Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH TEORI SASTRA

ANALISIS TEORI
TOTOK KEROT

DISUSUN OLEH :
Rosikha Amaliyah
PBSIC/21020074074
Latar Belakang

Cerita totok kerot merupakan suatu karya yang


didalamnya banyak mengandung aspek kehidupan yang dapat kita
pelajari dalam kehidupan sehari- hari. Bagi para pembaca akan
otomatis terinspirasi oleh karakter atau kepribadian dari para tokoh,
tentunya kita harus dapat memilah-milah apa saja nilai-nilai atau
karakter dari tokoh yang hendak kita tiru. Misalnya, meniru sifat atau
kepribadian tokoh yang bersikap menghargai Wanita seperti karakter
raja Jayabaya dalam cerita “Totok Kerot” dan yang tak boleh kita tiru
seperti ucapan raja jayabaya karena ia berbicara tanpa memikir apa
yang akan terjadi kedepannya sehingga omongannya dapat menjadi
malapetaka bagi sang putri dari kerajaan.

Oleh karena itu betapa pentingnya menganalisis


suatu cerita pendek untuk mengambil nilai-nilai yang diberikan
penulis atau mengetahui berbagai karakter dalam cerita tersebut.
Diharapkan bagi para pembaca cerpen mengetahui tentang nilai nilai
yang terkandung dalam teks cerita”Totok Kerot”.
Nilai-nilai

1. Kehidupan manusia sebagai individu

a) Nilai keseimbangan

Pada kalimat “ia tidak mau mengalahkan seorang perempuan. Jadi Sri
Raja Jayabaya mengalah, mengalah bukan untuk kalah karena ia
menghargai perempuan.” Dalam tek tersebut Raja jaya baya tidak
menerima tantangan dari tuan putri dikarenakan raja jayabaya tidak
mau mengalahkan sosok perempuan

b) Nilai keberanian

Dalam teks cerita totok kerot yaitu “Sehingga sang putri dari kerajaan
lodoyo tersebut sangat menginginkan Raja Jayabaya untuk menjadi
suaminya. Ia mempunyai ketentuan yang harus dipenuhi oleh Si Raja
JayaBaya yaitu bertarung dengan dirinya. Dengan syarat ketika
nantinya ia bertarung dan Ari Raja Jayabaya berhasil mengalahkan
putri dari kerajaan blitar, maka sang putri akan siap menjadi istrinya.”
Dalam teks tersebut dijelaskan bahwa sang ratu dar kerajaan Lodoyo
tersebut tudak memiliki rasa takut untuk mengajak raja Jaya Baya
bertarung dengan dirinya

2. Kehidupan manusia sebagai mahluk sosial

a) Nilai mau berkorban untuk orang lain

Pada kalimat “Ia mempunyai ketentuan yang harus dipenuhi oleh Si


Raja JayaBaya yaitu bertarung dengan dirinya. Dengan syarat ketika
nantinya ia bertarung dan Ari Raja Jayabaya berhasil mengalahkan
putri dari kerajaan blitar, maka sang putri akan siap menjadi istrinya.”
didalam teks tersebut dijelaskan bahwa sang putri dari kerajaan
Lodoyo berkorban untuk dirinya sendiri walaupun cara yang ia
lakukan salah.

b) Nilai mau mengalah

Didalam kalimat “ia tidak mau mengalahkan seorang perempuan. Jadi


Sri Raja Jayabaya mengalah, mengalah bukan untuk kalah karena ia
menghargai perempuan.” Pada kalimat tersebut sikap bijaksana yang
Raja Jayabaya miliki ia tidak mau mengalahkan perempuan.

3. Kehidupan manusia sebagai hamba allah

a) Nilai kesucian

Pada kalimat “Ini merupakan bentuk kesaktian dari Raja jayabaya


perihal apa yang ia ucap pasti terjadi.” Dalam kalimat tersebut
Perkataan raja jayabaya sangat sakti sehingga perkataan yang keluar
dari mulutnya menjadi kenyataan.

b) Nilai keadilan

Dalam kalimat “ia tidak mau mengalahkan seorang perempuan.”


Terlihat jelas bahwa sang raja tidak mungkin untuk mengalahkan
perempuan karena perempuan di dalam agama perempuan adalah
istimewa.
Kesimpulan

Dalam membaca sebuah teks cerita kita dapat mengambil


banyak nilai dan manfaat baik pesan tersirat maupun tersurat. Seperti
contohnya dalam teks cerita totok kerot tentang betapa
menjerumuskannya suatu ucapan yang dikatakan oleh tokoh sri raja
jayabaya kepada putri ledoyo karena putri tersebut ingin mengajak
sang raja bertarung.

Anda mungkin juga menyukai