Oleh :
Kelompok 2
Sisin Dwi Shintya 200110180052
Anisah 200110180054
Dede Lusi 200110180057
Rifa Nurul Sofa 200110180071
Arya Gumilang 200110180072
Azzahra Febriana 200110180080
Dzaky Fatih Harsa 200110180085
Muhammad Farhan K. 200110180090
Thania Winandita Apsari 200110180098
Dadan Muhammad R. 200110180125
Renata Desay Bogia 200110180136
Adibah Zata Dini 200110180139
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
PEMANFAATAN METODE VITRIFIKASI UNTUK
KRIOPRESERVASI OOSIT MAMALIA
tambah oosit sehingga dapat dipergunakan tanpa dibatasi oleh kendala waktu dan
jarak. Teknik kriopreservasi merupakan suatu cara untuk menyimpan oosit dalam
menghindari masalah genetik dan wabah penyakit (Day dan Satcey, 2007).
Proses kriopreservasi oosit pada mamalia saat ini dilakukan du acara yang
berbeda yaitu pembekuan lambat (slow rate freezing) dan vitrifikasi (rapid
freezing). Pembekuan lambat adalah cara penyimpanan oosit dalam keaadan beku
bidang reproduksi dan masih sulit dilakukan karena ukuran, bentuk, dan jumlah
sel oosit selain itu osmotik dan fraktur. Proses vitrifikasi secara umum diantaranya
:
a) Dehidrasi, proses terjadinya pengeluaran cairan sitoplasma yang
b) Cooling, tahap oosit dan larutan berbeda dalam nitrogen cair membentuk
solid glass.
yang merupakan sumebr utama kerusakan oosit. Startegi yang baik yaitu
- Kerusakan fraktur, pada objek biologi yang relative besar contoh oosit
dapat terjadi pada suhu -50 dan -150 ̊C disebabkan adanya pengaruh
mekanik dari oosit dan medium vitrifikasi. Jenis kerusakan lebih sering
dikenal (warming).
substansi, temasuk permeabilitas krioprotektan yang berasal dari luar dari oosit.
sitoplasma, membrane sel dan mikrotubul. Oosit yang belum matang (immature)
biasanya lebih sensitif terhadap kriopreservasi disbanding dengan oosit yang telah
dan kematian oost. Pengerasan pada zona pellucida diakibatkan pelepasan granula
vitrifikasi terdiri dari 15% (v/v) EG, 15% (v/v) dimethylsufoxide (DMSO)
kamar pretreatment dilakukan selama 5-15 menit dan 30-60 detik untuk
vitrifikasi.
optimal untuk ICSI pada oosit manusia dari 37 - 41 jam setela pemberian
terdiri dari 15% (v/v) EG, 15% (v/v) DMSO / 1,2-prpanediol (PROH) dan 0,5
mol/L sukrosa mempunyai toksik rendah dan dapat untuk vitrifikasi dengan
volume minimum. Temperature lebih tinggi meningkatakan penyerapan
dapat memberi perlindungan terhadap cold shock yang terjadi pada saat
yang tepat, agar dapat berfungsi dengan baik. Apabila konsentrasi kurang,
daya protektif gliserol tidak akan optimal, sebaliknya apabila berlebih akan
hidup dari sel tanpa mematikan fungsi sel (Mumu, 2009). Salah satu teknik
yang bisa digunakan yaitu vitrifikasi. Prinsip dari metode vitrifikasi adalah
Materi Penelitiaan
freezing di atas nitrogen cair selama 5 menit dan dicelupkan ke dalam nitrogen
0% (P0), 7% (P1), 14% (p2), dan 21% (P3) memberikan pengaruh yang
asam sitrat, buffer, antibiotik dan gliserol, dimana semua bahan ini dibutuhkan
kuat. Sifat demikian mempengaruhi tekanan uap sehingga titik beku medium
akan menurun
secara vitrifikasi.
TEKNIK DAN PROSPEK KRIOPRESERVASI PADA KONSERVASI
PLASMA NUTFAH
Plasama nutfah adalah jaringan hidup berupa biji atau bagian lainnya
seperti batang, daun, serbuk sari, atau hanya beberapa jaringan yang dapat
dikembangkan menjadi suatu tanaman. Konservasi plasma nutfah adalah hal yang
terhadap keanekaragaman hayati ini. Konservasi plasma nutfah juga menjaga agar
keaslian suatu hal tetap ada, terutama pada spesies yang terancam punah dan
langka.
Konservasi plasma nutfah terbagi menjadi dua, yaitu in vivo dan in vitro.
in vivo terbagi lagi menjadi dua, yaitu in situ (pada habitat asli dan penangkaran,
seperti taman nasional) dan ex situ (seperti pada arborea, kebun raya). Sedangkan
in vitro adalah materi kriokonservasi batang, daun, serbuk sari, atau hanya
beberapa jaringan lain. Bahan yang dapat dilestarikan terbagi dalam dua cara,
yaitu:
dapat berguna pada berbagai spesies seperti tanaman kayu, tanaman buah,
membekukan.
rusak oleh penyakit. Disimpan pada nitrogen cair suhu -194 derajat celius.
karena secara kimiawi tidak berdampak apa-apa pada materi biologi yang
disimpan, murah, tidak beracun, tidak mudah terbakar, dan tersedia dibanyak
tempat. Pada suhu -194 derajat celcius, semua aktivitas metabolism terhentikan,
sehingga dapat disimpan pada waktu yang tidak terbatas. Materi biologi disimpan
dalam wadah kecil, terlindung dari kontaminasi, dan tidak membutuhkan banyak
a. Classic technique
b. New technique
- Vitrivikasi: transisi dari air langsung dari fase cairan menjadi fase amorf
Pembekuan terbagi menjadi dua, yaitu slow dan rapid freezing. Slow
nitrogen cair. Lambat pendinginan memungkinkan aliran air dari jaringan ke luar.
300 C – 1000 C/min atau lebih. Semakin cepat pembekuan, semakin kecil kristal
es intraselularnya.
Tujuh macam teknik kriopreservasi baru:
dikeringkan secara parsial dalam laminar air flow cabinet atau gel silika
hingga kandungan air sekitar 20% dan diikuti oleh pembekuan cepat.
tanaman dalam laminar air flow cabinet, gel silika atau flash drying hingga
cepat.
terprogram namun mahal, Teknik pembekuan pada kultur sel sulit diaplikasikan
pada unit sel yang lebih besar, berhasil pada system kultur yang tidak
kripreservatif baru adalah tidak perlu alat canggih dan prosedur lebih sederhana,
memungkinkan untuk unit sel yang besar, dan berhasil diterapkan pada spesies
dengan skala yang lebih luas dan system kultur yang lebih kompleks.
Hal yang dapat merusak sel tanaman selama pembekuan dan pelelehan
adalah eksposur pada suhu rendah, formasi kristal es, sel terdehidrasi, formasi
radikal bebas, dan saat pelelehan karena membrane tidak mampu memfasilitasi
deplasmosis.
seperti tunas apeks, stek batang, kuncup, embrio, dan lain sebagainya tergantung
pembekuan, jenis dan konsentrasi krioprotektan, suhu akhir pembekuan, tipe dan
jangka panjang.