Anda di halaman 1dari 18

BAB.

XIV (JOB SHEET XIV)


KONSOLIDASI (CONSOLIDATION)

CAPAIAN PEMBELAJARAN :
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat melaksanakan pengujian
Konsolidasi Satu Dimensi (One Dimensional Consolidation) dengan prosedur yang
benar, menggambarkan kurva konsolidasi dari masing-masing tahap pembebanan
dan menghitung Koefisien Konsolidasi (Cv) berdasarkan cara Casagrande dan cara
Taylor, menghitung dan menggambarkan kurva hubungan antara perubahan angka
pori terhadap tegangan efektif (P') dengan skala semilog,menggambarkan garis
konsolidasi laboratorium dan lapangan, menghitung Indek Pemampatan tanah (Cc)
serta menggambarkan dan menetapkan tegangan prakonsolidasi (Pc).

14.1 PENDAHULUAN
Peristiwa konsolidasi dapat didefenisikan sebagai proses mengalirnya air
keluar dari ruang pori tanah jenuh dengan kemampuan lolos air (permeabilitas)
rendah, yang menyebabkan terjadinya perubahan volume, sebagai akibat adanya
tegangan vertikal tambahan yang disebabkan oleh beban luar.
Bila tanah jenuh dibebani, maka seluruh beban/tegangan tersebut mula-mula
akan ditahan oleh masa air yang terperangkap dalam ruang pori tanah. Hal ini terjadi
karena air bersifat tidak mudah dimampatkan (incompressible), sebaliknya struktur
butiran tanah bersifat dapat dimampatkan (compressible). Tegangan air yang timbul
akibat pembebanan disebut tegangan air pori lebih (excess pore pressure) dan jika
tegangan ini lebih besar dari tegangan hidrostatik, maka air akan mengalir keluar
secara perlahan-lahan dari ruang pori tanah. Seiring dengan keluarnya air, tegangan
akibat pembebanan secara berangsur-angsur dialihkan dan pada akhirnya akan
ditahan seluruhnya oleh kerangka butiran tanah. Kejadian diatas diikuti dengan
proses merapatnya butiran-butiran tanah tersebut satu sama lainyang mengakibatkan
terjadinya perubahan volume (deformasi), yang besar-nya kurang lebih sama dengan
volume air yang keluar.

1
Kecepatan perubahan volume pada proses konsolidasi selain bergantung pada
besar tegangan vertikal tambahan, juga sangat ditentukan oleh kemampuan lolos air
(permeabilitas) tanah. Pada tanah pasir/berpasir yang biasanya mem-punyai
koefisien permeabilitas tinggi, waktu yang diperlukan untuk proses konsolidasi
terjadi relatif cepat, sehingga pada umumnya tidak perlu diperhatikan.
Sebaliknya pada tanah-tanah lempung, terutama yang nilai permeabilitasnya
sangat rendah, proses konsolidasi akan berlangsung dalam selang waktu yang lebih
lama, sehingga sangat perlu untuk diperhatikan.
Tujuan pengujian ini meliputi penentuan kecepatan dan besarnya penurunan
konsolidasi tanah (rate and magnitude of settlement consolidation) yang ditahan
secara lateral akibat pembebanan dan pengaliran air secara vertikal.
Kecepatan penurunan dinyatakan dalam Koefisien Konsolidasi (Consolidation
Coefficient) Cv sedangkanuntuk menggambarkan besarnya penurunan, digunakan
Indek Pemampatan (Compression index) Cc.
Kegunaan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
besaran kecepatan dan penurunan pondasi bangunan yang didirikan diatas tanah
lempung jenuh.

14.2 PERALATAN
1. 1 (satu) unit alat konsolidasi yang terdiri dari :
- Sistem pembebanan (loading device), yang dapat menimbulkan beban
vertikal pada benda uji secara konstan dalam waktu yang relatif lama,
dengan ketelitian 1% dari beban total serta peningkatan beban dapat
dilakukan dalam waktu kurang dari 2 (dua) menit tanpa menimbulkan efek
tumbukan.
- Sel konsolidasi (consolidometer), terdiri dari cincin konsolidasi yang cukup
kaku dan terbuat dari bahan yang tidak mudah berkarat, serta permukaan
dinding bagian dalamnya harus licin untuk menghindari efek gesekan.
- Batu berpori dengan diameter yang lebih kecil 0,20mm dari diameter dalam
cincin, serta ukuran bukaan ruang pori yang cukup halus untuk menjamin
agar tanah tidak tertekan masuk kedalam ruang pori pada saat pembebanan.
2. Peralatan untuk membuat benda uji, termasuk cincin untuk mengambil sampel
tanah, pisau/spatula, serta extruder.
3. Arloji pengukur deformasi (extensiometer), ketelitian minimal 0,002 mm
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
5. Peralatan yang diperlukan untuk penentuan kadar air
6. Pengukur waktu (stopwatch).

14.3 BENDA UJI


1. Bersihkan cincin konsolidasi, ukur diameter kemudian timbang dan catat
beratnya, gunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
2. Benda uji dapat dicetak langsung dari tabung sampel, dengan menggunakan alat
pengeluaran sampel tanah (extruder), dimana diameter luar cincin konsolidasi
harus lebih kecil minimal 6,00 mm dari diameter dalam tabung sampel. Jika
benda uji akan diambil dari sampel kubus, hal ini harus dilakukan dengan
penekanan secara hati-hati. Cara penumbukkan tidak dianjurkan, untuk
menghindari terganggunya struktur tanah benda uji
3. Kedua bidang permukaan benda uji harus benar-benar rata dan tegak lurus
terhadap poros cincin konsolidasi
4. Mengukur tinggi dan timbang serta mencatat berat benda uji dalam cincin
konsolidasi
5. Menggambil sisa-sisa tanah bekas potongan yang cukup representatif untuk
dihitung kadar airnya dan mencari pula berat jenis (Gs) dan Indek plastisitasnya
(IP).

14.4 PROSEDUR PENGUJIAN


1. Memasang kertas saring dan batu berpori yang telah dijenuhkan sebelumnya
pada kedua sisi permukaan benda uji yang telah dipersiapkan pada langkah
penyiapan benda uji diatas,lalu meletakkan ke dalam sel konsolidasi.
2. Memasang alat penumpu diatas batu berpori sehingga bagian atasnya me-
nyentuh tepat pada sistem pembeban, kemudian berikan pembebanan awal
(seating pressure) sebesar 0,05kg/cm², serta mengatur arloji pengukur
deformasi
pada posisi pembacaan awal. Untuk benda uji yang terdiri dari jenis tanah
lempung sangat lunak, beban awal yang diberikan adalah 0,025 kg/cm² atau
kurang.
3. Sebelum dibebani, menjenuhkan benda uji terlebih dahulu dengan meng-isikan
air pada sel konsolidasi dan dibiarkan selama 24 jam. Jika benda uji berupa
jenis tanah expansif, penambahan air baru dilakukan pada pembacaan 1 (satu)
menit setelah pembebanan pertama.
4. Memasang beban pertama sehingga tegangan yang bekerja pada benda uji
sebesar 0,25 kg/cm². Mencatat perubahan arloji deformasi pada menit-menit
ke: 0,25; 1; 2,25; 4; 6,25; 9; 12,25; 16; 25; 36; 49; 64; 81; 100
Menghentikan pembacaan pada saat pembacaan arloji deformasi telah
menunjukkan angka yang tetap atau dengan perubahan yang relatif sangat kecil,
biasanya sekitar 24 jam. Jika memungkinkan sebaiknya melalukan pembacaan
pada jam-jam antara tertentu.
5. Mencatat pembacaan terakhir dari arloji deformasi dan memberikan beban
berikutnya dengan rasio peningkatan beban (Load Increment Ratio - LIR) = 1,
sebagai contoh bila beban pertama adalah 0,25kg/cm², maka dengan LIR = 1,
beban kedua adalah 0,50kg/cm².
6. Mengulangi langkah (4) dan (5) diatas, hingga beban terakhir pada pengujian
menimbulkan tegangan sebesar 16,00kg/cm². Pemberian beban maksimum
sebetulnya tergantung pada kebutuhan, yaitu sebesar beban yang diperkirakan
akan bekerja pada lapisan tanah tersebut.
7. Pada akhir pembebanan maksimum, mengurangi beban paling sedikit dalam 2
(dua) tahap, sampai mencapai beban awal. Misalnya jika pembebanan pertama
dan terakhir masing-masing sebesar 0,25 kg/cm² dan 8,00 kg/cm², maka
lakukanlah pengurangan beban mulai dari 8,00 kg/cm² menjadi 4,00 kg/cm²
kemudian 0,25 kg/cm². Pada setiap tahap pengurangan beban, membiarkan
benda uji berada dibawah tekanan sekurang-kurangnya selama 5 (lima) jam
kemudian membaca dan mencatat perubahan (pengembangan) dari arloji
deformasi.
8. Mengeluarkan benda uji dalam cincin dari sel konsolidasi, timbang beratnya,
kemudian mengeringkan di dalam oven, menimbang kembali beratnya
sekaligus mencari kadar airnya.

14.5 PERHITUNGAN DAN PELAPORAN


1. Menggambarkan kurva hubungan antara penurunan kumulatif terhadap waktu
berdasarkan cara Casagrande atau cara Taylor.
Cara Casagrande (Log-Time Methode, 1940):

D
I1
Penurunan kumulatif

B I2
C

Derajat
E
F

konsolidasi U [%]
A

Waktu t [menit] - skala semi-

Gambar 14.1 Menentukan t50 dengan Metode Casagrande

- Setiap beban yang diberikan pada saat teskonsolidasi dihasilkan 1 (satu)


kurva ΔH vs log t (Lihat Gambar 14.1)
- Menentukan R0, R50, R100, t50, t100dengan carasebagai berikut:
• Memperpanjang 2 (dua) bagian kurva yang lurus (pada pemampatan
konsolidasi primer dan sekunder) hingga berpotongan di titik A
• Ordinat dari titik A = R100, R100 adalahpemampatan di akhir konsolidasi
primer (U = 100%)
• Absis dari titik A = t100, t100 adalah waktu berakhirnya konsolidasiprimer
• Pada bagian awal dari kurva yang berbentuk parabola, menentukan 1
(satu) titik (misalnya : Titik B) yang mempunyai absis t1
• Melalui titik B, membuat garis datar I1
• Menentukan satu titik lagi pada kurva (misalnya : Titik C) yang mempunyai
absis t2 = 4t1
• Melalui titik C, membuat garis datar I2
• Mengukur jarak vertikal antara garis I1 dan I2, misalnya : a, terdapat jarak
a dari garis I1, buat garis datar hinggamemotong sumbu ordinat di titik D
• Ordinatdari titik D adalah Ro, Ro = kondisi pada saat derajat konsolidasi
U = 0%
• Untuk menentukan t50 dengan caramenentukan titik tengah antara R0dan
R100 (misalnya : titik E) dan membuat garis datar melalui titik E hingga
memotong kurva di titik F
• Absis dari titik F adalah t50.
Cara Taylor (Square Root-Time Methode, 1942) :

A
Penurunan kumulatif

Derajat
D
B C

Waktu -t C D

Gambar 14.2 Menentukan t90 dengan Metode Taylor

- Setiap beban yang diberikan pada saat tes konsolidasi menghasilkan 1 (satu)
kurva Δh vs √t (Lihat Gambar 14.2)
- Menentukan R0 dan t90dengan carasebagai berikut:
• Bagian yang lurus dari kurva diperpanjangsampai memotong sumbu
ordinat di titik A
• Perpotongan di titik Aadalah R0, R0= derajat konsolidasiU = 0%
• Buat garis datar BC (atau 0C’) dan tentukan panjangnya
• Perpanjang garis BC dan tentukan titik D, sedemikian rupa sehingga
panjang CD = 0,15 x panjang BC, [BD = 1,15 x BC] atau panjang 0D’ =
1,15 x panjang 0C’
• Mengbungkan titik A dan D hingga memotong kurva di titik E
• Absis dari titik E = √t90 dan harga t90 = (√t90)²
• Letak teoritis derajat konsolidasi U = 100% pada R 100 dapat dicari dengan
cara interpolasi jarak d0 dan d90.

2. Hubungan Derajat Konsolidasi (U%) dengan Faktor Waktu (Tv)

Tabel 14.1 Tabel hubungan derajat konsolidasi (U%) dengan faktor waktu (Tv)
U (%) Tv U (%) Tv U (%) Tv U (%) Tv
0 0 - - - - - -
1 0,00008 26 0,0531 51 0,204 76 0,493
2 0,00030 27 0,0572 52 0,212 77 0,511
3 0,00071 28 0,0615 53 0,221 78 0,529
4 0,00126 29 0,0660 54 0,230 79 0,547
5 0,00196 30 0,0707 55 0,239 80 0,567
6 0,00283 31 0,0754 56 0,248 81 0,588
7 0,00385 32 0,0803 57 0,257 82 0,610
8 0,00502 33 0,0855 58 0,267 83 0,633
9 0,00636 34 0,0907 59 0,276 84 0,658
10 0,00785 35 0,0962 60 0,286 85 0,684
11 0,0095 36 0,102 61 0,297 86 0,712
12 0,0113 37 0,107 62 0,307 87 0,742
13 0,0133 38 0,113 63 0,318 88 0,774
14 0,0154 39 0,119 64 0,329 89 0,809
15 0,0177 40 0,126 65 0,304 90 0,848
16 0,0201 41 0,132 66 0,352 91 0,891
17 0,0227 42 0,138 67 0,364 92 0,938
18 0,0254 43 0,145 68 0,377 93 0,993
19 0,0283 44 0,152 69 0,390 94 1,055
20 0,0314 45 0,159 70 0,403 95 1,129
21 0,0346 46 0,166 71 0,417 96 1,219
22 0,0380 47 0,173 72 0,431 97 1,336
23 0,0415 48 0,181 73 0,446 98 1,500
24 0,0452 49 0,188 74 0,461 99 1,781
25 0,0491 50 0,197 75 0,477 100 
3. Menghitung koefisien konsolidasi (Cv)
- Cara Casagrande :
T50
Cv = [mm²/menit]...........................................................(14.1)
.H²
t50
dari Tabel 14.1, T50 = 0,197, sehingga menjadi :

0,197.H²
Cv = [mm²/menit].......................................................(14.2)
t50

- Cara Taylor :
T90
Cv = [mm²/menit]...........................................................(14.3)
.H²
t90
dari Tabel 14.1, T90 = 0,848, sehingga menjadi :

Cv  0,848.H²
[mm²/menit].......................................................(14.4)
t90

dengan :
H = panjang pengaliran (ketebalan benda uji rata-rata untuk pengalir-an
tunggal/ganda) pada tahap pembebanan tertentu [mm]
Hdr = H single drainage
Hdr = ½.H double drainage
t50 = waktu yang diperlukan untuk derajat konsolidasi 50% [menit]
t90 = waktu yang diperlukan untuk derajat konsolidasi 90% [menit]

4. Menggambarkan kurva hubungan antara perubahan angka pori (e) terhadap


pembebanan/tegangan efektif (P0') menggunakan skala semi-log.

Menghitung tinggi butir tanah awal, 2H0 :

Ws
2H0 = [cm]................................................................(14.5)
Gs . A .  w
dengan :
2H0 = tinggi butir tanah awal [cm]
Ws = berat tanah kering [gram]
Gs = berat jenis tanah ; γw = berat isi air [= 1 gram/cm³]
A = luas permukaan benda uji [cm²]
Contoh Perhitungan
Ws
2H0 =
Gs. A . γw
50.05
=
2.71× 20.38 x 1
=6.20`mm
Menghitung Angka Pori Awal (e0) :
2H -
e0 = .......................................................................... (14.6)
2H0
2H0
dengan :
2H = tinggi benda uji awal [cm]
2H0 = tinggi butir tanah awal [cm]
Contoh Perhitungan:
P0' = (' . d)
= (1.662-0.981) x 100
= 68.093 gr/cm²
= 0.681 kg/cm²
5. Evaluasi terhadap riwayat pembebanan (sifat konsolidasi)

Menghitung geostatik efektif (Insitu Effective Stress/tegangan overburden)


Po': P0' = (' .d)........................................................................(14.7)
P0' = (wet .d) – (w .dw).............................................................(14.8)
dengan :
' = berat isi tanah efektif[gram/cm³]
wet = berat isi tanah basah [gram/cm³]
w = berat isi air [gram/cm³]
d = kedalaman lokasi pengambilan benda uji [cm]
dw = ketinggian muka air [cm]
Menghitung tegangan prakonsolidasi (Precompression pressure) Pc':

J
Angka pori (e) ri- a Gari
jari m s

Garis
Pena konsolid
mbahan
asi
Penguran
ga

Log - Tegangan
Gambar 14.3 Grafik mencari tegangan prakonsolidasi (Pc')

Membandingkan P0' dengan Pc' :


- Jika P0'≥ Pc' (Normally Consolidated Clay, NC-Soil)
termasuk tanah lempung berkonsolidasi normal
- Jika P0'< Pc' (Over Consolidated Clay, OC-Soil)
termasuk tanah lempung berkonsolidasi berlebih.
Angka pori (e)

J Gari
ri- a s
jari m
Garis
konsolid
asi
Garis
Pena konsolidasi
mbahan laboratorium

Penguran
ga Log - Tegangan
Gambar 14.4 Menentukan indek pemampatan lapangan (Cc-lap) NC-Soil)

J
Angka pori (e)

ri- a Gari
jari m s

Garis
Garis konsolid
konsolidasi asi
Pengembanga Garis
n Penakonsolidasi
mbahanLaboratorium

Penguran
ga

Log - Tegangan
Gambar 14.5 Cara menentukan indek pemampatanlapangan (Cc-lap) OC-Soil
6. Menghitungan Indek Pemampatan, Cc dan Indek Pengembangan, Cs :

ti

Garis

Angk
konsolidasi
lapangan
(Cclap.), atau

ti

Log – Tegangan

Gambar 14.6 Menentukan indek pemampatan, Cc dan indek pengembangan Cs

Menghitung indek pemampatan tanah (Cc):

e  e  e
Cc, Cs ............ ..1... .... ..2.......=........ .. .....................................................
(14.9) P 
log P2  log log 2
P1  
 P1 

dengan :
e1, e2 = angka pori pada titik ke-1 dan ke-2
P1, P2 = tegangan pada titik ke-1 dan ke-2 [kg/cm²]

Contoh perhitungan:
e 1−e 2
Cc(lab) =
logP 2−logP 1
1.275−1.210
=
log 4−log 2
= 0.218
- Menghitung OCR (Over Consolidation Ratio):
σc '
OCR =
σo '
Contoh perhitungan:
σc '
OCR =
σo '
1.77
=
0.681
= 2.6
Jika OCR = 1 maka termasuk NC (Normally Consolidated Soil), OCR > 1 maka
termasuk OC (Over Consolidated Soil).
- Menghitung indek pemampatan tanah lapangan (Cc(lap)):
eC−eE
Cc(lap)) =
log PE '−logPC '
Dengan:
eE = angka pori di titik E
eC = angkapori di titik C
PE’ = Tegangan di titik E [kg/cm2]
Pc ' = Tegangan Prakonsolidasi [kg/cm2]
Contoh Perhitungan:
ec−ee
Cc(lap)) =
logσE ' −logσc '
1.39−0.593
=
log 4.342−log 1.77
= 0.235
- Menghitung indek pengembangan tanah (Cs):
eF−eG
Cs =
logF−logG
Dengan:
eF, eG = angka pori pada titik ke-F dan ke-G
σF ', σG ' = tegangan pada titik ke-F dan ke-G [kg/cm2]
Contoh Perhitungan:
eF−eG
Cs =
logF−logG
1.153−1.119
=
log 8−log 1
= 0.037
- Menghitung koefisien consolidasi (Cv):
T 90 x ( Hdr)²
Cv =
t 90
Dengan:
T90 = Time faktor [menit]
Hdr = ½ 2H (Double Drainage) [mm]
t90 = (√ t 90 )² [menit]
Contoh Perhitungan:
T 90 x ( Hdr)²
Cv =
t 90
0.848 x (0.5 x 14.367)²
=
3 x 60
= 0.252 mm²/detik
Tabel 14.2 Hasil pengujian konsolidasi (consolidation)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


POLITEKNIK NEGERI MALANG
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Jl. Soekarno Hatta No. 9 PO.BOX 04 Malang 65141,Telp. (0341) 404424 Fax. (0341) 404420
email : mektan.polinema@gmail.com - mektan.polinema@yahoo.com

N AMA : ATHALLA EZRA DWIDIPTA Lokasi : PONOROGO


NIM : 1931310029 Sampel : UNDISTURBED SOIL
Kelompok : 3 (TIGA) Titik/kedalaman : 0,80 s/d 1,00 m
DOSEN : DANDUNG N., S.T.,M.T. Tgl pengujian : 16 NOVEMBER 2020

KONSOLIDASI
(ASTM D2435-80)

Data Pengujian :
Diameter contoh : 5,00 cm Kadar air (akhir) w : 21,63 %
Luas contoh : 19,64 cm² Berat contoh (akhir) Wt : 36,08 gram
Berat Jenis Tanah : 2,55 Tinggi butir tanah (awal) 2 Ho : 5,92 mm

Pemberian Pembacaan Perbedaan Perubahan Tinggi Angka Pori Koefisien

Beban Tegangan Akhir Penurunan tinggi contoh ruang 2H-2H0 T90 Konsolidasi
(P) (p) Pembebanan DH (2H) pori 2H0 (Cv)
(kg) (kg/cm²) (mm) (mm) (mm) (mm) detik (mm²/det)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0,00 0,00 10,000 15,000 9,078 1,533
0,769
0,50 0,25 9,231 14,231 8,309 1,403 1.058,40 0,041
0,507
1,00 0,50 8,724 13,724 7,802 1,317 960,000 0,042
0,590
2,00 1,00 8,134 13,134 7,212 1,218 693,600 0,053
0,722
4,00 2,00 7,412 12,412 6,490 1,096 693,600 0,047
0,572
8,00 4,00 6,840 11,840 5,918 0,999 585,938 0,051
0,690
16,00 8,00 6,150 11,150 5,228 0,883 714,150 0,037
0,050
8,00 4,00 6,100 11,100 5,173 0,874
0,005
2,00 1,00 6,095 11,095 5,173 0,873
6,095
0,00 0,00 0,000 5,000 (0,922) (0,156)

Catatan:

LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG JL.SOEKARNO HATTA NO. 9 PO.BOX 04
Lanjutan Tabel 14.2 Grafik hasil pengujian konsolidasi (consolidation)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
Jl. Soekarno Hatta No. 9 PO.BOX 04 Malang 65141,Telp. (0341) 404424 Fax. (0341) 404420
email : mektan.polinema@gmail.com - mektan.polinema@yahoo.com

N AMA : ATHALLA EZRA DWIDIPTA Lokasi : PONOROGO


NIM : 1931310029 Sampel : UNDISTURBED SOIL
Kelompok : 3 (TIGA) Titik/kedalaman : 0,80 s/d 1,00 m
DOSEN : DANDUNG N., S.T.,M.T. Tgl pengujian : 16 NOVEMBER 2020

KONSOLIDASI
(ASTM D2435-80)

1,60
5
e0 = 1,533 B
1,50

e1 1
1,40
A
3
1,30

2
1,20
Angka Pori (e)

1,10

1,00

0,90 σC = 12 kg/cm2
4
0,80 σ' = σ0 = 0,275 kg/cm2

0,70 C
D 0,42e0 = 0,644

0,60
0,01 0,10 1,00 10,00 100,00

Tegangan (kg/cm²)

0,50

0,40
Koef. Konsolidasi
cv (mm²/det)

0,30

0,20

0,10
0,1 1 10 100
LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG
Tegangan JL.SOEKARNO HATTA NO. 9 PO.BOX 04
(kg/cm²)

Anda mungkin juga menyukai