490-Article Text-1493-2-10-20191012
490-Article Text-1493-2-10-20191012
ABSTRAK
Remaja adalah periode yang dianggap rentan dari sudut pandang gizi karena beberapa alasan.
Pertama, dari sisi bertambahnya kebutuhan zat gizi karena pertumbuhan dan perkembangan fisik yang
sangat cepat. Salah satu masalah gizi dan kesehatan remaja putri adalah anemia. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui gambaran faktor konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri kelas VIII di SMP
Negri 1 Ciruas Tahun 2019. Jenis Penelitian deskriptif, teknik pengambilan sampel simple random
sampling sebanyak 100 responden. Hasil penelitian remaja putri yang konsumsi tablet tambah darah 80
orangg 80%, dan, sikap positif 87 orang (87%), mendapatkan dukungan guru 69 orang (69%),
mendapatkan dukungan orang tua 73 orang (73%).
ABSTRACT
Teenagers are periods that are considered vulnerable from a nutritional perspective for several
reasons. First, in terms of increasing the need for nutrients because of physical growth and rapid
development. One of the problems of nutrition and health of young women is anemia. The purpose of this
study was to determine the picture of the factors that consume blood-added tablets in Class VIII female
adolescents in junior high school 1 Ciruas in 2019. The type of research was descriptive, the simple
random sampling technique was 100 respondents. The results of the study of young women who
consumed tablets plus 80 people 80%, and, positive attitudes 87 people (87%), received teacher support
69 people (69%), received support from parents of 73 people (73%).
92
Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 6, No. 2, Agustus 2019 : 92-97 93
yang tinggi untuk pertumbuhan. mg asam folat pada remaja putri usia 12-
Berdasarkan data hasil Riskesdas tahun 18 tahun dan Wanita Usia Subur (WUS).
2013, prevalensi anemia pada kelompok Zat besi diperlukan untuk
remaja usia 15-24 tahun mencapai pembentukan darah dan juga diperlukan
18,4%. Kurangnya asupan gizi makro oleh berbagai dalam enzim juga
seperti karbohidrat, protein, lemak dan diperlukan untuk mengangkut elektro
kekurangan zat gizi mikro seperti (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen,
vitamin dan mineral. sehingga bila kadar zat besi kurang maka
Hal ini sebagaimana penelitian tidak ada yang mengikat hemoglobin
Hamidiyah, dkk (2019) menunjukkan dalam darah dan terjadi pengurangan
bahwa faktor determinan penyebab kadar Hb dalam darah yang disebut
anemia tertinggi adalah konsumsi gizi anemia.
tidak sesuai AKG sebesar 94%. Selain Zat besi yang diberikan secara
itu, saat menstruasi menjadi penyebab oral adalah salah satu cara untuk
remaja puteri menjadi rentan terhadap pencegahan dan pengendalian anemia
anemia. Zat besi sangat dibutuhkan yang diberikan pada remaja putri
untuk pembentukan darah dalam sebanyak 1 tablet/minggu dan 1
mensintesa hemoglobin. Hal ini terjadi tablet/hari selama 10 hari ketika
karena mentruasi yang dialami oleh mentruasi (Kemenkes, 2016).
remaja putri setiap bulannya yang
berdampak kekurangan zat besi dalam METODE PENELITIAN
darah. Jenis penelitian ini adalah
Pemerintah meluncurkan penelitian deskriptif dengan metode
program pemberian suplemen zat besi kuantitatif. Populasi yang digunakan
atau tablet tambah darah (TTD) untuk pada penelitian ini adalah remaja putri
remaja putri agar dapat berkontribusi kelas VIII di SMP Negeri 1 Ciruas,
memutus lingkaran malnutrisi periode bulan April–Mei 2018 dengan
antargenerasi (WHO 2005). Pemerintah jumlah Sampel yang didapat
menyatakan bahwa pemberian TTD menggunakan teknik Total sampling
dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat yaitu keseluruhan populasi diambil
besi elemental (dalam bentuk sediaan untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak
Ferro sulfat, Ferro Glukonat) dan 0,400 100 orang. Teknik pengumpulan data
94 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 6, No. 2, Agustus 2019 : 92-97
Sikap ini bisa bersifat positif maupun hanya sebagian kecil yang tidak
negatif. sikap positif cenderung mengonsumsi tablet tambah darah, akan
melakukan pendekatan, senang, berharap tetapi alasan lain seperti pola pikir
akan obyek tertentu. Sedangkan sikap bahwa mereka tidak memerlukan untuk
negatif, kecenderungan tindakan adalah meminum tablet tambah darah karena
membenci, tidak suka terhadap obyek merasa tidak sakit. Selain itu sebagian
tertentu. (Edwars dalam Azwar, 2013). besar waktu yang dihabiskan oleh remaja
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Gambaran putri setiap harinya disekolah
Dukungan Guru Terhadap
Konsumsi Tablet Tambah Darah dibandingkan dirumah membuat peran
Pada Remaja Putri guru sangat penting untuk membuat
Persentase
Dukungan guru n remaja putri patuh mengonsumsi tablet
%
Mendukung 69 69% tambah darah.
Kurang mendukung 31 31%
Jumlah 100 100 % Tabel 4. Distribusi Frekuensi Gambaran
Dukungan Orang Tua Terhadap
Konsumsi Tablet Tambah Darah
Berdasarkan tabel 3 diatas, Pada Remaja Putri
Dukungan Orang Persentase
diketahui dari 100 responden, sebagian n
Tua %
besar Guru mendukung dalam Mendukung 73 73 %
Tidak Mendukung 27 27 %
pemberian Tablet Tambah Darah sebesar
Jumlah 100 100 %
69 (69%), sedangkan yang tidak
mendukung sebesar 31 (31%). Berdasarkan tabel 4 diatas,
Sebagian besar Guru mendukung diketahui dari 100 responden,sebagian
dalam pemberian Tablet Tambah Darah besar Orang Tua mendukung dalam
sebesar 69 (69%) Dan diantara yang pemberian Tablet Tambah Darah sebesar
tidak mendukung terdapat 31 responden 73 (73%), sedangkan yang tidak
(31%) yang merasa mendapatkan mendukung sebesar 27 (27%).
dukungan dari guru terhadap Sebagian besar Orang Tua
mengonsumsi tablet tambah darah pada mendukung dalam pemberian Tablet
remaja putri. Dukungan guru sangat Tambah Darah sebesar 73 (73%) dan
berperan penting terhadap remaja putri diantaranya yang kurang mendukung
untuk mengonsumsi tablet tambah darah, terdapat 27 responden (27%), yang
pendekatan yang baik dapat dilakukan merasa mendapatkan dukungan dari
oleh guru terhadap remaja putri sehingga orang tua terhadap mengonsumsi tablet
96 Oksitosin: Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 6, No. 2, Agustus 2019 : 92-97