Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN HASIL PENGUKURAN PERKEMBANGAN BALITA

MENGGUNAKAN DENVER DEVELOPMENTAL SCREENING


TEST II (Denver II) DAN KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN (KPSP)

Umar Khasan* Gayuh Siska L. M.Kep. Sp.Kep.An**., Ns. Anisa Oktiawati.***

Depkes, S1 Keperawatan, STIKes Bhamada slawi, Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Slawi, Tegal
E-mail: umar_khasan46@yahoo.co.id

ABSTRAK

Perkembangan balita sangat penting agar tidak terjadi penyimpangan perkembangan balita, deteksi dini
dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan perkembangan sejak dini. Untuk mengetahui adanya
penyimpangan perkembangan pada balita dapat menggunakan instrumen Denver Developmental
Screening Test II (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan hasil pengukuran perkembangan balita menggunakan Denver II dan KPSP
di PAUD Desa Janegara Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2014. Penelitian ini merupakan
penelitian observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 28 Mei –03 Juni tahun 2014. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 23 balita dengan usia 18
bulan sampai 66 bulan. Untuk mengetahui perbedaan pengukuran perkembangtan balita menggunakan
instrumen Denver Developmental Screening Test II dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan.
Conclusions Hasil penelitian menggunakan uji fisher’s exact test diperoleh hasil p value 0.676> α0.05
yaitu tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara pengukuran perkembangan balita menggunakan
Denver Developmental Screening Test II dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan di PAUD Desa
Janegara Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes.

Kata kunci : Perkembangan balita, Denver II, KPSP

ABSTRACT
The development of children under five is very important in order to has not happened of
deviation children under five development, early detection is done to find out the presence of deviation as
early as possible. To find out the presence of deviation of children under five can using Denver
Developmental Screening Test II (Denver II) and pre-screening questionnaire development (KPSP)
instrument. The objectives of this research are to find out the difference of measuring children under five
result using Denver II and KPSP of PAUD Janegara subdistrict Jatibarang regency Brebes 2014. This
research is observasional research using cross sectional approach. This research conducting on 28 May
– 03 June 2014. The number of the samples of this research is 23 children under five with 18 month old
until 66 month old. To find out the difference of measuring children under five using Denver
Developmental Screening Test II (Denver II) and pre-screening questionnaire development (KPSP)
instrument. Based on the result of the research using fisher’s exact test calculation data obtains p value
0.676 > α 0.05 it is not difference between measuring children under five development result using
Denver Developmental Screening Test II (Denver II) and pre-screening questionnaire development
(KPSP) of PAUD Janegara subdistrict Jatibarang regency Brebes.

Keywords : Children under five development, Denver II, KPSP

44 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-51


PENDAHULUAN disarankan oleh Kementerian Kesehatan
Kualitas anak saat ini merupakan penentu Republik Indonesia untuk mengetahui
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di perkembangan anak sejak dini.
masa yang akan datang. Untuk Berdasarkan studi pendahuluan yang telah
mempersiapkan SDM yang berkualitas pada dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2014 di
masa yang akan datang maka perlu PAUD Desa Janegara, dari 10 balita yang
dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan dilakukan pengukuran menggunakan
berkembang seoptimal mungkin sesuai instrumen perkembangan Denver II
dengan kemampuannya. Agar dapat menunjukan sebanyak 7 balita
berkembang secara optimal kemampuan teridentifikasi normal dan 3 balita
anak perlu mendapat stimulasi rutin sejak teridentifikasi suspect perkembangan.
dini dan terus menerus pada setiap Sedangkan hasil pengukuran dengan
kesempatan. Karena pada masa itu disebut menggunakan instrumen perkembangan
masa keemasan atau golden age period KPSP pada balita yang sama terdapat 8
dimana pada masa ini tumbuh kembang balita yang teridentifikasi normal dan 2
anak berjalan sangat cepat (BKKBN, 2013). balita teridentifikasi perkembangan
Mengingat jumlah balita di Indonesia yang meragukan. Dari studi pendahuluan tersebut
sangat besar memiliki potensi yang tinggi menunjukan hasil yang berbeda antara
jika dikembangkan secara optimal. Namun, pengukuran dengan menggunakan
kondisi ini dapat menjadi kerawanan jika instrumen Denver II dan pengukuran yang
tidak memperoleh perhatian yang lebih dari menggunakan KPSP. Akan tetapi dalam
berbagai pihak karena perkembangan anak melakukan pemeriksaan perkembangan
yang optimal akan menjadi penentu bagi pada anak di PAUD Desa Janegara belum
tahap-tahap perkembangan selanjutnya. menggunakan instrumen Denver II dan
Oleh karena itu, anak harus dikembangkan KPSP yang disarankan oleh kementerian
secara optimal agar dapat mencapai kondisi kesehatan Republik Indonesia.
yang sebaik-baiknya di masa yang akan Dari uraian yang telah dipaparkan peneliti
datang (Rilantono, 2002 dalam Nugroho, tertarik untuk mengetahui lebih dalam
2009). Stimulasi perkembangan menjadi hal terkait perbedaan hasil pengukuran
yang sangat penting bagi perkembangan perkembangan balita dengan menggunakan
anak. Anak yang mendapatkan stimulasi Denver Developmental Screening Test II
terarah dan teratur akan lebih cepat (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining
berkembang dibandingkan dengan anak Perkembangan (KPSP) di PAUD Desa
yang kurang mendapatkan stimulasi Janegara Kecamatan Jatibarang Kabupaten
(Nugroho, 2009). Berdasarkan rekomendasi Brebes.
Departemen Kesehatan RI tahun 2006, ada
dua instrumen yang dapat digunakan dalam METODE
pemeriksaan perkembangan anak sejak dini, Penelitian ini merupakan jenis penelitian
yaitu Denver developmental screening test analitik dengan menggunakan rancangan
II (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining cross sectional. Penelitian ini dilakukan
Perkembangan (KPSP). Denver pada tanggal 28 Mei – 3 Juni 2014 di
Developmental Screening Test II (Denver PAUD Desa Janegara Kecamatan
II) merupakan metode pengkajian yang Jatibarang Kabupaten Brebes dengan
digunakan untuk menilai perkembangan jumlah populasi sebanyak 48 balita yang
anak usia 0-6 tahun (Nugroho, 2009). ada di PAUD Desa Janegara. Pengambilan
Selain Denver II, terdapat juga metode sampel dalam penelitian ini menggunakan
pengkajian Kuesioner pra skrinning sampel jenuh yaitu menjadikan semua
perkembangan (KPSP). KPSP merupakan anggota populasi menjadi sampel
daftar pertanyaan dengan jawaban singkat penelitian. Dalam pengambilan sampel
yang ditujukan kepada orang tua atau pada penelitian ini didasarkan pada kriteria
pengasuh untuk mengetahui perkembangan inklusi yaitu kriteria dimana subyek
pada balita (Kementerian kesehatan RI, penelitian dapat mewakili sampel penelitian
2010). Tes ini merupakan instrumen yang yang memenuhi syarat sebagai sampel

Perbedaan Hasil Pengukuran Perkembangan Balita Menggunakan Denver Developmental 45


Screening TEST II (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Umar Khasan, Gayuh Siska L., Anisa Oktiawati
(Hidayat, 2010). Kriteria inklusi dalam 54 bulan 2 8.7
penelitian ini balita berusia 18 - 66 bulan, 60 bulan 6 26.1
diketahui dari data tanggal lahir anak,
terdaftar dan aktif sebagai murid di PAUD 66 bulan 2 8.7
Desa Janegara, Saat dilakukan penelitian Total 23 100.0
anak ada di PAUD Desa Janegara, orang
tua anak bersedia untuk menjadi responden, Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
dan dikonfirmasi dengan lembar informed karakteristik usia responden yang berusia
consent yang telah ditandatangani. Kriteria 18 bulan sebanyak 1 balita (4.3%), 24 bulan
eksklusi yaitu kriteria dimana subyek sebanyak 1 balita (4.3%), 30 bulan
penelitian tidak dapat mewakili sampel sebanyak 13 balita (13%), 36 bulan
karena tidak memenuhi syarat sebagai sebanyak 2 balita (8.7%), 42 bulan
sampel penelitian (Hidayat, 2010). kriteria sebanyak 1 balita (4.3%), 48 bulan
eksklusi pada penelitian ini anak sedang sebanyak 5 balita (21.7%), 54 bulan
sakit dan tidak berangkat, balita yang sebanyak 2 balita (8.7%), 60 bulan
mengalami cacat bawaan fisik, dan anak sebanyak 6 balita (26.1%), dan 66 bulan
pulang sebelum diteliti perkembangannya. sebanyak 2 balita (8.7%).
Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak
23 balita beserta orang tua balita. Penelitian Tabel 2 Distribusi frekuensi rata-rata usia
ini dilakukan dengan mengukur responden di PAUD Desa
perkembangan masing-masing balita Janegara Kecamatan Jatibarang
menggunakan Denver II dan KPSP. Kabupaten Brebes Tahun 2014.
Analisis yang digunakan untuk mengetahui
perbedaan hasil pngukuran perkembangan Minimum Maksimum
balita dalam penelitian ini menggunakan uji N Range Mean
( Bulan ) ( Bulan )
fisher’s exact test dimana dengan
Usia
membandingkan p-value dengan tingkat 23 48 18 66 47.22
(Bulan)
kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05. Jumlah
23
(N)
HASIL
Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat rata-rata
tabel distribusi frekuensi yang meliputi usia balita dalam penelitian ini yaitu 47.22
analisa univariat yaitu karakteristik dengan usia minimum 18 bulan, dan usia
responden berdasarkan usia dan jenis maksimum 66 bulan.
kelamin. analisa bivariat yaitu pengukuran
perkembangan balita menggunakan Denver Tabel 3 Distribusi frekuensi berdasarkan
II dan KPSP. jenis kelamin di PAUD Desa
Janegara Kecamatan Jatibarang
Tabel 1 Distribusi frekuensi usia responden Kabupaten Brebes Tahun 2014.
di PAUD Desa Janegara Kecamatan
Jatibarang Kabupaten Brebes Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Tahun 2014
Laki-laki 12 52.2
Usia Frekuensi Persentase
Perempuan 11 47.8
18 bulan 1 4.3
24 bulan 1 4.3 Total 23 100.0
30 bulan 3 13.0
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui
36 bulan 2 8.7
responden yang berjenis kelamin laki-laki
42 bulan 1 4.3 hampir sama dengan responden yang
48 bulan 5 21.7 berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak

46 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-51


12 balita (52.2%) yang berjenis kelamin sebanyak 4 balita atau 17.4% dan balita
laki-laki dan 11 balita (47.8%) yang yang diidentifikasi untesable tidak ada.
berjenis kelamin perempuan.
Tabel 5 Distribusi frekuensi berdasarkan
Tabel 4 Distribusi frekuensi berdasarkan pengukuran perkembangan
pengukuran perkembangan balita balita menggunakan KPSP di
menggunakan Denver II di PAUD PAUD Desa Janegara
Desa Janegara Kecamatan Kecamatan Jatibarang
Jatibarang Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes Tahun 2014.
Tahun 2014.
Kategori Frekuensi Persentase (%)
Kategori Frekuensi Persentase (%) Normal 21 91.3
Normal 19 82.6 Meragukan 2 8.7
Suspect 4 17.4 Total 23 100.0
Total 23 100.0
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui hasil
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui hasil pengukuran perkembangan balita
pengukuran perkembangan balita dengan menggunakan KPSP di PAUD Desa
menggunakan Denver II di PAUD Desa Janegara Kecamatan Jatibarang Kabupaten
Janegara Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2014 menunjukan sebagian
Brebes Tahun 2014 menunjukan sebagian besar balita yang diidentifikasi normal
besar balita yang diidentifikasi normal sebanyak 21 balita (91.3%), meragukan
sebanyak 19 balita atau 82.6%, suspect sebanyak 2 balita (8.7%), dan balita yang
dididentifikasi menyimpang tidak ada.

Tabel 6 Distribusi frekuensi perbedaan hasil pengukuran perkembangan balita menggunakan


Denver II dan KPSP di PAUD Desa Janegara Kecamatan Jatibarang Kabupaten
Brebes Tahun 2014.

Denver II
Total
Alat Ukur Normal Suspect P value
n % n % n %
Normal 17 73.9 4 17.4 21 91.3
KPSP 0.676
Meragukan 2 8.7 0 .0 2 8.7
Total 19 82.6 4 17.4 23 100.0

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui hasil Hasil uji fisher’s exact test menunjukan
pengukuran perkembangan balita dengan hasil p value 0.676. Dari hasil tersebut
menggunakan Denver II dan KPSP di menunjukan bahwa p value 0.676 > α 0.05
PAUD Desa Janegara Kecamatan yang berarti Ho di terima yaitu tidak ada
Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2014 perbedaan hasil yang signifikan antara
menunjukan balita yang diukur pengukuran perkembangan balita
menggunakan instrumen Denver II menggunakan Denver II dan KPSP.
diidentifikasi sebanyak 19 balita normal
(82.6%) dan 4 balita diidentifikasi suspect DISKUSI
perkembangan (17.4%), sedangkan yang Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian bahwa
diukur menggunakan instrumen KPSP karakteristik umur responden dari jumlah
diidentifikasi sebanyak 21 balita normal 23 balita menunjukan hasil usia maksimum
(91.3%) dan yang perkembangan 66 bulan dan usia minimum 18 bulan
meragukan sebanyak 2 balita (8.7%). dengan rata-rata usia responden adalah 48

Perbedaan Hasil Pengukuran Perkembangan Balita Menggunakan Denver Developmental 47


Screening TEST II (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Umar Khasan, Gayuh Siska L., Anisa Oktiawati
bulan. Hasil tersebut serupa dengan Baturraden dengan hasil 38.9% berjenis
penelitian yang dilakukan oleh Hidayat kelamin laki-laki dan 61.1% berjenis
(2014) tentang perkembangan balita kelamin perempuan. Hasil ini berkaitan
menggunakan Denver II dan KPSP di RW dengan perbandingan prosentase penduduk
06 Desa Rempoah kecamatan Baturraden laki-laki dan penduduk perempuan.
diperoleh hasil usia minimum 13 bulan dan Menurut BPS Jawa Tengah (2012 dalam
maksimum 58 bulan, dengan rata-rata umur Pratiwi 2013) prosentase penduduk
balita 34 bulan. Desa Rempoah dan Desa perempuan tahun 2011 sebesar 50.15%
Janegara merupakan sama-sama dalam satu sedangkan prosentase penduduk laki-laki
wilayah Provinsi Jawa Tengah dan sebesar 48.85%. Hasil penelitian yang
berdasarkan data BKKBN (2012) jumlah berbeda juga pernah dilakukan oleh
balita yang banyak di Jawa Tengah yaitu Sunarsih (2010) tentang stimulasi dini oleh
sebanyak 1.921.998 Balita. Menurut ibu dengan perkembangam balita di Taman
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Balita Muthia Sido Arum, Sleman
(2010) untuk mengetahui perkembangan Yogyakarta dengan hasil 58.6% balita
anak dapat digunakan instrumen kuesioner berjenis kelamin perempuan dan 41.94%
pra skrining perkembangan untuk balita berejenis kelamin laki-laki. Letak
mengetahui perkembangan pada balita usia geografis yang sama di Jawa Tengah tidak
3 bulan sampai dengan 72 bulan. Hasil menjadikan hasil penelitian ini sama karena
penelitian yang telah dilakukan oleh angka kelahiran balita yang berjenis
peneliti rata-rata usia responden dalam kelamin laki-laki dan perempuan masing-
penelitian ini adalah 48 bulan serta sebagian masing daerah berbeda. Selain itu, untuk
besar balita yang belajar di PAUD berusia dapat memperkirakan jenis kelamin seorang
36 bulan sampai 54 bulan. Selain itu anak baik perempuan atau laki-laki sulit
instrumen Denver II dan KPSP merupakan ditentukan. Menurut Hidayat (2010)
alat ukur perkembangan yang digunakan Pertumbuhan dan perkembangan anak
untuk mengukur perkembangan balita usia dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir
0-6 tahun. akan cenderung lebih cepat dibandingkan
dengan anak perempuan serta akan bertahan
Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian bahwa sampai usia tertentu. Baik anak laki-laki
karakteristik jenis kelamin responden maupun anak perempuan mengalami
hampir sama antara yang berjenis kelamin pertumbuhan yang lebih cepat ketika
laki-laki dan perempuan yaitu sebanyak 12 mereka mencapai masa pubertas. Hasil
balita (52.2%) laki-laki dan sebanyak 11 penelitian yang telah dilakukan oleh
balita (47.8%) perempuan. Hasil penelitian peneliti menunjukan jumlah antara
tersebut hampir sama dengan penelitian responden yang berjenis kelamin laki-laki
yang dilakukan oleh Dhamayanti (2006) hampir sama dengan responden yang
tentang kuesioner pra skrining bejenis kelamin perempuan karena
perkembangan (KPSP) anak di daerah kebanyakan dari balita di Desa Janegara
kumuh wilayah kerja Puskesmas Padasuka, sebagian besar yang belajar di PAUD Desa
Kiaracondong dan Garuda Kota Bandung Janegara adalah berjenis kelamin laki-laki.
dengan hasil 50% balita laki-laki dan 50%
balita perempuan. Pada Penelitian ini Pada tabel 6 menunjukkan hasil antara
menggunakan pendekatan cross sectional Denver II dan KPSP merupakan instrumen
dan kuesioner Denver II dan KPSP serta yang sama untuk melakukan pengukuran
jumlah balita laki-laki dan perempuan yang perkembangan pada balita. Di samping
hampir sama di Jawa Barat yaitu sebanyak instrumen Denver II dan KPSP digunakan
2.196.864 balita laki-laki dan 2.090.469 untuk melakukan pengukuran
balita perempuan. Hasil penelitian ini perkembangan pada balita usia 0-6 tahun
berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada instrumen ini juga sama-sama meliputi
oleh Hidayat (2014) tentang perkembangan empat aspek perkembangan yaitu motorik
balita menggunakan Denver II dan KPSP di kasar, motorik halus, personal sosial dan
RW 06 di Desa Rempoah Kecamatan bahasa. Dimana dalam pengukuran

48 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-51


perkembangan menggunakan instrumen tes, hasil tes ini digambarkan dalam format
Denver II dan KPSP setiap aspek tindakan grafik untuk masing-masing umur dalam
atau perlakuan yang diberikan kepada balita persentase 25, 50, 75, dan 90 persen dari
hampir sama. Namun dalam melakukan penampilan anak untuk masing-masing
pengukuran perkembangan balita komponen, hal ini memudahkan penilai
menggunakan Denver II dan KPSP masing- untuk memperlihatkan tingkat
masing instrumen mempunyai kekurangan perkembangan anak disetiap umur mulai
dan kelebihan sendiri. Pengukuran dari lahir sampai lima tahun sehingga dapat
perkembangan balita menggunakan Denver membandingkannya dengan anak-anak
II dan KPSP memiliki perbedaan yang yang lain, penilaian ini sudah
dapat mempengaruhi hasil pengukuran dikelompokan dalam norma-norma
perkembangan balita berbeda antara lain subkelompok berdasarkan jenis kelamin,
pada Denver II yang lebih berdasarkan suku bangsa, dan pendidikan ibu, dan tes
observasi penguji serta lebih aktual dengan ini ideal dengan menampilkan satu lembar
melihat langsung perkembangan balita pada laporan. Sedangkan kuesioner pra skrining
saat dilakukan pemeriksaan perkembangan perkembangan dalam melakukan
dan KPSP yang lebih berdasarkan observasi pemeriksaan perkembangan membutuhkan
orang tua atau pengasuh balita dalam waktu yang singkat, KPSP terdiri dari 9-10
pemeriksaan perkembangan harus lebih pertanyaan pada masing-masing usia
diperhatikan karena dalam menjawab perkembangan, hanya terdapat jawaban ya
pertanyaan yang ada pada instrumen KPSP atau tidak pada setiap item pertanyaan
orang tua atau pengasuh balita harus KPSP dan berbeda dengan Denver II yang
terbuka dan kejujuran dari orang tua atau dapat melakukan pemeriksaan
pengasuh balita sangat penting dalam perkembangan pada saat itu juga KPSP
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh hanya dapat melakukan pemeriksaan
pemeriksa karena akan dapat perkembangan saat umur balita sesuai
mempengaruhi hasil pemeriksaan dengan usia bulan yang ditentukan pada
perkembangan pada balita tersebut. Selain instrumen KPSP.
itu, jumlah pertanyaan yang terdapat pada
KPSP yang hanya berjumlah 9 sampai 10 Keterbatasan dalam penelitian yang ditemui
pertanyaan dan jawaban pertanyaan dari oleh peneliti selama melakukan penelitian
instrumen KPSP yang bersifat tertutup antara lain pada pengambilan data
hanya terdapat jawaban ya dan tidak dapat penelitian, peneliti mengalami kendala saat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Hasil melakukan pengukuran perkembangan
penelitian berbeda ditunjukkan oleh balita karena peneliti merupakan orang
penelitian yang telah dilakukan Hidayat asing bagi balita sehingga terdapat balita
(2014) tentang perkembangan balita yang menolak untuk dilakukan pengukuran
menggunakan Denver II dan KPSP di RW perkembangan. Dan Jumlah responden
06 Desa Rempoah Kecamatan Baturraden. dalam penelitian yang terbatas yaitu hanya
Berdasarkan hasil uji fisher exact test 23 balita yang masuk dalam kriteria inklusi
diperoleh hasil p value 0.039 < α (0.05) serta rentang usia yang jauh menyebabkan
menunjukkan adanya perbedaan yang dalam pemeriksaan perkembangan antara
bermakna antara pengukuran balita yang satu dengan yang lain berbeda.
perkembangan balita menggunakan
instrumen Denver II dan KPSP di RW 06 PENUTUP
Desa Rempoah Kecamatan Baturraden Kesimpulan
Kabupaten Banyumas. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pengukuran perkembangan balita
Menurut Sulistyawati (2014) terdapat menggunakan Denver II dan KPSP di
keunikan Denver II yang membedakan PAUD Desa Janegara Kecamatan
instrumen ini dengan instrumen lain, yaitu Jatibarang Kabupaten Brebes. Hasil
adanya validitas standar yang sangat teliti penghitungan menggunakan uji fisher’s
dan hati-hati yang dapat merefleksikan hasil exact test diperoleh hasil p value 0.676.

Perbedaan Hasil Pengukuran Perkembangan Balita Menggunakan Denver Developmental 49


Screening TEST II (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Umar Khasan, Gayuh Siska L., Anisa Oktiawati
hasil ini menunjukan p value lebih besar test-dengan-spss/. Diakses senin,
dari α (0.676>α 0.05) yang berarti 19.30, 28 April 2014.
menunjukkan tidak ada perbedaan yang Bkb. (2013). Pengasuhan dan Pembinaan
signifikan antara pengukuran Tumbuh Kembang Anak. Semarang:
perkembangan balita menggunakan Denver BKKBN.
II dan KPSP di PAUD Desa Janegara Dhamayanti, M. (2006). Kuesioner
Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes. Praskrining Perkembangan (KPSP)
Anak. Tidak diterbitkan skripsi,
Saran Sari Pediatri, Bandung.
Bagi Pendidik PAUD Desa Janegara Hermawati, E. (2012). Relationship Of
diharapkan untuk mempelajari instrumen Mother Knowledge About
Denver II dan KPSP agar dapat Educational Toys With
diaplikasikan untuk pemeriksaan Development Of Preschool
perkembangan anak secara rutin dengan Children In The Village Of Jombor
menggunakan salah satu dari instrumen Ceper Klaten. Tidak diterbitkan
pengukuran perkembangan anak agar skripsi, STIKES Duta Gama,
tingkat perkembangan anak dapat diketahui Klaten.
sehingga apabila terdapat penyimpangan Hidayat, A, Aziz. (2009). Pengantar Ilmu
perkembangan dapat segera diinformasikan Keperawatan Anak. Jakarta:
kepada orang tua dan dilakukan stimulasi Salemba Medika.
perkembangan agar perkembangan anak Hidayat, A, Aziz. (2010). Metode
tidak terlambat dan sesuai dengan usianya. Penelitian Kesehatan Paradigma
Bagi orang tua balita diharapkan dapat Kuantitatif. Surabaya: Health Book
memberikan pengetahuan kepada orang tua Publishing.
untuk lebih memperhatikan perkembangan Hidayat, A, Aziz. (2011). Pengantar Ilmu
anaknya sejak dini agar dapat diketahui Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
apabila terdapat gangguan perkembangan Kebidanan. Jakarta: Salemba
pada anaknya dan segera menstimulasi anak Medika.
agar perkembangan anak dapat berjalan Hidayat, R. (2014). Perbedaan Hasil
dengan baik. Bagi peneliti lain diharapkan Pengukuran Perkembangan Balita
untuk peneliti lain dapat melakukan Menggunakan Denver
penelitian terhadap tingkat kesulitan Developmental Screening Test II
penggunaan instrumen Denver II dan KPSP Dan Kuesioner Pra Skrining
untuk melakukan pengukuran Perkembangan Di RW 06 Desa
perkembangan pada balita. Bagi Institusi Rempoah Kecamatan Baturraden.
diharapkan agar mahasiswa dapat Tidak diterbitkan. Fakultas
mengaplikasikan instrumen pengukuran Kedokteran Dan Ilmu-Ilmu
perkembangan balita di masyarakat Kesehatan Universitas Jenderal
khususnya kepada pendidik PAUD atau TK Soedirman, Purwokerto.
agar dapat menggunakan instrumen Denver Kemenkes RI. (2010). Stimulasi, Deteksi
II dan KPSP untuk melakukan pengukuran Dan Intervensi Dini Tumbuh
perkembangan balita. Kembang Anak.
Martiningsih, W. (2008). Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Stimulasi Terhadap Perkembangan
Ariani. (2012). Usia Anak dan Pendidikan Anak Sebagai Tindak Lanjut Ddtka
Ibu sebagai Faktor Risiko Masal Pasca Pencatatan Rekor
Gangguan Perkembangan Anak. Muri Di Kota Blitar. Tidak
Tidak diterbitkan skripsi, diterbitkan skripsi, Poltekkes
Universitas Brawijaya, Malang. Depkes Malang, Malang.
Azzainuri. (2013). Uji Fisher (Fisher Exact Notoatmodjo,S. (2010). Metodologi
Test) Dengan SPSS. penelitian kesehatan. Jakarta:
http://parameterd.wordpress.com/2 Rineka cipta.
013/09/11/uji-fisher-exact-fisher-

50 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-51


Nugroho,H. (2009). Denver Developmental Ucapan Terima Kasih
Screening Test : Petunjuk Praktis. 1. Risnanto, SST., M.Kes selaku Ketua
Jakarta: EGC STIKes Bhamada Slawi yang telah
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan memberikan surat ijin dari pihak STIKes
Metodologi Penelitian Ilmu Bhamada guna pengambilan data
Keperawatan. Jakarta: Salemba penelitian.
Medika.. 2. Gayuh Siska L, M.Kep., Sp.Kep.An
Shahshahani, S. (2010). Evaluating The selaku pembimbing I yang telah
Validity And Reliability Of PDQ II menyediakan waktu dan pikiran untuk
And Comparison With Denver II membimbing dan mengarahkan peneliti
For Two Step Developmental sehingga peneliti mampu menyelesaikan
Screening. Tidak diterbitkan penyusunan penelitian
skripsi, University of Medical 3. Anisa Oktiawati, S.Kep., Ns., selaku
Science. Tehran. pembimbing II yang selalu memberikan
Sunarsih, T. (2010). Hubungan Antara bimbingan dan masukan penelitian ini.
Pemberian Stimulasi Dini Oleh Ibu 4. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu
Dengan Perkembangam Balita Di Keperawatan STIKes Bhamada Slawi
Taman Balita Muthia Sido Arum, dan seluruh Staf Program Studi Ilmu
Sleman Yogyakarta Tahun 2010. Keperawatan yang telah memberikan
Tidak diterbitkan, Yogyakarta ilmunya dan membantu peneliti dalam
Suwariyah, P. (2013). Tes Perkembangan menyelesaikan penelitian
Bayi/Balita Menggunakan Denver 5. Kepala PAUD Desa Janegara
Developmental Screening Test Kecamatan Jatibarang Kabupaten
(DDST). Jakarta: TIM. Brebes yang telah memberikan ijin bagi
peneliti untuk melakukan penelitian.

Perbedaan Hasil Pengukuran Perkembangan Balita Menggunakan Denver Developmental 51


Screening TEST II (Denver II) dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Umar Khasan, Gayuh Siska L., Anisa Oktiawati

Anda mungkin juga menyukai