Anda di halaman 1dari 15

Learning Issues SK 3 BLOK 12

Gigi Tiruan Sebagian Lepasan (GTSL) (Nabila, Shania)

a) Pertimbangan pemilihan & persiapan gigi penyangga

Syarat-syarat pemilihan gigi abutment yang digunakan sebagai pegangan

klamer:

1. Gigi penyangga harus cukup kuat.

- Akarnya panjang

- Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar

- Makin banyak akar makin kuat

- Gigi penyangga tidak boleh goyang

- Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.

2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang

digunakan

3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang

letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk penyangga

4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan

5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang

letaknya sejajar

Tahapan pembuatan desain

Tahapan pembuatan desain gigi tiruan merupakan salah satu tahap penting dan

salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah gigi tiruan.

Desain yang baik dapat mencegah terjadinya kerusakan jaringan mulut akibat

kesalahan yang tidak seharusnya terjadi dan tidak bisa dipertanggung

jawabkan. Terdapat empat tahap pembuatan desain gigi tiruan sebagian, yaitu:

1. Tahap I. Menentukan klasifikasi dari masing-masing daerah tak bergigi

Menentukan daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi,

dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan

mempengaruhi rencana pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk

sadel, konektor, maupun dukungannya


2. Tahap II. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel

Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel. Terdapat tiga

macam jenis dukungan gigi tiruan, yaitu:

a. Tooth borne : dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga/gigi

yang masih dapat dijadikan sebagai pendukung.

b. Mucosa/tissue borne: dukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.

c. Mucosa and tooth: dukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan mukosa.

Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh

bila faktor-faktor ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor

tersebut adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel,

dan keadaan rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.

3. Tahap III. Menentukan jenis penahan (retainer)

Menentukan macam retainer / penahan yang digunakan dalam pemakaian

gigi tiruan. Terdapat dua macam jenis retainer yang dapat digunakan sesuai

kebutuhan desain gigi tiruan, yaitu:

Direct retainer merupakan bagian dari cengkeram gigi tiruan sebagian

yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung.

Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang

berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Prinsip desain

cengkeram yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan,

dan pasifitas.

Indirect retainer adalah bagian dari gigi tiruan sebagian yangberfungsi

untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Indirect

retainer diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan

dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual

bar atau lingual plate bar.

4. Tahap IV. Menentukan jenis konektor

Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan


kebutuhan bagi pasien pemakaian gigi tiruan. Untuk GTSL resin akrilik,

konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat. Pada GTSL kerangka

logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.

Ada dua jenis konektor yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dan desain:

konektor utama dan konektor minor. Konektor utama merupakan bagian

dari gigi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan komponenkomponen yang terdapat pada satu
sisi rahang dengan sisi yang lain atau

bagian yang menghubungkan basis dengan retainer. Syarat konektor utama

adalah: Rigid, tidak mengganggu gerak jaringan, tidak menyebabkan

tergeseknya mukosa dan gingiva, tepi konektor utama cukup jauh dari

margin gingiva, tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak

menganggu lidah dan pipi.

Konektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan

konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya

diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah

gigi penyangganya
b) Prosedur dan tata klinis

PENATALAKSANAAN GTSL
 Diawali dengan ndakan diagnosis
(suatu proses yang dilakukan untuk
menetapkan adanya suatu keadaan
yang dak wajar, meneli
abnormalitas serta menentukan
penyebabnya), dengan pencetakan
rahang yang
akan menghasilkan cetakan rahang.

Cetakan dicor dengan salah satu jenis
gips, dan akan menghasilkan
reproduksi posif berupa model
rahang
(cast).
 Setelah itu, melakukan tahapan
preparasi mulut (mouth preparaon)
dengan perawatan dan penambalan
gigi
yang sudah karies, ndakan bedah
termasuk pencabutan gigi,perawatan
ortodonk, periodonk endodontk,
dan sebagainya.
 Kemudian melakukan ndakan
persiapan selanjutnya berupa preparasi
gigi penahan untuk sandaran oklusal,
perubahan kontur gigi untuk
penempatan lengan cengkeram, dan
lain-lain.
 Sebelum desain gigi ruan
ditetapkan, terlebih dahulu
dilakukan survei (surveying), yaitu
suatu prosedur
penentuan lokasi dan garis luar
(outline) dari kontur dan posisi gigi
penahan, serta jaringan mulut lainnya
pada model rahang.
 Penentuan hubungan rahang atas dan
rahang bawah, dibutuhkan galengan
gigit, yaitu galangan atau tanggul
yang terbuat dari malam dan
diletakkan di atas basis. Pada tempat
bekas galengan malam ini, kemudia
disusun elemen gigi ruan.
 Galengan gigit dimasukkan ke
dalam mulut, dan penderita diminta
untuk menutup mulutnya. Dengan cara
ini,
hubungan gigi diusahakan berada
dalam keadaan oklusi sentrik.
 Setelah itu, model rahang dipasang
pada arkulator atau okludator.
 Cengkeram, elemen ruan dan
lain-lain bagian protesa disusun
dan dibuat di atas model
sehingga
menghasilkan gigi ruan malam.

Gigi ruan malam lalu dicoba dalam
mulut dalam tahap percobaan dalam
mulut (try in).
 Pengecekan faktor-faktor estek,
retensi, stabilitas, oklusal, arkulasi,
dan sebagainya.
 Bila semua sudah baik dan betul,
gigi tuan malam lalu dicor dengan
resin akrilik.
 Setelah proses laboratorium, seper
penanaman model dalam kuvet
(asking), penghilangan malam
(boiling
out), penanaman resin (packing),
pemasakan resin (curing), pelepasan
gigi ruan dari kuvet
(deasking),
sampailah tahap penyelesaian
(nishing), dan pemolesan
(polishing).
 Pemasangan gigi ruan (ng
the denture
PENATALAKSANAAN GTSL
 Diawali dengan ndakan diagnosis
(suatu proses yang dilakukan untuk
menetapkan adanya suatu keadaan
yang dak wajar, meneli
abnormalitas serta menentukan
penyebabnya), dengan pencetakan
rahang yang
akan menghasilkan cetakan rahang.

Cetakan dicor dengan salah satu jenis
gips, dan akan menghasilkan
reproduksi posif berupa model
rahang
(cast).
 Setelah itu, melakukan tahapan
preparasi mulut (mouth preparaon)
dengan perawatan dan penambalan
gigi
yang sudah karies, ndakan bedah
termasuk pencabutan gigi,perawatan
ortodonk, periodonk endodontk,
dan sebagainya.
 Kemudian melakukan ndakan
persiapan selanjutnya berupa preparasi
gigi penahan untuk sandaran oklusal,
perubahan kontur gigi untuk
penempatan lengan cengkeram, dan
lain-lain.
 Sebelum desain gigi ruan
ditetapkan, terlebih dahulu
dilakukan survei (surveying), yaitu
suatu prosedur
penentuan lokasi dan garis luar
(outline) dari kontur dan posisi gigi
penahan, serta jaringan mulut lainnya
pada model rahang.
 Penentuan hubungan rahang atas dan
rahang bawah, dibutuhkan galengan
gigit, yaitu galangan atau tanggul
yang terbuat dari malam dan
diletakkan di atas basis. Pada tempat
bekas galengan malam ini, kemudia
disusun elemen gigi ruan.
 Galengan gigit dimasukkan ke
dalam mulut, dan penderita diminta
untuk menutup mulutnya. Dengan cara
ini,
hubungan gigi diusahakan berada
dalam keadaan oklusi sentrik.
 Setelah itu, model rahang dipasang
pada arkulator atau okludator.
 Cengkeram, elemen ruan dan
lain-lain bagian protesa disusun
dan dibuat di atas model
sehingga
menghasilkan gigi ruan malam.

Gigi ruan malam lalu dicoba dalam
mulut dalam tahap percobaan dalam
mulut (try in).
 Pengecekan faktor-faktor estek,
retensi, stabilitas, oklusal, arkulasi,
dan sebagainya.
 Bila semua sudah baik dan betul,
gigi tuan malam lalu dicor dengan
resin akrilik.
 Setelah proses laboratorium, seper
penanaman model dalam kuvet
(asking), penghilangan malam
(boiling
out), penanaman resin (packing),
pemasakan resin (curing), pelepasan
gigi ruan dari kuvet
(deasking),
sampailah tahap penyelesaian
(nishing), dan pemolesan
(polishing).
 Pemasangan gigi ruan (ng
the denture

c) Klasifikasi kehilangan gigi menurut om kennedy

Klasifikasi Kennedy

Terdapat beberapa metode klasifikasi sebagian lengkung rahang tidak

bergigi yang telah diusulkan dan digunakan hingga saat ini. Menurut Henderson

(1976), diperkirakan bahwa dalam suatu lengkung tunggal terdapat lebih dari
65.000 kombinasi gigi dan dan daerah tidak bergigi. Maka diperlukan sebuah

klasifikasi dasar untuk dapat mencukupi (Keating, 1991).

Metode klasifikasi dari Kennedy merupakan klasifikasi sebagian lengkung

rahang tidak bergigi yang paling banyak diterima saat ini. Maka memacu pada

pemakaian klasifikasi yang lebih umum, digunakan klasifikasi Kennedy dalam

penyusunan skripsi ini.

Klasifikasi Kennedy adalah klasifikasi yang pertama kali ditemukan oleh

dr. Edward Kennedy pada akhir tahun 1925. Klasifikasi ini bertujuan untuk

menggolongkan dan menggabungkan sebagian lengkung rahang yang tidak

bergigi (McGarry, 2002).

Klasifikasi Kennedy membagi semua lengkung rahang yang tidak bergigi

sebagian menjadi empat golongan besar berdasarkan sadel dan free end. Selain itu

daerah tidak bergigi juga dibedakan dalam tipe yang terbentuk sebagai daerah

modifikasi.

Klasifikasi Kennedy adalah sebagai berikut (McGarry, 2002):

Klas I : Daerah tidak bergigi bilateral yang letaknya pada bagian posterior dari

gigi asli yang masih tinggal pada bagian anterior (Bilateral free end)

Klas II : Daerah tidak bergigi unilateral pada bagian posterior dari gigi asli yang

masih tinggal (Unilateral free end)

Klas III.:.Daerah tidak bergigi unilateral dengan gigi asli yang tinggal pada bagian

anterior dan posterior (Bounded saddle)

Klas IV : Tunggal (single). Tetapi bilateral (memotong garis tengah), letak daerah

tidak bergigi pada daerah anterior saja, tetapi masih ada gigi pada

daerah posterior.

Anda mungkin juga menyukai