Anda di halaman 1dari 2

Thania Winandita Apsari

200110180098
IBRT
VITRIFIKASI
 Proses vitrifikasi meliputi
1) Dehidrasi yaitu proses terjadinya pengeluaran cairan sitoplasma yang diganti oleh
larutan krioprotektan melalui proses difusi ke dalam sel.
2) Cooling yaitu tahap dimana oosit dan larutan berbeda dalam nitrogen cair membentuk
solid glass.
3) Warming yaitu tahap terjadinya perubahan kembali bentuk larutan menjadi cair.
4) Rehidrasi yaitu proses dimana masuknya kembali air ke dalam sel untuk menggantikan
kedudukan krioprotektan.
 Prinsip dasar kriopreservasi agar mampu mempertahankan kelangsungan hidup oosit
selama penyimpanan yaitu menghindari pembentukan kristal es, efek toksik dari
konsentrasi larutan pada protein intraseluler, dan terjadinya kejutan osmotik (osmotic
shock).
 Proses kriopreservasi oosit pada mamalia sampai saat ini dilakukan dengan dua cara yang
berbeda yaitu pembekuan lambat (cara penyimpanan oosit dalam keadaan beku pada
temperatur rendah dengan meminimalkan pembentukan kristal es intraselular) dan
vitrifikasi (tanpa adanya pembentukan kristal es sebagai penyebab utama kerusakan
intraselular saat pembekuan).
 Upaya perbaikan metode dan teknik vitrifikasi mencakup konsep pengurangan konsentrasi
dari krioprotektan, peningkatan tingkat pendinginan (cooling) dan pencairan kembali
(warming), pemulihan meiotic spindle, dan waktu fertilisasi.
 Temperatur yang lebih tinggi meningkatkan penyerapan krioprotektan di dalam membran
sel, tapi dapat meningkatkan toksisitas. Karena itu, pretreatment dilakukan pada temperatur
37°C selama 2 – 3 menit dengan waktu pemaparan ke larutan vitrifikasi 20 – 30 detik.
Sedangkan suhu kamar pretreatment dilakukan 5 – 15 menit dengan waktu pemaparan ke
larutan vitrifikasi 30 – 60 detik.
 Penggunaan larutan yang mengandung buffer osmotic untuk mencegah pembengkakan dan
lisis yang berlebihan dari oosit ketika pengeluaran krioprotektan selama proses warming.
 Kecepatan dalam proses warming sangat penting untuk mencegah devitrifikasi. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan perendaman langsung straw ke dalam air dengan
penempatan straw di udara selama 5 detik sebelum perendaman atau pada suhu 37°C.
 Waktu fertilisasi dilakukan pada 2 – 3 jam setelah thawing dan inkubasi untuk
memberikan waktu bagi oosit melakukan pemulihan spindle yang berperan penting
dalam kesuksesan program kriopreservasi oosit.
 Teknik kriopreservasi baru meliputi vitrifikasi, enkapsulasi dehidrasi, enkapsulasi
vitrifikasi, desikasi, pratumbuh, pratumbuh desikasi, droplet freezing.
 Faktor yang mempengaruhi keberhasilan kriopreservasi yaitu kecepatan pembekuan
(jika pembekuan terlalu lama, sel terlalu terdehidrasi sehingga konsentrasi zat elektrolit
dalam sel menjadi tinggi. Sedangkan pembekuan terlalu cepat sel kurang mengalami
dehidrasi sehingga terjadi formasi es intraselular yang bersifat letal), jenis dan
konsentrasi krioprotektan, suhu akhir pembekuan, tipe dan keadaan fisiologis bahan
yang disimpan.
 Teknik penyimpanan secara in vitro meliputi penyimpanan jangka pendek
(penyimpanan dalam keadaan tumbuh), penyimpanan jangka menengah (penyimpanan
dengan metode pertumbuhan lambat atau pertumbuhan minimal), dan penyimpanan
jangka panjang dengan metode kriopreservasi.
 Andromed merupakan pengencer komersial dasar bebas protein hewani. Andromed
mengandung fruktosa, asam sitrat, buffer, antibiotik dan gliserol, dimana bahan tersebut
dibutuhkan untuk menunjang kehidupan spermatozoa selama prosessing semen beku
 Dalam proses pembekuan, semen perlu ditambahkan krioprotektan untuk melindungi
dari efek negatif pembekuan. Krioprotektan yang paling banyak digunakan dalam
pembekuan semen hewan mamalia yaitu gliserol.
 Spermatozoa kambing post thawing dalam pengencer andromed tanpa penambahan
gliserol dan penambahan 7% gliserol memiliki motilitas individu tertinggi (30.0 ± 12.25
dan 30.0± 12.65). Hal ini menunjukkan andromed mampu menjaga kelangsungan hidup
spermatozoa selama prosessing semen beku, sebab di dalam pengencer andromed telah
terkandung bahan-bahan yang dibutuhkan spermatozoa selama prosessing semen beku.
 Adanya gliserol dalam pengencer, maka efek dari kejutan dingin dapat meminimalisir
kematian spermatozoa, gliserol dapat mencegah terjadinya dehidrasi karena memiliki
daya pengikat air yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai