Anda di halaman 1dari 3

7.

1 Koefisien Konsolidasi (Cv) (Coefficient Of Consolidation)


Kecepatan penurunan konsolidasi dapat dihitung dengan menggunakan koefisien
konsolidasi atau Cv. Kecepatan penurunan perlu diperhitungkan bila penurunan konsolidasi yang
terjadi pada struktur yang diperkirakan besar. Bila penurunan sangat kecil kecepatan penurunan
sejalan dengan waktunya tidak menghasilkan perbedaan yang berarti.
Derajat konsolidasi pada sembarang waktu dapat ditentukan dengan menggambarkan
grafik penurunan vs titik waktu untuk 1 beban tertentu yang diterapkan pada alat konsolidasi titik
caranya dengan mengukur penurunan total pada akhir fase konsolidasi. Kemudian dari data
penurunan dan waktu, sembarang waktu yang dihubungkan dengan derajat konsolidasi rata-rata
tertentu misalnya u = 50% ditentukan. benda uji di dalam alat konsolidasi masih terus Mengalami
penurunan akibat konsolidasi sekunder. karena itu, tekanan air pori mungkin perlu diukur selama
proses pembebanan atau suatu interpretasi data penurunan dan waktu harus dibuat untuk
menentukan Kapan konsolidasi telah selesai.
7.12.1 Metode Kecocokan Log-Waktu (Log-time Fitting Method)
Prosedur untuk menentukan koefisien konsolidasi Cv diusulkan oleh Casagrande dan
Fadum tahun (1945) sering disebut metode kecocokan lock waktu casagrande. Adapun prosedur
nya sebagai berikut:
1) Gambarkan grafik penurunan terhadap waktu seperti yang ditunjukkan dalam gambar 7.19
untuk 1 beban yang diterapkan
2) Kedudukan titik awal kurva ditentukan dengan pengertian bahwa kurva awal mendekati
parabola. tentukan dua titik yaitu pada saat T1 dan saat 4 T1 . Selisih ordinat keduanya
diukur, misalnya X. kedudukan R = R0 digambar dengan mengukur jarak X ke arah
vertikal di atas titik P. Untuk pengontrolan, ulangi dengan pasangan titik yang lain
3) Titik U = 100% atau R 100 diperoleh dari titik potong dua bagian linier kurvanya, yaitu
titik potong bagian garis lurus kurva konsolidasi primer dan sekunder
4) Titik U = 50% ditentukan dengan R 50 = (R 0 + R 100)/ 2
Dari sini diperoleh waktu T 50. nilai TV sehubungan dengan UN = 50% adalah 0,197
sehingga koefisien konsolidasi CV dinyatakan dalam persamaan:
2
0,197 H
C v=
t 50
7.12.2 Metode Akar Waktu (Square Root of Time Method) (Taylor ,1948)
Metode akar waktu digunakan untuk menentukan CV dengan cara menggambarkan
hasil uji konsolidasi pada grafik hubungan akar waktu terhadap penurunan titik kurva teoritis yang
terbentuk biasanya linier sampai dengan kira-kira 60% konsolidasi. Karakteristik cara agar waktu
ini adalah dengan menentukan derajat konsolidasi = 90% di mana pada = 90% tersebut absis OR
akan sama dengan 1,15 absis kali OQ. Prosedur untuk memperoleh derajat konsolidasi U = 90%
selengkapnya adalah sebagai berikut:
1) Gambarkan grafik hubungan penurunan PS akar waktu dari data hasil uji konsolidasi pada
beban tertentu yang diterapkan
2) Titik U = 0% diperoleh dengan memperpanjang Garis dari bagian awal kurva yang lurus
sehingga memotong koordinat di titik P dan memotong garis di. Q .
Anggapan kurva awal berupa garis lurus adalah konsisten dengan anggapan bahwa kurva
awal berbentuk parabola
3) Garis lurus PR digambar dengan absis OL = 1,5 kali absis OQ. per potongan dari PR
dan kurva merupakan. R 90 pada absis. dari sana diperoleh akar T90
4) TV untuk derajat konsolidasi = 90% adalah 0,848 maka Cv dinyatakan oleh persamaan:
2
0,848 H
C v=
t90
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kecepatan penurunan konsolidasi di
lapangan lebih cepat dari hasil hitungan kecepatan penurunan yang diberikan Terzaghi. Jika lebar
pondasi kurang dari ketebalan lapisan lempung kecepatan penurunan hanya fungsi. Sedang untuk
lapisan lempung yang tebal,kecepatan penurunan juga tergantung dari lebar pondaso. Jadi,
kecepatan penurunan konsolidasi selain fungsi dari C v dan jarak lintasan drainase juga fungsi dari
B
Faktor lain yang mempengaruhi kecepatan penurunan konsolidasi adalah homogenitas
tanah lempung titik adanya lapisan tipis tanah lolos air seperti lanau dan pasir yang terselip antara
lapisan lempung memungkinkan adanya drainase menuju lapisan ini, hingga lintasan drainase
menjadi lebih pendek dari yang diperkirakan dalam hitungan.
7.13 Konsolidasi Sekunder
Konsolidasi sekunder terjadi setelah proses konsolidasi primer berhenti titik pintasan
kurva konsolidasi sekunder didefinisikan sebagai kemiringan kurva pada bagian akhir dari kurva
▲H-log t atau dari kemiringan kurva e-log t. Untuk memperoleh kemiringan kurva konsolidasi
sekunder yang baik perlu memperpanjang proses pengamatan pengujian di laboratorium. Dengan
cara ini akan mempermudah hitungan kemiringan kurva kompresi sekunder C dengan melihat
gambar 7.2
▲e
C α=
t2
log ⁡( )
t1
Dalam tanah organik tinggi dan beberapa jenis lempung lunak jumlah konsolidasi
sekunder mungkin akan sebanding dengan konsolidasi primernya. Akan tetapi pada kebanyakan
jenis tanah anorganik pengaruh konsolidasi sekunder biasanya sangat kecil sehingga sering
diabaikan.
Penurunan akibat konsolidasi sekunder harus dihitung secara terpisah titik nilai yang
diperoleh ditambahkan dengan nilai penurunan konsolidasi primer dan penurunan segera nya.
Menurut terzaghi 1948 menyatakan bahwa kedua faktor tersebut dapat menghasilkan tipe
penurunan yang sangat berbeda dari struktur yang satu struktur yang lainnya dan besarnya
penurunan masih tergantung antara lain dari tingkat tegangan dan macam tanah lempung.
7.14 Drainase Vertikal
Kecepatan konsolidasi yang rendah pada tanah tanah lempung dan tanah yang mudah
manfaat lainnya dapat dipercepat dengan menggunakan reaksi pasir atau bahan lain yang ditanam
secara vertikal. Drainase pasir ini memberikan lintasan air pori yang lebih pendek ke arah
horizontal. Jarak drainase arah horizontal yang lebih pendek menambah kecepatan proses
konsolidasi beberapa kali Lebih cepat titik di samping itu permeabilitas Tanah horizontal yang
beberapa kali lebih besar juga mempercepat laju proses konsolidasi. Proses konsolidasi yang
dipercepat ini mempercepat pula kenaikan kuat geser tanah aslinya. Pengalaman menunjukkan
bahwa drainase pasir tidak cocok untuk diterapkan pada tanah dengan nilai konsolidasi sekunder
yang tinggi seperti berplastisitas tinggi dan gambut.
Drainase vertikal biasanya terdiri dari lubang bor vertikal yang menembus lapisan
lempung jenuh yang relatif tebal. Lubang bor diisi dengan pasir dengan gradasi tertentu titik berat
timbunan yang dibangun di atas dari nasi basi vertikal menyebabkan tanah yang lunak manfaat.
Bila beban bertambah besar maka kecepatan konsolidasi akan bertambah pula
Kadang-kadang drainase vertikal dibangun diatas tanah yang lolos air seperti pasir.
Kondisi ini akan memberikan kondisi drainase double ke arah atas dan bawah dengan demikian
akan lebih mempercepat proses konsolidasi.
Dalam praktek ketinggian tanah timbunan dilebihkan dari rencana ketinggian tanah yang
disyaratkan untuk mendapatkan penurunan yang dikehendaki ketika penurunan tanah timbunan di
atas drainase vertikal mencapai penurunan yang disyaratkan dan pada saat ini penurunan terjadi
dengan kecepatan yang rendah kelebihan tanah dibongkar.
7.14.1 Struktur Drainase Pasir Vertikal
Diameter drainase pasir vertikal bervariasi dari kira-kira 45 cm sampai 60 cm.
Diameter yang terlalu kecil dihindarkan karena kesulitan pengisian pasir pada pipa mandrel.
Lagipula diameter yang terlalu kecil dapat menyebabkan pembengkakan akibat gesekan antara
kolom pasir dengan dinding bagian dalam dari pipa mandrel. Keberhasilan perancangan drainase
pasir bergantung pada faktor pemilihan parameter-parameter tanah karena itu koefisien konsolidasi
arah vertikal dan horizontal harus ditentukan dengan cermat pengaruh ini disebutkan sebagai
pengaruh pengotoran. Kedalaman drainase vertikal tergantung dari kondisi geologi lapisan
tanahnya yaitu oleh kedalaman lapisan tanah keras di bawah permukaan tanah.
7.14.2 Teori Drainase Verikal
Dalam suatu koordinat silinder 3 dimensi bentuk persamaan konsolidasi dengan
perbedaan sifat tanah dalam arah horizontal dan vertikal adalah

( )
2 2
δu δ u 1 δu δ u
=C h 2
+ +C v 2
δt δr r δ r δz

Dengan,
U = Kelebihan tekanan air pori
t = Waktu
r = Koordinat silinder Radial
z = Koordinat silinder aksial
Ch = Koefisien konsolidasi arah horizontal
Cv = Koefisien konsolidasi arah vertikal
7.15 Prapembebanan
Pada tanah yang lunak dan tebal kadang-kadang dibutuhkan untuk mengadakan
pembebanan. Sebelum melaksanakan bangunan sendiri,cara ini disebut cara pembebanan maksud
dari pra pembebanan adalah untuk meniadakan atau mereduksi penurunan konsolidasi primer yaitu
dengan membebani tanah lebih dulu sebelum pelaksanaan bangunan. Setelah penurunan
konsolidasi primer selesai atau sangat kecil baru beban tanah dibongkar dan struktur dibangun
diatas tanah tersebut. Keuntungan dari pra pembebanan, kecuali mengurangi penurunan juga
menambah cara-cara pembebanan dapat dilaksanakan dengan melebihkan tinggi timbunan, setelah
penurunan konsolidasi sangat kecil kemudian kelebihan tinggi timbunan dibongkar.

Anda mungkin juga menyukai