DI SMKN 4 SEMARANG
Oleh :
Zainal
1102419036
Teknologi Pendidikan
2019
2 | Laporan Hasil Observasi BK di SMK Negeri 4 Semarang
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, atas
berkah, rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
observasi ini.
Adapun tujuan disusunnya laporan observasi ini ialah sebagai salah satu agenda
kegiatan akademis yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi dalam
menyelesaikan studi di tingkat perkuliahan semester satu, adapun laporan observasi yang
disusun ini berdasarkan observasi di SMK NEGERI 4 SEMARANG.
Dalam proses penyusunan laporan observasi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan
hati kepada:
1. Kedua orang tua, yang senantiasa mendukung dan selalu mendo’akan penulis didalam
menempuh pendidikan ini.
2. Bapak Sugiyarta Stanislaus selaku dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang
telah memberikan bimbingannya hingga terselesaikannya laporan ini.
3. SMK NEGERI 4 SEMARANG yang telah memberikan informasi dalam membantu
terselesaikannya laporan observasi ini.
4. Teman-teman seperjuangan yang senantiasa memberi masukan untuk penulis untuk
menyelesakan laporan observasi ini.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi keikhlasan dan
ketulusan atas dukungannya.
Penulis
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………2
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………... 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
A. Kepala Sekolah………………………………………………………………………...9
B. Koordinator BK/Guru BK……………………………………………………………10
C. Guru Mata Pelajaran………………………………………………………………….12
D. Wali Kelas……………………………………………………………………………16
E. Staf Tata Usaha……………………………………………………………………....19
F. Peserta Didik…………………………………………………………………………20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..46
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu bagian penting dari proses pendidikan, bimbingan dan konseling
(BK) memiliki fungsi dan peranan strategis. Melalui layanan BK para siswa diharapkan mampu
mengenal dirinya, mengenal lingkungannya dan mempu merencanakan masa depannya. Dalam
pelaksanaannya keberhasilan layanan BK sangat ditentukan oleh kerjasama yang harmonis
diantara seluruh personil sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas, maupun guru bidang studi,
bahkan siswa itu sendiri. Selain itu, untuk mampu mewujudkan layanan bimbingan dan
konseling kepada semua siswa program layanan dan bimbingan di sekolah perlu dikelola
dengan baik. Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling pada tiap satuan pendidikan
tentulah tidak sama. Karena mereka (para guru) mengahadapi siswa yang tidak sama pula.
Setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan mempengaruhi bagaimana suatu
program bimbingan dan konseling dikelola. Maka dari itu pengelolaan bimbingan dan
konseling sangatlah diperlukan agar tujuan pemberian layanan dan bimbingan itu sendiri dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Observasi ini dilaksanakan guna memenuhi tugas mata kulian Bimbingan dan
Konseling, dengan melakukan observsi ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana
pelaksanaan bimbingan dan konseling disuatu sekolah, apakah pelaksanaan bimbingan dan
konseling sudah berjalan sebagaimana mestinya atau masih banyak kekurangaanya. Dengan
demikian kita dapat mengetahui pelaksanaan bimbingan dan konseling secara nyata di suatu
sekolah sehingga dapat dijadikan acuan atau bahan pertimbangan kita sebagai calon tenaga
pendidik agar kedepannya dapat menerapkan serta melaksanakan suatu bimbingan kepada
peserta didik dengan lebih baik lagi.
SMK Negeri 4 Semarang saat ini telah terakreditasi A dengan nilai 94 oleh BAN SM.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SMK N 4 Semarang ini sudah cukup
baik dan merata. Dengan 3 guru BK yang ada di sekolah ini membuat tugas dan program –
program berjalan dengan lancar. Namun mungkin yang menjadi masalah umum yaitu adanya
3 guru BK disini tidak sebanding dengan jumlah siswanya. SMK Negeri 4 Semarang terdiri
dari kurang lebih 1500 siswa, jadi jika di kalkulasikan satu guru BK mendapat jatah 500 anak.
Padahal idealnya satu guru BK hanya menangani 250 anak.
1. Bu Ari
2. Pak Totok
3. Pak Hari
Kegiatan harian BK di sekolah ini salah satunya adalah mengeluarkan surat – surat izin
untuk berbagai macam kegiatan dan situasi, seperti contoh surat izin masuk kelas untuk para
siswa yang setelah dihukum karena terlambat. Selain itu juga surat izin untuk anggota
organisasi dalam meninggalkan pelajaran karena melaksanakan suatu agenda kegiatan. Setiap
harinya juga BK menugaskan 2 siswa untuk piket.
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan di SMK Negeri 4 Semarang berkenaan
dengan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan hasil interview saya dengan Bapak Masrob yang menjabat sebagai wakil
kepala sekolah bidang kesiswaan yaitu bahwa Pelakanaan Progam Bimbingan dan Konseling
di sekolah sangat penting sekali karena BK akan mengarahkan siswa siswi bagaimana cara
belajarnya, bagamana untuk bersifat sosial kepada guru atau orang tua atau masyarakat dan
sebagainya.
Pelayanan BK di SMK Negeri 4 Semarang ini yang mengampu adalah guru BP/BK,
dari guru BK itu sendiri sudah sampai kepada siswa siswa misalnya siswa mengalami kendala-
kendala dalam kegiatan belajar mengajar itu juga dipantau oleh guru BK, dan apabila ada
peserta didik yang melakukan hal-hal yang sifatnya tidak baik misalkan perkelahian atau
mbolos itu juga ditangani oleh guru BK, apabila masalahnya cukup serius juga mendatangkan
orang tua siswa atau bisa juga kunjungan ke rumah masing-masing siswa. Peran Kepala
Sekolah dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah ini yaitu hanya
sifatnya mengarahkan untuk para guru-guru dan peserta didik, jadi yang untuk guru diarahkan
bagaimana cara menanganinya.
Yang terlibat dalam pelaksanaan program BK di sekolah ini yang pertama yaitu Kepala
Sekolah, guru BK, para guru, TU serta semua tenaga pendidik di sekolah ini. Cara kepala
sekolah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada
semua personil sekolah yaitu terutama ke guru BK terlebih dahulu, karena itu adalah tugas
dari guru BK jadi seandainya ada masalah peserta didik yang menangani adalah guru BK
tersebut, kalau guru BK sudah tidak bisa mengatasinya baru diserahkan ke Kepala Sekolah.
Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling SMK Negeri 4 Semarang ini yaitu sambil
mengajar sekaligus membimbing atau mengingatkan, karena untuk guru BK masuk ke kelas-
kelas itu sampai saat ini belum bisa.
B. Koordinator BK / Guru BK
Pada SMK Negeri 4 Semarang ini hanya memiliki 3 Guru BK dan salah satunya adalah
Ibu Ari yang saya wawancarai.
Berdasarkan hasil interview saya dengan Ibu Ari selaku guru BK di SMK Negeri 4
Semarang. Dalam suatu sekolah perlu adanya BK karena untuk membantu siswa dalam
menyelelesaikan berbagai masalah baik terkait akademik maupun diluar akademiknya. Cara
dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling kepada seluruh peserta didik yaitu
dengan memberikan nasehat-nasehat serta motivasi kepada peserta didik agar dalam proses
belajar mengajar bisa menumbuhkan semangat siswa, selain itu apabila ada peserta didik yang
bermasalah maka membantu untuk proses penyelesaiannya.
Yang terlibat dalam pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling adalah semua
tenaga pendidik di sekolah ini tanpa terkecuali mulai dari guru BK sendiri, kepala sekolah,
guru mata pelajaran, wali kelas, TU dan semua yang bekerja di sekolah ini. Faktor yang
menunjang pelaksanaan BK yaitu salah satunya dengan instrumentasi data untuk
mengumpulkan informasi tentang peserta didik, selain tu juga melakukan kunjungan rumah
kepada siswa siswa yang mempunyai masalah terkait akademik taupun diuar akademik.
Masalah yang sering muncul di sekolah terkait BK yaitu tidak memakai pakaian sesuai dengan
aturan, mbolos dan bertengkar antar teman.
Guru mata pelajaran di sekolah ini dlibatkan dalam pengentasan masalah dari siswa,
terutama masalah yang berkaitan dengan masalah akademiknya. Cara untuk mengevaluasi
proses dan hasil dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah ini yaitu dengan
mendata dan melihat masalah-masalah apa saja yang sering muncul sehingga guru BK bisa
memperbaikinya lebih baik lagi kedepannya. Keberhasilan yang telah dicapai BK di sekolah
ini dalam menaggulangi kenakalan peserta didik yaitu sudah sangat baik, karena selama ini
masalah dan kasus yang ada dapat terseleseaikan dengan baik.
Hasil wawancara dengan 5 guru mata pelajaran memiliki cara-cara tersendiri dalam
membantu pelaksanaan BK disekolah yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan hasil interview saya dengan bapak Sunardi sebagai guru Jurusan
Multimedia yaitu dalam mengampu mata pelajaran Jurusan Multimedia ini pasti ada kendala-
kendala yang sering dihadapi terutama sumber dana dari anak-anak itu sendiri mungkin belum
mampu untuk membeli perangkat yang menunjang proses belajar mengajar. Dalam suatu
sekolah perlu diadakan BK karena kalau tidak ada bimbingan dan konseling anak-anak bisa
melakukan hal-hal seenaknya saja atau menyimpang. Masalah yang sering muncul terkait BK
yaitu yang lebih kompleks saat ini itu kenakan remaja, karena anak-anak lebih suka
menyalurkan emosinya, tetapi menut beliau hal tersebut tidak pas untuk dilakukan seperti
misalnya balap motor, keluyuran malam, itu merupakan hal yang tidak baik.
Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling dari sekolah ini yaitu penanganan kepada
anak-anak yang nakal. Guru BK disini juga memberikan motivasi kepada anak-anak terutama
bukan masalah belajar tetapi memberikan arahan bagaimana jalan yang lurus. Pelayanan
bimbingan dan konseling di SMK Negeri 4 Semarang ini hanya sebatas penanganan kepada
siwa yang bermasalah itu saja dan belum sampai lebih. Pada umumnya guru mata pelajaran
dalam berperan membantu program BK ini yaitu membimbing, jadi beban untuk membimbing
anak itu bukan hanya guru BK saja, tetapi semua guru. Karena guru juga membimbing,
membina dan mengarahkan anak-anak menjadi lebih dewasa baik pola pikirnya, mentalnya dan
perilakunya. Guru mata pelajaran juga menyampaikaan informasi tentang tujuan serta manfaat
BK, walaupun porsinya tidak terlalu besar tetapi itu juga di ingatkan kepada anak-anak. Strategi
yang disiapkan guru mata pelajaran dalam menyelesaikan masalah anak yang mempunyai daya
tangkap rendah dan tinggi yaitu menurut beliau kepandaian seorang anak itu sudah takdir,
tetapi untk melakukan pendekatan itu bisa memberikan makna kepada siswa bahwa belajar itu
adalah suatu kesenagan. Jika sudah menanamkan kesenangan kepada anak maka anak akan
senag dengan kehadiran guru dan mata pelajarannya kemudian untuk menumbuhkan rasa
belajar untuk menumbuhkan prestasi yang baik itu tidak mustahil. Yang terpenting adalah
belajar dan bekerja dengan rasa cinta. Tentunya dengan kerjasama antara guru mata pelajaran
dan guru BK seperti contohnya dalam menagani masalah pasti guru mata pelajaran juga
Sebagai guru mata pelajaran juga dilibatkan dalam pengentasan masalah siswa, karena
guru utamanya juga mendapat amanah tanggung jawab dari orang tua siswa jadi guru wajib
membantu siswa dalam menyelesaikan masalahnya.
Berdasarkan hasil interview saya dengan bapak Nasir sebagai guru Matematika yaitu
dalam mengampu mata pelajaran Matematika ini masih ada kendala-kendala yang sering
dihadapi seperti anak yang tidak mengerjakan tugas serta sulit dalam menerima materi. Dalam
suatu sekolah perlu diadakan BK karena dengan adanya pelayanan BK ini dapat membantu
siswa dalam menyekesaikan masalahnya. Masalah yang sering muncul terkait BK yaitu
keterlambatan, mbolos, pekelahian antar teman. Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling
dari sekolah yaitu membantu siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Pelayanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 4 Semarang ini sudah baik karena
masalah yang dihadapi siswa masih ringan-ringan. Guru mata pelajaran dalam berperan
membantu program BK yaitu membimbing serta mengarahkan siswanya agar tidak melakukan
hal-hal yang tidak selayaknya dilakukan.
Guru mata pelajaran juga menyampaikaan informasi tentang tujuan serta manfaat BK,
penyampaian tersebut memang tidak berkala tetapi lebih memberikan pengarahan-pengarahan
kepada siwa. Strategi yang disiapkan guru mata pelajaran dalam menyelesaikan masalah anak
yang mempunyai daya tangkap rendah dan tinggi yaitu dengan memberikan materi secara
pelan-pelan agar semua siswa dapat memahaminya, dan menugaskan siswa untuk bekerja
kelompok di luar kelas tujuannya agar siswa yang pintar bisa mengajari siswa yang lainya.
Antara guru mata pelajaran dan guru BK itu juga saling bekerja sama agar siswa dapat
melakukan proses belajar mengajar dengan bak. Siswa yang mempunyai masalah tidak harus
meninggalkan kelas untuk menemui guru BK, karena waktu untuk belajar ya harus digunakan
untuk belajar, jika ada masalah lan bisa menemui guru BK di luar jam pelajaran. Sebagai guru
mata pelajaran juga dilibatkan dalam pengentasan masalah siswa, karena tugas guru tidak
hanya sekedar mendidk tetapi juga membimbing siswa ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan hasil interview saya dengan bapak Yoga sebagai guru Penjasorkes yaitu
dalam mengampu mata pelajaran Penjasorkes ini masih banyak kendala-kendala yang sering
dihadapi yaitu terkadang siswa masih kesusahan dalam melakukan praktek, yang sering yaitu
metode yang digunakan keliru-liru. Dalam suatu sekolah sangat perlu diadakan BK karena
dengan adanya BK ini lebih memudahkan seluruh pihak sekolah untuk menghadapi siswa yang
bermasalah. Masalah yang sering muncul terkait BK di SMK Negeri 4 Semarang ini hanya
mbolos dan perkelahian antar siswa saja karena di sekolah ini anak-anaknya masih nurut-nurut.
Kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling dari sekolah ini yaitu mengupayakan agar sekolah
bisa memberikan pelayanan terbaik bagi siswa.
Pelayana BK BK di sekolah ini sudah maksimal tetapi hanya saja kurang adanya sarana
dan prasarana yang mendukung. Sebagi guru mata pelajaran peran yang dilakukan yaitu dengan
memberikan materi sesuai dengan yang dibutuhkan siwa dan ilmu-ilmu yang itu berguna bagi
siswa juga menasehati dan memberikan dorongan-dorongan untuk siswa. Sebagai guru mata
pelajaran juga menyampaikaan informasi tentang tujuan serta manfaat BK hanya saja sifatnya
memberi arahan-arahan kepada siswa. Strategi yang disiapkan sebagai guru mata pelajaran
dalam menyelesaikan masalah anak yang mempunyai daya tangkap rendah dan tinggi yaitu
dengan melakukan pendekatan dan lebih sering ditanya agar tidak ketinggalan seperti yang
lainnya.
Kerjasama antara guru mata pelajaran dan guru BK pastinya ada karena antar guru
memang diharapkan bisa bekerjasama antara guru yang satu dengan yang lainnya. Siswa yang
mempunyai masalah tidak perlu meninggalkan kelas untuk menemui guru BK, karena hal
tersebut jika dilakukan bisa mempengaruhi siswa lain dan bisa membuat gaduh karena bnyak
siswa yang bertanya-tanya tentang hal tersebut. Sebagai guru mata pelajaran juga dilibatkan
dalam pengentasan masalah siswa, karena tidak hanya guru BK saja yang mempunyai
wewenang tersebut tetapi juga seluruh guru termasuk guru mata pelajaran.
Berdasarkan hasil interview saya dengan Pak Dwi sebagai guru Kewirausahaan yaitu
dalam mengampu mata pelajaran Kewirausahaan ini tidak begitu mengalami kendala karena
masalah siswa masih sedang-sedang saja. Dalam suatu sekolah perlu sekali diadakan program
BK karena progam tersebut sangat membantu sekali terutama untuk mengentaskan siwa dari
masalah dan kasus. Masalah yang sering muncul terkait BK di sekolah ini dirasanya tidak
Pelayanan bimbingan dan konseling di SMK Negeri 4 Semarang ini sudah cukup baik.
Sebagai guru mata pelajaran dalam berperan membantu program BK ini yaitu ikut serta
membimbing dan memberikan nasehat kepada siwa. Untuk menyampaikaan informasi tentang
tujuan serta manfaat BK, dirasanya itu belum karena yang lebih engetahui adalah guru BK.
Strategi yang disiapkan sebagai guru mata pelajaran dalam menyelesaikan masalah anak yang
mempunyai daya tangkap rendah dan tinggi menurut beliau yaitu dengan memberikan tugas
tambahan bagi siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata, dengan tujuan agar siswa lebih
banyak lagi waktu belajar di luar kelas jadi tidak tertinggal dengan siswa yang lain. Kerjasama
antara guru mata pelajaran dan guru BK pastinya ada karena agar suatu program itu bisa
berjalan dengan baik dan sukses perlu adanya suatu kerjasama. Jika ada siswa yang mempunyai
masalah yang itu harus meninggalkan kelas untuk menemui guru BK karena membutuhkan
layanan itu boleh saja, dari pada nanti di kelas tidak konsentrasi belajar atau bahkan
mengganggu siswa lainnya. Sebagai guru mata pelajaran sudah biasa dilibatkan dalam
pengentasan masalah siswa, terutama masalah akademik karena guru mata pelajaran lah yang
lebih sering bertatapmuka secara langsung di bandingkan dengan guru BK.
Berdasarkan hasil interview saya dengan bapak Syahid sebagai guru PAI yaitu dalam
mengampu mata pelajaran PAI ini pastinya masih ada kendala-kendala yang sering dihadapi
seperti siswa yang tidak fokus ke pelajaran, ada yang ngobrol sendiri itu yang sering terjadi.
Dalam suatu sekolah sangat diperlukan adanya program BK karena dengan BK tersebut anak
bisa berkonsultasi tentang masalah yang dihadapinya atau meminta solusi serta saran yang
dibutuhkan oleh siswa. Masalah yang sering terjadi terkait dengan BK yaitu siswa memakai
pakaian yang tidak sesuai aturan dan pertengkaran yang bersifat ringan. Kegiatan BK disini
yaitu membantu siswa yang membutuhkan pelayanan. Pelayanan bimbingan dan konseling di
SMK Negeri 4 Semarang ini sudah cukup bagus hanya saja kurang terorganisir.
Peran guru mata pelajaran dalam membantu program BK ini yaitu mengingatkn siswa
yang berperilaku melaggar aturan, medidik serta membimbing. Sebagai guru mata pelajaran
untuk menyampaikaan informasi tentang tujuan serta manfaat BK belum dilakukan, tetapi
D. Wali Kelas
Hasil wawancara dengan 4 wali kelas yang memiliki cara-cara tersendiri dalam
membantu pelaksanaan program BK disekolah yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan hasil interview saya dengan Bu Vita sebagai wali kelas X Multimedia 2
Jurusan Multimedia di SMK Negeri 4 Semarang yaitu selama menjadi wali kelas itu banyak
kendala yang dihadapi karena bermacam-macam murid itu memiliki kepribadian yang
berbeda-beda, ada yang rajin ada yang malas, ada yang nakal, yang pasti kebanyakan orang tua
di sekolah ini banyak yang beerja di luar negeri jadi siswa kurang mendapat perhatian, karena
ada beberapa siswa yang tinggal bersama neneknya. Dalam suatu sekolah itu perlu sekali
diadakan program BK karena dengan adanya BK bisa tau apa sih yang terjadi seandaina ada
siswa yang bermsalah bisa mengetahui masalahnya apa, bagaimana solusinya, misalnya ada
masalah dari rumah yang dibawa ke sekolah kemudian menjadi beda dengan hari-hari biasanya
itu perlu dipertanyakan, jadi dengan adanya guru BK itu bisa melakukan bimbingan, serta bisa
membantu menyelesaikan masalah baik masalah dirumah, disekolah atapun dengan teman-
temannya dikelas.
Program bimbingan dan konseling bagi siswa bisa dikatakan sangat penting tatapi kalau
dibilang tidak penting ya penting. Masalah yang sering muncul di sekolah ini terkait BK yaitu
siswa membolos, dan ada hubungannya dengan siswa dikelas misalnya tidak sengaja senggolan
kemudian marah, terus berkelahi. Kegiatan BK dari sekolah yaitu seperti kunjungan ke rumah,
kemudian melakuan pembicaraan langsung dengan orang tua. Pelayanan bimbingan dan
Berdasarkan hasil interview saya dengan Ibu Nisa sebagai wali kelas XI Multimedia 1
Jurusan Multimedia di SMK Negeri 4 Semarang yaitu selama menjadi wali kelas banyak
kendala yang dihadapi terutama dalam memahami karakter siswa belum begitu paham. Dalam
suatu sekolah itu sangat penting sekali diadakan program BK karena untuk memberikan
araham kepada siswa terutama kelas XII yang ingin melanjutkan ke jenjang selanjutnya agar
lebih mantap dalam memilih universitas dan jurusan. Masalah yang sering muncul di sekolah
terkait BK yaitu siswa membolos, dan pertengkaran sesama teman. Kegiatan BK yang
dilakukan yaitu untuk membantu siswa dalam mengentaskan masalah siswa.. Pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah ini sebenarnya sudah bagus, tetapi hanya kurang sarana
dan prasarananya. Peran sebagai wali kelas dalam pelaksanaan program BK di sekolah yaitu
dengan membantu proses penyelesaian masalah yang dimiliki siswa serta membimbing siswa
agar bersikap saling menghormati guru bahkan teman sekalipun. Sebagai wali kelas juga
Berdasarkan hasil interview saya dengan Bu Nenden sebagai wali kelas XI Multimedia
2 di SMK Negeri 4 Semarang yaitu dalam suatu sekolah itu perlu diadakan program BK karena
ketika anak tidak bisa fokus dalam belajar guru BK bisa menagani, karena tidak hanya anak
yang bermasalah saja yang menghadap ke BK tetapi anak yang pintar pun juga punya masalah
dan harus berkonsultasi dengan guru BK Sebagai bimbingan karir. BK juga penting bagi siswa,
karena setiap siswa pasti mempunyai masalah, seperti masalah belajar dan itu perlu
berkonsultasi dengan guru BK. Masalah yang sering muncul di sekolah terkait BK yaitu
kenakalan anak yang mungkin kenakalan itu karena kurangnya perhatian dari keluarga
kemudian track-track an dengan teman-teman geng motor. Kegiatan BK dari sekolah itu belum
signifikan.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ini belum begitu baik karena guru BK
muncul ketika anak sedang bermasalah saja. Peran sebagai wali kelas dalam pelaksanaan
program BK di sekolah yaitu memberikan bimbingan kepada siswa dan melakukan pendekatan
ke siswa agar siswa semakin dekat dengan wali kelasnya. Kerjasama antara wali kelas dengan
guru BK belum begitu erat, wali kelas lebih sering bekerja sama dengan guru mata pelajaran.
Wali kelas memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa yang membutuhkan
pelayanan BK. Sebagai wali kelas juga dilibatkan dalam pengentasan masalah siswa.. Selama
menadi wali kelas tidak pernah menangani siswa yang di alih tangankan oleh guru BK karena
masalah pasti dapat terselesaikan. Pelayanan program BK di sekolah ini masih ada kekurangan
Berdasarkan hasil interview saya dengan Bapak Ardhi sebagai wali kelas XI
Multimedia 1 Jurusan Multimedia di SMK Negeri 4 Semarang yaitu dalam suatu sekolah itu
sangat perlu sekali diadakan program BK karena BK termasuk gerbang siswa dalam
memecahkan masalah serta melakukan bimbingan serta arahan kedepannya yang harus
dilakukan oleh siswa. Masalah yang sering muncul di sekolah terkait BK yaitu membolos dan
kenakalan anak. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ini sudah baik, tetapi dalam
pelaksanaannya juga masih banyak terdapat kekurangan karena guru BK hanya mendatangi
siswa yang terlibat kasus. Peran sebagai wali kelas dalam pelaksanaan program BK di sekolah
yaitu membantu mengantarkan siswa kedepannya, jika siswa membuuhkan bantuan untuk
konsultasi, bisa dengan wali kelas kemudian wali kelas memberikan motivasi serta mendorong
agar bakat siswa bisa tersalurkan.
Kerjasama antara wali kelas dengan guru BK sudah terjalin, tidak hanya dengan guru
BK saja, tetapi juga juga dengan semua guru yang ada di SMK ini. Sebagai wali kelas harus
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa yang membutuhkan pelayanan BK.
Selan itu wali kelas juga dilibatkan dalam pengentasan masalah siswa.. Selama menjadi wali
kelas tidak pernah menangani siswa yang di alih tangankan oleh guru BK karena maslah yang
sulit di hadapi itu diselesaikan secara bersama-sama. Jadi tidak langsung di alih tangankan
begitu saja. Saran sebagai wali kelas terkait pelaksanaan BK di sekolah ini agar kedepannya
bisa menjadi lebih baik yaitu guru BK juga harus memperhatikan siswa yang mempunyai bakat
dan mengembangkannya, tidak hanya anak yang terkena masalah yang selalu dperhatikan.
Berdasarkan hasil interview saya dengan Ibu Yuni sebagai Staf Tata Usaha di SMK
Negeri 4 Semarang. Dalam suatu sekolah perlu diadakan program BK karena dapat membantu
siswa jika siswa mengalami masalah dalam belajar atau diluar itu. Pelayanan BK sudah baik,
Pelaksanaannyapun juga demikian. Pelaksanaan BK di sekolah ini bagus hanya saja kurangnya
guru dan fasilitas. Sebagai staf tata usaha tugas dalam membantu kegiatan Bimbingan dan
Konseling di sekolah ini yaitu membuatkan surat apabila dibutuhkan, melayani administrasi.
F. Peserta Didik
Berdasarkan angket yang saya berikan ke-9 siswa di SMK Negeri 4 Semarang terkait
pelaksanaan Bimbingan dan Konseling antara lain :
Sekolah perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi siswa
yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan tersebut juga
memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam memberikan
pelayanan tidak harus setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di sekolah hanya hanya
memberikan solusi bagi siswa yang bermasalah. Sekolah tidak harus memberikan jam khusus
setiap minggu untuk layanan BK, karena sewaktu waktu jika siswa mempunyai permasalahan
bisa datang ke guru BK. Sekolah hendaknya memberikan ijin kepada siswa untuk
meninggalkan pelajaran disaat siswa membutuhkan bimbingan dari guru BK. Sekolah juga
perlu memberikan bimbingan secara kontinue kepada siswa yang bermasalah agar masalah bisa
cepat terselesaikan. Program BK perlu dijadikan sebagai program rioritas sekolah. Sekolah
memerlukan lebih banyak guru pembimbing/BK dan juga ruanagan khusus utuk BK. Guru
pembimbng sebenarnya menyenangkan. Tetapi proses belajar akan terhambat apabila ada guru
BK. Walaupn guru BK selalu memberikan informasi yang berguna dan dapat membimbing
siswanya serta diarahkan ke jurusan yang sesuai dengan kemampuan bakatnya. Bimbingan dan
Konseling tidak begitu penting beda dengan belajar. BK perlu dilaksanakan dengan pendekatan
yang asyik kepada siswa.
Sekolah sangat perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi
siswa yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan
tersebut juga memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam
memberikan pelayanan hendaknya dilakukan setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di
sekolah juga memberikan solusi bagaimana cara belajar yang baik, mengarahkan siswa untuk
menggali potensi yang dimiliki baik di bidang prestasi belajar, keterampilan maupun kesenian..
Sekolah tidak harus memberikan jam khusus setiap minggu untuk layanan BK, karena sewaktu
Sekolah sangat perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi
siswa yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan
tersebut juga memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam
memberikan pelayanan hendaknya dilakukan setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di
sekolah juga memberikan solusi bagaimana cara belajar yang baik, mengarahkan siswa untuk
menggali potensi yang dimiliki baik di bidang prestasi belajar, keterampilan maupun kesenian.
Sekolah tidak perlu memberikan jam khusus setiap minggu untuk layanan BK, karena sewaktu
waktu jika siswa mempunyai permasalahan bisa datang ke guru BK. Sekolah juga tidak perlu
memberikan ijin kepada siswa untuk meninggalkan pelajaran disaat siswa membutuhkan
bimbingan dari guru BK. Sekolah tidak harus memberikan bimbingan secara kontinue kepada
siswa yang bermasalah. Program BK tidak perlu dijadikan sebagai program prioritas sekolah
Sekolah tidak memerlukan lebih banyak guru pembimbing/BK tetapi untuk ruangan perlu
disediakan. Guru pembimbng sebenarnya menyenangkan. Dengan adanya guru BK proses
belajar akan semakin membantu. Karena guru BK selalu memberikan informasi yang berguna
Sekolah perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi siswa
yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan tersebut juga
memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam memberikan
pelayanan tidak harus dilakukan setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di sekolah juga
memberikan solusi bagaimana cara belajar yang baik, mengarahkan siswa untuk menggali
potensi yang dimiliki baik di bidang prestasi belajar, keterampilan maupun kesenian. Sekolah
tidak harus memberikan jam khusus setiap minggu untuk layanan BK, karena sewaktu waktu
jika siswa mempunyai permasalahan bisa datang ke guru BK. Sekolah juga tidak perlu
memberikan ijin kepada siswa untuk meninggalkan pelajaran disaat siswa membutuhkan
bimbingan dari guru BK. Sekolah tidak harus memberikan bimbingan secara kontinue kepada
siswa yang bermasalah. Program BK perlu dijadikan sebagai program prioritas sekolah.
Sekolah tidak memerlukan lebih banyak guru pembimbing/BK dan juga ruanagan khusus utuk
BK. Guru pembimbng sebenarnya menyenangkan. Dengan adanya guru BK proses belajar
akan semakin membantu. Karena guru BK memberikan informasi yang berguna dan dapat
membimbing siswanya serta diarahkan ke jurusan yang sesuai dengan kemampuan bakatnya.
Bimbingan dan Konseling sangat penting sama halnya dengan belajar. Program BK seharusnya
dilaksanakan dengan pendekatan yang asyik kepada siswa, misalnya permainan agar siswa
tertarik untuk selalu melakukan bimbingan kepada guru BK.
Sekolah sangat perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi
siswa yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan
tersebut juga memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam
memberikan pelayanan hendaknya dilakukan setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di
sekolah juga memberikan solusi bagaimana cara belajar yang baik, mengarahkan siswa untuk
menggali potensi yang dimiliki baik di bidang prestasi belajar, keterampilan maupun kesenian.
Sekolah perlu memberikan jam khusus setiap minggu untuk layanan BK. Tetapi sekolah tidak
perlu memberikan ijin kepada siswa untuk meninggalkan pelajaran disaat siswa membutuhkan
Sekolah perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi siswa
yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan tersebut juga
memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam memberikan
pelayanan hendaknya dilakukan setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di sekolah juga
memberikan solusi bagaimana cara belajar yang baik, mengarahkan siswa untuk menggali
potensi yang dimiliki baik di bidang prestasi belajar, keterampilan maupun kesenian. Sekolah
perlu memberikan jam khusus setiap minggu untuk layanan BK, walaupun sewaktu-waktu jika
siswa mempunyai permasalahan bisa datang ke guru BK. Sekolah haru memberikan ijin kepada
siswa untuk meninggalkan pelajaran disaat siswa membutuhkan bimbingan dari guru BK.
Sekolah harus bimbingan secara kontinue kepada siswa yang bermasalah. Program BK perlu
dijadikan sebagai program prioritas sekolah. Sekolah tidak memerlukan lebih banyak guru
pembimbing/BK dan juga ruangan khusus untuk BK. Guru pembimbng sebenarnya
menyenangkan. Dengan adanya guru BK proses belajar akan semakin membantu. Karena guru
BK selalu memberikan informasi yang berguna tetapi siswa belum diarahkan ke jurusan yang
sesuai dengan kemampuan bakatnya. Bimbingan dan Konseling tidak begitu penting berbeda
dengan belajar. Program BK seharusnya dilaksanakan dengan pendekatan yang asyik kepada
siswa, agar siswa tertarik untuk selalu melakukan bimbingan kepada guru BK.
Sekolah perlu diadakan program BK dan memberikan layanan konseling bagi siswa
yang mengalami permasalahan agar masalah tersebut bisa terselesaikan. Layanan tersebut juga
memberikan motivasi serta solusi agar belajar lebih baik, guru BK dalam memberikan
pelayanan hendaknya dilakukan setiap hari. Layanan Bimbinga dan Konseling di sekolah juga
KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA
Bimbingan atau Guidance merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan,
dan program ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut
Hamrin dan Nericson dalam Laksi (2003:1) bimbingan sebagai salah satu aspek dari program
pendidikan diarahkan terutama untuk membantu para peserta didik agar dapat menyesuaikan
diri dengan situasi yang dihadapi saat ini dan dapat merencanakan masa depannya sesuai
dengan minat, kemampuan dan kebutuhan sosialnya. Bimbingan juga merupakan layanan yang
bersifat profesional yang diberikan oleh para konselor yang memiliki latar belakang
pendidikan, dan keahlian dibidang bimbingan dan konseling. “ bimbingan merupakan bantuan
yang diberikan oleh konselor yang memiliki kompetensi (profesional) kepada individu dari
berbagai tahapan usia untuk membantu mereka mengarahkan kehidupannya, mengembangkan
pandangan hidupnya, menentukan bagi dirinya, dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi”, (Laksmi,2003:3)
1. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkelanjutan. Hal ini mengandung arti
bahwa kegiatan bimbingan bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
kebetulan, insidental, sewaktu-waktu, tidak sengaja, atau asal saja, melainkan suatu
Berdasarkan atas ciri-ciri pokok tersebut, maka yang dimaksud dengan bimbingan
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang yang ahli kepada seseorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang dibimbing
mendapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan
kekuatan individu yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
2. Pengertian Konseling
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel dari bahasa latin counselium
artinya “bersama” atau “bicara bersama”. “Berbicara bersama-sama adalah pembicaraan
konselor (counselor) dengan seorang atau beberapa klien. Menurut Berdnard & Fullner,
konseling meliputi mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi membantu individu yang
bersangkutan untuk mengekspresikan hal tersebut. Menurut Devision of Counseling
Psychology. Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi
hambatan-hambatan perkembangan dirinya dan mencapai perkembangan kemampuan pribadi
dimilikinya secara optimal.
Masih banyak lagi rumusan pengertian atau definisi konseling yang dikemukakan oleh
para ahli, namun pada dasarnya masing-masing rumusan konseling mengandung hal-hal pokok
sebagai berikut :
Atas dasar ciri-ciri pokok tersebut diatas, dapat dirumuskan dengan memberi bantuan
yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (yang disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapi oleh klien.
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai peserta didik, merupakan pribadi
yang unik dengan segala karakteristiknya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan
individual antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Hal tersebut, merupakan
beberapa aspek psikologis dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik,
dan dapat menimbulkan berbagai masalah. Beberapa masalah psikologis yang merupakan latar
belakang perlunya bimbingan dan konseling di sekolah, antara lain :
e. Masalah Belajar
Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang diberikan di
sekolah, namun sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup memadai dalam membantu siswa
mengatasi berbagai permasalahan yang dialaminya dan menyiapkan siswa terjun dimasyarakat
dengan berhasil. Oleh karena itu, diperlukan adanya layanan bimbingan dan konseling di
sekolah, yang secara khusus diberi tugas dan tanggung jawab untuk memberi bantuan kepada
siswa dalam memecahkan berbagai masalah.
a. Perkembangan Pendidikan
Sebagai pendidik, tugas dan tanggung jawab guru yang paling utama adalah mendidik
dan membantu peserta didik untuk mencapai kedewasaan. Maka dari itu seorang guru harus
memahami segala aspek pribadi anak didik baik dari segi jasmani maupun rohani. Seorang
guru juga harus mempunyai informasi yang cukup untuk dirinya sehubungan dengan perannya,
pekerjaan, kebutuhan dan motivasinya, kesehatan mentalnya, dan tingkat kecakapan yang
harus dimilikinya.
Fungsi bimbingan dan konseling yaitu membantu konseli agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya sendiri (potensi yang dimilikinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan
potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis
dan konstruktif. Pemahaman yang sangat perlu yaitu pemahaman tentang dirinya klien sendiri
beserta permasalahannya, termasuk juga pemahaman terntang lingkungan diri klien.
Fungsi pencegahan dalam pelaksanaannya bagi konselor merupakan bagian dari tugas
kewajibannya yang amat penting. Dalam dunia kesehatan mental “pencegahan” didefinisikan
sebagai upaya mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana, lingkungan yang dapat
menimbulkan kesulitan atau kerugian itu benar-benar terjadi (Horner & McElhaney, 1993).
Layanan bimbingan bisa berfungsi pencegahan, yang artinya merupakan usaha pencegahan
terhadap timbulnya masalah. Bentuk kegiatannya bisa berupa orientasi, bimbingan karir,
inventarisasi data. Bentuk orientasi yang biasa dilakukan adalah untuk memberikan
pencegahan terhadap sesuatu yang tidak diinginkan.
Adapun cara yang dilakukuan atau upaya pencegahan yang perlu dilakukan oleh
konselor, antara lain :
1. Mendorong perbaikan lingkungan yang kalau diberikan akan berdampak negative terhadap
individu yang bersangkutan.
3. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal-hal yang yang diperlukan dan mempengaruhi
perkembangan dan kehidupannya.
4. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko yang
besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberikan manfaat.
Istilah fungsi pengentasan ini dipakai sebagai pengganti istilah fungsi kuratif atau
fungsi terapeutik dengan arti pengobatan atau penyembuhan. Tidak dipakainya istilah tersebut
karena istilah itu berorientasi bahwa peserta didik adalah orang yang “sakit” serta untuk
mengganti istilah “fungsi perbaikan” yang berkonotasi bahwa peserta didik yang dibimbing
adalah orang “tidak baik atau rusak”. Melalui fungsi pelayanan ini akan menghasilkan
terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.
Walaupun fungsi pemahaman dan pencegahan telah dilakukan, namun mungkin saja klien atau
konseli masih memiliki atau menghadapi masalah tertentu. Individu yang memiliki masalah
akan merasa tidak nyaman pada dirinya. Konseli yang bermasalah akan mendatangi konselor
dengan tujuan untuk dientaskannya masalah yang mengganggunya. Disinilah fungsi
pengentasan masalah berperan yaitu pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan
teratasinya masalah yang dialami klien.
4. Fungsi Pengembangan
Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.
Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara
sinergi dan berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program
bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah
pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home
room, dan karyawisata.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut
yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami individu yang
bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah yang dihadapi
individu berbeda-beda dan bersifat unik, maka tujuan khususnya bersifat unnik pula, artinya
tujuan bimbingan dan konseling untuk individu yang satu dengan individu yang lain tidak boleh
disamakan. Jika dirinci berdasarkan masalah yang dihadapi klien, tujuan konseling antara
lain :
a. Perubahan Perilaku
Membenarkan perilaku klien yang salah menjadi benar merupakan tugas seorang konselor.
Konseling diselenggarakan untuk membantu klien mengenali perilakunya yang salah. Jika
seorang klien tidak menyadari adanya perilaku yang salah pada dirinya maka klien tersebut
akan kesulitan dalam melakukan perubahan-perubahan menuju kearah yang lebih baik. Untuk
itu seorang klien harus mengetahui terlebih dahulu, apakah dirinya sudah benar dalam
menjalani hidupnya atau belum. Karena jika klien belum memahami kekurangan dalam dirinya
itu juga akan mempersulit konselor dalam membantunya. Setelah klien menyadari kekurangan
dalam dirinya kemudian bisa konsultasi dengan konselor, di beri pengarahan dan akhirnya
masalah terselesaikan.
Corey (1988) menegaskan bahwa tujuan konseling tidak sekedar untuk memperoleh kepuasan
klien. Konseling dapat saja justru meningkatkan ketidakpuasan sementara waktu, tetapi dapat
Ada yang menyatakan bahwa pemeliharaan dan pencapaian kesehatan mental yang positif
sebagai tujuan konseling. Jika hal itu tercapai, maka individu mencapai integrasi, penyesuaian,
dan identifikasi positif dengan yang lainnya. Ia belajar menerima tanggung jawab, berdiri
sendiri dan memperoleh integrasi perilaku. Lebih dari 20 tahun yang lalu Thorne (Shertzer &
Stone, 1980) mengatakan bahwa tujuan utama konseling adalah menjaga kesehatan mental
dengan mencegah atau membawa ketidakmampuan menyesuaikan diri atau gangguan mental.
[endapat yang lebih baru dari Patterson (Shertzer & Stone, 1980) menyatakan bahwa karena
tujuan konseling adalah pemeliharaan, pemulihan kesehatan mental yang baik, atau harga diri,
maka situasi-sotuasi konseling haruslah ditandai dengan tidak adanya ancaman.
e. Keefektifan Personal
Erat hubungannya dengan pemeliharaan kesehatan mental yang baik dan perubahan tingkah
laku adalah tujuan meningkatkan kefektifan personal. Blocher (Shertzer & Stone, 1980)
memberikan batasan pribadi yang efektif sebagai berikut:
pribadi yang efektif adalah yang sanggup memperhitungkan diri, waktu dan tenaganya dan
bersedia memikul resiko-resiko ekonomis, psikologis dan fisik. Ia nampak memiliki
kompetensi untuk mengenal, mendefinisikan dan memecahkan masalah-masalah. Ia nampak
agak konsisten terhadap dan dalam situasi peranannya yang khas. Ia nampak sanggup berpikir
secara berbeda dan orisinil, yaitu dengan cara-cara yang kreatif. Akhirnya, ia sanggup
mengontrol dorongan-dorongan dan meberikan response-response yang layak terhadap
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
Proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari
pihak si pembimbing atau klien, maupun dari pihak konselor. Asas bimbingan dan konseling
yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan dari konseli (konseli) mengikuti/menjalani
pelayanan/kegiatan yang diperlukannya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Asas Keterbukaan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
4. Asas Kekinian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang.
Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun” dilihat dampak
dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang. Intinya masalah
konseli yang ditangani konselor melalui kegiatan bimbingan dan konseling adalah masalah-
masalah yang saat ini sedang dirasakan, bukan masalah yang pernah dialami pada masa
lampau, dan kemungkinaan masalah yang akan dialami pada masa yang akan datang.
5. Asas Kemandirian
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunju pada tujuan umum bimbingan dan
konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan
diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan
dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
Salah satu tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah kemandirian. Ciri-ciri
kemandirian pada siswa yang telah dibimbing antara lain:
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang
menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli
untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan
baginya.
7. Asas Kedinamisan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap
sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
dari waktu ke waktu.Asas kedinamisan mengacu pada hal-hal baru yang hendaknya terdapat
pada dan menjadi ciri-ciri dari proses konseling dan hasil-hasilnya.
8. Asas Keterpaduan
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak
lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing
dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling
itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Asas Kenormatifan
Harmonis yaitu menghendaki agar segenap layanan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada nilai dan norma yang ada, tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma
yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan
dan kebiasaan yang berlaku. Seluruh isi dan proses konseling garus sesuai dengan norma-
norma yang berlaku. Demikian pula prosedur, teknik dan peralatan (instrumen) yang dipakai
tidak menyimpang dari norma-norma yang berlaku (Tohirin, 2009 :93). Dilihat dari
permasalahan klien, barangkali pada awalnya ada materi bimbingan dan konseling yang tidak
bersesuaian dengan norma (misalnya klien mengalami masalah melanggar norma-norma
tertentu), namun justru dengan pelayanan bimbingan dan konseling tingkah yang melanggar
norma itu diarahkan kepada yang lebih bersesuaian dengan norma (Prasetyo, 2009 : 119).
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini,
para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-
benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.Keprofesionalan guru pembimbing harus
terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling
maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang
lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain,
atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada
guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain. Asas ini mengisyaratkan bahwa bila konselor sudah
mengerahkan segenap kemampuan yang dimiliki untuk membantu konseli tapi konseli belum
dapa terbantu sebagaimana yang diharapkan karena masalah yang dialami konseli berada di
luar kemampuan dan kewenangannya, maka konselor dapat mengalihtangankan konseli
tersebut kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli untuk menangani maslah konseli atas
persetujuan konseli yang akan dialihtangankan. Penanganan suatu masalah akan lebih optimal
hasilnya, bila ditangan oleh petugas yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan masalah
konseli dan konseling hanya menangani konseli yang pada dasarnya mormal ( tidak sakit
jasmani dan rohani) dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari masalah-masalah
criminal ataupun perdata.
Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan
dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan
keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya
kepada peserta didik (klien) untuk maju. Asas ini menunjukkan pada suasana umum yang
hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara pembimbing dan yang
dibimbing. Lebih-lebih dilingkungan sekolah, asas ini makin dirasakan manfaatnya.
ANALISIS PEMBAHASAN
Bimbingan dan Konseling yaitu bimbingan kepada individu yang bertujuan untuk
membantu individu dalam mengatasi masalah masalah dalam belajar. Pengertian itu sama
seperti yag di ketahui banyak orang, tetapi yang menjadi permasalahan terkait pengertian
Bimbingan dan Konseling yaitu persepsi atau pandangan siswa terhadap BK itu masih
memandang dengan satu sisinya saja, yaitu hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Masih
sedikit sekali siswa yang menganggap bahwa BK yang ada di sekolah merupakan suatu
program bimbingan yang ditujukan kepada seluruh siswa yang ada di sekolah tanpa terkecuali.
Hanya 10% siswa yang menyadari hal tersebut. Sangat sulit untuk mengubah persepsi peserta
didik terhadap pengertian serta pandangan BK. Karena guru BK selalu muncul disaat ada siswa
yang bermasalah. Pelaksanaan program BK di SMKN 4 Semarang ini sudah cukup bak, karena
masalah-masalah yang muncul pasti dapat terselesaikan dengan baik.
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah:
Guru BK bertugas :
6. Tata Usaha/Administrasi
Di SMKN 4 Semarang ini tenaga pendidik mulai dari kepala sekolah, guru BK, guru
mata pelajaran, wali kelas serta TU belum sepenuhnya menjalanka tugasnya dalam membantu
pelaksanaan program BK, hanya sebagian guru saja yang sudah menyadari akan pentingnya
Bk sehingga perlu melakukan upaya-upaya agar program BK dapat terlaksanan sebaik
mungkin, karena program BK juga dapat membantu siswa dalam belajar mengajar serta
memberikan pengarahan kepada siswa serta memberikan solusi bagi siswa yang melakukan
bimbingan.
Dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 4 Semarang ini masih banyak
mengalami kendala-kendala. Terutama sarana dan prasarananya karena belum ada ruangan
khusus untuk BK jadi jika ada siswa yang ingin menghadap untuk melakukan bimbingan
merasa kurang nyaman karena masih berada di ruang guru, selain itu guru BK sendiri memang
bukan ahlinya dalam bidang BK. Tetapi sudah mememiliki kemampuan dalam mengelola BK.
Karena pihak sekolah masih kekurangan dana untuk merekrut guru BK yang memang
bidangnya.
Karena guru BK tidak hanya fokus ke BK saja tetapi juga terhadap mata pelajaran yang
diampunya. Jadi belum sepenuhnya bisa mengenali karakter-karaker seluruh siswa. Sehingga
dalam proses penanganan BK masih perlu informasi dari berbagai pihak yang bersangkutan
ataupun yang bisa membantunya.
PENUTUP
Persepsi atau pandangan siswa terhadap BK itu masih memandang dengan satu sisinya
saja, yaitu hanya untuk siswa yang bermasalah saja. Masih sedikit sekali siswa yang
menganggap bahwa BK yang ada di sekolah merupakan suatu program bimbingan yang
ditujukan kepada seluruh siswa yang ada di sekolah tanpa terkecuali. Hanya 10% siswa yang
menyadari hal tersebut. Sangat sulit untuk mengubah persepsi peserta didik terhadap
pengertian serta pandangan BK. Karena guru BK selalu muncul disaat ada siswa yang
bermasalah. Pelaksanaan program BK di SMKN 4 Semarang ini sudah cukup bak, karena
masalah-masalah yang muncul pasti dapat terselesaikan dengan baik. Karena masalah-masalah
yang timbul masih bersifat ringan sehingga penangananny pun lebih mudah.
Di SMKN 4 Semarang ini tenaga pendidik mulai dari kepala sekolah, guru BK, guru
mata pelajaran, wali kelas serta TU belum sepenuhnya menjalankan tugasnya dalam
membantu pelaksanaan program BK, hanya sebagian guru saja yang sudah menyadari akan
pentingnya BK sehingga perlu melakukan upaya-upaya agar program BK dapat terlaksanan
sebaik mungkin, karena program BK juga dapat membantu siswa dalam belajar mengajar serta
memberikan pengarahan kepada siswa serta memberikan solusi bagi siswa yang melakukan
bimbingan. Selain itu dalam kedudukannya sebagai personil pelaksana proses pembelajaran di
sekolah, guru memiliki posisi yang strategis. Dibandingkan dengan guru pembimbing atau
konselor.
Dari simpulan di atas seharusnya dilakukan sosialisasi tentang peran bimbingan dan
konseling di sekolah agar siswa di SMKN 4 Semarang tidak salah persepsi mengenai fungsi
dan peran BK di sekolah sehingga siswa dapat melakukan bimbingan dengan sukarela. Dalam
hal ini wali kelas juga penting untuk melakukan bimbingan rutin kepada kelasnya masing –
masing agar siswanya tidak terlalu banyak melakukan kesalahan yang sama. Bimbingan
dengan siswanya tidak harus di kelas melainkan dapat dilakukan melalui obrolan santai,
dengan begitu siswa lebih terbuka dan mudah untuk mengutarakan perasaan yang sedang
Hartati M.T.S., Awalya, Mugiarso H., dkk. 2018 Bimbingan & Konseling. Semarang:
Unnes Press.