Sebuah nama variabel berindeks.
Contoh suatu variabel berindeks adalah matriks. Misalkan matriks X berisi :

1 2 3
4 5 6
7 8 9
Untuk menyimpan nilai matriks X tidak dapat digunakan sebuah variabel. Untuk itu harus
digunakan variabel berindeks, yaitu X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8 dan X9.
Berdasarkan jumlah dimensi indeks dalam sebuah variabel array, dikenal adanya
array dimensi satu dan arrray dimensi banyak.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan bila ingin memasukkan deretan data
kedalam variabel array adalah :
a. Tipe data yang akan disimpan kedalam variabel harus diketahui, karena variabel array
numerik hanya dapat menerima data numerik dan variabel array string hanya dapat
menerima data string.
b. Banyaknya data harus lebih kecil atau sama dengan jumlah subkrip ( indeks ) dari array
tersebut.
c. Untuk memasukkan deretan data dalam suatu variabel indeks dapat digunakan intruksi
perulangan.
d. Banyaknya indeks yang ditentukan menunjukkan banyknya ruang memori yang
dialokasikan, oleh karena itu dalam menentukan banyaknya indeks sebaiknya
disesuaikan dengan banyaknya data sehingga tidak memboroskan pengalokasian ruang
memori.

Array Halaman : 1
Contoh 1.
Perhatikan flowchart dibawah ini, tentukan hasil jika diketahui datanya 5,10,15,20

Start

FOR K = 1 TO 3

Baca A(K)

NEXT K

A (K)

END

Hasil : 5 10 15

Contoh 2 :

Array Halaman : 2
1. Berapa Jumlah Ordonya.
Berapa jumlah baris ? Diisi ke variabel B.
Berapa jumlah kolomnya ? Diisi ke variabel K.
2. Memesan varaibel A, B dan C, yang masing-masing dapat menampung sebanyak B baris
dan K kolom.
3. Pengisian angka-angka di Matriks A :
a. Untuk BRS dari 1 hingga B, kerjakan nomor 3b.
b. Untuk KLM dari 1 hingga K, kerjakan nomor 3c.
c. Posisi untuk baris :
YA = BRS + 2
d. Posisi untuk kolom :
XA = 3 * KLM
e. Pada baris ke YA dan kolom ke XA, angka untuk matriks A diisi, dimasukkan ke
variabel :
A ( BRS , KLM )
f. Bertemu NEXT KLM, menuju ke nomor 3b.
g. Bertemu NEXT BRS, menuju ke nomor 3a.
4. Pengisian angka – angka di Matriks B.
a. Untuk BRS dari 1 hingga B, dikerjakan nomor 4b.
b. Untuk KLM dari 1 hingga K, kerjakan nomor 4c.
c. Posisi untuk baris :
YA = BRS + 2
d. Posisi untuk kolom :
XA = 40 + ( 3 * KLM )
e. Pada baris ke YA dan kolom ke XA, angka untuk matriks B diisi, dimasukkan ke
variabel :
B ( BRS , KLM )
f. Bertemu NEXT KLM, menuju ke nomor 4b.
g. Bertemu NEXT BRS, menuju ke nomor 4a.
5. Proses penjumlahan dan cetak matriks C :
a. Untuk BRS dari 1 hingga B kerjakan nomor 5b.
b. Untuk KLM dari 1 hingga K kerjakan nomor 5c.

Array Halaman : 3
c. Menjumlahkan matriks A dan matriks B untuk dimasukkan ke matriks C :
C ( BRS , KLM ) = A ( BRS , KLM ) + B ( BRS , KLM )
d. Cetak matriks C dari variabel :
C ( BRS , KLM )
Untuk angka-angka berikut, dicetak disebelah kanan
e. Bertemu NEXT KLM, menuju ke nomor 5b.
f. Kosongkan 1 baris.
g. Bertemu NEXT BRS, menuju ke nomor 5a.

Start A B

Masukkan nilai FOR BRS 1 = End


B? TO B

Masukkan nilai
B? FOR KLM 1 =
TO K

DIM A(B,K),
B(B,K), Masukkan nilai
C(B,K), B (BRS, KLM)

FOR BRS 1 = NEXT KLM


TO B

NEXT BRS

FOR KLM 1 =
TO K
FOR BRS 1 =
TO K

Masukkan nilai
A (BRS, KLM)
FOR KLM 1 =
TO B

NEXT KLM
A(BRS,KLM)
B(BRS,KLM) +
C(BRS,KLM)
NEXT BRS
Cetak
C (BRS,KLM)

A
NEXT KLM

NEXT BRS

Contoh 3.

Array Halaman : 4
Perhatikan flowchart dibawah ini, kemudian tentukan outputnya jika diketahui datanya
10,20,30,40

Start

FOR U = 10 SAMPAI 40 STEP 10

BACA A(U)

JUMLAH 1 + A(U)

A(U);

NEXT U

JUMLAH

END

Hasil :
11 21 31 41
104

Array Halaman : 5

Anda mungkin juga menyukai