Tanah merupakan suatu material yang berpori besar sehingga mempunyai kesempatan yang
besar untuk terjadi pemampatan dan deformasi elastis maupun plastis.
Deformasi elastis adalah pemampatan tanah yang terjadi dimana tanah akan kembali ke
bentuk semula apabila beban yang bekerja kepadanya ditiadakan.
Untuk mencapai deformasi yang tetap (untuk tanah dengan deformasi yang kecil, (lempung
misalnya) diperlukan waktu yang cukup lama. Gejala yang demikian disebut dengan
konsolidasi. Konsolidasi mengakibatkan antara lain :
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara sedikit demi sedikit atau
perlahan-lahan pada tanah jenuh sempurna yang mempunyai permeabilitas rendah
dikarenakan akibat pembebanan. Proses ini terjadi jika tanah jenuh berpemeabilitas rendah
dibebani, maka tekanan air pori tanah bertambah, akibatnya air mengalir kelapisan tanah
dengan tekanan air pori yang rendah yang diikuti dengan penurunan tanah.
Mekanisme proses konsolidasi satu dimensi dapat dijelaskan dengan gambar yaitu
Silinder berpiston yang berlubang dan berpegas, diisi dengan air sampai penuh
(Gambar IV.1a). Pegas bebas tidak ada gesekan dengan dinding silinder. Pegas
melukiskan tanah, sedangkan air melukiskan air pori, dan lubang piston melukiskan
permeabilitas tanah. Gambar ini menunjukan kondisi sistem dalam keadaan
seimbang. Alat ukur tekanan air menunjukan angka
Gambar IV.1b
(Gambar IV. 1b) menunjukan beban ∆p dikerjakan diatas piston dengan katup tertutup.
Ternyata piston tidak bergerak, hal ini disebabkan air tidak keluar dari tabung,
sedangkan air tidak dapat mampat. Pada kondisi ini beban sepenuhnya dipikul oleh air.
Pengukur tekanan air menunjukan angka µ0 + ∆p , kenaikan tekana air pori sebesar ∆p
disebut kelebihan tekanan air pori. Kondisi dengan katup tertutup ini melukiskan
kondisi tak terdrainase (Undrained) dalam tanah.
Gambar IV.1c
(Gambar IV.1c) menunjukan katup dibuka, sehingga air keluar dengan kecepatan
tergantung luas lubang. Akibatnya piston bergerak kebawah, sehingga pegas
mendukung beban. Setiap kelebihan beban pegas, tekanan air pori berkurang. Kondisi
ini menggambarkan tanah sedang berkonsolidasi. Beban yang didukung pegas
melukiskan
HUBUNGAN ANTARA WAKTU DENGAN PENURUNAN
Cv .t
Tv=
h2
U = F(Tv)
Dimana :
U = Derajat konsolidasi
Tv = Faktor waktu
Cv = koefisien konsolidasi
Derajat konsolidasi adalah perbandingan antara perununan dalam waktu (t) dengan
penurunan setelah selesai konsolidasi (t = ~ )
4 Cv .t
U 2= x 2
π h
Jika U < 60 %
8 eL/4 π Cv . t
U 2 =I− x 2
π2 h
Jika U > 60 %
Misalnya U = 40 % U2 = 4/6 . Tv
0,4 = 4/ 6. Tv
Tv = 0,126
Jadi kalau U = 40 % maka Yv = 0,126
U% 20 40 60 80 90
Tv 0,131 0,126 0,287 0,567 0,484
Jika ingin menghitung waktu yang diperlukan hingga turun mencapai 90 % dari penurunan
seluruhnya, maka U = 90 %
Cv .t Cv . t 90
Tv= 0 , 848=
h2 h2
2
0 ,848 . h
t 90=
cv
1. Primary Consolidation
Penurunan yang terjadi karena air yang keluar dari dalam pori
2. Secondary Consolidation
Penurunan yang terjadi karena adanya penyesuaian diri antar butiran tanah, dan berlangsung
dalam waktu yang lama serta nilainya kecil. Penurunan ini berjalan terus setelah Primary
Consolidation selesai.
Cc . h Po+P
S= log
1+eo Po
Dimana :
S = besarnya penurunan
Cc = koefisien kompressi
eo = angka pori
Po = beban awal
P = tambahan beban
Pre (Over) Consolidation adalah suatu kondisi dimana lapisan tanah dulunya pernah mengalami
beban/ tekanan lebih besar dari sekarang.
Normally Consolidation
Normally Consolidation adalah suatu kondisi lapisan tanah yang belum pernah menerima beban.
Menurut Terzaghi besarnya perubahan angka pori akibat adanya tekanan dapat ditentukan sebagai
berikut :
e = Cc. Log P/ Po
Dimana :
Cc = koefisien kompresi
P = beban akhir
Po = beban awal
Besarnya nilai koefisien kompresi (Cc) pada rumus di atas dapat ditentukan dari rumus :
Dimana :