Anda di halaman 1dari 64

Yufrida Leni Fayakun, DMN, MPH

Yesi Herawati, S.Gz., M.Kes.,RD


Email: yesiagustian@yahoo.com
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 2

PENGERTIAN ESRD
 Gambaran ketidakmampuan ginjal
dalam :
o Mengekskresi sisa hasil metabolisme
o Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
o Menghasilkan hormon hemopoietin

KONSEKUENSI MASALAH GIZI


18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 3

KLASIFIKASI STADIUM PENYAKIT GINJAL KRONIK

STADIUM DESKRIPSI LFG*


1 Kerusakan ginjal >90
2 Penuirunan Fungsi Ginjal Ringan 60-89
3 Penuirunan Fungsi Ginjal Sedang 30-59
4 Penuirunan Fungsi Ginjal Berat 15-29
5 Gagal Ginjal <15**
*Laju Filtrasi Glomerulus (ml/menit/1.73 m2)
** Terapi pengganti (dialisis, transplantasi ginjal)

Tidak cukup mempertahankan hidup


18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 4

ALUR PENANGANAN PASIEN DENGAN CRI (CHRONIC RENAL


INSUFFICIENCY) DAN ESRD (END STAGE RENAL DISEASE
Pasien CRI/ESRD

Status gizi diketahui Tidak

Ya Tentukan Status Gizi

Ya Pasien kurang gizi Tidak

Pasien dengan status gizi buruk Pasien dengan status gizi kurang Pasien dengan status gizi normal

 Segera lakukan Monitor 3-6 builan sekali


 Cari penyebab gizi kurang
penanganan gizi  Lakukan penanganan
 Cari penyebab gizi buruk sesuai penyebab
 Lakukan penanganan
gizi buruk Diet sesuai anjuran/ optimal
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 5

Peran Fungsi Ginjal


18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 6

Masalah Gizi – Fungsi Ekskresi

1. Ketidakmampuan mengatur keseimbangan total air dalam tubuh :

 Gangguan keseimbangan inorganic-ion


 Gangguan ekskresi sisa hasil metabolisme & bahan kimia asing
 Gangguan memproduksi urea & selanjutnya mengeliminasinya

Pada kondisi starvasi lama atau puasa  mensintesa lactate,


2. pyruvate, amino acids, glycerol, free fatty acids, & beta-
hydroxybutyrate menjadi 45% energi baru dalam bentuk glukosa.
Kondisi ini tidak tercapai
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 7

Masalah Gizi – Fungsi Endokrin

Gangguan Mengatur :
1. Tekanan darah
2. Metabolisme tulang
3. Produksi sel darah merah

Contoh :
 Tidak mampu mengubah kondisi hipotensi, ginjal tidak mensekresi hormon renin  gangguan merubah
angiotensinogen menjadi angiotensin II (merupakan vasoconstrictor potensial yg mengembalikan tekanan
darah kembali normal sehingga terjadi hipertensi)

 Gangguan menghasilkan erythropoietin  sum sum tulang kurang produksi sel darah merah
(pengangkut O2)  kondisi anemia oleh karena penyakit
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 8

Masalah Gizi - Fungsi Metabolik

Gangguan dalam memproduksi vitamin D3-aktif

Uptake Ca di usus halus terganggu & tidak dapat mempertahankan


dan memperbaharui tulang
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 9

Kondisi medis CKD -5 – Masalah Gizi


Kondisi klinis Uremia

Itching Weakness
GFR < 15
NO URINE
MASALAH
OUTPUT Muscle Cramping Malaise
METABOLIK
MASALAH Changes in skin
waste products in Poor sleeping habits
ENDOKRIN colour
the blood
Increased skin
Fatigue
pigmentation

Loss appetite

gastrointestinal Malnutrisi
Weight Loss
problems

Masalah Gizi – inadekuat oral intake, perubahan GI, perubahan


BB yg tdk diharapkan, malnutrisi kronis
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 10

PATOFISIOLOGI • Etnik
• Riwayat keluarga CKD
• OTC painkiller : combine
Hipertensi
aspirin, acetaminophen, &
Glomerulonefritis
obat lain seperti ibuprofen

Masalah Lain
Diabetes
(mis, polycistic
Mellitus
ESRD peny ginjal, dll)
Causes include lupus,
ATS, PKD, cystinosis,

• Manifestasi kadang tidak spesifik & bervariasi


• Tidak ada parameter lab yang secara langsung menunjukkan
gejala
• Kondisi ESRD BUN > 100 mg/dl & creatinin 10-12 mg/dl
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 11

Diabetes Penyebab Utama ESRD, diikuti oleh hipertensi

Diabetic nephropathy
occurs in 20% to 40% of
patients with diabetes, and
is a most likely causes of
end-stage renal disease
reported worldwide [5].
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 12
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 13

MANAJEMEN MEDIS – Masalah Gizi

GGK stage 4
&5
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 14
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 15

DIALISIS
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 16

 Pasien dapat memilih antara dialisis rawat jalan atau hemodialisis (HD) di rumah
(menggunakan conventional daily atau nocturnal dialysis)
 Pilihan di rumah disebut Peritoneal Dialysis (PD) dan memilih suatu dialysis
peritoneal otomatis (APD), dlm bentuk yg disebut - continuous cyclic peritoneal
dialysis (CCPD) atau kombinasi keduanya
 Pasien, keluarga dan dokter mengevaluasi terapi yg terbaik sesuai
kebutuhan pasien. Faktor penimbang sbb :

o Kesanggupan keluarga membantu terapi o Kemampuan akses vascular


o Jenis suplai air di rumah o Rencana travel
o Operasi abdominal sebelumnya o Pertimbangan lain
o Karakteristik membran pasien
o Ukuran tubuh
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 17

JALUR/AKSES HEMODIALISA
 Dibuat akses permanen ke peredaran darah melalui
suatu fistula (prosedur operasi) yg menghubungkan
arteri dan vena
 Bila peredaran darah fragile, dipasang graft
(artificial vessel) yg di implant dg prosedur operasi
 Bila peredaran besar, di masukkan ke dlm fistula
atau graft sebelum setiap dialisis dan diubah
sampai dialisis lengkap
 Akses temporer melalui subclavian kateter, sampai
akses permanen tersedia. Akses ini berisiko infeksi
 Cairan HD dan kandungan elektrolit mirip dg
plasma normal
 Produks sisa dan elektrolit bergerak dg difusi,
ultrafiltrasi dan osmosis dari darah ke dialisat dan
dibuang
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 18

TREATMENT TERAPI HEMODIALISA

Superficial vein  Melalui sistem sirkulasi


From dialyzer
To dialyzer
 Akses : arteriovenous
fistula (AVF) atau
arteriovenous graft
Radial Arteriovenous
artery fistula (AVG)
 Dilaksanakan 2-3 kali
dlm seminggu @ 3-5
jam per treatment di
unit rawat jalan
Dialyzer  Terapi awal lebih
membrane
pendek

Fresh Constant Used dialyzing


dialyzing temperature solution
solution bath
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 19

PERITONEAL DIALYSIS
 Menggunakan peritoneum – membran
semipermeable
 Kateter di implant melalui abdomen 
rongga peritoneal
 Dialisat mengandung konsentrasi tinggi
dextrosa yg dialirkan ke dlm peritoneum,
membawa produk sisa dari darah melalui
membran peritoneal dan masuk ke dalam
dialisat, kmdn air bergerak secara osmosis.
Cairan ini dialihkan dan dikeluarkan, dan
cairan baru ditambahkan beberapa kali dlm
1 hari
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 20

Macam Peritoneal Dialysis


CAPD – continuous ambulatory peritoneal
 Dialisat keluar dlm peritoneum dan bertukar
secara manual dg gravity.
 Pertukaran cairan dialisa 4-5 kali/hari

APD – Automad Peritoneal Dialysis


 APD – treatment pertukaran dengan mesin pd mlm hari.
Selama siang hari kadang pasien menggunakan pertukaran
single dialisat pd rongga perut untuk periode lama, bisa jd
seharian.

CCPD - Continuous Cyclic Peritoneal Dialysis


 Penggunaan kombinasi antara APD dan CAPD memungkinkan
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 21

 Keuntungan PD : terhindar fluktuasi besar kimia darah, fungsi renal sisa


lebih lama, pasien mencapai gaya hidup normal
 Komplikasi : pritonitis, hipotensi (membutuhkan cairan & Na pengganti)
& BB bertambah
 Penambahan BB – absorbsi 400-800 kalori per hari dari cairan dialisa
 modifikasi asupan dan aktifitas
 Icodextrin (extraneal, Baxter) : sugar nonabsorbable (long–chain), dpt
digunakan untuk pasien DM dan yg kelebihan BB tanpa menimbulkan
komplikasi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 22

Cara Kerja Dialisis


18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 23

DIALISIS
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 24

Evaluasi Efektifitas Dialisis


 KINETIK MODELING : metode evaluasi efektifitas dialisis.
 Mengukur jumlah urea yang keluar antar periode dialisis
 Formula : Kt/V (K : urea clearance dializer, t : lama dialisis & V : total volume air)
 Idealnya menghasilkan paling banyak 1,4/HD atau 3,2/minggu. Perhitungan ini
kadang kompleks & seharusnya menggunakan komputer  lebih akurat
 Target Kt/V pada PD adalah 2 per minggunya (hitungan berbeda)
 Hitungan Kt/V dpt juga untuk menghitung profil protein-nirogen (PNA – protein
nitrogen appearance rate) : membandingkan dg balance nitrogen. Yg baik nilainya
0,8-1,4
 Perhitungan lain dg Urea Reduction Ratio (URR) : reduksi urea sebelum & setelah
dialisis. Bila reduksi ≥ 65%  dialisis baik. Perhitungan ini lebih cepat
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 25
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 26

Terapi Dialisa & Malnutrisi


Pumps
circulating  Loss protein  efek katabolik terapi HD
blood  Acidemia  ESRD
Semiper  Anoreksia  uremia
meable  Loss appetiete  toksin ginjal
membrane  Loss cadangan gizi
 Malnutrisi
Exchanges Pump  PICA (es, starch, dirt, flour, and aspirin)
Dialyzing fluid  Penambahan BB diantara dialisis

Chronic Long-term Dialysis :


Penyakit tulang, anemia, masalah endokrin  malnutrition jika tidak
dimonitor dengan baik
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 27

Malnutrisi Pasien HD

1
TRUE Kurang gizi karena asupan makan
MALNUTRITION kurang Atherosclerosis
(MIA)

2
INFLAMMTORY EFEK KATABOLIK HD  Penurunan
CVD
MALNUTRITION somatic & visceral protein pool

EVALUASI STATUS GIZI – PARAMETER BIOKIMIA, ANTROPOMETRI & FUNGSIONAL


18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 28

Tujuan Diet pada pasien HD


Intervensi Gizi (PGK stad V TKK < 15 ml/mt)

1. Mencegah defisiensi dan mempertahankan status gizi baik & pertumbuhan (anak)
melalui asupan protein, energi, vit dan mineral yg adekuat
2. Kontrol edema & ketidakseimbangan elektrolit  kontrol asupan Na, K, cairan
3. Mencegah atau memperlambat perkembangan osteodystrophy dengan
menyeimbangkan Ca, Ph, vit D dan PTH
4. Diet menarik sesuai dengan gaya hidup klien bila mungkin
5. Koordinasi pasien dg keluarga, dietisien, perawat dan dokter di unit akut, rawat
jalan atau perawatan
6. Memberikan edukasi gizi awal, konseling sec periodik dan monitoring jangka
panjang dengan tujuan pasien menerima cukup edukasi secara langsung dari
perawatan dan dietnya
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 29

Kebutuhan Gizi :
HEMODIALISA PERITONEAL DIALISIS
(CAPD/CCPD)
• Energi : 35 kal/kg BB ideal • Energi : 30-35 kal/kg BB ideal
• Protein : 1,2 g/kg BB ideal • Protein : 1,2 – 1,5 g/kg BB ideal
• Cairan : 750-1000 ml/hr + output urin • Cairan : 1000 ml/hr + output urin
• Na : 1,5 – 2 g/hari • Na : 1,5 – 4 g/hari
• K : 2-3 g/hr atau 40 mg/kg BBI • K : 3-4 g/hr
• Ph : 0,8 – 1,2 g/hari atau • Ph : 0,8 – 1,2 g/hari
< 17 mg/kg BBI
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 30

Protein
• Dialisis – menguras cadangan protein  diperlukan asupan > dg paling sedikit 50% HBV
• Protein hilang 20-30 g selama 24 jam PD, dg rata-rata 1 g/hr
• Serum BUN dan Cr, gejala uremik & BB perlu dimonitor, dan lakukan penyesuaian dietnya
• Albumin bukan indikator protein makanan, tetapi sbg indikator inflammasi akut dan kronik
ESRD atau status gizi kurang. Hipoalbuminemia – multifaktor (gizi kurang, inflammasi &
derajat penyakit)
• Menjadi tantangan meningkatkan asupan protein sementara pasien uremia (merubah cita
rasa tmsk daging, bbrp tidak tahan thdp bau masakan daging)
• Biasanya klien msh dpt menerima telur, tofu dan daging putih
• Gunakan bumbu untuk atasi rasa daging, atau menghidangkan daging dg suhu kamar
• Suplementasi gizi dpt membantu & membatasi phosphat
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 31

Energi
• Asupan E harus cukup  mencegah pemecahan protein & menjamin sintesis protein
• Tergantung pd status gizi dan tingkat stress, diberikan 25-40 kal/kg BB

Keseimbangan Cairan & Na


• Kemampuan ginjal terkait Na & air perlu dinilai sesering mungkin via pengukuran tekanan
darah, edema, penambahan cairan, serum Na dan asupan makan
• Mayoritas pasien dialisis perlu membatasi asupan Na dan cairan
• Kelebihan asupan Na  meningkatkan rasa haus, penambahan cairan dan hipertensi
• Bila ada jumlah urin sedikit  batasi asupan Na
• Pasien HD mengatur asupan Na & cairan agar penambahan cairan 2-3 kg antara dialisis
• Goal : penambahan cairan < 4% BB
• Asupan Na 65-87 mEq (1500-2000 mg)/hari  no salt dlm pemasakan, di meja dan
bahan pengawet
• Asupan cairan 750 ml/hr + urin output. Cairan dlm mkn padat tdk dihitung. Estimasi 500-
800 ml/hr = hitungan insensible water
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 32

• 75-90% asupan Na dikonsumsi dari makanan packing, dan hanya 10-25% yang
ditambahkan dlm pemasakan atau di atas meja
• Cara efektif mengurangi rasa haus  menurunkan asupan Na

Tip’s dan Trik mengurangi garam


dalam margarine
• Campur mentega/margarine dengan air dalam panci atau penggorengan,
perbandingan mentega dengan air berkisar 1: 1
• Rebus hingga mentega/margarie lumer dan aduk-aduk
• Matikan kompor , biarkan dingin dan mentega kembali membeku
• Buanglah air rebusan yang berada dibawah mentega/margarine
• Kita sudah mendapatkan mentega/margarine bebas dari garam
PASIEN HEMODIALISIS
HARUS MENGONTROL ASUPAN AIR
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 34

Tip's untuk mengendalikan air minum

• Karena asupan cairan harus dibatasi maka masukan


air kadalam botol sesuai kebutuhan sehari. Setiap
kali minum dari botol
• Untuk mengatasi rasa haus cobalah permen, 1 slice
jeruk manis, permen, air dingin/batu es,
berkumur,atau mandi
• Kurangi garam, gunakan bumbu-bumbu.
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 35

Kalium
• Dibatasi tergantung kadar K, output urin, obat dan frekuensi HD
• Perlu monitoring ketat : nilai lab, K dlm dialisat dan asupan K
• Saat konseling pasien HD dg diet rendah kalium – hati-hati menunjukan makanan rendah
Na krn biasanya mengandung KCl sebagai substitusi garam
• Bila dari riwayat gizi tdk menunjukan asalan naiknya K dlm darah  periksa adekuasi
dialisis atau missed dialysis tratment (terlalu tinggi K dlm dialisis), peningkatan kadar
glukosa, asidosis, konstipasi, perdarahan GI, efek samping obat, transfusi darah, trauma
mayor, kemoterapi atau terapi radiasi.
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 36

Sayur & Buah Tinggi Kalium

• Daun pepaya 50 g/saji 302 mg


• Bayam 50 g/ssaji 208 mg
• Kentang 200 g/saji 792 mg
• Melon 190 g/saji 515 mg
• Alpukat 50 g/saji 118 mg
• Pisang 50 g/saji 218 mg
• Duku 80 g/saji 186 mg
• Durian 35 g/saji 210 mg Kalium :
• Tinggi bila >201 mg/saji
• Tomat 100 g/saji 242 mg
• Sedang bila 101-200 mg/saji
• Susu bubuk 20 g/saji 240 mg
• Rendah bila < 100 mg/saji
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 37

Tip”s dan Trik Mengurangi Kalium


Bahan Makanan

• Potong-potong bahan makanan (sayur & buah)


• Rendam bahan makanan selama 2 jam dengan air hangat, air rendaman 1:
10
• Buang air rendaman, cuci di air yang mengalir
• Masak bahan makanan dengan air, banyaknya air 5 kali bahan makanan
• Pada buah untuk menambah rasa, tambahkan gula, daun pandan, kayu
manis, daun jeruk seperti kita membuat koktil buah
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 38

Phospor
 Tmsk memiliki molekul besar  sulit dikeluarkan melalui dialisis dan tertahan di
plasma
 Tingginya phosphat dalam darah berbanding lurus dg asupan protein (diet tinggi
protein)  sulit melaksanakan pembatasan phospor
 Mkn tinggi protein spt daging mengandung phospor tinggi dalam bentuk ATP,
selain susu dan olahannya, kacang kacangan dan legume
 Merupakan tantangan untuk menyeimbangkan asupan
 Sebagian besar pasien HD membutuhkan obat “phosphat binder” spt Ca
Carbonat, Ca acetat, sevelamer carbonat dll yg digunakan sec rutin setiap kali
makan atau snack. Efek samping jangka panjang : GI distress, diare atau gas,
konstipasi berat, perforasi, peritonitis, kematian
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 39

Calcium & Hormon Parathyroid


 Kemampuan mempertahankan keseimbangan phosphor calcium disulitkan dengan
kontrol Ca & PTH
 Penurunan fungsi ginjal  kadar Ca rendah, karena :
• Kemampuan ginjal turun dlm mengubah inaktifitas vit D menjadi bentuk aktifnya
1,25-(OH)2D3  absorbsi GI Ca rendah
• Kebutuhan Ca darah meningkat sebagaimana serum phosphat yg meningkat

• Hipertrophy pada kelenjar parathyroid (yg bertanggung jwb thdp keseimbangan Ca)
• Over sekresi PTH meningkatkan resorbsi tulang (memberikan sumber Ca)

Penyakit tulang metabolik – renal osteodystrophy


18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 40

Pengelolaan tulang pd ESRD : balans antara phosphor mkn, penggunaan


pengikat phosphat dan vit D analog, phosphat yg dibuang saat dialisis dan
monitoring intens
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 41

PHOSPOR & KALSIUM….?


• Umumnya pasien HD Phospor dibatasi
• Perlu obat pengikat , karena diit tinggi protein  tinggi phospor
• Konsumsi protein tinggi fosfor dikurangi sebagai contoh salmon,
kerang, keju, kacang2an seperti almond, daging babi.
• Kalsium tinggi  perlu minum susu tinggi kalsium rendah Phospor
(susu khusus HD)
• Dianjurkan lebih sering telur terutama putihnya serta hasil
olahan nya dan ayam
• Perlu suplementasi kalsium, pada umumnya bahan makanan
sumber calsium mengandung phospor tinggi  kecuali keong ,
rebon
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 42

PHOSPOR DAN KALSIUM


• Phospor adalah mineral yang penting bagi tubuh dan berhubungan
dengan kalsium  harus seimbang
• Ginjal sehat  kelebihan phospor akan dibuang
• PGK  Phospor menumpuk dalam tubuh
• PGK  Penyerapan kalsium berkurang

• Jika phospor tinggi dalam darah


 memicu kalsium keluar dari tulang
 Tulang menjadi keropos dan rapuh
 menumpuk di kulit  gatal
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 43

KANDUNGAN KALSIUM DAN FOSFOR


DALAM 100 gram BAHAN MAKANAN
Bahan Makanan Kalsium (mg) Fosfor (mg)
Tempe 155 326
Tahu 223 183
Bayam 150 35
Tepung susu 904 694
Ikan mujaer 96 209
Teri segar 500 500
Rebon kering 2306 265
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 44

Lemak
 Penyakit atherosklerosis cardiovaskular  penyebab sebagian besar kematian
pasien dialisis
 Pasien ESRD sering mempunyai profil trigliserida ↑ dg atau tanpa chol ↑
 Kemungkinan akibat meningkatnya sintesis VLDL dan turunnya clearance
sebagaimana meningkatnya protein hewani
 Terapi : diet rendah lemak dan obat
 Kadar cholesterol rendah  predictor mortalitas ESRD
 Kadar cholesterol rendah  krn asupan oral jelek & alat mendiagnosis malnutrisi
 Perlu menghentikan obat penurun lemak bila pasien underweight atau malnutrisi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 45

Fe & Eritropoietin
 Anemia pd ESRD :
• Kemampuan ginjal menurun  menurun produksi EPO (menurun stimulasi sum sum
tulang menghasilkan sel darah merah)
• Meningkat destruksi sel darah merah untuk mensirkulasi uremia
• Darah banyak hilang saat dialisis atau sampling darah
 Penggunaan EPO sintetik (rHuEPO – recombinant human EPO)  perbaikan anemia
 Efek samping EPO sintetik dg dosisi tinggi : risiko stroke, kejadian serangan jantung
dan kematian  perlu monitoring dan keseimbangan kebutuhan
 EPO sintetik  meningkatkan sel darah merah 2,5 kali, hematokrit
 Fe oral tidak efekftif dlm mempertahankan cadangan Fe, karenanya perlu
suplementasi Fe via IV.
 Efek samping - alergi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 46

 Serum ferritin sebagai indikator status Fe pd gagal ginjal


 Pasien yg menerima transfusi & yg persediaan extra Fe tinggi  tinggi serum ferritin
(800 – 5000 ng/ml) N wanita 68 ng/ml dan laki-laki 150 ng/ml
 Pasien dg EPO harus menjaga ferritin 300 – 800 ng/ml. Bila ferritin di bawah 100
ng/ml, Fe IV diberikan
 Transferin saturasi indikator status Fe & harus pd level 25-30%
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 47

Vitamin Larut Air


 Banyak hilang saat dialisis
 Asam ascorbic & sebagian besar vitamin B hilang melalui dialisat. Jumlahnya sama
dengan yg hilang melalui urin
 Anjuran folat disuplementasi 1 mg/hr berdasarkan extra loss
 Vit B12 terikat oleh protein  loss minimal selama dialisis
 Perubahan metabolisme dan fungsi ekskresi mempengaruhi pemberian obat juga
kadar vitamin
 Absorbsi vit di GI menurun pd kondisi uremia. Toksin uremia mengganggiu aktivitas
vitamin  menghambat pyridoksin
 Pembatasan Ph dan K dari buah dan sayur  asupan vit rendah
 Diet pasien dialisis  rendah folat, niacin, riboflavin dan vit B6. ditambah lagi dg
episode anoreksia
 Management : suplementasi vit B (Nephrocaps, Renavite, Dialyvite, Folbee Plus,
and Renal Ca)
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 48

Contoh Perhitungan Diet & Menu Pasien HD


Pria TB=167 cm, BBI= 60.3 kg, umur 40 th

Kebutuhan Energi : 35 Kcal/kgBBI = 2100 Kcal


Kebutuhan Protein :1.2 gr/kgBBI = 72 gr, 50% HBV 36 gr protein hewani
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 49

Pagi : Roti isi jam 80 gr 1p sumber energi


Telur rebus 60 gr 1p sumber protein

PK. 10.00 : Kue –kue + sirup ½ P sumber energi

Siang : Nasi 200 gr 2p sumber energi


Ikan pepes 50 gr 1p sumber protein
Daging empal 50 gr 1p sumber protein
Tempe tumis 50 gr 1p sumber protein
Cap cay goreng 50 gr ½ p sumber vitamin dan mineral
Apel 100 gr 1p sumber vitamin dan mineral

PK.16.00 : Kue-kue + madu 2 sdm ½ P sumber energi

Malam: Nasi 200 gr 2p sumber energi


Ayam Goreng 80 gr 2 p sumber protein
Tahu bacem 50 gr ½ sumber protein
Cah wortel 50 gr ½ sumber vit dan mineral
Pepaya 100 gr 1p sumber vit dsn mineral

Pk.10,00 & Pk 16.00 Kue apem & kue putu mayang + sirup & madu
Total 6 p sumber energi 6 -7 p sumber protein
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 50

BAGAIMANA MEMENUHI KEBUTUHAN…..?


PROTEIN NABATI
• Tahu, tempe
• 2-3 porsi sehari
PROTEIN HEWANI
 Ayam, daging, susu, telur,
ikan sesuai jumlah sehari
 3-4 porsi sehari
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 51

Nutrition Support in End-Stage Renal Disease


Enteral Tube Feeding
o Gunakan formula standar, krn formula renal – kandungan rendah protein dan vit
mineral

Suplementasi Protein Oral selama Dialisis


o Mengganti protein otot, katabolisme selama dialisis
o Penelitian – mengurangi mortalitas ttp tidak meningkatkan albumin

Parenteral
o Parenteral nutrition pd ESRD = PN untuk pasien malnutrisi (kandungan protein,
carbohydrates, dan lemak ttp berbeda dg vitamin dan mineral
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 52

o Folate, pyridoxine, & biotin harus di suplementasi


o Vitamin A tidak diberikan sec parenteral, kecuali retinol-binding protein dimonitor
setiap HD
o Karena tidak ada vitamin parenteral yg didisain dg gagal ginjal  preparat vitamin
standar diberikan
o Sedikit sekali informasi terkait suplementasi trace mineral parenteral yg dpt
digunakan.
o Monitoring ketat dari kadar mineral darah diperlukan, terutama zinc, chromium, &
magnesium
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 53

Transplantasi Ginjal - Dampak


1. FASE AKUT – POST TRANSPLANT

 Corticosteroids
Tekanan darah, insulin resistance, diabetes, hyperlipidemia

 Infeksi
Muscle weakness malnutrisi

2. FASE KRONIK – POST TRANSPLANT

Anemia, kanker, CVD, infeksi, diabetes, obesitas, neurological,


osteoporosis, komplikasi paru
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 54

IMMUNOSUPPRESSANTS
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 55

Kebutuhan Gizi
6 Minggu post operasi
• Protein 1.2 - 1.5 g/kg BBI
• Energy intake 30 - 35 kcal/kg BBI  cegah negative nitrogen balance
• Na dibatasi 2 – 3 g/hr  meminimalkan retensi cairan & kontrol tekanan darah

Masa Penyembuhan
• Protein 1 g/kg BBI
• Energi cukup utk mempertahankan atau mencapai BB sesuai TB
• Diet rendah lemak  bantu mengurangi komplikasi jantung
• Na sesuai retensi cairan dan tekanan darah
• Batasi K bila ada hiperkalemia
• Ca & Ph cukup (1200 mg/hr) & vitamin D3 (2000 IU/hr)  mengurangi risiko efek
samping steroid. Suplementasi Ph bila ada hipophosphatemia
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 56

• Hidrasi perlu dimonitor krn ginjal recipient membutuhkan pembatas cairan sementara
pd dialisis. Kebutuhan tergantung dari urin output
• Jaga keamanan makanan, monitoring suhu makanan dan hindari mkn mentah 
kondisi immunosupresi
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 57

Modifikasi Diet sesuai nilai Lab


Subs Nilai Normal Fungsi Modifikasi Diet
tansi (Dialisis)
Na 135-145 mEq/L • Tdpt pd garam & mkn pengawet Tinggi
• Bila minum banyak akan melarutkan • Cek status cairan.
Na & Na serum rendah • Bila penambahan cairan tinggi  kurangi
• Bila intake tinggi Na & tdk banyak asupan Na
minum  Na tinggi • Bila penambahan cairan rendah 
• Bila asupan Na dan cairan >  pastikan sekitar 1,5 kg diantara dialisis
meningkatkan tekanan darah  (atau < 4% BB) & ini bukan dehidrasi
beban cairan, edema paru dan (jarang terjadi)
gagal jantung Rendah :
• Penambahan cairan rendah  asupan
cairan dan Na dikurangi
• Cek status cairan  mungkin klien minum
banyak
• Batasi penambahan BB < 4% BB antara
dialisis & minta klien untuk makan sedikit
makan bergaram & batasi cairan sampai 3
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 58

Modifikasi Diet sesuai nilai Lab


Subs Nilai Normal Fungsi Modifikasi Diet
tansi (Dialisis)
K 3,5-5,5 mEq/L • Tdpt pd sebagian besar mkn tinggi Tinggi
protein, susu, buah dan sayur • Pastikan bahwa tanpa sebab spt
• Mempengaruhi otot, khususnya perdarahan GI, trauma atau efek samping
jantung obat
• Kadar tinggi – jantung berhenti • Minta klien menghindari mkn dg 250
• Kadar rendah – gejala lemah otot mg/porsi dan batasi asupan perhari
dan fibrilasi atrial sampai 2000 mg
• Pertimbangkan menurunkan K dalam
dialisat.
• Cek kembali kadar darah stlh tratment
Rendah :
• Tambahkan 1 makanan tinggi K/hari & cek
kembali kadar darah.
• Pertimbangkan menambahkan K dlm
dialisat bila tidak berhasil dr makanan
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 59

Modifikasi Diet sesuai nilai Lab


Subs Nilai Normal Fungsi Modifikasi Diet
tansi (Dialisis)
BUN 50 - 100 mg/dl • Produk sisa dari pemecahan protein Tinggi
• Tidak seperti creatinin, BUN • klien kmgkn underdialisis. Cek efektifitas
dipengaruhi oleh jumlah protein dr dialisis (eKt/V). Cek nPNA
mkn Rendah :
• Dialisis membuang urea nitrogen • Bisa juga olehkarena underdialisis
• Atau karna klien tidak makan (gejala
uremik)
• Juga krn hilang masa otot
Creat < 15 mg/dl • Normal sisa produk pemecahan otot • Dialisis secara normal mengontrol creatinin
inin • Nilai ini dikontrol dg dialisis • Rendah  dialisis baik atau masa otot
• Nilai tinggi karena tidak dialisis dlm kecil
24 jam/hari, 7 hari dlm seminggu • Cek urea clearance selama dialisis untuk
menilai efektifitas dialisis
• Bila ada penurunan BB  otot dipecah 
creatinin tinggi. Pasien perlu asupan lebih
banyak P dan E
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 60

Modifikasi Diet sesuai nilai Lab


Subs Nilai Normal Fungsi Modifikasi Diet
tansi (Dialisis)
URR Diatas 65% • Mengukur reduksi urea yg terjadi Tidak ada modifikasi diet, tetapi
atau 0,65 selama dialisis katabollisme dan anabolisme akan
• Hitungan : (BUN postdialisis – mempengaruhi nilai,  sesuaikan dengan
predialisis)/ BUN predialisis x 100% Kt/V dan keseimbangan urea clearance
selama dialisis
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 61

INTERVENSI DIET, TARGET TERUKUR


PADA PGK DENGAN HEMODIALISIS

Antropometri :
BMI 20-25. BB interdialilis naik 5% dari BBK
Labolatorium :
Albumin ≥ 4 g/dl
Kalium 3.5-5.5 mEq/L
Phosfor 4-6 mg/dl
Kalsium 8.5-10.5 mg/dl
Gula darah 80-200 mg/dl, HbA1c <7 %
Kholesterol 150-250 mg/dl
HB 11-12 g/dl
Klinis/fisik :
Cukup otot dan simpanan lemak
Tekanan darah pada batas yang dapat diterima
Kapasitas fungsional optimal
Dietary :
Asupan 80% dari anjuran
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 62

MONEV
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 63

Monitoring Hasil Laboratorium Pasien HD


Pemeriksaan Lab 1 bulan 3 bulan 3–6 bulan 6 bulan

Serum albumin X
BMI X
BB interdialisis X
Serum Ca, P, K X
TIBC, transferin X
Serum bikarbonat X
Serum C-reaktif protein X

SGA X
Wawancara diet X
Profil lipid X
18/11/2021 Bahan Ajar Dietetika Lanjut - D4 Gizi Bandung 64

Anda mungkin juga menyukai