PENGERTIAN ESRD
Gambaran ketidakmampuan ginjal
dalam :
o Mengekskresi sisa hasil metabolisme
o Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
o Menghasilkan hormon hemopoietin
Pasien dengan status gizi buruk Pasien dengan status gizi kurang Pasien dengan status gizi normal
Gangguan Mengatur :
1. Tekanan darah
2. Metabolisme tulang
3. Produksi sel darah merah
Contoh :
Tidak mampu mengubah kondisi hipotensi, ginjal tidak mensekresi hormon renin gangguan merubah
angiotensinogen menjadi angiotensin II (merupakan vasoconstrictor potensial yg mengembalikan tekanan
darah kembali normal sehingga terjadi hipertensi)
Gangguan menghasilkan erythropoietin sum sum tulang kurang produksi sel darah merah
(pengangkut O2) kondisi anemia oleh karena penyakit
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 8
Itching Weakness
GFR < 15
NO URINE
MASALAH
OUTPUT Muscle Cramping Malaise
METABOLIK
MASALAH Changes in skin
waste products in Poor sleeping habits
ENDOKRIN colour
the blood
Increased skin
Fatigue
pigmentation
Loss appetite
gastrointestinal Malnutrisi
Weight Loss
problems
PATOFISIOLOGI • Etnik
• Riwayat keluarga CKD
• OTC painkiller : combine
Hipertensi
aspirin, acetaminophen, &
Glomerulonefritis
obat lain seperti ibuprofen
Masalah Lain
Diabetes
(mis, polycistic
Mellitus
ESRD peny ginjal, dll)
Causes include lupus,
ATS, PKD, cystinosis,
Diabetic nephropathy
occurs in 20% to 40% of
patients with diabetes, and
is a most likely causes of
end-stage renal disease
reported worldwide [5].
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 12
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 13
GGK stage 4
&5
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 14
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 15
DIALISIS
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 16
Pasien dapat memilih antara dialisis rawat jalan atau hemodialisis (HD) di rumah
(menggunakan conventional daily atau nocturnal dialysis)
Pilihan di rumah disebut Peritoneal Dialysis (PD) dan memilih suatu dialysis
peritoneal otomatis (APD), dlm bentuk yg disebut - continuous cyclic peritoneal
dialysis (CCPD) atau kombinasi keduanya
Pasien, keluarga dan dokter mengevaluasi terapi yg terbaik sesuai
kebutuhan pasien. Faktor penimbang sbb :
JALUR/AKSES HEMODIALISA
Dibuat akses permanen ke peredaran darah melalui
suatu fistula (prosedur operasi) yg menghubungkan
arteri dan vena
Bila peredaran darah fragile, dipasang graft
(artificial vessel) yg di implant dg prosedur operasi
Bila peredaran besar, di masukkan ke dlm fistula
atau graft sebelum setiap dialisis dan diubah
sampai dialisis lengkap
Akses temporer melalui subclavian kateter, sampai
akses permanen tersedia. Akses ini berisiko infeksi
Cairan HD dan kandungan elektrolit mirip dg
plasma normal
Produks sisa dan elektrolit bergerak dg difusi,
ultrafiltrasi dan osmosis dari darah ke dialisat dan
dibuang
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 18
PERITONEAL DIALYSIS
Menggunakan peritoneum – membran
semipermeable
Kateter di implant melalui abdomen
rongga peritoneal
Dialisat mengandung konsentrasi tinggi
dextrosa yg dialirkan ke dlm peritoneum,
membawa produk sisa dari darah melalui
membran peritoneal dan masuk ke dalam
dialisat, kmdn air bergerak secara osmosis.
Cairan ini dialihkan dan dikeluarkan, dan
cairan baru ditambahkan beberapa kali dlm
1 hari
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 20
DIALISIS
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 24
Malnutrisi Pasien HD
1
TRUE Kurang gizi karena asupan makan
MALNUTRITION kurang Atherosclerosis
(MIA)
2
INFLAMMTORY EFEK KATABOLIK HD Penurunan
CVD
MALNUTRITION somatic & visceral protein pool
1. Mencegah defisiensi dan mempertahankan status gizi baik & pertumbuhan (anak)
melalui asupan protein, energi, vit dan mineral yg adekuat
2. Kontrol edema & ketidakseimbangan elektrolit kontrol asupan Na, K, cairan
3. Mencegah atau memperlambat perkembangan osteodystrophy dengan
menyeimbangkan Ca, Ph, vit D dan PTH
4. Diet menarik sesuai dengan gaya hidup klien bila mungkin
5. Koordinasi pasien dg keluarga, dietisien, perawat dan dokter di unit akut, rawat
jalan atau perawatan
6. Memberikan edukasi gizi awal, konseling sec periodik dan monitoring jangka
panjang dengan tujuan pasien menerima cukup edukasi secara langsung dari
perawatan dan dietnya
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 29
Kebutuhan Gizi :
HEMODIALISA PERITONEAL DIALISIS
(CAPD/CCPD)
• Energi : 35 kal/kg BB ideal • Energi : 30-35 kal/kg BB ideal
• Protein : 1,2 g/kg BB ideal • Protein : 1,2 – 1,5 g/kg BB ideal
• Cairan : 750-1000 ml/hr + output urin • Cairan : 1000 ml/hr + output urin
• Na : 1,5 – 2 g/hari • Na : 1,5 – 4 g/hari
• K : 2-3 g/hr atau 40 mg/kg BBI • K : 3-4 g/hr
• Ph : 0,8 – 1,2 g/hari atau • Ph : 0,8 – 1,2 g/hari
< 17 mg/kg BBI
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 30
Protein
• Dialisis – menguras cadangan protein diperlukan asupan > dg paling sedikit 50% HBV
• Protein hilang 20-30 g selama 24 jam PD, dg rata-rata 1 g/hr
• Serum BUN dan Cr, gejala uremik & BB perlu dimonitor, dan lakukan penyesuaian dietnya
• Albumin bukan indikator protein makanan, tetapi sbg indikator inflammasi akut dan kronik
ESRD atau status gizi kurang. Hipoalbuminemia – multifaktor (gizi kurang, inflammasi &
derajat penyakit)
• Menjadi tantangan meningkatkan asupan protein sementara pasien uremia (merubah cita
rasa tmsk daging, bbrp tidak tahan thdp bau masakan daging)
• Biasanya klien msh dpt menerima telur, tofu dan daging putih
• Gunakan bumbu untuk atasi rasa daging, atau menghidangkan daging dg suhu kamar
• Suplementasi gizi dpt membantu & membatasi phosphat
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 31
Energi
• Asupan E harus cukup mencegah pemecahan protein & menjamin sintesis protein
• Tergantung pd status gizi dan tingkat stress, diberikan 25-40 kal/kg BB
• 75-90% asupan Na dikonsumsi dari makanan packing, dan hanya 10-25% yang
ditambahkan dlm pemasakan atau di atas meja
• Cara efektif mengurangi rasa haus menurunkan asupan Na
Kalium
• Dibatasi tergantung kadar K, output urin, obat dan frekuensi HD
• Perlu monitoring ketat : nilai lab, K dlm dialisat dan asupan K
• Saat konseling pasien HD dg diet rendah kalium – hati-hati menunjukan makanan rendah
Na krn biasanya mengandung KCl sebagai substitusi garam
• Bila dari riwayat gizi tdk menunjukan asalan naiknya K dlm darah periksa adekuasi
dialisis atau missed dialysis tratment (terlalu tinggi K dlm dialisis), peningkatan kadar
glukosa, asidosis, konstipasi, perdarahan GI, efek samping obat, transfusi darah, trauma
mayor, kemoterapi atau terapi radiasi.
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 36
Phospor
Tmsk memiliki molekul besar sulit dikeluarkan melalui dialisis dan tertahan di
plasma
Tingginya phosphat dalam darah berbanding lurus dg asupan protein (diet tinggi
protein) sulit melaksanakan pembatasan phospor
Mkn tinggi protein spt daging mengandung phospor tinggi dalam bentuk ATP,
selain susu dan olahannya, kacang kacangan dan legume
Merupakan tantangan untuk menyeimbangkan asupan
Sebagian besar pasien HD membutuhkan obat “phosphat binder” spt Ca
Carbonat, Ca acetat, sevelamer carbonat dll yg digunakan sec rutin setiap kali
makan atau snack. Efek samping jangka panjang : GI distress, diare atau gas,
konstipasi berat, perforasi, peritonitis, kematian
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 39
• Hipertrophy pada kelenjar parathyroid (yg bertanggung jwb thdp keseimbangan Ca)
• Over sekresi PTH meningkatkan resorbsi tulang (memberikan sumber Ca)
Lemak
Penyakit atherosklerosis cardiovaskular penyebab sebagian besar kematian
pasien dialisis
Pasien ESRD sering mempunyai profil trigliserida ↑ dg atau tanpa chol ↑
Kemungkinan akibat meningkatnya sintesis VLDL dan turunnya clearance
sebagaimana meningkatnya protein hewani
Terapi : diet rendah lemak dan obat
Kadar cholesterol rendah predictor mortalitas ESRD
Kadar cholesterol rendah krn asupan oral jelek & alat mendiagnosis malnutrisi
Perlu menghentikan obat penurun lemak bila pasien underweight atau malnutrisi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 45
Fe & Eritropoietin
Anemia pd ESRD :
• Kemampuan ginjal menurun menurun produksi EPO (menurun stimulasi sum sum
tulang menghasilkan sel darah merah)
• Meningkat destruksi sel darah merah untuk mensirkulasi uremia
• Darah banyak hilang saat dialisis atau sampling darah
Penggunaan EPO sintetik (rHuEPO – recombinant human EPO) perbaikan anemia
Efek samping EPO sintetik dg dosisi tinggi : risiko stroke, kejadian serangan jantung
dan kematian perlu monitoring dan keseimbangan kebutuhan
EPO sintetik meningkatkan sel darah merah 2,5 kali, hematokrit
Fe oral tidak efekftif dlm mempertahankan cadangan Fe, karenanya perlu
suplementasi Fe via IV.
Efek samping - alergi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 46
Pk.10,00 & Pk 16.00 Kue apem & kue putu mayang + sirup & madu
Total 6 p sumber energi 6 -7 p sumber protein
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 50
Parenteral
o Parenteral nutrition pd ESRD = PN untuk pasien malnutrisi (kandungan protein,
carbohydrates, dan lemak ttp berbeda dg vitamin dan mineral
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 52
Corticosteroids
Tekanan darah, insulin resistance, diabetes, hyperlipidemia
Infeksi
Muscle weakness malnutrisi
IMMUNOSUPPRESSANTS
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 55
Kebutuhan Gizi
6 Minggu post operasi
• Protein 1.2 - 1.5 g/kg BBI
• Energy intake 30 - 35 kcal/kg BBI cegah negative nitrogen balance
• Na dibatasi 2 – 3 g/hr meminimalkan retensi cairan & kontrol tekanan darah
Masa Penyembuhan
• Protein 1 g/kg BBI
• Energi cukup utk mempertahankan atau mencapai BB sesuai TB
• Diet rendah lemak bantu mengurangi komplikasi jantung
• Na sesuai retensi cairan dan tekanan darah
• Batasi K bila ada hiperkalemia
• Ca & Ph cukup (1200 mg/hr) & vitamin D3 (2000 IU/hr) mengurangi risiko efek
samping steroid. Suplementasi Ph bila ada hipophosphatemia
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 56
• Hidrasi perlu dimonitor krn ginjal recipient membutuhkan pembatas cairan sementara
pd dialisis. Kebutuhan tergantung dari urin output
• Jaga keamanan makanan, monitoring suhu makanan dan hindari mkn mentah
kondisi immunosupresi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 57
Antropometri :
BMI 20-25. BB interdialilis naik 5% dari BBK
Labolatorium :
Albumin ≥ 4 g/dl
Kalium 3.5-5.5 mEq/L
Phosfor 4-6 mg/dl
Kalsium 8.5-10.5 mg/dl
Gula darah 80-200 mg/dl, HbA1c <7 %
Kholesterol 150-250 mg/dl
HB 11-12 g/dl
Klinis/fisik :
Cukup otot dan simpanan lemak
Tekanan darah pada batas yang dapat diterima
Kapasitas fungsional optimal
Dietary :
Asupan 80% dari anjuran
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 62
MONEV
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 63
Serum albumin X
BMI X
BB interdialisis X
Serum Ca, P, K X
TIBC, transferin X
Serum bikarbonat X
Serum C-reaktif protein X
SGA X
Wawancara diet X
Profil lipid X
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 64