Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan kesebelas

1. Pengertian Skripsi
 Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang
mengemukakan pendapat penulis berdasarkan
pendapat orang lain. Pendapat yang doajukan harus
didukung oleh data dan fakta empiris-objektifm baik
berdasarkan observasi lapangan maupun studi
kepustakaan.
2. Memilih pendekatan
penyusunan karya ilmiah
 Penyusunan karya ilmiah, dalam hal ini skripsi,
terbagi atas 2 pendekatan: rasional dan empiris.
 A. Pendekatan rasional: penulis melakukan penelitan
buku. Penulis berupaya merumuska kebenaran
berdasarkan kajian data yang diperoleh dari berbagai
rujukan ‘literatur’.
 B. Pendekatan empiris: penulis berupaya merumuskan
kebenaran berdasarkan fakta yang diperoleh dari
lapangan atau hasil eksperimen di laboratorium.
3. Menentukan topik penelitian
 Topik artinya pokok bahsan, pokok masalah yang akan
dikemukakan dalam karya tulis. Penentuan topik
merupakan hal yang penting. Topik hendaknya
menarik agar memikat pembaca, dan yang terpenting
topik harus menarik perhatian penulis agar dalam
penelitian nanti tidak tersendat-sendat.
 Apabila kita akan menentukan topik perlu diperhatikan:
 A. Pentingkah masalah itu penulis kemukakan.
 B. Apakah masalah itu menarik bagi penulis.
 C. Apakah penulis mempunyai kemampuan untuk
menelliti masalah itu baik pengetahuan maupun
sarananya.
 D. Apakah masalah itu tidak terlalu luas atau terlalu
sempit.
 E. Mudahkah nanti mencari data-datanya.
 Jika kita dapat menjawab iya untuk pertanyaan-pertanyaan
tersebut, kita sudah menemukan topik penelitian.
4. Membatasi Pokok Bahasan
 Salah satu sifat karangan ilmiah adalah tuntas, dalam
arti mengupas segi-segi masalahnya sampai pada
bagian kecil-kecil. Agar tuntas, maka pokok bahasan
itu harus dibatasi, sebab bila terlalu luas, pembahasan
akan dangkal mengingat data yang harus
dikumpulkan terlalu banyak, di luar jangkauan waktu
dan berbagai aspek lainnya. Misalnya, kita memilih
topik “pendidikan”. Pendidikan itu banyak sekali
tingkat dan ragamnya. Ada pendidikan SD, SMP, SMA,
dan lain-lain. Selain itu, ada pendidikan formal,
pendidikan nonformal, dan lain-lain. Kita batasi,
misalnya: “Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di SD”.
5. Menyusun kerangka karangan
 Sebelum karangan ditulis, dibuat kerangka. Kerangka
karangan ialah rencana karangan secara garis besar
baik organisasinya maupun isinya yang telah tersusun
menurut tingkat kepentingan dan relevansinya. Fungsi
kerangka bagi penulis agar dapat mengungkapkan
idenya secara rinci, sistematis, dan lengkap. Bagi
seorang peneliti berfungsi sebagai pedoman untuk
mengumpulkan data yang diperlukan, baik dari
literatur maupun lapangan atau laboratorium.
 Ada tiga tahap penyusunan kerangka yang dapat
dijadikan pedoman:
 1. Curah ide (brain storming), maksudnya dengan
berpedoman pada judul dan tema karangan, semua
ide yang berkaitan ditulis tanpa penyaringan secara
cermat.
 2. pengoreksian atau penyempurnaan ide
 3. pengelompokkan ide: dikelompokkan lalu disusun
berdasarkan bab, pasal, subpasal, dan seterusnya.
6. Pembabakan karangan
6.1 Unsur karangan
Bagian pendahuluan: judul karangan, prakata/kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, dan daftar lampiran
Bagian isi: bab pendahuluan, baba pembahasan, bab
simpulan
Bagian akhir: daftar pustaka, lampiran, daftar istilah,
riwayat hidup penulis
 6.2 Judul Karangan
 Judul karangan adalah nama yang melukiskan dengan
singkat apa yang menjadi isi karangan itu. Judul
hendaklah menarik, tetapi tidak pula terlalu
provokatif, ringkas, tetapi cukup menggambarkan
keseluruhan isi karangan.
 6.3 Kata pengantar
 Pada bagian ini umumnya penulis mengemukakan hal-hal
sebagai berikut:
 A. Kepada siapa karangan itu dipersembahkan;
 B. Bila dalam penyusunan karangan itu mendapat
kesulitan, boleh kesulitan itu dikemukakan;
 C. Bila ada bantuan dari pihak lain, perlu dikemukakan
berupa apa bantuan itu;
 D. jangan lupa menyatakan terima kasih kepada semua
pihak yang telag membantu dan tidak ada salahnya bila
dikatakan, bahwa sarang-saran selalu diharapkan.
 6.4 Abstrak
 Bagian ini memuat segala pokok bahasan seseingkat-
singkatnya. Biasanya dicantumkan pokok masalah,
tujuan pembahasan, simpulan dan saran-sarannya.
Kadang-kadang abstrak perlu diterjemahkan ke dalam
bahasa asing, misalnya bahasa Inggris.
 6.5 Daftar Isi
 Bagian ini merupakan rangka terperinci apa yang telah
ditulis. Dalam bagian ini harus dicantumkan bab-bab,
subbab, dan seterusnya, disertai halaman termpat
terdapatnya bab-bab dan subbab tersebut. Umumnya
daftar isi diletakkan pada halaman baru sesudah
halaman kata pengantar.
 6.6 Daftar tabel
 Bagian ini berisi catatan/keterangan yang bertalian
dengan statistik atau hal-hal yang ada hubungannya
dengan tabel. Nomor urut tabel biasanya ditulis
dengan angka romawi yang disertasi nomor halaman
tempat tabel itu berada.
 6.7 Daftar gambar
 Nomor urut gambar biasanya dengan angka Arab,
kemudian disusul dengan judu; gambar dan nomor
halaman tempat gambar itu berada.
 6.8 Daftar Pustaka
 Dalam bagian ini dimuat semua sumber kepustakaan
baik berupa buku, majalah, koran, kertas kerja dan
jurnal.
 6.9 Lampiran
 Bagian ini memuat contoh angket, tes, bagian surat,
dan sebagainya yang dianggap kurang tepat bila
dimasukkan ke dalam tubuh karangan. Bila lampiran
itu lebih dari sebuah, maka berilah nomor, kemudian
susunlah sesuai dengan urutan unsur karangan yang
memuat lampiran.
 6.10 Daftar istilah
 Bagian ini memuat daftar istilah atau nama yang
penting yang terdapat pada karangan untuk
memudahkan pembaca mencari keterangan tentang
istilah atau kata tersebut. Istilah/kata tersebut disusun
berdasarkan abjad. Tiap kata/istilah diberi nomor
halaman tempat istilah atau kata itu berada.
 6.11 Riwayat Hidup
 Bagian ini memuat nama lengkap penulis, tempat, dan
tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan,
karya ilmiah lain, dan sebagainya yang dianggap perlu
dikemukakan.
KONVENSI NASKAH
 Sesuai dengan pedoman setiap universitas/fakultas.

Anda mungkin juga menyukai