Anda di halaman 1dari 17

DENTAL HEALTH EDUCATION

1 Simplified-Oral  OHI-S dikembangkan pada tahun 1964 oleh John C.


Hygiene Index (OHI-S) Greene dan Jack R. Vermillion.
 Sebuah indeks gabungan yang menangani kalkulus dan
oral debris secara bersamaan.
 Gigi dan permukaan yang akan diperiksa : 6 indeks gigi
Gigi Permukaan
16 M1 atas kanan Bukal
11 I1 atas kanan Labial
26 M1 atas kiri Bukal
36 M1 bawah kiri Lingual
31 I1 bawah kiri Labial
46 M1 bawah kanan Lingual
 Metode : OHI-S memiliki dua komponen, DI-S
(Simplified debris index) dan CI-S (Simplified calculus
index).
 Oral Debris Index (DI-S)
o Luas permukaan yang tertutup oleh debris
ditentukan dengan menggerakkan bagian samping
eksplorer (Shepherd’s Hook) sepanjang permukaan
gigi yang akan diperiksa.
o Scoring Criteria
score Criteria
0 Tidak tampak adanya debris atau stain
1 Soft debris menutupi permukaan gigi tidak
melebihi 1/3 permukaan gigi atau stain
ekstrinsik tanpa debris lainnya, terlepas dari
luas permukaan yang tercakup.
2 Soft debris menutupi permukaan gigi
melebihi 1/3 permukaan gigi namun tidak
lebih dari 2/3 permukaan gigi yang terekspos.
3 Soft debris menutupi lebih dari 2/3 dari
permukaan gigi yang terekspos.
o Setelah skor debris dicatat, kemudian lakukan
pengecekan kalkulus pada gigi
 Calculus Index (CI-S)
score Criteria
0 Tidak ada kalkulus
1 Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih
dari 1/3 permukaan gigi yang terekspos.
2 Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari
1/3 namun tidak lebih dari 2/3 dari
permukaan gigi yang terekspos atau adanya
bintik-bintik kalkulus subgingiva disekita
daerah servikal dari gigi, atau keduanya.
3 Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari
2/3 dari permukaan gigi yang terekspos atau
adanya pembentukan kalkulus subgingiva
yang terus menurus hingga menjadi keras
disekitar daerah servikal dari gigi, atau
keduanya.
 Cara penghitungan Indeks
o Untuk DI-S dan CI-s
0,0-0,6 Good
0,7-1,8 Fair
1,9-3,0 Poor
o Untuk setiap individu, skor kalkulus dan debris
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah permukaan
gigi yang diperiksa

o
o Pertama-tama DI-S dan CI-S dihitung secara
terpisah, kemudian ditambah menjadi satu untuk
mendapatkan OHI-S score, yaitu :
0,0-1,2 Good
1,3-3,0 Fair
3,1-6,0 Poor
2 Plaque-free Score by  Tujuan :
Grant, Stern and  untuk menentukan lokasi, jumlah, dan presentase
Everett permukaan yang terbebas dari plak untuk motivasi dan
instruksi setiap individu.
 Seleksi gigi dan permukaan :
 seluruh gigi yang telah erupsi diikutseratakan, 4
permukaan dicatat pada setiap gigi (fasial, lingual,
mesial, dan distal).
 Prosedur :
 aplikasikan disclosing agent dan periksa setiap
permukaan gigi untuk menentukan ada tidaknya plak
dan catat permukaan gigi yang berwarna merah.
 Papillary bleeding on probing :
 jumlahkan seluruh lingkaran kecil yang ditandai ketika
mengalami bleeding.
 Pada individu dengan 32 gigi memiliki 30 daerah
interdental.
 Bagian mesial atau distal dari gigi yang berdekatan
dengan daerah edentulous diprobing dan dihitung.
 Penghitungan
 Skor plague-free = Total jumlah gigi yang masih ada
dan total jumlah permukaan dengan plak.


3 Plaq Control Record  Sama dengan skor plaque-free oleh Grant, Stern, dan
by O’Leary Everett.
 Teknik :
1. Kumur-kumur
2. Aplikasi vaselin pada bibir
3. Aplikasi disclosing agent pada seluruh permukaan gigi
4. Kumur-kumur
5. Cek ada stain atau tidak
6. Kalau ada : skor 1, tidak : skor 0
 Presentase :
- 0-20%  sangat baik
- 21-40%  baik
- 41-60%  sedang
- 61-100%  buruk
 Interpretasi :
 Walaupun 0% ideal, <10% telah dianjurkan sebagai
guideline dalam terapi periodontal.
 Setelah inisial terapi, ketika pasien mencapai tingkat
kontrol plak 10% yang dibutuhkan adalah prosedur
periodontal dan restorasi dimulai.
 Dalam perbandingan, evaluasi serupa dengan
menggunakan catatan skor plaque –free dengan target
lebih dari 90% atau skor plaque-free yang lebih baik
sebelum fase pembedahan harus dilakukan.
4 Definisi kontrol plak Menghilangkan plak mikroba dan mencegah akumulasi plak pada
gigi dan permukaan gingival yang dekat dengan gigi.
5 Tujuan dari kontrol 1. Kontrol plak menghambat pembentukan kalkulus
plak 2. Pembersihan plak yang dapat menyebabkan inflamasi
gingival
3. Kontrol plak yang baik dapat pmengembalikan dan
memelihara kesehatan oral dengan mudah.
6 Alasan Jika plak supragingiva dibiarkan  akan berubah menjadi plak
subgingiva  potensi kolonisasi bakteri pathogen juga akan
meningkat  plak perlu dibesihkan secara teratur 
pembentukan penyakit periodontal dapat dikontrol/dihambat.
7 Pendekatan dasar untuk 1. Mekanis
kontrol plak - Individu
- Professional  kontrol plak subgingiva, skaling dan
root planing
2. Kimiawi
- Individu
- Professional
8 Kontrol Plak secara 1. Toothbrush : manual atau dengan listrik
mekanis 2. Alat untuk interdental :
- dental floss (unwaxed atau waxed)
- Triangular toothpicks : Hand-held, proxa-pic
- Brush : proxa brush, bottle brush
- Yarns, Gauze strips, Pipe cleaner
3. Lainnya : rubber tip stimulator, water irrigators.
1. Toothbrush Sejarah :
 Awalnya  menggunakan chewing twigs (tumbuhan
beraromatik) dan siwak ( dari arrack trees)
 Tahun 1600  cina mencipatakan sikat gigi modern.
 Tahun 1780  William Addis membuat sikat gigi dengan
bone handle dan hog bristle
 Tahun 1900  memperkenalkan sikat gigi dengan
celluloid (plastic) brush dan bone handle.
 World War II  Bulu nilon diperkenalkan.

Spesifikasi ADA mengenai sikat gigi: kepala dari sikat gigi


harus :
 Panjang : 1- 1 1/4 inci
 2-4 deret bulu
 Lebar : 5/6 – 3/8 inci
 5-12 tufts setiap deret
 80-86 helai setiap jumbai

Desain sikat gigi :


 terdiri atas handle, shank, head
 Tufts : sebutan untuk helaian bulu yang dikelompokan
menjadi satu.
 Batas akhir dari head : toe
 Bagian head yang dekat dengan handle : heel
 Ukuran : besar, sedang, kecil
 Lateral profile : datar, cekung, cembung, bergerigi.
 Bulu (bristle) : nilon (sintetis) dan hog (alami), nilon
lebih sering digunakan, bristle alami rentan rusak dan
berjumbai, kontaminasi bakteri lebih mudah.
 Hardness : tergantung pada bahan, diameter, dan panjang.
 Bristle nilon lebih fleksibel.
 Halus : 0,007-0,009 inci ( no. 7,8,9)
 Sedang : 0,010-0,012 inci (no 10, 11, dan 12)
 Keras : 0,013-0,014 inci (no 13, 14)
 Ekstra keras : 0,015 inci (no 15)
 Jika bristle halus, harus ditempatkan berdekatan, jika
keras, harus diberikan ruang lebih luas.
 Desain pegangan (handel)
 Lurus
 Shank bersudut
 Terdapat lekukan pada handel agar pegangan yang
didapat lebih baik.
- Frekunsi sikat gigi : setiap 12 jam
- Frekuensi mengganti sikat gigi : setiap 3 bulan
- Lama menyikat gigi : pertama-tama dibutuhkan
selama 10-20 menit hingga pasien menjadi lebih tepat
dalam menyikat gigi. Selanjutnya dibutuhkan 3-5
menit.

Gerakan menyikat gigi :


1. Horosontal : bergerak maju mundur (scrub)
2. Vibratory : metode Bass, Stillman, Charter
3. Vertikal : rolling stroke, modified bass, modified
stillman’s, leonard, smithbell (teknik fisiologis)

Instruksi dalam menyikat gigi :


1. Harus dimulai dari gigi terakhir pada lengkung rahang.
2. 3 gigi tercakup dalam sekali gerakan.
3. 20 gerakan digunakan pada setiap daerah
4. Menyikat gigi dengan terlalu bersemangat akan
menyebabkan resesi gingival, kerusakan berbentuk wedge
pada daerah servikal daerah permukaan akar dan ulserasi
yang terasa sakit pada gingival  jenis teknik menyikat
gigi ini harus diidentifikasi dan dihentikan.
5. Untuk meningkatkan efisiensi pembersihan, sikat gigi
harus diganti secepat mungkin setelah bristle rusak atau
berjumbai.
2. Teknik Metode Bass (metode intrasulkular)
menyikat gigi  Teknik :
1. Letakkan kepala sikat gigi halus parallel dengan
bidang oklusal, kepala bulu sikat menutupi 3 gigi,
mulai dari bagian terdistal dari gigi pada lengkung.
2. Letakkan bristle pada margin gingival, bentuk
sudut 450 terhadap panjang aksis gigi
3. Berikan tekanan getaran secara halus, gunakan
gerakan maju mundur yang pendek tanpa
mengangkat tip dari bristle  gerakan ini
menyebabkan bulu sikat gigi masuk ke dalam
sulkus dan embrasure interproksimal dan harus
menghasilkan gingival yang tampak pucat.
4. Lakukan 20 gerakan dalam satu posisi.
5. Angkat brush, pindahkan ke arah lebih anterior,
ulangi proses sebelumnya pada 3 gigi selanjutnya.
- Mencapai permukaan lingual gigi anterior dengan
sikat gigi yang terlalu besar  masukan sikat gigi
secara vertikal tekan heel kedalam sulkus
gingival dan permukaan proksimal berada pada
sudut 450 aksis gigi  aktivasi brush dengan 20
gerakan vibratory pendek.
- Mencapai permukaan oklusal  tekan bristle
secara perlahan kedalam pit dan fisur  aktivasi
brush dengan 20 gerakan pendek maju mundur
lakukan hingga seluruh gigi posterior pada seluruh
kuadran bersih.
- Mencapai permukaan distal dari gigi terakhir pada
lengkung rahang buka mulut lebar dan gerakkan
tip dari brush melawan permukaan, sebanyak 20
kali setiap gigi.
 Kelebihan :
1. Gerakan maju mundur mudah dikuasai (dilakukan)
2. Aksi pembersihan dikonsentrasikan pada bagian
servikal dan interproksimal gigi, tempat dimana
plak gigi yang merusak gingival ditemukan.
 Error  seperti yang dijelaskan oleh Perry dan
Schmid
1. Penempatan bristle lebih sering pada attached
gingival dibandingkan sulkus gingiva  sehingga
ketika brush diaktivasi  margin gingival dan
permukaan gigi terabaikan  attached gingival
dan mukosa alveolar mengalami trauma.
2. Bristle ditekan melawan gigi dibandingkan
diarahkan kedalam sulkus gingival  brush akan
membersihkan permukaan fasial namun
mengabaikan permukaan interproksimal sepanjang
margin gingival.
3. Mengendurkan lengan karena lelah menyebabkan
brush meluncur kebawah, membentuk sudut antara
bidang oklusal dan long aksis dari brush 
mencegah penetrasi secara interproksimal yang
adekuat dari bagian utama brush dan kedalam
sulkus gingival.

Modified Bass Methode


 Bagian pertama dari metode Bass yang dimodifikasi
identik dengan metode Bass.
 Hasil modifikasi terdiri atas mengerakan bristle
kearaah bawah melewati permukaan gigi secara
oklusal setelah menyelesaikan gerakan vibratory pada
sulkus gingival.

Metode Stillman
 Dengan metode ini ujung bristle diletakkan dengan
sudut 450, dengan bristle diletakkan sebagian diatas
gingival dan sebagian lagi diatas bagian servikal dari
gigi.
 Ujung bristle berada pada tempatnya, tekanan
diaplikasikan pada blanch gingival dan gerakan rotary
vibratory yang halus dan tegas diaplikasikan pada
brush dengan bristle tetap pada posisi yang sama.
 Kelebihan :
1. Menghilangkan deposit yang halus dari daerah
servikal.

Modified Stillman’s Technique :


1. Brush multitufted yang halus atau sedang harus diletakkan
dengan ujung bristle berada sebagian pada servikal gigi
dan sebagian pada gingival yang berdekatan, pointing
pada posisi apical, diarahkan pada sudut oblik terhadap
long aksis gigi.
2. Tekanan diaplikasikan secara lateral melawan margin
gingival untuk menghasilkan perceptible blanching.
3. Brush diaktivasi dengan 20 gerakan maju mundur dan
secara simultan dipandahkan pada arah koronal sepanjang
attached gingival, margin gingival, dan permukaan gigi 
ulangi pada seluruh gigi.
4. Untuk mencapai permukaan lingual dari insisivus maksila
dan mandibula, handel dari brush dipegang dengan posisi
vertikal, menarik heel brush  dengan teknik ini, sisi
samping dari bristle digunakan bukan bagian ujung bristle,
penetrasi bristle kedalam gingival sulkus dihindari
 Kelebihan : metode ini diindikasikan untuk
membersihkan daerah dengan progresif resesi gingival
dan akar yang terekspos untuk mencegah kerusakan
abrasive pada jaringan.

Metode Charter :
1. Multitufted brush yang halus atau sedang, diletakkan pada
gigi dengan bristle mengarah menuju mahkota pada sudut
450 terhadap long aksis gigi.
2. Sisi samping bristle ditekuk melawan gingival, dan
gerakan maju mundur digunakan untuk memijat gingival.
 Kelebihan : metode ini efektif pada kasus tertentu
dengan papilla interdental yang menyusut (receded) 
cocok untuk pembersihan gingival dengan lembut dan
memijat gingival  ketika menggunakan brush halus
dan teknik ini dapat direkomendasikan untuk
pemebrsihan sementara pada daerah luka yang sedang
pada fase penyembuhan setelah bedah periodontal.

Roll method/Fones techniques


 Teknik : pertama-tama, bristle diarahkan secara apical
dan kemudian bergerak kea rah oklusal dengan
gerakan memutar.
 Kelebihan : metode ini popular karena sangat mudah
dipelajari.
 Kekurangan : gerakan memutar pada margin gingival
mencegah pembersihan plak dari daerah sulkus.

Teknik Scrub :
 Metode yang paling sederhana
 Terdiri atas hanya meletakkan bristle disebelah gigi
dan digerakan secara maju mundur atau scrubbing.
 Kelebihan : mudah dikuasai
 Kekurangan : pembersihan plak yang buruk,
menyebabkan abrasi servikal dan resesi gingival

3. Powered  Diperkenalkan pada tahun 1939, jenis gerakan yang


toothbrush digunakan :
- Resiprokal atau mauju mundur
- Sirkular
- Eliptikal atau kombinasi
 Direkomendasikan untuk :
- Induvidu dengan gerakan motorik halusnya rendah
atau kurang.
- Anak kecil, handicapped, atau pasien di rumah sakit
yang membutuhkan bantuan dari orang lain untuk
menyikat gigi
- Pasien dengan piranti ortodontik
- Pasien yang cenderung lebih menyukai sikat gigi ini.
4. Kesimpulan  Tidak ada sikat gigi khusus yang bisa dipilih dengan jelas
memiliki kemampuan lebih dalam membersihkan endapan
mikroba pada gigi
 Setiap individu berbeda
 Direkomendasikan setelah mempertimbagkan faktor-
faktor seperti morfologi gigi, kesehatan periodontal dan
kemampuan individu.
9 Pasta Gigi  Bahan untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi
 Berbentuk bubuk, pasta, atau gel.
 Komposisinya :
1. Bahan abrasive  20-40% CaCO3, Ca3(PO4)2 
bereaksi dengan fluoride saat ini silokon oksida,
Al2O3, granular polyvinylchloride digunakan.
2. Humektan : 20-40%, meingkatkan kelembaban 
gliserin, sorbitol, mannitol, propylene glycol.
3. Preservative : asam benzoid.
4. Agen pengental : sodium carboxy-methyl cellulose
sintetis.
5. Air : 20-40%
6. Agen busa : 1-2 % sabun/detergen  sodium lauryl
sulphate.
7. Agen perasa dan pemanis :
- 2% minyak esensial dan rasa sintetis  mint, dll
- Agen pemanis  sakarin, sorbitol, mannitol
8. Agen desensitasi : lebih dari 2 % garam strontium,
sodium fluoride, formalin, potassium nitrate, dll
9. Pewarna dan pengawet : <1%
10. Agen antikaries : sodium monofluorophosphate,
sodium fluoride, formalin  pasta gigi mengandung
phyrophosphates atau zinc compound telah dilaporkan
menunjukkan reduksi kalkulus sebanyak 10-50% 
karena bahan tersebut diserap oleh Kristal
hidroksiapatit yang menghambat pertumbuhan Kristal
yang lebih besar.
1 Alat pembersih daerah  Sikat gigi tidak dapat membersihkan plak interdental
0 interdental dengan sempurna.
 Plak interdental  perlu dibersihkan  cenderung
organisme pathogen bersumber dari plak interdental.
1. Faktor penentu  Tipe embrasure
dalam memilih 1. Tipe 1: papilla interdental mengisi embrasure 
alat pembersih dental floss disarankan.
interdental 2. Tipe 2 : resesi papilla sedang yang tampak pada
kondisi tertentu  miniatures interdental brush dan
wood tips
3. Tipe 3 : dimana terjadi kehilangan papilla secara
menyeluruh dan gingival interdental terikat kuat pada
underlying bone (tampak pada diastma)  unitufted
brush direkomendasikan
2. Dental floss  Metode yang umum digunakan untuk membersihkan
interdental plak.
Tipe dental floss :
 Twisted/ non-twisted
 Bondedn/ non-bonded
 Waxed/ unwaxed
 Tebal/tipis

Faktor penentu dlm memilih dental floss :


 Tightness dari kontak gigi
 Kekasaran permukan proksimal
 Ketangkasan manual pasien
- Floss harus kontak dengan permukaan proksimal dari
line angle ke line angle untuk membersihkan secara
efektif  juga harus mencakup seluruh permukaan
proksimal, tidak hanya melewati apical hingga daerah
kontak.

Teknik :
 Panjangnya minimal 12-18 inci, 45 cm
 Dililitkan disekitar jari atau ujungnya diikat bersamaan
dalam satu lingkaran
 Setelah menarik floss antara ibu jari dan jari telunjuk,
gerakkan dengan halus melewati setiap daerah kotak
dengan gerakan maju mundur
 Ketika floss terletak lebih apical dari daerah kontak 
pindahkan keatas sepanjang gigi hingga mencapai daerah
kontak dan turunkan kembali kedalam sulkus  ulangi
bebrapa kali  dan ulangi pada permukaan proksimal gigi

Menggunakan floss holder :


 Diindikasikan pada pasien dengan ketangkasan manual
yang rendah
 Untuk pasien cacat dan pasien rumah sakit
 Tempat benang harus memiliki kaitan yang cukup kaku
untuk menahan benang dengan kuat dan mekanisme
pemasangannya sederhana
 Kerugian : memakan waktu lebih dan harus diatur ulang
setiap kali benang kotor atau berjumbai.
3. Brush  Brush berbentuk kerucut atau silinder, bristle dipasang
Interdental pada handel
 Jenisnya :
- Single tufted brush
- Small conical brush  sangat berguna untuk
membersihkan permukaan gigi yang cekung tidak
beraturan dan luas berdekatan dengan ruang
interdental yang luas.
 Teknik :
- Insersi secara interproksimal dan aktivasi dengan
gerakan pendek maju mundur di antara gigi.
- Sangat berguna pada daerah furkasi, resesi gingival
yang terisolasi, dan permukaan lingual M dan P
mandibula
4. Wooden tip  Dengan atau tanpa handel
 Tusuk gigi soft triangular wooden (Stim-U-Dent)
diletakkan pada ruang interdental  dasar triangle
menyentuh gingival dan sisi sampingnya kontak dengan
permukaan proksimal gigi  digerakan keluar masuk
embrasure  menghilangkan deposit halus pada gigi dan
juga merangsang secara mekanis papilla gingival  tetapi
kegunaannya terbatas pada permukaan fasial pada region
anterior.
 Tusuk gigi kayu dapat dipasangkan pada sebuah handle 
ex : Perio-Aid  dapat digunakan pada permukaan fasial
dan lingual sepanjang rongga mulut
1 Alat lainnya  Gingival massage  dapat digunakan dengan sikat gigi,
1 rubber tip stimulator, alat pembersih interdental 
menghasilkan penebalan epitel, meningkatkan keratinisasi,
dan meningkatkan aktivitas mitosis epitel dan jaringan
konektif
 Alat irigasi rongga mulut 
 Jenisnya :
- Menggunakan air keran untuk mengirigasi antara dan
sekitar gigi >> tekanan air stabil dan dikontrol dengan
memutar pegangan keran.
- Intermitten water jet
 Iragasi oral membersihkan bakteri dan debris non-
adherent dari rongga mulut  dapat mengganggu dan
mendetoksifikasi plak subgingiva dan dapat digunakan
dalam mengantarkan agen antimikroba kedalam poket
periodontal (irigasi subgingiva)
 Terdapat dua jenis tips irrigator yang berguna untuk
irigasi subgingiva, yaitu :
- Kanula tip  untuk digunakan pada praktek dokter
gigi.
- Soft rubber tip  digunakan secara mandiri oleh
pasien di rumah.
1 Kontrol plak secara  Pembersihan mekanis harus dilakukan sebelum kimiawi.
2 kimiawi  Kontrol plak kimiawi  sebagai perawatan tambahan
untuk mengontrol inflamasi gingival secara efektif dan
mencegah kekambuhan atau perkembangan penyakit
periodontal.
 Sangat efektif selama terapi fase I  pada pasien dengan
masalah yang berulang, kontrol plak yang tidak efektif
dengan alas an apapun, dan digunakan setelah bedah
periodontal atau mulut.
 Berdasarkan ADA  agen yang diakui untuk perawatan
gingivitis  obat kumur chlorhexidine digluconate dan
obat kumur essential oil.
1. Sifat ideal obat 1. Hanya mengeliminasi mikroorganisme pathogen
kumur 2. Mencegah perkembangan resistensi bakteri
3. Menampilkan substantivitas (kandungan)
4. Aman untuk jaringan mulut pada konsentrasi yang
direkomendasikan.
5. Mengurangi pembentukan plak dand gingivitis secara
signifikan.
6. Menghambat kalsifikasi plak menjadi kalkulus
7. Tidak menodai dan berasa.
8. Tidak memiliki efek buruk pada gigi atau dental material.
9. Mudah digunakan
10. Tidak mahal.
2. Klasifikasi agen  Berdasarkan efektivitas dan kandungan antimikroba
antimikroba 1. Agen generasi pertama  mengurangi skor plak
sebanyak 20-50%  efektivita terbatas oleh
retensinya yang buruk pada rongga mulut  gunakan
4-6 kali setiap hari (subtantivitas yang kurang)  ex :
antibiotic, larutan quaternary ammonium, fenol, dan
sanguinarine.
2. Agen generasi kedua  bertahan lebih lama dalam
rongga mulut atau jaringan dan sifat pelepasan yang
lama menyediakan secara keseluruhan reduksi dengan
skor plak 70-90%  gunakan 1-2 kali setiap hari
(subtantivitas tinggi)  ex : bisbiguanides
3. Agen Generasi ketiga  melawan secara efektif
organisme periodontipathuc spesifik  belum
dikembangkan secara klinis.
3. Bahan kimia Klasifikasi Addy :
untuk kontrol  Antibiotik : penisilin, vancomycin, kanamycin,
plak erythromycin, spiramycin, metronidazole.
supragingiva  Enzim : mucinase, protease, lipase, amylase, elastase,
laktoperoksida, hipotiokinase, mutanase.
 Quaternary ammonium compounds : cetylpyridinium
klorida, benzethonium klorida, benzalkonium klorida,
domiphen bromide.
 Bisbiguanides : klorheksidin, aleksidin,
octenidine/bispyridines.
 Metallic salt : copper, tin, zinc
 Ekstrak alami : sanguinarine
 Fluorides : strontium fluoride
 Oxgenating agent : hydrogen peroksida
 Phenolic compound : thymol, menthol, eucalyptol
 Antiseptic lainnya : iodine, povidone iodine, sodium
hypochlorite, hexetidine, triclosan.
Pendekatan kimiawi pada perawatan dapat digunakan untuk
tujuan berikut :
 Pencegahan atau kemoprofilaksis
 Pengobatan atau kemoterapi
Berdasarkan tujuan tersebut, antimikroba dibagi kedalam dua
grup :
 Agen preventif  mempengaruhi perkembangan plak
supragingiva.
 Agen therapeutic  yang ditujukan terhadap plak
subgingiva.
Agen kemoterapi terdiri dari :
 Non-spesifik  mempengaruhi seluruh bakteri plak
secara seragam dan menuju reduksi kuantitatif pada
plak.
 Spesifik  berperan seperti “silver bullet” untuk
hanya mengurangi secara kuantitatif bakteri plak
periodontopatik.
Bisbiguanides (klorheksidin)
 indikasi dan penggunaannya :
 Sebagai tambahan untuk pembersihan oral mekanis
pada perawatan periodontal inisial.
 Selama periode pasca operasi  karena jika
menggunakan alat interdental akan terasa sakit dan
menghambat penyembuhan
 Meningkatkan penyembuhan setelah prosedur bedah
dan pada manajemen pascaperawatan immediate
denture.
 Pasien dengan piranti orto cekat atau alat fiksasi
intermaksila akan mendapatkan keuntungan dengan
berkumur menggunakan larutan klorheksidin 0,2%
(juga ada yang 0,12%)
 Pasien cacat dengan kontrol plak yang buruk
 Klorheksidin membantu kontrol plak pada pasien
dengan pembesaran gingival akibat drug-induced
 Patien medically-compromised dengan infeksi oral
generalized yang berulang
 Pada pasien dengan infeksi oral lokal seperti :
stomatitis akibat GT, userasi aptosa, dry soket, dan
gingivitis ulserasi akut.
 Sebagai prophylactic rinse dalam mencegah
bakterimia pasca ekstraksi, dry soket dan untuk
mengurangi konten bakteri dari aerosol spyas selama
scaling ultra.
 Kerugian / efek yang tidak diinginkan :
 Stain ekstrinsik pada gigi  stain cokelat
 Rasa nyeri, lesi deskuamasi pada mukosa oral yang
mungkin disertai rasa terbakar.
 Sensasi rasa terganggu.
 Bengakak parotid jarang  akibat obstruksi mekanis
dari kelenjar parotid.
 Kekeringan dan rasa sakit pada mukosa
 Mekanisme aksi :
 Memiliki aktivitas antibacterial dengan spectrum luas
 Umumnya, bakteri gram + lebih rentan dibandingkan
gram- .
 Pada konsentrasi tinggi, klorheksidin bersifat
bakterisidal namun pada konsentrasi rendah mungkin
menjadi bakteriostatik terhadap bakteri yang rentan.
 Molekul kation klorheksidin diikat mengikat dengan
mudah dinding sel bermuatan secara berlawanan
dengan transport membrane menginisiasi kebocoran
substansi molekul dengan berat rendah.
 Pada konsentrasi tinggi  berpenetrasi pada sel 
menyebabkan pengendapan sitoplasma
 10 ml, klroheksidin 0,2% digunakan sebagai obat
kumur selama 1 menit  30% obat dipertahankan
dalam mulut  obat yang terikat dilepas secara
perlahan dalam periode 8-12 jam.
 Tertelan  tidak ada efek  tidak diserap oleh
saluran pencernaan dan diekskresi pada feses.
Essential oil rinse :
 Mengandung : thymol, eucalyptol, menthol dan
methylsalucylate
 Efektif mengurangi skor plag dan kalkulus
 Produk komersil : Listerine
Disclosing agen menawarkan keuntungan sebagai berikut :
 Mengidentifikasi plak
 Mengijinkan pasien untuk mengevaluasi penampilan
dirumah.
 Jenis disclosing agent :
- Eruthrosine dye  FDC no. 3
- Two-tone dye  FDC no.3 (merah), no.3 (hijau) 
dapat membedakan plak lama dan baru  plak lama :
deep violet, plak baru : pale violet
- Plaque-lite system tersedia sebagai wafer/tablet atau
larutan yang diputar sekita mulut dan sisa warna
dibersihkan dengan berkumur.
1 Pengertian DHE Proses pendidikan yang bertujuan meingkatkan kesehatan gigi
3 dan mulut, pendidikannya mencakup usaha dan aktivitas yang
dapat mempengaruhi individu atau suatu kelompok untuk
memiliki perilaku kesehatan gigi dan mulut yang baik.
1 Pengertian Kalkulus  Plak dental yang terkalsifikasi dan melekat erat pada
4 permukaan gigi.
 Ada dua jenis :
- Kalkulus supragingiva : terletak diatas gingival,
berwarna kekuningan, cukup keras, rapuh, dan mudah
lepas.
- Kalkulus subgingiva : terletak di dalam gusi, sehingga
tidak dapat dilihat secara visual, berwarna hitam, keras
dan melekat erat pada permukaan akar gigi.
1 Pengertian plak  Lapisan tipis dan bening yang terbentuk setelah
5 menyikat gigi  pelikel
 Pelikel yang telah mengalami kolonisasi bakteri 
plak
 Plak terdiri atas  sisa makanan, bakteri, protein, dan
saliva.
1 Impaksi makanan  Masuknya makanan ke dalam periodonsium secara
6 paksa oleh tekanan oklusal.
 Pada daerah interdental yang lebar
 Plunger cusp  cenderung akan menekan makanan
secara paksa kearah interproksimal.
 Terjadi pada kondisi :
1. Uneven occlusal wear
2. Hilangnya kontak proksimal
3. Abnormalitas morfologi gigi akibat congenital
4. Bentuk restorasi yang tidak tepat
5. Impaksi makanan lateral  disebabkan oleh
tekanan oklusal, tekanan lateral dari bibir, pipi,
lidah akan menenkan makanan secara
interproksimal  terjadi akibat ebrasur gingival
membesar karena periodontitis atau resesi.
1 Food entrapment  Pada dearah interdental gigi yang berdesakan
7
1 Food rentetion  Impaksi makanan berbeda dengan retensi makanan,
8 karena retensi makanan dapat dengan mudah
dibersihkan oleh tindakan self cleansing dari mulut.
 Food retention terjadi karena adanya restorasi yang
overkontur atau overhanging menyebabkan dapat
menempel dicelah gigi (titik kontak cembung)
1 Hubungan kalkulus dan Jika plak supragingiva dibiarkan  akan berubah menjadi plak
9 plak terhadap penyakit subgingiva  potensi kolonisasi bakteri pathogen juga akan
periodontal meningkat  plak perlu dibesihkan secara teratur 
pembentukan penyakit periodontal dapat dikontrol/dihambat.
2 Ciri-ciri rongga mulut - Gigi sehat tidak berlubang
0 yang sehat - Tidak terdapak kalkulus dan plak
- Gingival berwarna merah muda, berstipling
- Mukosa alveolar berwarna merah, halus, dan licin
- Terjadi pendarahan saat probing
- Mulut tidak bau

Anda mungkin juga menyukai