Anda di halaman 1dari 4

PAPER TRY IN COPING LOGAM

GIGI TIRUAN JEMBATAN

I Putu Wahyu Suryadinata

1802642004

DEPARTEMEN PROSTODONSIA

PUSAT PELAYANAN GIGI DAN MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2021
Try in Coping Logam

Setelah coping dibuat di laboratorium, coping akan dikembalikan ke klinik untuk terlebih
dahulu dicobakan ke pasien. Jika sudah sesuai, coping akan dikembalikan lagi ke laboratorium
untuk selanjutnya dibuatkan facing. Coping yang baik harus terpasang pasif pada gigi yang telah
dipreparasi di model kerja dan dievaluasi juga adaptasi marginalnya. Coping harus memiliki self
retention, sehingga walaupun belum disementasi namun tidak mudah lepas saat dipasang.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dan dievaluasi pada saat pencobaan coping adalah:
(Rotential SF, 2016)

1. Kecekatan (fitness)
Restorasi cekat harus memiliki self retention, yaitu dapat tetap berada pada posisi
yang tepat terhadap gigi yang dipreparasi tanpa jatuh atau lepas walaupun belum
disementasi. Hal ini menunjukkan restorasi cekat mampu melawan gaya-gaya yang
berlawanan dengan arah insersi yang menariknya.

2. Ketepatan tepi gigi tiruan (marginal fitness & integrity)


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi ketepatan tepi gigi tiruan adalah:

 Tepi servikal restorasi. Periksa tepi servikal restorasi dengan sonde lurus
berujung kecil dan tajam (± 20 μ) dan periksa ketepatan tepinya apakah
kependekan atau terbuka. Sonde digerakkan ke arah serviko-oklusal dan
mengelilingi servikal gigi.Tepi servikal restorasi yang tepat seharusnya tidak
akan membuat sonde menyangkut.
 Adanya tepi servikal yang terbuka. Hal ini ditandai dengan terlihatnya leher
gigi dan dapat terjadi karena adanya resesi gingiva yang disebabkan sementasi
gigi tiruan sementara yang salah atau berlebihan sehingga menekan gingiva.
Perbaikan yang dilakukan harus mempertimbangkan apakah resesi yang
terjadi bersifat sementara atau menetap. Bila resesi menetap, gigi tiruan dapat
dipasang dengan perubahan desain tepi menjadi supragingiva dengan syarat
batas antara tepi restorasi dengan gigi penyangga rapat dan tidak ada step.
 Adanya gingiva yang pucat (ischaemis). Hal ini menandakan adanya tepi dari
restorasi yang terlalu panjang dan menekan gingiva. Perbaikan dilakukan
dengan melakukan pengurangan menggunakan stone halus dengan tekanan
ringan, diarahkan dari oklusal ke servikal secara diagonal.
3. Titik kontak
Coping tidak boleh mencapai titik kontak, baik pada posisi sentrik maupun eksentrik,
karena harus menyisakan ruang untuk facing.

4. Stabilitas
Stabilitas yang dimaksud adalah kedudukan pada gigi penyangga tetap dan tepat,
yaitu tidak goyang berputar, atau terungkit. Pengecekan dapat dilakukan dengan menekan
salah satu sisi gigi tiruan dengan jari dan lihat apakah terungkit atau tidak.

5. Penyesuaian oklusal
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan articulating paper untuk memeriksa
oklusi dan artikulasinya.

6. Pemeriksaan jarak antara oklusal/insisal dengan gigi antagonis


Coping harus menyediakan ruang yang cukup pada daerah oklusal/insisal untuk
facing.

7. Estetis
Coping harus menyediakan ruang yang cukup untuk facing, sehingga bentuk, besar,
tanda anatomis, dan warna yang sesuai dapat diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA

Rotential SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 5th ed.
Louis : Mosby Inc 2016

Smith BGN, Howe LC. Planning and Making Crowns and Bridges. 4th ed. United
Kingdom : Informa Healthcare 2007. Pg. 167-171

Anda mungkin juga menyukai