Anda di halaman 1dari 8

PERATURAN DAN TATA TERTIB PENGAJAR DAN PENGURUS

RUMAH TAHFIDZ TUNAS HARAPAN


YAYASAN FOSA-INDONESIA
TAHUN AJARAN 2019-2020

BAB I
KEPENGAJARAN

Pasal 1
Kewajian Pengajar
Seluruh pengajar berkewajiban :
1. Mentaati semua peraturan dan tata tertib yang telah dibuat.
2. Menjaga nama baik Lembaga dan Yayasan.
3. Menjadi teladan yang baik, khususnya bagi santri dan umumnya bagi masyarakat
sekitar.
4. Mengahadiri kegiatan yang diadakan oleh RTTH.
5. Menghadiri Musyawarah besar dan juga undangan rapat.
6. Memelihara dan menjaga nama baik Rumah Tahfidz Tunas Harapan.
7. Bertanggung jawab atas tugas yang telah diamanahkan.
8. Mengikuti program yang telah disepakati.
9. Pengajar wajib mengikuti kajian SOS setiap bulan.

Pasal 2
Hak Pengajar
Seluruh pengajar berhak :
1. Mendapat Kesejahteraan berupa tunjangan dari lembaga.
2. Memberikan saran dan kritik yang membangun untuk perkembangan Rumah Tahfiz
Tunas Harapan.

Pasal 3
Kehadiran

1. Pengajar Hadir di tempat minimal 10 menit sebelum kegiatan belajar mengajar


dilaksanakan.
2. Pengajar wajib mengisi absensi dengan menandatangani absensi di kantor.
3. Pengisian absensi di lakukan sebelum bel masuk berbunyi, setelahnya dianggap telat
kehadiran.

1
Pasal 4
Perizinan
1. Pengajar yang berhalangan hadir karena ada kepentingan maka wajib melapor ke bag.
SDM min 1 hari sebelumnya dengan melampirkan tugas atau bahan mengajar yang
akan disampaikan selaku walikelas, serta cukup melapor ke walikelas selaku staf
pengajar.
2. Pengajar yang berhalangan hadir karena ada keluarga yang meninggal atau hal-hal
yang mendesak diwajibkan izin ke bag. SDM dan diberikan izin selama 2 hari atau
lebih bila dipandang perlu.
3. Pengajar yang berhalangan hadir pasca melahirkan wajib izin ke bag. SDM dan
diberikan izin selama 1 bulan dan bisa diperpanjang dengan tetap melaksanakan tugas
yang telah diamanatkan.
4. Pengajar dianjurkan untuk meminimalisir perizinan untuk memaksimalkan
pengajaran.

Pasal 5
Kegiatan Belajar Mengajar

1. Pengajar tidak boleh menggunakan Handphone saat KBM berlangsung kecuali


kepentingan dokumentasi dengan syarat tidak mengganggu proses KBM.
2. Kegiatan Belajar Mengajar dimulai pukul 16.00 WIB dan berakhir pukul 17.00 WIB.
3. Pengajar di larang memulangkan santri sebelum pukul 17.00 WIB.
4. Pengajar dilarang melakukan kekerasan fisik kepada santr di organ-organ vital
(kepala, kemaluan, dll) atau yang menyebabkan bekas luka atau gangguan psikologis.

Pasal 6
Masa Kerja
Masa kerja pengajar adalah :
1. Masa kerja pengajar berlaku satu tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan keputusan
Kepala Rumah Tahfidz.
2. Pengajar resmi yaitu yang sudah mendapat Surat Keputusan dari Lembaga.
3. Masa kerja pengajar akan berakhir secara otomatis, apabila pengajar tersebut;
a. Meninggal dunia
b. Masa kerja telah berakhir
c. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis mengenai maksud
tersebut kepada Lembaga paling lambat tiga puluh hari sebelum tanggal
pengunduran diri.
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat pengurus dan rapat dewan pembina
e. Sakit keras yang dapat mengganggu keaktifan selama 3 bulan berturut-turut
f. Melakukan tindak pidana yang dapat menjatuhkan nama baik Lembaga
g. Tidak aktif mengajar tanpa alasan yang jelas secara berturut-turut selama satu
bulan.

2
BAB II
KEPENGURUSAN

Pasal 7
Kewajiban Pengurus
Seluruh pengurus berkewajiban :
1. Bertanggungjawab penuh atas kepengurusan Lembaga untuk kepentingan Lembaga.
2. Menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Lembaga dengan dihadiri
seluruh staf pengampu untuk disahkan pembina.
3. Melaksanakan apa yang tertulis di pasal 1 ayat 1 sampai 9.

Pasal 8
Hak Pengurus
1. Mendapatkan keserjahteraan berupa tunjangan dari lembaga.
2. Pengurus berhak mewakili Lembaga di dalam dan di luar pengadilan tentang segala
hal dan kejadian dengan persetujuan dari pembina.
3. Memberikan saran dan kritik yang membangun untuk kemajuan lembaga.

Pasal 9
Masa Jabatan
Masa jabatan pengurus adalah :
1. Masa jabatan pengurus berlaku selama 1 tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan
rapat dewan pembina.
2. Jabatan anggota pengurus akan berakhir secara otomatis, apabila anggota pengurus
tersebut;
a. Meninggal dunia
b. Jabatan anggota pengurus telah berakhir
c. Mengundurkan diri dengan pemberitahuan secara tertulis mengenai maksud
tersebut kepada Lembaga paling lambat tiga puluh hari sebelum tanggal
pengunduran diri.
d. Diberhentikan berdasarkan keputusan rapat dewan pembina
e. Sakit keras yang dapat mengganggu keaktifan selama 3 bulan berturut-turut
f. Melakukan tindak pidana yang dapat menjatuhkan nama baik Lembaga
g. Tidak aktif tanpa alasan yang jelas secara berturut-turut selama satu bulan.

3
Pasal 10
Jam Kerja

1. Seluruh pengurus harus datang ke kantor setiap hari aktif, untuk pengarahan dan
pengerjaan tugas yang telah diamanahkan.
2. Hari aktif terdiri dari hari Senin, Selasa, Rabu, Jum’at, Sabtu.
3. Pengurus harus datang ke kantor pada pukul 08.45 WIB.
4. Jika pengurus berhalangan hadir maka wajib melapor kepada Kepala Rumah Tahfidz.
5. Tugas kepengurusan hanya boleh dikerjakan pada jam kerja, kecuali jika diperlukan
di luar jam kerja.
6. Jam kerja pengurus adalah di hari akif, dimulai pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB
dan pukul 16.00 WIB sampai 17.00 WIB.

BAB III
PAKAIAN

Pasal 11
Seragam
1. Untuk hari Senin dan Selasa menggunakan seragam staff RTTH, warna hijau.
2. Untuk hari Jum’at dan Sabtu menggunakan seragam staff Yayasan Fosa-Indonesia,
warna mocca.
3. Pengajar yang tidak menggunakan seragam wajib izin kepada bag. SDM.
4. Jika pengajar belum mempunyai seragam, maka harus menggunakan pakaian yang
sesuai kriteria.

Pasal 12
Lain-Lain
1. Pakaian yang digunakan harus dalam keadaan rapih dan bersih.
2. Kriteria pakaian
Kriteria pakaian bagi pengajar putra :
a) Baju koko, jubah dan yang lainnya
b) Tidak menggunakan kaos, kemeja, baju bergambar.
c) Celana kain
d) Peci

Kriteria pakaian bagi pengajar putri :


a) Gamis polos, tidak bercorak ramai
b) Berwarna gelap
c) Kerudung bahan jatuh, tidak bahan kaos atau jersey
d) Kerudung bulat atau kotak panjang min 5 jari di bawah sikut
e) Menggunakan manset tangan
f) Menggunakan kaos kaki panjang

4
BAB IV
PROGRAM UPGRADING PENGAJAR DAN PENGURUS

Pasal 13
Program Tahfidz
Program ini diadakan dalam rangka meng-upgrade kualitas pengajar dan pengurus agar
terciptanya santri yang berkualitas. Berikut beberapa ketentuan tentang program tahfidz;
1. Seluruh pengajar dan pengurus wajib mengikuti program tahfidz.
2. Penyetoran hafalan dilakukan kepada penyimak yang telah ditentukan oleh bag. SDM
berdasarkan pertimbangan.
3. Target hafalan satu tahun adalah minimal 2 juz.
4. Dianjurkan untuk menghafal juz 26 sampai juz 30 terlebih dulu.
5. Untuk waktu setoran kami berikan kelonggaran memilih, bisa perhari bisa perpekan,
bisa dikomunikasikan dengan penyimak yang telah ditentukan.
6. Untuk target perhari min 3 baris halaman Alquran, dan target perpekan min 1 halaman
Alquran.
7. Hari setoran terdiri dari lima hari dalam satu pekan, sedangkan dua hari sisanya untuk
muroja’ah. Untuk waktu bisa dikomunikasikan dengan penyimak.

Pasal 14
Program Amal Yaumiyah
Program ini diadakan dalam rangka meng-upgrade kualitas iman dan ibadah pengajar dan
pengurus demi terciptanya santri yang beriman dan sholeh. Berikut adalah ketentuan yang
berlaku;
1. Amal yaumiyah harus dilaksanakan dengan niat karena Allah Ta’ala.
2. Amal yaumiyah yang ditekankan oleh lembaga terdiri dari sholat Tahajud, membaca
Alquran, sholat sunnah Rowatib dan sholat dhuha.
3. Amal ini harus dikerjakan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Pasal 15
Lain- Lain
1. Untuk program upgrading pengajar dan pengurus yang dilaksanakan incidental tetap
wajib diikuti.
2. Program upgrading ini diadakan sesuai dengan kebutuhan pengajar dan pengurus.
3. Pengajar dan pengurus berhak memberikan saran dan kritik yang membangun untuk
program upgrading pengajar dan pengurus.

5
BAB V
RAPAT –RAPAT

Pasal 16
1. Rapat Lembaga terdiri dari musyawarah besar, rapat pembina, rapat pengurus dan
rapat pengampu.
2. Rapat di atas wajib terlaksana berdasarkan arahan anggaran dasar Lembaga.
3. Bila rapat yang ada belum mewakili tercapainya mufakat dalam menjalankan
program, perlu diadakan rapat tambahan yang bersifat insidental.

Pasal 17
Musyawarah Besar
Musyawarah Besar dilakukan satu kali dalam satu tahun.
1. Musyawarah Besar diadakan untuk membahas laporan pertanggungjawaban program
tahun sebelumnya, anggaran program tahun yang akan datang, formatur pengurus,
serta pelantikan pengurus baru untuk satu periode berikutnya.
2. Musyawarah Besar diikuti oleh seluruh pengurus dan pengajar.
3. Semua peserta yang mengikuti musyawarah besar memiliki hak menyampaikan kritik
dan saran di waktu-waktu yang telah ditentukan oleh peraturan Musyawarah Besar.
4. Musyawarah Besar terbagi menjadi 4 sidang pleno;
a. Pleno pertama; laporan pertanggungjawaban dan evaluasi program tahun
sebelumnya
b. Pleno kedua; penyusunan anggaran program tahun yang akan datang
c. Pleno ketiga; formatur pengurus dan pengajar
d. Pleno keempat; Pembacaan Surat Keputusan dan Pelantikan
5. Pengesahan hasil Musyawarah Besar diputuskan di rapat dewan pembina yang
dihadiri oleh seluruh anggota pembina.
6. Ketidakhadiran seorang atau lebih peserta Musyawarah Besar tidak menjadi sebab
penangguhan/pembatalan pengesahan hasil Musyawarah Besar.

Pasal 18
Rapat Pembina
1. Rapat pembina diadakan sedikitnya sekali dalam satu tahun.
2. Panggilan rapat pembina dilakukan oleh pembina secara langsung atau melalui surat
dengan mendapat tanda terima, paling lambat tujuh hari sebelum rapat diadakan
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.
3. Rapat pembina dipimpin oleh ketua pembina. Jika ketua pembina tidak dapat hadir
atau berhalangan, maka rapat pembina akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh
dan dari anggota pembina yang hadir.
4. Setiap rapat pembina dibuat berita acara rapat yang ditandatngani oleh ketua dan
sekertaris rapat.

6
Pasal 19
Rapat Pengurus

1. Rapat pengurus dapat diadakan setiap waktu bila dipandang perlu atas permintaan
tertulis dari satu orang atau lebih pengurus atau pembina.
2. Panggilan rapat pengurus dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengurus.
3. Rapat pengurus diadakan di tempat kedudukan Lembaga atau di tempat kegiatan
Lembaga.
4. Rapat pengurus dipimpin oleh kepala Rumah Tahfidz.
5. Apabila kepala Rumah Tahfidz berhalangan hadir maka rapat pengurus dipimpin oleh
seorang anggota pengurus yang dipilih oleh kepala Rumah Tahfidz dari pengurus
yang hadir.

Pasal 20
Rapat Pengampu

Rapat pengampu diadakan minimal satu bulan satu kali dengan dihadiri seluruh anggota
pengurus dan pengampu.

1. Panggilan rapat pengampu dilakukan oleh pengurus yang berhak mewakili pengampu.
2. Rapat pengampu dipimpin oleh Kepala Rumah Tahfidz.
3. Apabila Kepala Rumah Tahfidz berhalangan hadir maka rapat pengampu dipimpin
oleh pengurus yang berhak mewakili Kepala Rumah Tahfidz.
4. Pembahasan dalam rapat pengampu berhubungan dengan kebijakan kepala Rumah
Tahfidz serta kritik dan saran dari pengampu.
5. Semua peserta rapat berhak untuk memberikan pendapat di waktu-waktu yang telah
ditentukan.
6. Kebijakan rapat berada di tangan kepala sekolah setelah melalui mufakat bersama
7. Apabila ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan di rapat pengampu akan
dilimpahkan di forum rapat pengurus kemudian di rapat pembina.

7
BAB VI
SANKSI

Pasal 21

Pelanggaran peraturan dan tata tertib yang dilakukan akan diberikan tahapan-tahapan sanksi
sebagai berikut :
1. Jika pelanggaran dilakukan 3 kali akan diperingatkan oleh bag. SDM.
2. Jika pelanggaran dilakukan lebih dari 3 kali akan diperingatkan oleh Kepala Rumah
Tahfidz.
3. Jika sudah diperingatkan oleh bag. SDM dan Kepala Rumah Tahfidz masih
mengulangi kesalahan, maka akan diperingatkan oleh Kepala Yayasan.

BAB VII
PENUTUP

Pasal 22

1. Peraturan dan tata tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


2. Hal –hal yang belum diatur dalam tata tertib akan diatur di kemudian hari dengan
kesepakatan bersama.

Manonjaya,

Kepala Rumah Tahfidz

Anda mungkin juga menyukai