Anda di halaman 1dari 18

Dokumen menjadi begitu penting saat melakukan prosedur audit, mengapa demikian, jelaskan serta

berikan contohnya.

Jawab

Karena dokumen tersebut akan menjadi bukti dalam prosedur audit dan bukti itu sangat dibutuhkan
oleh seorang auditor dan di dalam bukti tersebut akan banyak informasi yang digunakan oleh auditor
untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan.

Informasi ini beragam tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap keputusan auditor mengenai
apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku  umum, apakah
kinerja auditan telah sesuai dengan yang diharapkan, atau tujuan audit lainnya.

Contohnya:  Pada seorang Hakim mendapatkan kasus pencurian, kemudian hakim mendapatkan bukti
langsung dan kesaksian dari saksi-saksi dan pihak-pihak yang terlibat, setelah itu hakim memutuskan
apakah tersangka bersalah atau tidak bersalah.

Jelaskan perbedaan antara audit konvensional dan audit terhadap lembaga keuangan syariah?

Jawab

Perbedaan mendasar bagi audit konvensional dan audit syariah adalah dimana auditing syariah
adalah tools yang secara prinsip, sama dengan auditing konvensional , tetapi auditing syariah selain
mengacu pada standar audit internasional juga mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dalam auditing
syariah kita mengenal istilah internal sharia review, sharia supervisory board, audit committee dan
sebagainya. Tujuannya adalah untuk memastikan agar operasional entitas syariah sesuai dengan standar
yang berlaku termasuk standar syariah dan  DPS memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa
operasional entitas syariah tersebut sharia compliance.

Dan dimana audit syariah harus berlandaskan  Al-Qur’an dan Hadis yang mana dalam audit syariah
menerpkan bahwa harta adalah titipan Allah yang mana harus mengawasi suatu entitas syariah itu
apakah sesuai dengan  standar lapora keuangan pada umumnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah.

Sedangkan audit konvensional pelaporan keuangan mengacu pada hukum Anglo-Amerika dan
tidak didasari oleh hukum agama seorang auditor konvensional tidak bertanggung jawab kepada
pemangku kepentingan. Dan seorang auditor konvensional juga tidak memiliki wewenang
mempertanyakan apakah dana yang dipinjamkan kepada nasabah di pergunakan dan dimanfaatkannya. 
Dan seorang auditor konvensional juga tidak memiliki kewajiban untuk mengomentari investasi atau
transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan tersebut yang akan menyebabkan dampak menipisnya
sumber daya atau menghasilkan eksternalitas sosial ekonomi. Dengan kata lain peran auditor tidak
mencakup pemeriksaan praktek manajemen dan dampaknya terhadap masyarakat.

Jelaskan scope/batasan/wilayah dari audit syariah!

Jawab

Sebagai auditor, cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk dapat memahami bisnis
klien/auditee?

Jawab

Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit

Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti yang akan dikumpulkan adalah siapa pemakai
laporan dan maksud dari penggunaan laporan tersebut. Auditor akan mengumpulkan lebih bannyak
bahan bukti jika laporan digunakan secara luas. Hal seperti ini sering terjadi pada perusahaan publik,
perusahaan dengan utang banyak, dan perusahaan yang akan dijual pada waktu yang dekat.
Kemungkinan terbesar dalam hal penggunaan laporan dapat ditentukan dengan melihat pengalaman
dalam penugasan yang lalu dan diskusi dengan manajemen. Selama audit berlangsung, auditor dapat
memperoleh infromasi tambahan mengenai mengapa klien menghendaki audit dan untuk apa laporan
keuangan digunakan.

Memahami bidang usaha dan industri klien

Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri klien.
Pertama, Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk mengevaluasi
apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Kedua, Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima.

Ketiga, Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan.

Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, seperti: diskusi dengan
auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dan dengan auditor yang sedang melakukan
penugasan serupa, serta bisa juga dilakuka dengan mengadakan pertemuan-pertemuan bersama
pegawai klien. Infromasi lainnya dapat diperoleh dari pedoman audit industry, teks pelajaran dan
majalah-majalah yang memuat informasi mengenai industri klien.

Meninjau pabrik dan kantor

Peninjauan atas fasilitas klien sangat bermanfaat untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
mengenai bidang usaha dan operasi klien karena akan diperoleh kesempatan untuk menemui pegawai
kunci dan mengamati operasi dari tangan pertama. Diskusi dengan pegawai di luar bidang akuntansi
selama proses peninjauan audit dan audit berguna dalam mendapatkan perspektif yang lebih luas.
Peninjauan langsung atas fasilitas fisik akan membantu auditor dalam memahami pengamanan fisik
aktiva dan menginterpretasikan data akuntansi dengan memberikan kerangka acuan dalam visualisasi
aktiva.

Jelaskan secara ringkas prosedur penerimaan penugasan/perikatan audit?

Jawab

Pemahaman tentang prosedur, komitmen dan pengendalian kepatuhan manajemen terhadap syariah;

meninjau kontrak, kesepakatan, dll;

memastikan apakah transaksi yang dilakukan merupakan produk yang diizinkan oleh SSB;

meninjau informasi dan laporan lain seperti surat edaran, notulen, laporan operasi dan keuangan,
kebijakan dan prosedur, dll;

konsultasi / koordinasi dengan penasehat seperti auditor eksternal; dan

mendiskusikan temuan dengan manajemen IFI.


SOAL & JAWABAN

1.      Sebutkan jelaskan pihak-pihak yang dapat melakukan audit syariah atau audit terhadap lembaga
keuangan syariah?

Jawaban :

standar yang digunakan dalam proses audit syariah adalah dengan menggunakan standar Accounting
and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) yang menyelidiki tingkatan
kepatuhan audit syariah dalam suatu lembaga keuangan Islam. AAOIFI sampai saat ini, melakukan
pekerjaan yang luar biasa dengan menerbitkan standar akuntansi, tata kelola, audit dan syariah untuk
lembaga keuangan Islam

Jadi, pihak- pihak yang dapat melakukan prose audit adalah Auditor Internal
Pemeriksaan  yang  dilakukan  auditor  internal  lebih  rinci dibandingkan dengan pemeriksaan yang
dilakukan oleh auditor
eksternal.  Internal  auditor  tidak  memberikan  opini  terhadap  kewajaran     laporan     keuangan     kar
ena     auditor     internal merupakan  orang  dalam  perusahaan  yang  tidak  independen.

a)      Laporan tinjauan kepatuhan Syariah Dewan Pengawas Syariah atau Penasihat Syariah ( Boleh saja
berdasarkan Tinjauan Syariah Internal atau berdasarkan lembaga standar). Pihak nya adalah DPS

b)      Audit kepatuhan syariah dilakukan auditor eksternal lembaga keuangan Islam.

c)      Pemeriksaan Kepatuhan Syariah bank umum Islam.

d)     Dewan Pengawas Syariah: Penunjukan, Komposisi dan Laporan

e)      Pengendalian Syariah Internal

f)       Komite Audit dan Tata Kelola Lembaga Keuangan Syariah

g)      Jaminan kepatuhan Syariah secara independent (internal atau eksternal) dari para professional

2.      Jelaskan perbedaan antara audit konvensional dan audit terhadap lembaga keuangan syariah?

Jawaban :
a)      Audit Syariah harus berlandaskan  Al-Qur’an dan Hadis yang mana dalam audit syariah menerpkan
bahwa harta adalah titipan Allah yang mana harus mengawasi suatu entitas syariah itu apakah sesuai
dengan  standar laporan keuangan pada umumnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

b)      Sedangkan audit konvensional pelaporan keuangan mengacu pada hukum Anglo-Amerika dan tidak


didasari oleh hukum agama seorang auditor konvensional tidak bertanggung jawab kepada pemangku
kepentingan. Dan seorang auditor konvensional juga tidak memiliki wewenang mempertanyakan apakah
dana yang dipinjamkan kepada nasabah di pergunakan dan dimanfaatkannya.  Dan seorang auditor
konvensional juga tidak memiliki kewajiban untuk mengomentari investasi atau transaksi yang dilakukan
oleh lembaga keuangan tersebut yang akan menyebabkan dampak menipisnya sumber daya atau
menghasilkan eksternalitas sosial ekonomi. Dengan kata lain peran auditor tidak mencakup pemeriksaan
praktek manajemen dan dampaknya terhadap masyarakat.

Dengan pemaparan diatas akan timbul perbedaam audit syariah dengan audit konvensional , beriku
perbedaannya :

No Audit Syariah Audit Konvensional

1 Obyeknya LKS maupun non Bank yang Obyeknya lembaga keuangan Bank maupun
beroperasi dengan prinsip syariah non Bank yang tidak  beroperasi berdasarkan
prinsip syariah.

2 Mengharuskan adanya peran DPS Tidak ada peran DPS

3 Audit dilakukan oleh Auditor bersertifikasi SAS Tanpa ketentuan bersertifikasi SAS
(Sertifikat Akuntansi Syariah)

4 Standar audit AAOIFI Standar Auditing IAI

5 Opini berisi tentang shari’a compliance atau Opini berisi tentang kewajaran atau tidaknya
tidaknya LKS atas penyajian Lap. Keuangan Perusahaan

Maka dari hal tersebut membuktikan bahwa tidak cukup kebutuhan hanya berpacu pada
lembaga keuangan syariah, maka dari itu kebutuhan untuk memiliki standar akuntansi dan audit dari
badan usaha syariah-compliant (AAOFI, 2010) maka dari itu jelaslah sudah perbedaan auditor syariah
dengan auditor konvensional baik secara fundamental maupun konseptualnya, khan (1985)
berpendapat bahwa ruang lingkup auditor syariah jauh lebih besar dibandingkan dengan auditor
konvensional.

3.      Kepuasaan auditee menjadi begitu penting oleh karena itu sebagai auditor kita harus mampu menjaga
kepuasaan auditee.  Sebutkan serta jelaskan hal-hal apa saja yang dapat mengurangi
kepuasaan auditee  terhadap hasil kerja auditor?

Jawaban :

Menurut Philip Kotler (1994) kepuasan auditee merupakan tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Selanjutnya

1.      Tidak memahami Industry expertise (Pemahaman terhadap lingkungan perusahaan)

Memahami industri klien berarti memperkecil resiko audit sebab memahami industri klien menjadi
bagian integral yang tak terpisahkan dengan pekerjaan profesi.  Ketidakpahaman mengenai lingkungan
audit akan menyebabkan auditee kurang percaya dengan hasil audit.

2.      Pengalaman tim audit

Pengalaman merupakan atribut yang penting dimiliki oleh auditor, hal ini terbukti dengan tingkat
kesalahan yang dibuat oleh auditor yang tidak bepengalaman lebih banyak dari pada auditor yang
berpengalaman. Disisi lain, auditor yang berpengalaman akan memiliki keunggulan dalam hal: 1)
mendeteksi kesalahan, 2) memahami kesalahan secara akurat, dan 3) mencari penyebab
kesalahan.  Karena itu, auditor yang tidak berpengalaman akan memberikan respon kurang
percaya  bagi auditee.

3.      Kurang responsiveness (kurang responsif terhadap schedule kebutuhan perusahaan )

Menurut hasil penelitian  atribut yang membuat klien memutuskan pilihannya terhadap suatu KAP
adalah kesanggupan KAP tersebut memperhatikan kebutuhan kliennya.  Karena itu, kurang responsif
terhadap schedule kebutuhan perusahaan akan menyebabkan auditee  kurang puas.
4.      Tidak Independence/ Independensi tim audit

Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor sangat penting bagi perkembangan
profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi
sikap auditor ternyata berkurang, bahkan kepercayaan masyarakat dapat juga menurun disebabkan oleh
keadaan yang oleh mereka yang berpikiran sehat (rasionable) dianggap dapat mempengaruhi sikap
independensi. Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi.  Karena itu,
ketika auditor mudah dipengaruhi akan mengurangi kepuasaan auditee.

5.      Kurang professional care /kurang bersikap hati-hati dan professional

Kehatian-hatian profesional mengharuskan auditor untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya


dengan kompetensi dan ketekunan. Kesalahan dapat dideteksi jika auditor memiliki keahlian dan
kecermatan. Temuan kesalahan pada laporan keuangan klien merupakan salah satu hal yang
menunjukkan kualitas audit dan menunjukkan keahlian yang dimiliki oleh tim audit. Karena itu, kurang
bersikap hati-hati dalam  pelaksanaan audit akan mengurangi kepuasaan auditee.

6.      Etika   tim   audit   dan   pengetahuan akuntansi/auditing yang lemah.

Dalam usaha untuk meningkatkan akuntabilitasnya, seorang auditor harus menegakkan etika
profesionalnya yang tinggi, agar timbul kepercayaan dari masyarakat. Audit yang berkualitas sangat
penting untuk menjamin bahwa profesi akuntan memenuhi tanggung jawabnya kepada investor,
masyarakat umum dan pemerintah  serta  pihak-pihak  lain  yang  mengandalkan  kredibilitas  laporan
keuangan yang telah diaudit, Karena itu etika tim audit dan pengetahuan akuntansi tim audit yang
lemah akan mengurangi kepuasaan auditee.

4.      Sebagai auditor cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk dapat memahami bisnis klien/auditee?

Jawaban :

Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal
lebih baik industri tempat klien berusaha seerta kekhususan bisnis klien. Pemahaman atas bisnis klien
memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memahami bisnis dan industri
klien :
a.       Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industri

b.      Dikusi dengan orang dalam entitas

c.       Diskusi dengan personel dari fungsi audit interndan reviw terhadap laporan auditor intern.

d.      Diskusi dengan auditor lain dan dengan penaihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa
kepada entitas atau dalam industry

e.       Diskusi dengan orang yang berpengetahuan diluar entitas

f.       Publikasi yang berkaitan dengan indutri

g.      Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas

h.      Dokumen yang dihasilkan oleh entitas

5.      Jelaskan secara ringkas prosedur penerimaan penugasan/perikatan audit?

Jawaban :

A.                 Mengevaluasi integritas manajemen

Berbagai cara yang dapat ditempuh oleh auditor dalam mengevaluasi integritas manajemen adalah :

1) .Melakukan komunikasi dengan auditor terdahulu

Sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor pengganti harus coba melaksanakan komunikasi
tentang berikut ini:

a)      Meminta keterangan pada auditor pendahulu mengenai masalah-masalah yang spesifik, antara lain
mengenai fakta yang mungkin berpengaruh terhadap integritas manajemen yang menyangkut
ketidaksepakatan dengan manajemenmengenai penerapan prinsip akuntansi, prosedur audit, atau soal-
soal signifikan serupa dan tentanga pendapat auditor pendahulu mengenai alsan klien dalam
penggantian auditor..

b). Menjelaskan kepada calon klien tentang perlinya auditor pengganti mengadakan komunikasi dengan
auditor pendahulu dan meminta persetujuan dari klien untuk melaksanakan hal tersebut.

c). Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang diberikan oleh. Auditor pendahulu harus
memberikan jawaban dengan segera dan lengkap atas pertanyaan yang masuk akal  dari auditor
pengganti, atas dasar-dasar fakta yang diketahuinya.
1. Gambarkan skema dari audit syariah kemudian jelaskan.!
Jawab:

     Penjelasan:
     Tahapan-tahapan audit dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. kantor akuntan publik (KAP) dihubungi oleh pelanggan (klien) yang membutuhkan jasa audit.
b. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untik membicarakan :
ü  alasan perusahaan untuk mengaudit laporan keuangannya (apakah untuk kepentingan pemegang
saham dan direksi, pihak bank/kreditor, Bapepan, kantor pelayanan pajak, dan lain-lain.
ü  apakah sebelumnya perushaan perna diaudit KAP lain.
ü  apa jenis usaha perusahaan dan gambaran umum mengenai perusahaan tersebut.
ü  apakah data akuntansi perusahaan diproses secara menual atau dengan bantuan komputer.
ü  apakah sistem penyimpanan bukti-bukti pembukuan cukup rapih.
c. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal) yang antara lain berisi: jenis-jenis yang
diberikan, besarnya biaya audit (audit fee), kapan audit dimulai, kapan laporan herus
diserahkan, dan lain-lain. jika perusahaan menyetujui, audit proposal tersebut akan menjadi
surat penugasan/perjajian kerja.

d. KAP melakukan audit field work (pemeriksaan lapangan) dikantor klien, setelah pemeriksaan
dilakukan maka KAP memberikan draf audit report kepada klien, sebagai bahan untuk diskusi,
setelah draf report disetujui klien, KAP akan menyerahkan final audit report, namun
sebelumnya KAP harus meminta surat pernyataan langganan dari klien yang tanggalnya sama
dengan tanggal audit report dan tanggal selesainya audit faudit field report.
e. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberi manajemen letter yang isinya memberi
tahukan kepada manajemen mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan dan saran-
saran perbaikannya.
2. Jelaskan perbedaan antara audit konvensional dan audit terhadap lembaga keuangan syariah.!
Jawab:
Perbedaan antara audit konvensional dan audit terhadap lembaga keuangan syariah
yang mendasar adalah dimana auditing syariah sebagai tools yang secara prinsip sama dengan
auditing konvensional, tetapi auditing syariah selain mengacu pada standar audit internasional
juga mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dalam auditing syariah kita mengenal
istilah internal sharia review, sharia supervisory board, audit committee dan sebagainya.
Tujuannya adalah untuk memastikan agar operasional entitas syariah sesuai dengan standar
yang berlaku termasuk standar syariah dan  DPS memiliki tanggung jawab untuk memastikan
bahwa operasional entitas syariah tersebut sharia compliance. Dan dimana audit syariah harus
berlandaskan  Al-Qur’an dan Hadis yang mana dalam audit syariah menerapkan bahwa harta
adalah titipan Allah yang mana harus mengawasi suatu entitas syariah itu apakah sesuai
dengan  standar laporan keuangan pada umumnya dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Sedangkan audit konvensional pelaporan keuangan mengacu pada hukum yang  tidak
didasari oleh hukum agama. Seorang auditor konvensional tidak bertanggung jawab kepada
pemangku kepentingan. Dan seorang auditor konvensional juga tidak memiliki wewenang
mempertanyakan apakah dana yang dipinjamkan kepada nasabah di pergunakan dan
dimanfaatkannya.  Dan seorang auditor konvensional juga tidak memiliki kewajiban untuk
mengomentari investasi atau transaksi yang dilakukan oleh lembaga keuangan tersebut yang
akan menyebabkan dampak menipisnya sumber daya atau menghasilkan eksternalitas sosial
ekonomi. Dengan kata lain peran auditor tidak mencakup pemeriksaan praktek manajemen dan
dampaknya terhadap masyarakat.
Perbedaan auditor syariah dengan auditor konvensional baik secara fundamental
maupun konseptualnya ialah berada pada ruang lingkup auditor syariah jauh lebih besar
dibandingkan dengan auditor konvensional. AAOFI menguraikan bahwa tujuan audit syariah
adalah untuk memastikan bahwa pengelolaan suatu lembaga keuangan syariah melaksanakan
tanggung jawab mereka yang berkaitan dengan pelaksanaan aturan syariah dan prinsip-prinsip
syariah.

3. Kepuasan auditee menjadi begitu penting oleh karena itu sebagai auditor kita harus mampu
menjaga kepuasan auditee. Sebutkan serta jelaskan hal-hal apa saja yang dapat mengurangi
kepuasaan auditee terhadap hasil kerja auditor?
Jawab:
Kepuasan kerja akan mempengaruhi kinerja auditor. Menurut Hasibuan (1994), kinerja
adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan, serta
waktu. Kinerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat
seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan
tingkat motivasi seorang pekerja.Semakin tinggi tiga faktor di atas, semakin besar pula kinerja
karyawan. Kepuasan auditee ini sebagai tingkat kualitas perasaan seseorang setelah
membandingkan atau menilai kinerja atau hasil yang dirasakan dengan sesuai harapannya.
Kualitas audit diperoleh dari persepsi auditee melalui pengalaman yang diaudit atau diperiksa.
Nilai yang dirasakan atas kualitas jasa audit akan terkait dengan harapan yang melekat pada
diri auditee, yang kemudian menimbulkan kepuasan auditee. Hal yang dapat mengurangi
kepuasan auditee yaitu;

          ©  Auditor
yang tidak berpengalaman, karena kalau auditor yang berpengalaman akan memiliki
keunggulan dalam hal, mendeteksi kesalahan, memahami kesalahan secara akurat, dan mencari
penyebab kesalahan

               ©   Auditor
tidak memperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sifat
bisnis satuan usaha, organisasinya, dan karakteristik operasinya

©   Tidak Reponsif terhadap klain-klain

©   Tidak Melaksanakan pemeriksaan sesuai standar umum audit

©         ©Kepercayaan masyarakat akan menurun jika terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor
ternyata berkurang, auditor tidak boleh menganggap manajemen sebagai orang yang tidak jujur
namun juga tidak boleh menganggap bahwa manajemen sebagai orang yang tidak diragukan
lagi kejujurannya

©    ©Tidak Ada Kehatian-hatian profesional auditor untuk memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dengan kompetensi dan ketekunan

©        ©Kurangnya Keterlibatan ketua tim auditKurangnya perencanaan pekerjaan lapangan Audit

©    Tidak sesuainya Standar etika tim audit dan pengetahuan akuntansi/auditing

4. Sebagai auditor cara-cara apa saja yang dapat kita lakukan untuk dapat memahami bisnis
klien/auditee?
Jawab:
Untuk perusahaan auditee baru, membutuhkan waktu yang relative lebih lama (dengan
tingkat kepadatan aktivitas yang lebih tinggi) jika dibandingkan dengan perusahaan yang sudah
pernah diaudit sebelumnya. Pemahaman mengenai aktivitas bisnis perusahaan auditee
(khususnya auditee baru) diperoleh melalui berbagai aktivitas, antara lain:
 §         Melakukan komunikasi (minta keterangan) dengan auditor sebelumnya, yang
dikenal dengan istilah “predecessor auditor”; mengunjungi lokasi perusahaan (terutama dimana
fasilitas dan aktivitas utama perusahaan berada);
 §         Mempelajari laporan keuangan periode sebelumnya (sebelum dan setelah diaudit)
dan laporan interim periode berjalan;
 §         Mempelajari laporan auditor sebelumnya (jika sudah pernah diaudit);
 §         Mempelajari laporan keuangan fiskal (termasuk SPT) periode sebelumnya;
 §         Mempelajari laporan hasil audit pajak (jika sudah pernah diaudit); dan
 §         Mempelajari laporan pajak bulanan jika ada.

Dalam melakukan pemahaman terhadap bisnis dan operasional client , maka auditor harus
melihat beberapa factor-faktor sebagai berikut;
 §         Sumber utama pendapatan client
 §         Customers dan supplier kunci
 §         Sumber financing (pendanaan)
 §         Informasi mengenai related parties (pihak terkait client). Related party (pihak
terkait) didefinisikan sebagai semua pihak yang mempunyai hubungan dengan perusahaan
client seperti Affiliated company, perusahaan induk, atau pihak-pihak manapun yang
melakukan hubungan bisnis dengan client, dimana salah satu pihak tersebut dapat
mempengaruhi management atau kebijakan dari pihak lainnya.

Pemahaman terhadap bisnis dan operasional client dapat dilakukan dengan melakukan Tour
the Plant and Offices (peninjauan pabrik dan kantor). Dengan mengamati phisik fasilitas,
auditor dapat menilai pengamanan secara phisik terhadap asset dan dapat membandingkan
data asset dengan data accounting

5. Jelaskan secara ringkas prosedur penerimaan penugasan/perikatan audit?


Jawab:
Sebelum kita menilai, memutuskan apakah suatu perikatan audit dapat diterima atau
tidak. Langkah-langkah dalam menerima suatu perikatan terdiri dari 6 tahap, tahap-tahap
penerimaan penugasan audit diantaranya:

1.    Mengevaluasi Integritas Manajemen. Apabila intergritas manajemen itu sudah baik, maka
tingkat kepercayaan auditor itu semakin tinggi, dan kekeliruan terhadap laporan keuangan itu
semakin rendah. Mengevaluasi integritas manajemen yaitu melakukan penilaian terhadap
laporan keuangan atau annual report, laporan GCG, kemudian melihat penghargaan yang
diperoleh auditor selama melakukan audit. Laporan keuangan adalah tanggungjawab
manajemen. Tujun utamanya dalam mengaudit laporan keuangan adalah untuk memberikan
pendapat atas laporan keuangan yang disajikan oleh pengelola. Untuk dapat menerima
perikatan audit, auditor berkepentingan untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar
auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga
laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari adanya
integritas manajemen.
Apabila klien tersebut adalah baru auditor, maka auditor dapat memperoleh informasi tentang
integritas manajemen dengan cara;
a. Berkomunikasi dengan auditor terdahulu. Untuk klien yang pernah diaudit, pengetahuan
mengenai manajemen klien yang diperoleh auditor terdahulu merupakan informasi penting
bagi auditor pengganti. Komunikasi dapat dilakukan tetapi harus seijin klien dan diminta untuk
mengotorisasi auditor terdahulu untuk menjawab dengan lengkap pertanyaan auditor
pengganti. Otorisasi diperlukan karena kode etik profesi melarang seorang auditor untuk
mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh. Auditor harus mereview dahulu, apasih yang
menjadi kesalahan-kesalahan yang pernah timbul saat auditor melakukan audit dengan klien
tersebut. Semua konteks bisnis harus di tanyakan, mengenai alasan mengapa dia berganti
auditor. Misal dikarenakan tidak wajar, dapat dilihat dari opini yang dibuat.

b. Mengajukan pertanyaan pada pihak ketiga. Informasi mengenai integritas manajemen juga dapat
diperoleh dari pihak lain (pihak ketiga) yang memiliki pengetahuan di bidangnya seperti
pengacara, bankir dan pihak lain dalam komunitas keuangan dan bisnis yang berhubungan
bisnis dengan calon klien. Pihak ketiga disini bisa melalui investor, legulator yang berwenang
ataupun masyarakat.

c.   Mereview pengalaman masa lalu yang telah ada. Sebelum membuat keputusan untuk
melanjutkan suatu perikatan dengan klien audit, auditor harus berhati-hati dalam
mempertimbangkan pengalaman masa lalu dengan manajemen klien. Hal ini dapat di lihat dari
website, surat kabar.

2.  Mengidentifikasi kondisi khusus dan resiko luar biasa. Berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan resiko luar biasa yang mungkin
berdampak terhadap penerimaan perikatan audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara
mengidentifikasi pemakai laporan audit, mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan
dan legal calon klien dimasa depan dan mengevaluasi kemungkinan dapat atau tidaknya
laporan keuangan calon klien diaudit. Langkah-langkahnya:

a. Mengidentifikasi pemakaian laporan keuangan yang telah di audit. Yaitu mengidentifikasi


pemakai laporan yang telah di audit. Auditor harus memiliki pemahaman tentang jenis
perusahaan yang akan di audit, lalu  memiliki pemahaman apakah perusahaan tersebut sudah
go public atau belum, dan siapa saja user dari laporan keuangan tersebut. Tanggung jawab
hukum auditor atas audit bervariasi, tergantung pada pemakai laporan. Oleh karena itu auditor
harus mempertimbangkan status badan hukum dari calon klien. Nah, hal ini dilakukan untuk
perusahaan itu sendiri, nasabah maupun stakeholder. Seorang auditor harus mengevaluasi
kondisi lain yang meningkatkan pertanyaan mengenai kemampuan audit atau auditabilitas
calon klien. Dengan semakin bergantungnya perusahaan pada pemrosesan data elektronik
auditor harus mempertimbangkan implikasi apakah bukti penguat tersedia dalam bentuk
dokumen atau dalam bentuk elektronik, dimana auditor ragu dan khawatir tentang catatan
akuntansi atau jejak audit, maka sebaiknya perikatan tersebut ditolak.
b.   Menilai stabilitas keuangan dan Hukum calon Klien. Jika suatu entitas mengalami kesulitan
hukum, maka perkara hukum sangat mungkin akan melibatkan auditor yang sering dianggap
memiliki “deep pockets”. Oleh karena itu auditor harus mengidentifikasi calon klien yang
memiliki risiko tinggi untuk di tuntut. Mengidentifikasi ini dengan cara, mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, mereview bagian kredit, menganalisis laporan keuangan  untuk
memastikan bahwa kondisi dari perusahaan tersebut dalam keadaan baik.

c.    Mengedentifikasi pembatasan lingkup. Apabila sebelum melakukan proses audit, pihak
manajemen mengajukan batasan-batasan yang dapat di akses oleh auditor, auditor harus
waspada, apakah batasan tersebut dapat menghalangi auditor dalam mengambil opini.

3.    Menilai kompetensi untuk melaksanakan audit. Sebelum menerima suatu perikatan audit,
auditor itu menentukan apakah auditor itu memiliki kompetensi professional untuk
menyelesaikan perikatan audit sesuai dengan standar yang berlaku. Untuk menilai kompetensi
pelaksanaan audit yaitu;
a.   Jasa yang diinginkan. Biasanya pihak klien membutuhkan jasa lain diluar audit. Auditor harus
memiliki pemahaman apakah ia memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh calon kliennya.
b.      Mengidentifikasi tim audit. Biasanya tim audit terdiri dari satu orang partner, satu autodoby
manajer, satu autodoby senior, dan asisten staf. Dalam menentukan tim audity ini, auditor juga
harus memahami apakah tim auditnya memiliki kompetensi yang dibutuhkan selama proses
audit akan berlangsung
4.   Mengevaluasi independensi. Sebelum  auditor menerima klien audit yang baru, auditor itu harus
mengevaluasi kondisi yang memungkinkan mempengaruhi independensi terhadap klien. Cara
mengevaluasi ini yaitu, mengedarkan nama calon klien ke semua staff professional untuk
mengidentifikasi apakah terdapat hubungan keuangan atau bisnis antara auditor da klien yang
bisa mempengaruhi independensi audit.
5.   Keputusan untuk menerima atau menolak perikatan. Setelah auditor melakukan empat langkah
diatas, auditor bisa memutuskan untuk menerima atau menolak perikatan tersebut.

6.   Membuat surat perikatan. Sebagai akhir dari tahap penerimaan auditor dan calon klien
membuat surat perikatan agar hak dan kewajiban dari masing-masing pihak dapat terpenuhi.

1.      Jelaskan karakteristik dari Lembaga Keuangan Syariah?


Lembaga keuangan syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan lembaga keuangan
konvensional. Adapun karakteristik lembaga keuangan syariah adalah sebagai berikut:
pertama, Berdasarkan prinsip syariah yakni  bisnis Lembaga Keuangan Syariah yang bukan
hanya berdasarkan profit orianted, tetapi juga falah orianted, yakni kemakmuran di dunia dan
kebahagiaan di akhirat.

Kedua, Dalam menerima titipan dan investasi, Lembaga Keuangan Syariah harus sesuai
dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah. artinya bank syariah tidak boleh membuat fatwa
sendiri demi kelancaran bisnis keuangannya.

Ketiga, Hubungan antara investor (penyimpan dana), pengguna dana, dan Lembaga


Keuangan Syariah sebagai intermediary institution, berdasarkan kemitraan, bukan hubungan
debitur-kreditur.

Keempat, Larangan melakukan praktek riba atau bunga. yaitu konsep yang digunakan dalam
transaksi Lembaga Syariah berdasarkan prinsip kemitraan bagi hasil bukan bunga, jual beli
atau sewa menyewa guna transaksi komersial, dan pinjam-meminjam (qardh/ kredit) guna
transaksi sosial.

Kelima, Lembaga keuangan syariah hanya melakukan investasi yang halal bukan riba dan
tidak menimbulkan kemudharatan serta tidak merugikan syiar islam, Karena riba atau bunga
dilarang dalam syariah Islam, maka sebagai solusinya praktek jual-beli dibuka lebar untuk
dipraktekkan dalam operasional lembaga keuangan syariah.

Keenam, Instrumen zakat, zakat menjadi satu bagian yang penting dalam ekonomi Islam.
Secara syar’i, zakat merupakan bagian kewajiban dan menjadi pilar dalam Islam.

2. Jelaskan tugas dan tanggung jawab dari Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang ada di
Bank Syariah.

Mengenai tugas, wewenang, dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) menurut
ketentuan pasal 27 PBI No. 6/24/PBI/2004 peraturan bank indonesia adalah sebagai berikut:

Pertama, Memastikan dan mengawasi kesesuaian kegiatan operasional bank terhadap fatwa


yang dikeluarkan oleh DSN. Artinya Dewan Pengawas Syariah disini mempunyai tugas,
wewenang dan tanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan operasional yang dilakukan oleh
bank syariah seperti penyaluran dana (pembiayaan) maupun penghimpunan dana serta
kegiatan operasional lainnya, apakah sudah sesuai dengan fatwa Dewan Syariah nasional
(DSN) atau belum? dengan demikian DPS harus memastikan hal tersebut dengan cara
mengawasinya.

Kedua, Menilai aspek syariah terhadap pedoman operasional, dan produk yang dikeluarkan
bank. Artinya Dewan Pengawas Syariah disini mempunyai tugas, wewenang dan tanggung
jawab terhadap penilaian aspek syariah dan masih berkaitan dengan opersional bank syariah,
tentunya produk-produk yang di salurkan oleh bank syariah kepada masyarakat tidak
mengandung unsur riba, gharar, maysir sebagaimana mestinya bank syariah yang harus
beroperasional berdasarkan prinsip syariah.

Ketiga, Memberikan opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan operasional bank secara
keseluruhan dan laporan publikasi bank. Yang dimaksudkan disini ialah setelah memastikan,
mengawasi dan menilai, selanjutnya Dewan Pengawas Syariah memiliki tugas, wewenang dan
tanggung jawab terhadap pemberian opini dari aspek syariah terhadap pelaksanaan kegiatan
operasional  secara keseluruhan melalui laporan publikasi bank syariah secara independen.

Keempat, Menyampaikan laporan hasil pengawasan syariah sekurang-kurangnya setiap 6


(enam) bulan kedepan direksi, komasaris, Dewan syariah nasional dan bank indonesia. artinya
Dewan Pengawas Syariah disini mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap penyampaian
laporan hasil pengawasan syariah dengan jangka waktu sekurang-kurangnya setiap 6 (enam)
bulan kedepan direksi, komasaris, Dewan syariah nasional dan bank indonesia agar berjalan
lancar sebagaimana mestinya.

Dari keempat tugas, wewenang dan tanggung jawab diatas dapat kita ketahui bahwa Dewan
Pengawas Syariah (DPS) adalah dewan yang melakukan pengawasan terhadap Prinsip
Syariah yang dipakai dalam menjalankan kegiatan usaha Bank Syariah secara independen.

    3. Sebutkan fakta-fakta yang menjadi alasan bahwa islamic corporate governance itu


harus dilakukan oleh Bank Syariah. Jelaskan pula prinsip atau cakupan dari Islamic
Corporate Governance!
fakta-fakta yang menjadi alasan bahwa islamic corporate governance itu harus dilakukan oleh
Bank Syariah antara lain: Fraud, yaitu tindak kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal
untuk kepentingan pribadi dalam sebuah lembaga, dalam kontek ini ialah bank
syariah, pengelolaan yang tidak sesuai ketentuan, problem pembiayaan karena proses yang
tidak sesuai ketentuan, perbedaan pandangan dan pemahaman seperti marjin dan konsep
berbagi resiko,  nasabah merasa tidak mendapat informasi yang jelas, keluhan bahkan
sengketa nasabah merasa diperlakukan tidak adil dan tidak sesuai prinsip syariah,
dan penerapan sistem perhitungan margin/bagi hasil/jasa syariah yang dianggap sama dengan
konvensional, penerapan prilaku syariah yang belum sesia harapan” stakehoder”. 

Kemudian, prinsip dari Islamic Corporate Governance antara lain:

a.  Transparency (keterbukaan informasi) dalam hal ini berarti sebagai keterbukaan informasi. 
Dalam mewujudkan prinsip ini,lembaga keuangan dituntut untuk menyediakan informasi yang
cukup, akurat, tepat waktu kepada segenap stakeholders-nya.

b.  Accountability (akuntabilitas) berkaitan dengan kejelasan fungsi, struktur, system dan


pertanggungjawaban elemen perusahaan.  Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka
akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara
pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.

c.   Responsibility (pertanggung jawaban): Bentuk pertanggung jawabansuatu lembaga keuangan


adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku, diantaranya; masalah pajak,
hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup,
memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama masyarakat dan sebagainya

d.  Profesional : prinsip ini mensyaratkan agar lembaga keuangan dikelola secara profesional tanpa
ada benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak
sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

e.  Fairness (kesetaraan dan kewajaran) yakni  adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak
stakeholder sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku..

Dari kelima prinsip tersebut kita ketahui bahwa dengan menerapkan lima prinsip ini, diharapkan
akan menyadarkan bank syariah bahwa dalam kegiatan operasionalnya, bank  juga mempunyai
peran untuk menjaga agar lembaga tetap terkelola dengan baik. karena semakin baik tata
kelolanya maka semakin baik pula kinerja bank syariah tersebut.
4. Jelaskan Ringkasan aktivitas audit atau prosedur audit yang harus dilakukan saat
melaksanakan audit di bank syariah ?

Menurut Arens & Loebbecke Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan
bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan
seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. 
Jadi, Audit merupakan kegiatan atau kegiatan pengumpulan bukti, pemeriksaan, dan
mengawasi laporan keuangan secara objektif. Kemudian dalam Ringkasan aktivitas audit atau
prosedur audit yang harus dilakukan saat melaksanakan audit di bank syariah adalah sebagai
berikut.
Pertama, Pertemuan yaitu pertemuan dengan klien membicarakan tentang kepentingan
dilakukan audit,  kantor akuntan publik (KAP) sebelumnya, jenis usaha dan gambaran umum,
data akuntansi (manual/komputerisasi), kondisi pembukuan suatu perusahaan yang akan di
audit (auditte).
Kedua,  Proposal yaitu audit proposal yang berisi tentang Jenis Jasa, Audit Fee, Waktu Audit,
Waktu Laporan dsb.
Ketiga, Engagement letter yakni Perikatan atau tindak lanjutan dari proses kedua proposal, Jika
proposal disetujui, maka Klien membuat Engagement Letter atau persetujuan perikatan.
Keempat, field work merupakan bagian proses ke empat yakni bagian pelaksanaan terdiri atas
Pekerjaan Lapangan, Draft Laporan Audit (jika belum ada opini maka akan dilakukan konfirmasi
kembali dengan auditee atau perusahaan yang bersangkutan), dan Surat Pernyataan
Langganan (Cleint Representation Letter).
Kelima, Audit Report, yaitu tahap pelaporan audit.

Jadi, dari kelima proses tersebut  diatas dilakukan dengan tujuan agar semua informasi dalam
sebuah perusahaan dapat diketahui secara umum, disinilah pemahaman bahwa penting
diadakannya audit dan pengumpulan bukti.

Anda mungkin juga menyukai