Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU

UNDANG-UNDANG DAN ETIKA FARMASI

Dosen : Drs. Apt. Fauzi Kasim, M.Kes.

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA

2021
PENDALAMAN TENTANG
KODE ETIK APOTEKER
XN Butir Kode Etik Apoteker Contoh Penerapan di Lapangan Contoh Kemungkinan Terjadinya Upaya Untuk Peningkatan Kepatuhan
o Pelanggaran dan Sanksi

1 Seorang Apoteker harus mengimplementasikan pengetahuan Membiarkan berlangsungnya praktek Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
menjunjung tinggi, kefarmasian yang dimiliki untuk kefarmasian yang menjadi Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
menghayati dan meningkatkan kualitas kesehatan tanggungjawabnya, tanpa kehadirannya, bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
mengamalkan Sumpah/Janji. masyarakat misalnya dengan ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/ ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
melakukan atau Apoteker pendamping yang sah.
penelitian untuk menemukan
sediaan farmasi yang lebih tertarget
atau memperbaiki sistem pengadaan
obat di
rumah sakit agar lebih efektif dan
efisien.

2 Seorang Apoteker harus Apoteker selalu mengikuti Melakukan kegiatan tanpa ada tenaga Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
berusaha dengan perkembangan di bidang kesehatan kefarmasian. Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
sungguhsungguh menghayati dan farmasi untuk meningkatkan bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
dan mengamalkan Kode Etik kompetensinya, ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
Apoteker Indonesia yaitu dengan mengikuti workshop,
symposium, seminar yang terkait,
mengikuti
perkembangan kebijakan
pemerintah di bidang kesehatan,
melakukan penelitian di bidang
kesehatan.
3 Seorang apoteker harus Apoteker mengikuti Apoteker menyerahkan tugas seperti Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
senantiasa menjalankan ujian kompetensi setiap 5 tahun meracik dan menyerahkan obat kepada Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
profesinya sesuai kompetensi untuk membuktikan dirinya tenaga yang tidak memiliki kompetensi bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
Apoteker Indonesia serta berkompetensi dalam bidang farmasi. ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
selalu mengutamakan dan dalam melaksanakan praktik
berpegang teguh pada prinsip kefarmasian.
kemanusiaan dalam
melaksanakan kewajibannya.

4 Seorang Apoteker harus Apoteker harus bisa mencari jurnal- Apoteker hanya mengandalkan buku lama Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
mengembangkan pengetahuan jurnal yang up to date tentang ilmu terkait efek samping obat yang belum Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
dan keterampilan kefarmasiaan contohnya jurnal tentu relevan dengan kondisi sekarang. bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
profesionalnya secara terus tentang keamanan dan efek samping Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
menerus. obat-obatan atau yang lainnya terkena sanksi berup a teguran dan
secara terus menerus. pembinaan dari Ikatan Apotker Indonesia
(IAI). Jika terjadi kerugian/kematian pada
pihak pasien, apoteker dapat dituntut yang
berakibat pada pencabutan izin praktik.

5 Seorang Apoteker dalam Apoteker harus dapat memberikan Mengganti obat generik dengan obat Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
tindakan profesionalnya harus obat sesuai dengan kemampuan paten pada resep dengan Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
menghindari diri dari ekonomi dan kebutuhan pasien. alasan obat generiknya sudah habis. bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
perbuatan yang akan merusak Sanksi ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
atau seseorang ataupun 1. Peringatan
merugikan orang lain. 2. Sanksi pada Permenkes No. 3 Tahun
2015 Pasal 22.
3. Sanksi Administratif sesuai dengan
Peraturan Perundangundangan.
6 Seorang Apoteker harus Apoteker menjaga kerahasiaan Apabila informasi mengenai penyakit dan Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
menjaga kepercayaan informasi riwayat pengobatan pasien Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
masyarakat atas profesi yang pasien terkait penyakit dan diberikan kepada pihak yang tidak bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
disandangkan dengan jujur pengobatannya. berkepentingan baik karena kelalaian ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
dan penuh integritas. (alpa) ataupun disengaja, apoteker dapat
diberi sanksi
berupa teguran, pemberian tuntunan dan
pembinaan dari Ikatan Apoteker Indonesia
(IAI)

7 Seorang apoteker harus Apoteker memberikan informasi Apoteker tidak memberikan informasi Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
menjadi sumber informasi yang akurat dan sesuai dengan yang akurat. Sanksi disiplin yang dapat Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
sesuai dengan profesinya perkembangan ilmu terhadap dikenakan adalah: bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
pemberian informasi obat (PIO) Mendapatkan pembinaan dan peringatan ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
baik kepada pasien maupun tenaga
kesehatan lainnya yang
membutuhkan.

8 Seorang apoteker harus aktif Apoteker harus membuat Apoteker tidak aktif dalam perkembangan 1. Mendapat binaan dari IAI.
mengikuti standar prosedur peraturan perundang-undangan dibidang 2. Jika masih ringan masih dapat diberikan
perkembangan peraturan operasional (SPO) sebagai kesehatan dan dibidang farmasi; peringatan , jika apoteker
perundang-undangan di pedoman kerja bagi sudah tidak melakukan pelayanan kefarmasian yang
bidang kesehatan pada seluruh personil di sarana sesuai
umumnya dan di bidang pekerjaan /pelayanan sehingga menyebabkan pasien celaka atau rugi maka
farmasi pada khususnya. kefarmasian sesuai akan
kewenangan atas dasar diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang
peraturan perundangan dilanggar.
yang ada.
9 Seorang apoteker dalam Seorang apoteker harus Seorang pasien diberikan obat yang sudah Apoteker sebelum menyerahkan obat kepada pasien
melakukan praktik mampu mendorong pasien kadaluarsa oleh pihak harus melakukan kajian
kefarmasian harus untuk terlibat dalam apotek; ulang/pemeriksaan kembali agar tidak terjadi
mengutamakan kepentingan keputusan pengobatan kesalahan.
masyarakat, menghormati hak mereka.
azasi pasien dan melindungi
makhluk hidup insani.

10 Seorang Apoteker harus Bilamana seorang apoteker Apoteker membuka apotek bersebelahan Mendapat teguran atau pembinaan dari Ikatan
memperlakukan teman dihadapkan kepada suatu dengan apotek yang sudah Apoteker Indonesia (IAI).
Sejawatnya sebagaimana ia situasi yang problematik, ada.
sendiri ingin diperlakukan baik secara moral atau
peraturan perundangan
yang berlaku, tentang
hubungannya dengan
sejawatnya, maka komunikasi antar
sejawat
harus dilakukan dengan
baik dan santun.
11 Sesama apoteker harus selalu Apabila Bilamana seorang Seorang Apoteker di RS memberikan Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
saling mengingatkan dan apoteker mengetahui informasi yang tidak baik atau Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
saling menasehati untuk sejawatnya melanggar kode menjelekjelekkan bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
mematuhi ketentuan- etik, dengan cara yang santun seorang Do kter di depan pasien hingga ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
ketentuan kode etik. dia harus melakukan terdengar oleh Kepala Apoteker,
komunikasi dengan kemudian Kepala Apoteker menegur atau
sejawatnya untuk mengingatkannya.
mengingatkan kekeliruan
tersebut. Bilamana ternyatayang
bersangkutan sulit menerima maka
dia dapat menyampaikan kepada
pengurus cabang atau MPEAD
secara berjenjang.

12 Seorang apoteker harus Seorang apoteker harus Persaingan apoteker dengan cara Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
mempergunakan setiap menjalin dan memelihara menjelek-jelekkan apoteker lain. Sanksi Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
kesempatan untuk kerjasama dengan sejawat Apabila apoteker melakukan pelanggaran bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
meningkatkan kerja sama apoteker lainnya kode etik apoteker, yang ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
yang baik sesama apoteker bersangkutan dikenakan sanksi organisasi.
didalam memelihara Sanksi dapat berupa
keluhuran martabat, jabatan pembinaan, peringatan, pencabutan
kefarmasian, serta keanggotaan sementara dan
mempertebal rasa saling pencabutan keanggotaan tetap
mempercayai didalam
menunaikan tugasnya
13 Seorang Apoteker harus Apabila apoteker mendapatkan Kasus apoteker yang salah memberikan Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
mempergunakan setiap resep obat karena keliru mempersepsikan Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
kesempatan untuk dari dokter yang terdiri dari obat- tulisan dokter pada resep. Hal ini bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
membangun dan obatan yang disebabkan apoteker enggan untuk ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
meningkatkan hubungan saling berinteraksi satu sama lain. menanyakan langsung kepada dokter.
profesi, saling mempercayai, Dalam hal Ketidakmauan apoteker dalam
menghargai dan menghormati ini, apoteker tidak boleh langsung mengkonfirmasi resep dapat dikarenakan
sejawat petugas kesehatan menyalahkan keputusan dokter dan hubungan yang tidak baik dari awal atau
lain. mengubah resep tersebut. Oleh karena tidak
karena itu, mau membangun hubungan antar profesi.
apoteker harus mengkonfirmasi Apabila kekeliruan tersebut bersifat fatal
mengenai terhadap pasien, maka akan
obat-obatan tersebut kepada dokter diberikan sanksi pidana. Tetapi apabila
dan tidak bersifat
mengemukakan pendapat apoteker fatal/mengancam kesehatan pasien maka
mengenai sanksi yang dikenakan berupa sanksi
interaksi obat yang terjadi organisasi. Sanksi dapat berupa
berdasarkan pembinaan,
literature serta memperhatikan peringatan, pencabutan keanggotaan
alasan dan sementara, atau pencabutan
pertimbangan dokter dalam memilih keanggotaan tetap. Kriteria pelanggaran
obatobatan kode etik diatur dalam peraturan
tersebut. organisasi, dan sanksi ditetapkan setelah
melalui kajian
yang mendalam dari MEDAI Daerah.
14 Apoteker hendaknya Bilamana apoteker menemui Contoh pada saat pasien menebus resep Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
menjauhkan diri dari tindakan hal-hal yang kurang tepat dari dari dokter setelah dikaji ternyata terdapat Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
atau perbuatan yang dapat pelayanan profesi kesehatan obat yang saling berinteraksi satu sama bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
mengakibatkan berkurang lainnya, maka apoteker lain. Dalam hal ini, apoteker tidak boleh ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
atau hilangnya kepercayaan tersebut harus mampu langsung menyalahkan keputusan dokter
masyarakat kepada sejawat mengomunikasikannnya di depan pasien dan mengganti obat
petugas kesehatan lain. dengan baik kepada profesi tersebut dengan obat lain karena hal
tersebut, tanpa yang tersebut akan mengakibatkan berkurang
bersangkutan merasa atau hilangnya kepercayaan masyarakat
dipermalukan. kepada profesi tersebut. Sebaiknya,
dikonfirmasi kembali pada dokter terkait
terapi yang sesuai dengan bahasa yang
baik.
15 Apoteker bersungguh- Apoteker mengakui, bertanggung Apoteker tidak mengakui kesalahan yang Edukasi dan pembinaan khusus untuk peringatan.
sungguh menghayati dan jawab, dan menerima sanksi dari diperbuatnya dan tidak mau bertanggung Sanksi pencabutan keanggotaan untuk sementara atau
mengamalkan Kode Etik IAI apabila melakukan kesalahan jawab, serta menyalahkan orang lain atas bisa juga tetap Pengaturan pemberian sanksi
Apoteker Indonesia yang disengaja ataupun tidak kesalahan yang ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO)
menjalankan kefarmasiannya disengaja diperbuatnya. Apoteker menghindar dari
sehari hari. Jika seorang yang tidak sesuai dengan kode etik pengkajian yang dilakukan oleh MPEAD.
Apoteker dengan sengaja apoteker Indonesia.
maupun tak sengaja
melanggar atau tidak
mematuhi Kode Etik
Apoteker Indonesia, maka dia
wajib mengakui dan
menerima sanksi dari
pemerintah, organisasi profesi
farmasi menanganinya (IAI)
dan
mempertanggungjawabkanny
a kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
PENDALAMAN TENTANG
PEDOMAN DISIPLIN APOTEKER

No. Butir Pedoman Disiplin Contoh Penerapan di Lapangan Kemungkinan terjadinya pelanggaran dan
sanksi
1 Melakukan praktik kefarmasian dengan Berkewajiban untuk mengikuti pendidikan Melakukan kesalahan dalam menghitung dosis, pemilihan obat
tidak kompeten berkelanjutan yang terkait dengan kesalahan serta pemberian informsai yang kurang lengkap kurang dan jelas.
yang diperbuat. Mengulangi belajar di perguruan Sanksi :
tinggi. Teguran lisan dan diadakan simulasi yang disaksikan oleh
saksi ahli

2 Membiarkan berlangsungnya praktik Kegiatan di apotek tetap berlangsung Asisten apoteker melayani resep narkotika di apotek, resep ini
kefarmasian yang menjadi meskipun Apoteker penangung jawab tidak seharusnya dilayani oleh apoteker. Sanksi:
tanggungjawabnya, tanpa kehadirannya, berada di di tempat dan tidak tidak menunjuk Surat peringatan dan pelaporan ke MEDAI
ataupun tanpa Apoteker pengganti dan/ Apoteker pengganti/pendamping pada waktu
atau Apoteker pendamping yang sah. Apoteker Pengelelola Apotek (APA) atau
apoteker penanggung jawab tidak bisa bisa hadir
pada jam buka apotek.
3 Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga Apoteker meminta tenaga teknis kefarmasian Mendelegasikan perhitungan dosis infus kepada perawat
kesehatan tertentu dan/ atau tenaga-tenaga menyerahkan OWA (Obat Wajib Apoteker) dan Jika terjadi pelanggaran apoteker dapat terkena
yang tidak memiliki kompetensi untuk melakukan konseling terhadap obat keras Sanksi :
melaksanakan pekerjaan tersebut padahal apoteker berada di tempat dan sedang berupa teguran dan pembinaan dari Ikatan Apotker Indonesia (IAI).
tidak melakukan apapun. Jika terjadi kerugian/kematian pada pihak pasien, apoteker dapat
dituntut yang berakibat pada pencabutan izin praktik.

4 Membuat keputusan profesional yang tidak Apoteker di apotek menjelaskan kepada pasien Membuat keputusan terapi sepihak : mengganti obat yang
berpihak kepada kepentingan bahwa terdapat obat dagang dan obat generik. diresepkan dokter dengan obat lain yang komposisinya sama tanpa
pasien/masyarakat Apoteker menjelaskan bahwa obat dagang adanya persetujuan pasien.
dengan obat generik memberikan khasiat yang Adanya apoteker yang bekerja sebagai Medical Representative
sama saja, perbedaannya hanya terletak pada yang lebih mengutamakan keuntunganpenjualan produk.
merk sehingga obat dagang dapat memiliki Pemilihan obat dagang untuk pengobatan
harga yang lebih mahal dibandingkan dengan masyarakat padahal tersedia obat generik dengan
obat generik, walaupun kandungan zat aktif dan
khasiatnya sama.Apoteker harus menyetujui
    permintaan pasien apabila pasien lebih memilih indikasi dan manfaat sama dengan harga yang lebih dapat dijangkau
untuk membeli obat generik dengan harga oleh masyarakat.
yang lebih mudah dijangkau oleh pasien. Tidak menjaga kerahasiaan penyakit pasien.
Apoteker tidak boleh semata-mata hanya Sanksi :
mementingkan keuntungan pribadi saja Teguran antar sejawat
5 Tidak memberikan informasi yang sesuai, Apoteker selalu memperbaharui Melakukan pelayanan konseling menggunakan bahasa medis yang
relevan, dan up to date dengan cara yang pengetahuannya dengan cara mengikuti tidak dimengerti pasien Sanksi: pemberian peringatan tertulis
mudah dimengerti oleh pasien/masyarakat pelatihan, seminar, dan sebagainya
sehingga berpotensi menimbulkan Apoteker memberikan informasimengenai
kerusakan dan/ atau kerugian pasien obat-obat khusus yangmungkin jarang
digunakan oleh pasien.Contoh: suppositoria,
inhaler, insulin, dll
6 Tidak membuat dan/atau tidak Berdasarkan standar prosedur operasional Pada contoh diatas, apoteker yang mendapat resep berisi aspirin
melaksanakan Standar Prosedur bagian percikan obat menjadi kapsul(pada enteric coated , yang seharusnya tidak boleh digerus justru
Operasional sebagai Pedoman Kerja bagi pedoman praktik apoteker bagian D halaman digerusoleh apoteker tersebut. Dan mortir dan stamper yang
seluruh personil disarana 75). Pada poin 2 tertulis untukobat-obat yang digunakan untuk menggerus tidak dicuci terlebih dahulu dan
pekerjaan/pelayanan kefarmasian, sesuai tidak dapat digerus seperti lepas lambat, obat membagiserbuk ke dalamkapsul tidak sama banyak.
dengan kewenangannya. salut, dan lain-laintidak bisa digerus. Apabila Tidak ada lemari khusus narkotika atau lemari narkotika
digerus harusdilakukan konfirmasi. diletakkan di dekat etalase obat sehingga terlihat oleh pasien dan
Tidak ada SOP penerimaan dan peracikanresep. pelanggan apotek sehingga resiko tinggi terjadi penyalahgunaan
•Tidak ada SOP penanganan narkotika. narkotika.
•Tidak membuat SOP pengoperasian alat. Sanksi :
•Tidak memusnahkan resep yang telah 1.Peringatan tertulis dari MEDAI .
disimpan 5 tahun 2.Jika setelah diberi peringatan tetap melakukan pelanggaran, maka ia
mendapat rekomendasi pembekuan dan/ atau pencabutan STRA atau
SIPA.

7 Memberikan sediaan farmasi yang tidak Seorang nenek usia 62 tahun menderita crohn Bentuk Pelanggaran Disiplin
terjamin mutu, keamanan, dan khasiat disease yang seharusnya menerima resep obat 1.Tidak memberikan sediaan farmasi yang sesuai dengan
obat/manfaat kepada pasien prednisolon, namun pasien menerima obat resepsehingga tidak memberikan efek terapi yang diinginkan
glikazid. Pasien tidak sadarkan diri dan hinggamenyebabkan kerugian/kematian pasien.
meninggal akibat hipoglikemia setelah
konsumsi glikazid
      2.Suatu bentuk pelanggaran atas undang-undang
perlindungankonsumen, dan pekerjaan/pelayan kefarmasian.
Sanksi Disiplin
1.Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda
Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau SuratIzin
Kerja Apoteker.

8 Melakukan Pengadaan (termasuk produksi 1. Apoteker A di apotek B memesan obat C Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :


dan distribusi) obat dan/ bahan baku obat, yang berupa sediaan blister kepada PBF X 1. Melakukan pengadaan (termasuk produksi dan distribusi) obat
tanpa prosedur yang berlaku, sehingga sebanyak 2 dus @12. Ketika barang datang 1 dan atau bahan baku obat, tanpa prosedur yang berlaku, sehingga
berpotensi menimbulkan tidak terjaminnya minggu kemudian asisten apoteker mengecek berpotensi menimbulkan tidak terjaminnya mutu, khasiat obat.
mutu, khasiat obat. kelengkapan faktur, surat pesanan dan 2. Tidak aktif (malas) mencari informasi terkait peraturan
kondisi fisik obat serta kelengkapan lainnya. perundang-undangan.
Ternyata ditemukan kondisi kardus dalam 3. Dalam penatalaksanaan praktik kefarmasian, melakukan yang
keadaan basah dan blister obat rusak. seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang
Apoteker A mengkonfirmasi kerusakan seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab
tersebut pada Apoteker penanggung jawab profesionalnya tanpa alasan pembenar yang sah, sehingga dapat
(APA) di apotek tersebut dan APA meretur obat membahayakan pasien.
tersebut. Sanksi Disiplin
2. Seharusnya distribusi ini menjadi tanggung Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI berdasarkan
jawab apoteker di distributor. Dimana Peraturan per-UU-an yang berlaku :
apoteker di bagian distributor harus dapat 1. Pemberian peringatan tertulis;
memastikan distribusi obat berlangsung 2. Rekomendasi pembekuan dan/ atau pencabutan Surat Tanda
aman. Dikhawatirkan dengan kerusakan Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat
kemasan dapat mempengaruhi kerusakan zat aktif Izin Kerja Apoteker; dan/ atau
obat pada saat pengiriman. 3. Kewajiban mengikuti Pendidikan atau pelatihan di Institusi
Pendidikan Apoteker;
4. Peringatan dan pembinaan dari organisasi
keprofesian.
9 Tidak menghitung dengan benar dosis obat, 1. Dalam produksi sediaanobat, apoteker Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
sehingga dapat menimbulkan kerusakan memastikan bahwa sediaan yang diproduksi tepat Kesalahan dalam regimen dosis.
atau kerugian kepada pasien. kadar melalui QC dan QA. Sanksi Disiplin
2. Apoteker melakukan perhitungan dosis Sanksi disiplin yang dapat dikenakan oleh MEDAI berdasarkan
dengan benar untuk pasien kondisi khusus, peraturan per-UU-an yang berlaku yaitu:
pediatric, gagal ginjal, dll. 1. Pemberian peringatan tertulis;
2. Rekomendasi pembekuan dan/ atau pencabutan Surat Tanda
Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat
Izin Kerja Apoteker; dan/ atau
3. Kewajiban mengikuti Pendidikan atau pelatihan di
Institusi Pendidikan Apoteker.
Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau Surat Izin
Praktik yang dimaksud dapat berupa:
1. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau
Surat Izin Praktik sementara selama-lamanya 1 tahun, atau
2. Rekomendasi pencabutan Surat Tanda Registrasi atau
Surat Izin Praktik tetap atau selamanya;
3. Kewajiban mengikuti Pendidikan apoteker yang dimaksud
dapat berupa : Pendidikan formal; atau pelatihan dalam
pegetahuan dan/ atau keterampilan, magang di Institusi
Pendidikan atau sarana pelayanan kesehatan jejaringnya atau
sarana pelayanan kesehatan yang ditunjuk, sekurang-kurangnya 3
bulan dan
paling lama 1 tahun.

10 Melakukan penataan, penyimpanan obat Apoteker menyusun dan menyimpan obat- Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
tidak sesuai standar, sehingga berpotensi obatan sesuai dengan standar ketentuan Menyimpan sediaan farmasi dengan penyimpanan khusus tidak pada
menimbulkan penurunan kualitas obat. penyimpanan yang berlaku. tempatnya. Contohnya : sediaan
      insulin yang seharusnya disimpan dalam lemari pendingin,
disimpan dalam lemari biasa.
Sanksi Disiplin
Mendapat peringatan tertulis dari MEDAI (Majelis Etik dan Disiplin
Apoteker Indonesia) dan/atau kewajiban mengikuti pendidikan
atau pelatihan di Institusi Pendidikan Apoteker.

11 Menjalankan praktik kefarmasian dalam Apoteker yang baru saja menjalani operasi Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker : Apoteker melayani
kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun sehingga perlu istirahat, berhenti sejenak dari pelayanan swamedikasi terhadap penyakit berat seperti penyakit
mental yang sedang terganggu sehingga pekerjaannya di Apotek dan mencari Apoteker jantung.
merugikan kualitas pelayanan profesi. pendamping/ pengganti untuk menggantikannya Sanksi Disiplin
sementara hingga kesehatan membaik kembali. Diberikan peringatan dan pembinaan.
12 Dalam penatalaksanaan praktik Apoteker tidak melayani pelayanan swa- Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker :
kefarmasian, melakukan yang seharusnya medikasi diluar kewenangan yang seharusnya. 1. Apoteker melayani antibiotik tanpa resep dokter;
tidak dilakukan atau tidak melakukan yang 2. Apoteker mengganti obat generik dengan obat paten dengan
seharusnya dilakukan, sesuai dengan harga mahal tanpa konfirmasi kepada pasien
tanggung jawab profesionalnya, tanpa 3. Saat melakukan pelayanan swamedikasi, Apoteker lupa
alasan pembenar yang sah, sehingga dapat menginformasikan pada pasien bahwa penggunaan sediaan
membahayakan pasien. suppositoria bukan penggunaan oral/ tetapi digunakan melalui
anus
Sanksi Disiplin
Dilakukan peringatan berupa teguran diikuti dengan
pembinaan khusus.

13 Melakukan pemeriksaan atau pengobatan Menurut WHO dalam hal ini swa-medikasi Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker : Apoteker mendiagnosis
  dalam pelaksanaan praktik swa-medikasi Apoteker berperan sebagai komunikator, pasien dengn keluhan nyeri perut setelah makan dan nyeri uluhati
(self medication) yang tidak sesuai dengan penyedia obat, sebagai pengajar dan pengawas, sebagai penyakit tukak peptic yang disebabkan infeksi bakteri
kaidah pelayanan kefarmasian. sebagai kolaborator dan sebagai promotor H. pylori dan memberikan terapi antibiotik dan obat golongan
  kesehatan. Proton Pump Inhibitor. Seharusnya penegakan diagnosis
  dilakukan atas pemeriksaan dokter dan pemeriksaan laboratorium.
Sanksi Disiplin
Kewajiban mengikuti Pendidikan atau pelatihan di
Institut Pendidikan Apoteker.
14 Memberikan penjelasan yang tidak jujur, Apoteker dalam melaksanakan PIO kepada Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker : Apoteker tidak
dan/ atau tidak etis, dan/tidak objektif pasien, tema sejawat, dan Nakes lain juga ketika menjelaskan efek samping serius obat yang diterima pasien
kepada yang membutuhkan. melakukan konseling dengan pasien atau dengan jujur, etis dan objektif kepada pasien karena takut pasien
keluarga pasien harus memberikan penjelasan akan menolak menggunakan obat-obatan tersebut dan tidak jadi
yang benar, jujur, etis dan objektif mengenai membeli obat.
obat atau jenis pengobatan yang diberikan. Sanksi Disiplin
Pemilihan obat bias melalui memeberikan Pemberian Peringatan Tertulis.
kebebasan kepada pasien terkait menggunakan
obat paten/ generic, pilihan harga obat, terkait
resiko efek samping dari pengobatan dan
perhatian serta peringatan yang harus diketahui
oleh pasien.

15 Menolak atau menghentikan pelayanan Pada saat pelayanan resep di apotik, apoteker Contoh Pelanggaran:
kefarmasian terhadap pasien tanpa alasan melakukan pelayanan kefarmasian pada semua Tidak melayani resep yang ingin ditebus oleh pasien, padahal
yang layak dan sah. kalangan pasien. stok obatnya ada karena memiliki masalah pribadi dengan pasien.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis; dan atau rekomendasi
pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi
Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.

16 Membuka rahasia kefarmasian kepada Menjaga kerahasiaan data penting misalnya Contoh Pelanggaran:
yang tidak berhak. rekam medik dan resep oba pasien dengan tidak Memberikan resep yang telah ditebus pasien, kepada dokter lain
menyebarkannya. yang bukan dokter penulis resep.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis; dan atau rekomendasi
pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi
Apoteker, atau Surat Izin
Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.

17 Menyalahgunakan kompetensi Melakukan kegiatan penjualan obat ke pasien Contoh pelanggaran :


Apotekernya. berdasarkan aturan yang ditetapkan dan SOP Menjual obat golongan narkotik kepada kenalan dengan harga
pelayanan resep. yang kebih tinggi, tanpa adanya resep dokter.
Sanksi:
Rekomendasi pembekuan dan/atau pencabutan
Surat Tanda Registrasi Apoteker, atau Surat Izin Praktik
Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.
18 Membuat catatan dan/atau pelaporan Setiap terjadi transaksi sediaan farmasi harus Contoh Pelanggaran:
sediaan farmasi yang tidak baik dan tidak dilakukan pencatatan pada kartu stok. Seorang Apoteker yang bekerja di Apotek tidak membuat kartu stock
benar. obat dan/atau kartu stock tidak selalu diisi walaupun ada pembelian
obat.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis

19 Berpraktik dengan menggunakan Surat Tidak melakukan kegiatan praktik apoteker jika Contoh Pelanggaran:
Tanda Registrasi Apoteker (STRA) atau apoteker belum memiliki STR, SIPA dan Seorang Apoteker memalsukan SIPA dengan cara meng-scan SIPA
Surat Izin Praktik Apoteker/Surat Izin kerja Sertifikat komptensi yang legal. orang lain, kemudian mengubah nama, alamat serta identitas lainnya
Apoteker (SIPA/SIKA) dan/atau sertifikat sesuai dengan datanya.
kompetensi yang tidak sah. Sanksi:
Pembekuan dan/atau pencabutan Surat Tanda Registrasi Apoteker,
atau Surat Izin Praktik Apoteker, atau Surat Izin Kerja Apoteker.

20 Tidak memberikan informasi, dokumen Menyerahkan bukti dan menyampaikan Contoh pelanggaran : Menyembunyikan/menghilangkan alat bukti
dan alat bukti lainnya yang diperlukan informasi tertentu mengenai suatu pengaduan berupa resep asli yang memiliki kekeliruan, untuk
MEDAI untuk pemeriksaan atas kepada MEDAI secara detail dan lengkap. melindungi dokter yang salah dalam penulisan obat sehingga
pengaduan dugaan pelanggaran disiplin berakibat fatal bagi pasien.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis

21 Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau Mempromosikan/mengiklankan pelayanan Contoh Pelanggaran:


  kelebihan kemampuan/pelayanan yang kefarmasian terkait obat sesuai dengan Apoteker menawari obat paten ke pasien dengan alasan lebih
dimiliki, baik lisan ataupun tulisan, yang kebenarannya. efektif/manjur dibandingkan obat
tidak benar atau menyesatkan.   generik, tetapi harganya yang lebih mahal tidak disampaikan.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis
22 Membuat keterangan farmasi yang tidak Membuat laporan mengenai monitoring kegiatan Contoh Pelanggaran:
didasarkan kepada hasil pekerjaan yang tertentu yang dilakukan sesuai dengan aturan Apoteker melaporkan MESO penggunaan antibiotik pada
diketahuinya secara benar dan patut. yang ditetapkan pasien sepsis di RS X, tetapi monitoringnya tidak dilakukan
setiap hari.
Sanksi:
Pemberian peringatan tertulis dan mengikuti pendidikan atau
pelatihan di institusi pendidikan
apoteker.

Anda mungkin juga menyukai