Bu Ami datang ke RSGM dengan perasaan senang karena pada kunjungan ini gigi tiruan jembatan
(rahang atas) dan gigi tiruan sebagai lepasan (rahang bawah) akan di pasang. Dokter gigi
menjelaskan kepada Bu Ami bahwa sebelum gigi tiruan di pasang, gigi tiruan harus dicobakan (try
in) terlebih dahulu, kemudian baru dilakukan insersi. Saat dokter gigi melakukan try in gigi tiruan
rahang bawah mengalami kesulitan untuk mendapat arah pasang, Bu Ami menanyakan apakah
bisa gigi nya di pasang hari ini, dokter gigi menyampaikan bahwa permasalahan ini terjadi akibat
prosedur pembuatan gigi tiruan tidak dilakukan survey pada model kerja, sehingga waktu insersi
lebih lama. Setelah try in gigi tiruan, dilanjutkan insersi gigi tiruan RA dengan cara sementasi pada
gigi penyangga dan insersi gigi tiruan RB. Sebelum Bu Ami pulang dokter gigi memberikan
intruksi tentang pemeliharaan dan perawatan gigi tiruan serta mengingatkan Bu Ami kontrol
kembali untuk mencegah terjadinya kegagalan setelah pemasangan gigi tiruan.
Klarifikasi Istilah
Insersi
Try in
Sementasi
Merupakan suatu bahan yang digunakan untuk melekatkan restorasi pada jaringan gigi.
Arah pasang
Merupakan arah dimana restorasi harus dimasukkan atau dilepas oleh gigi penyangga.
Survei model
Merupakan prosedur penentuan lokasi dan outline contur dan posisi geligi serta
jaringan sekitarnya pada model rahang sebelum kita buat posisi model tiruan.
Curah Pendapat
Apa saja kegagalan yang terjadi akibat prosedur pembuatan gigi tiruan tidak dilakukan
survei pada model kerja?
Sulit untuk dilakukan insersi, gigi tiruan sering lepas, sulit untuk lepas pasang pada
pasien, estetis terganggu, dan median line yang tidak simetris.
Permukaan gigi proksimal yang paralel dengan gigi lain dan ada hambatan estetis.
Evaluasi posisi model, evaluasi daerah retensi, evaluasi masalah hambatan, dan
evaluasi faktor estetik.
Apa saja yang harus diperhatikan operator pada saat try in untuk rahang atas dan rahang bawah
GTC dan GTSL?
GTC : Ada atau tidak trauma oklusi, kontak proksimal, dan estetik dari segi warna
GTSL : Oklusi, faktor estetis untuk melihat bentuk dan posisi rongga mulut,
pemeriksaan estetik dengan melihat garis kaninus, retensi, dan stabilitasi.
Permukaan kontak jaringan harus tajam, permukaan poles harus halus dan mengkilat
GIC tipe 1 di aduk dengan agate spatel dengan gerakan melipat hingga didapat konsentrasi yang
agak encer, kemudian dioleskan pada gigi yang telah di preparasi dan di dalam GTC
GIC di pasang dengan tekanan maksimal, cotton roll diletakkan di atas GTC kemudian intruksikan
pasien menggigit cotton roll tersebut selama beberapa menit, sisa semen dibersihkan
Pasien diintruksikan menjaga Oh, jangan makan makanan keras dulu, bila ada gangguan kembali
untuk kontrol
Apakah bisa insersi dilakukan pada hari yang sama, jika iya ? jelaskan alasannya
Apakah tindakan yang dilakukan jika terdapat kegagalan pada saat try in?
Bagaimana dokter gigi mengintruksikan tentang pemeliharaan pada gigi tiruan tersebut?
Gigi tiruan harus di pakai terus menerus, menjaga kebersihan rongga mulut, hindari
mengunyah makanan keras dan lengket, dental floss, memberikan informasi pada
pasien, terjadi perubahan suara, pemakai protesan siang dan malam, kontol 3 sampai 4
hari.
Apa saja kegagalan pemasangan pada gigi tiruan cekat?
Adanya kegagalan dalam sementasi dan mekanis, kerusakan jaringan periodontal, dan
nekrosis pulpa
Learning Objektif
Retensi
Kemampuan GTC untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi
tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan cara:
memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika tidak mempunyai retensi
maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas
berarti gigi tiruan tersebut sudah mempunyai retensi.
Stabilisasi
Merupakan perlawanan atau ketahanan GTC terhadap gaya yang menyebabkan
perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam keadaan berfungsi,
misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara: menekan bagian
gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada
saat tes ini.
Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior. Caranya
dengan memakai kertas artikulasi yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah,
kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu kertas artikulasi
diangkat dan dilakukan pemeriksaan oklusal gigi. Pada keadaan normal terlihat warna
yang tersebar secara merata pada permukaan gigi. Bila terlihat warna yang tidak
merata pada oklusal gigi maka terjadi traumatik oklusi oleh karena itu dilakukan
pengurangan pada gigi yang bersangkutan dengan metode selective grinding.
Pengecekan oklusi ini dilakukan sampai tidak terjadi traumatik oklusi.
Jika tekanan kunyah besar maka memerlukan bahan yang memiliki compressive
strength tinggi untuk mencegah terjadinya retak di kemudian hari dan dapat
menyebabkan lepasnya GTJ. Jika tekanan kunyah berisiko menimbulkan gaya
ungkit makan bond strength ke gigi juga harus baik.
Jika jumlah gigi penyangga cukup banyak (GTJ long span) maka bahan semennya
perlu memiliki working time panjang dan flow tinggi untuk mencegah terjadinya
pengerasan yang terlalu awal sebelum gigi dipasangkan mengingat jumlah retainer
yang akan disemen banyak.
Pada gigi penyangga yang mengalami hiperemia namun masih vital maka
sementasi dilakukan dengan bahan yang pH tinggi (basa). Jika gigi kurang retentif
semen perlu punya bond strength & film thickness tinggi. Apabila sifat gigi
penyangga merupakan MT pasak logam maka perlu menggunakan bahan semen
yang dapat berikatan dengan baik dengan logam.
Desain dan bahan gigi tiruan
Desain dan bahan gigi tiruan berpengaruh pada estetika dan fungsional GTC
nantinya. Jika bahan gigi tiruan adalah akrilik yang translusen maka tentunya
semen harus memiliki warna yang sebisa mungkin mirip dengan warna gigi,
sedangkan untuk desain tertentu maka semen harus punya tingkat kelarutan yang
rendah.
Pembersihan bagian dalam retainer dari debris atau lemak dengan alkohol lalu
keringkan dengan air spray. Lakukan hal yang sama pada gigi penyanggan
namun menggunakan larutan antiseptik (jika alkohol dapat dehidrasi jaringan).
Jika semen yang digunakan bersifat asam, gig penyangga dapat terlebih dahulu
dilapisi dengan cavity varnish di daerah dekat pulpa atau diaplikasikan kalsium
hidroksida.
Blokir semua daerah insersi dengan gulungan kapas untuk mencegah terjadinya
kontaminasi oleh saliva serta gunakan saliva ejector. Berikan separator oil di
dasar pontik dan interdental untuk memudahkan pengambilan sisa semen yang
berlebih.
Lakukan manipulasi semen sesuai petunjuk pabrik lalu oleskan semen di bagian
dalam retainer dan di gigi penyangga, lalu pasang sesuai dengan arah dan posisi
yang benar. Tekan secara bertahap masing-masing retainer untuk membuat
semen mengalir dengan baik dan mencegah adanya jebakan udara.
Lihat kondisi oklusi sentris dan fitnessnya, jika masih salah lepas segera dan ulangi
lagi. Jika sudah baik, GTJ ditekan dengan jari secara merata atau pasien dapat
diminta untuk menggigit dengan alat khusus sampai semen mencapai setting
time. Buang sisa kelebihan semen dengan sonde atau eksavator kecil dan
menggunakan benang gigi di bagian interdental.
Pemeriksaan stabilitas
Stabilitas gigi tiruan diperiksa dengan menekan bagian depan dan belakang gigi tiruan
secara bergantian tanpa adanya pergerakan.
Pemeriksaan Estetik
Pemeriksaan estetik terutama pada gigi anterior yang harmonis dengan asli lain dan
pada jaringan sekitar.
Ujung daerah yang di relief harus dibulatkan dan tidak dibiarkan bersudut dan tajam.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat insersi ke dalam mulut pasien yaitu:
1. Retensi
Pada malam hari gigi tiruan dilepas untuk memberi kesempatan istirahat yang memadai
pada jaringan mulut pendukungnya. Ketika dilepas gigi tiruan direndam dalam wadah
tertutup yang berisi air dingin yang bersih.
Pasien diminta untuk datang satu minggu setelah insersi gigi tiruan untuk melihat
penyesuaian oklusi yang masih berubah-ubah.
Sikat gigi palsu dengan pasta gigi/ bubuk pembersih gigi khusus
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kegagalan pasca insersi GTC dan
GTSL
Kegagalan Pasca Perawatan GTC
Perawatan GTC melingkupi berbagai tahap dan persiapan yang cukup lama, tiap tahap
yang ada harus dilakukan dengan tepat untuk mengurangi terjadinya kegagalan pasca
perawatan GTC. Kesalahan yang terjadi selama tahapan perawatan akan menyebabkan
kegagalan perawatan GTC.
Kegagalan yang paling sering terjadi adalah kesalahan preparasi, hal ini akan
menyebabkan kualitas retensi maupun resistensi yang buruk dari GTC sehingga GTC
mudah lepas atau pecah, serta menyebabkan kontak prematur yang dapat menyebabkan
trauma oklusi.
Dampak lain dari kegagalan restorasi adalah timbulnya karies sekunder, infeksi
saluran akar, resesi gingiva signifikan, penyakit periodontal, retainer yang longgar,
fraktur akar, over-contoured, dan GTC yang tidak estetis.
Tipe kegagalan GTC berdasarkan faktor penyebab dapat dibagi menjadi empat garis
besar, yaitu:
Faktor biologis
Kegagalan ini disebabkan oleh cedera pulpa, preparasi gigi yang berlebihan,
perlindungan pulpa yang tidak adekuat mengakibatkan karies sekunder dan infeksi. Selain
itu, fraktur abutment, ketidaknyamanan koronal atau radikular, oklusi traumatik, tekanan
pada jaringan lunak menyebabkan kerusakan periodontal, dan juga jumlah abutment yang
tidak adekuat, kebersihan oral hygiene yang buruk, RCT atau retreatment dan alergi
logam.
Faktor mekanis
Kegagalan mekanis bisa terjadi karena restorasi yang tidak sesuai yang disebabkan
oleh ekspansi substruktur logam, distorsi margin, gelembung di daerah oklusal atau
daerah margin. Meski, lapisan oksida berlebih di dalam retainer, kontak kuat atau fraktur
konektorprostetik.
Faktor estetis
Kegagalan ini disebabkan oleh pemilihan shade yang tidak tepat, FPDs yang terlalu
berkontur, dan kegagalan untuk mengidentifikasi harapan pasien.
Faktor sementasi
Kegagalan ini bisa terjadi karena kurangnya persiapan yang ideal, pemilihan semen
yang tidak tepat, teknik pencampuran, ruang yang lebih tebal, isolasi yang tidak adekuat
dan penghapusan semen sementara yang tidak tepat merupakan faktor kegagalan.
GTC
Mahkota ‘Sleeve’
Bila sebagian besar fasing porselen lepas dari bagian bukal atau permukaan insisal
ritainer atau pontik, biasanya ini dapat diperbaiki dengan mengganti bagian itu tanpa
melepas jembatan.
Fasing porselen dan sebagian substruktur logam dilepas dengan menggunakan bur
intan dari permukaan labial porselen dan logam dilepas dari sepertiga insisal permukaan
palatal. Ini merupakan prosedur sederhana bila unit yang rusak adalah pontik, tetapi bila
unit itu merupakan ritainer dan pulpa dibawahnya harus dipertimbangkan, diperlukan
kehati-hatian untuk menghindari kerusakan gigi penyangga. Sebuah kesalahan yang
umum dibuat adalah pengambilan porselen dan logam yang terlalu sedikit.
Daerah ini serta dua unit bersebelahan dicetak, kemudian teknisi diminta untuk
membuat mahkota logam-keramik yang akan mempunyai dua permukaan ketimbang
empat permukaan seperti biasanya. Mahkota sleeve ini kemudian di semen dengan cara
biasanya. Bila porselen yang diambil dari unit asli terlalu sedikit, Mahkota sleeve yang
baru akan terasa agak tebal. Namun penampilannya harus sebaik unit jembatan asal.