Daftar Isi
Bab 5 Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.........107
A. Definisi Pajak Pertambahan Nilai................................................109
B. Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai..........................................109
C. Dasar Hukum PPN di Indonesia...............................................109
D. Subjek dan Objek PPN.........................................................111
E. Bukan Objek PPN...............................................................114
F. Tipe Pajak Pertambahan Nilai....................................................116
G. Definisi Pajak Penjualan atas Barang Mewah..................................117
H. Karakteristik PPnBM................................................................117
I. Dasar Pengenaan PPnBM......................................................117
J. Kelompok BKP yang Dikenakan PPnBM......................................118
K. Pengecualian Pengenaan PPnBM.............................................123
L. Perhitungan Pajak Pertambahan nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah..................................................................123
Uji Kompetensi............................................................................130
v
F. Mengenal SPT Masa PPn dan PPnBM dalam formulir 1111...............180
G. Bentuk formulir SPT masa PPn dan PPnBM 1111...........................183
H. Prosedur pengisian Formulir SPT masa PPn dan PPnBM 1111............191
I. Kriteria SPT Tahunan dinyatakan lengkap.......................................211
Uji Kompetensi..................................................................215
Daftar Pustaka........................................................................................220
Glosarium................................................................................................221
Glosarium................................................................................................222
Indeks.........................................................................................................223
Biodata Penulis.......................................................................................224
1 Pajak Penghasilan
Orang Pribadi
Kompetensi Dasar
3.12 Menerapkan pajak penghasilan orang pribadi.
4.12 Membuat laporan hasil Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) orang pribadi.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu:
menganalisis pajak penghasilan orang pribadi, dan
menghitung besarnya pajak penghasilan orang pribadi.
Peta Konsep
Pada dasarnya sebuah pajak penghasilan dikenal sebagai Pajak Penghasilan (PPh) Pasal
25 atau PPh 25 adalah pajak yang dibebankan pada penghasilan perorangan,
perusahaan, atau badan hukum lainnya. Pajak penghasilan atas tanah dan atau
bangunan bersifat final dimaksudkan sebagai berikut:
1. Proses Administrasi Pajak Menjadi Lebih Sederhana
2. Guna Keadilan dan Pemerataan Beban
3. Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak itu Sendiri
B. Subjek Pajak Penghasilan Orang Pribadi
Pada dasarnya sebuah pajak memiliki objek pajak dan subjek pajak. Di mana sebuah
subjek pajak merupakan perorangan maupun badan yang telah ditetapkan oleh
undang- undang menjadi subjek pajak. Subjek pajak penghasilan orang pribadi
diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu subjek pajak orang pribadi dalam negeri dan
subjek pajak pribadi luar negeri.
1. Subjek Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
Adapun yang termasuk ke dalam subjek pajak dalam negeri disebut juga
dengan istilah SPOPDN antara lain sebagai berikut.
a. Orang pribadi yang berdomisili atau berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari (tidak harus berturut-turut) dalam jangka waktu dua
belas bulan.
b. Orang pribadi yang dalam satu tahun pajak berada di Indoesia dan memiliki
niat bertempat tinggal di Indonesia.
2. Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (SPOPLN)
Subjek Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (SPOPLN) adalah sebagai berikut:
a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan kegaitan melalui bentuk usaha teap di Indonesia.
b. Orang pribadi yang tidak betempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga hari)
dalam jangka waktu dua belas bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau
melakukan kegaitan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Guna lebih jelasnya, berikut merupakan perbedaan Wajib Pajak dalam negeri dan
Wajib Pajak luar negeri.
Tabel 1.1 Perbedaan SPOPDN danSPOPLN
No. Perbedaan SPOPDN SPOPLN
1. Berada di B er t e m p a t t i n g g a l Tidak bertempat t inggal
Indonesia diIndonesia, berada di diIndonesia, berada di
Indonesia lebih dari 183 Indonesia tidak lebih dari 183
hari dalam jangka waktu hari dalam jangka waktu 12
12 bulan. bulan.
2. Penghasilan Penghasilan yang Penghasilan yang diterima
yang diterima atau diperoleh atau diperoleh dari sumber
dikenakan dari Indoesia dan dari luar penghasilan di Indonesia
pajak negeri.
3. Tarif pajak Tar if pa j ak d i hi t u n g Berdasarkan penghasilan
berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif sepadaan
neto dengan tarif umum (tarif PPh Pasal 26 atau
(tariff umum PPh pasal 17) sesuai Tax Treaty).
.
4. Penyampaian Wajib menyampaikan SPT Tidak wajib menyampaikan
SPT PPh unutk menetapkan SPT PPh. Hal ini karena
pajak yang terutang kewajiban pajaknya
dalam suatu tahun pajak. dipenuhi melalui
pemotongan pajak yang
bersifat final (PPh Pasal 26).
Sebuah objek pajak dapat dikatakan sebagai sumber pendapatan yang akan
dikenakan pajak di mana telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku sesuai dengan jenis pajaknya.
Adapun dasar hukum yang berkairtan dengan pajak penghasilan yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 28
Tahun 2007.
Pada dasarnya pembayaran pajak ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
manual dan secara online. Denganadanya pilihan pembayaran tersebut maka dapat
membantu dalam proses pembayaran sesuai dengan kebutuhan Wajib Pajak, jika tidak
memungkinkan dalam pembayaran langsung maka dapat memilih pembayaran secara
online. Prosedur pembayaran pajak orang pribadi sebagai berikut:
1. Pembayaran secara Manual
Pembayaran pajak secara manual dilakukan dengan mengisi surat setoran pajak
atau SSP. Pengisian surat setoran pajak ini dapat dilakukan di kantor pelayanan
perpajakan dan mangambil formulir SSP di kantor tersebut. Tata cara pengisiannya
pun sangat mudah dan disesuaikan dengan kondisi wajib pajak.
2. Pembayaran secara Online
Selain pembayaran melalui surat setoran pajak, pembayaran pajak sudah
dapat dilakukan melalui sistem online yang dinamakan dengan e-billing. E-billing
pajak mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2016 yang lalu berdasarkan surat
Edaran Direktorat Jenderal Pajak Nomor SE-11/PJ/2016. Kelebihan menggunakan e-
billing pajak ini yaitu Wajib Pajak tidak harus datang dan antre di bank
pembayaran. Menurut Direktorat Jenderal Pajak, yang dimaksud e-billing adalah
sistem pembayarna pajak yang dilakukan secara online dengan cara membuat kode-
billing atau ID billing terlebih dahulu. Guna melakukan pembayaranya pajak secara
online terdapat dua tahap yang harus dilakukan oleh wajib pajak, yaitu dengan
membuat kode-billing dan melakukan pembayaran secara online. Berikut ini
merupakan proses tahapannya.
a. Cara mendapatkan kode-billing/ID Billing
Guna mendapatkan kode-billing, maka Wajib Pajak harus melakukan
pendaftaran dengan mengakses aplikasi e-billing online pajak terlebih dahulu.
Caranya sebagai berikut:
1) Langkah pertama yaitu masuk ke situs Direktorat Jenderal Pajak. Setelah itu,
dengan masuk menu e-billing seperti yang terlihat pada tampilan berikut
ini.
Pada tampilan tersebut, terdapat dua pilihan Anda akan membuat satu
kode-billing atau dua kode-billing, Apabila Anda akan membuat satu kode-
billing, maka langkah yang dilakukan sebagai berikut.
2) Pilihlah tombol "+".
5) Apabila proses di atas telah dilakukan. Maka unduhlah template Excel ID billing.
Berikut ini merupakan contoh BPN yang akan Wajib Pajak dapatkan.
z
arakteristik objek pajak penghasilan untuk Wajib Pajak orang pribadi dengan objek pajak penghasilan untuk Wajib Pajak peng
Rangkuman
Menurut Pasal 16 Undang-Undang yang mengatur Pajak Penghasilan, cara menghitung penghasilan kena p
PPh Pasal 4 Ayat (2) (Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) atau disebut juga PPh Final adalah pajak yang dike
Pengertian pajak penghasilan orang pribadi yaitu pajak yang dikenakan kepada subjek pajak orang pribadi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Tugas Proyek
Kerjakan secara berkelompok kemudian tuliskan pada folio dan kumpulkan kepada
guru Anda!
Diketahui sebuah data dari Wajib Pajak sebagai berikut:
Nama ` : Fery Sudrajat
Perusahaan : PT Berkah Ria
Status : menikah
Anak : Anak 2
Penghasilan : Rp8.000.000,00.
Keterangan lain-lain:
1. PT Berkah Ria mengikuti progam Jamsostek, premi asuransi kecelakaan kerja, dan
premi jaminan kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-
masing 0,5% dan 0,3% dari gaji.
2. PT Berkah Ria menanggung iuran hari tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji,
sedangkan Rendi membayar iuran jaminan hari tua sebesar 2% dari gaji setiap
bulan.
3. PT Berkah Ria membayar iuran pensiun untuk Fery sudrajat ke dana pensiun,
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar
Rp150.000,00, sedangkan Fery Sudrajat membayar iuran pensiun sebesar
Rp52.500,00.
Berdasarkan ilustrasi di atas maka hitunglah PPh Pasal 21 Wajib Pajak Fery
Sudrajat dalam satu bulannya!