BAB I PENDAHULUAN
Æ Adalah upaya pencegahan kemungkinan bertumbuh &
berkembangbiaknya jasad renik pembusuk & patogen
dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan
yang dapat merusak pangan dan membahayakan
manusia.
Penerima
manusia
hewan
Transmisi Penyakit
Udara
Makanan
Air Pencuci
Kotoran Manusia
Kontaminasi dari Hewan Kontaminasi udara
Sapi/hewan ternak susu Kontaminasi Kontaminasi
kimiawi: fisik: Kontaminasi
•Polusi Industri •Temperatur Biologis:
burung Kotoran hewan tanah •Polusi •Organisme
Kendaraan:Pb penyakit
pernafasan
insektisida sampah tanaman
UDARA
mengigit tanaman atau buah-buahan
makanan
Jenis bakteri:
Aerobacter, Echrichia, Pseudomonas, Clostridium makanan
Kontaminasi kimia
Limbah industri
Polusi sungai
makanan makanan
- Clostridium botulinum -
- Penderita keracunan
Clostridium botulinum -
Clostridium perfringen
Penyebab : exotoxin
Clostridium perfringens
Waktu timbul 8- 8-22 jam
- Kaleng yang bocor -
Gejala : sakit perut yang hebat
dan diare paralisa jantung dan
saluran pernafasan
Pencegahan :
y Penderita tidak boleh
mengerjakan makanan - C. Perfringens -
y Semua makanan yang sudah
dimasak disimpan dalam
- Mekanisme toksin - lemari es
Food borne Infection Food borne Infection…..
Bacterial Infection
y Salmonelosis
Keracunan Bahan Makanan
y Shigellosis y Pestisida
y Brucelosis y Logam berat
y Tubercolosis y Bahan pengawet
y Vibrio parachaemoliticusis
Parasitic Infection Tanaman Beracun
y Amoebiasis y Phycomiosis
y Trichinosis y Aflatoxicosis
y Taeniasis
Hewan Beracun
Viral Infection y Paralityc shellfish poisoning
y Hepatitis
y Poliomyelitis y Tetraodon poisoning
y Cyguatera poisoning
Paracitic Infection
Trichinosis
Disebabkan oleh Trichinella
spiralis
Menyebabkan kematian dengan
kadar larva tinggi
Pencegahan :
y Memasak sisa makanan sebelum
diberikan kepada babi
y Membekukan daging babi pada suhu –
15oC selama 20 hari
y Memasak daging babi sampai masak
betul
- Trichnella spiralis -
y Mengasinkan dan mengasap daging babi
- T. solium dan mekanismenya - y Produk daging babi harus diolah sampai
larva mati
y Pengawasan rumah potong babi
Tanaman Pangan
y Padi-
Padi-padian
y Kacang-
Kacang-kacangan
y Sayur dan buah
Daging
y Hewan Ternak
y Hewan Unggas
Perikanan
Lain-
Lain-lain
y Susu
y Telur
Kerusakan Pengangkutan
mekanis /transportasi
Daging
Hewan ternak
Sapi Kerbau
Kambing Kuda
Domba Babi
Unggas
Ayam Bebek
Burung dara Kalkun
Angsa Burung puyuh
Belibis
- RPH -
Kontaminasi Daging
Perikanan
air
udara tanah
Yang termasuk produk-
produk-produk perikanan
Transport Ikan/
Ikan/Fish
asi
Kerang/tiram/
Kerang/tiram/Oyster
Pakan
ternak, DAGING Kerang kecil-
kecil-kecil/
kecil/Mussels
pestisida
Kepiting/
Kepiting/Crustacea lobster
Bulu, Kepiting/
Kepiting/Crabs
kulit, isi
visceral Udang/
Udang/Shrimps
Alat
kandang
potong&pera-
Pekerja
latan pada
RPH
proses
Kontaminasi Ikan
Kandungan Ikan
Kontaminasi Kontaminasi
kimia : Fisik :
Æ Untuk mencegah penyakit jantung dan Pencemaran Serangga
arterosklerosis air Hewan yang
ada pada ikan
Asam amino esensial
Asam lemak jenuh omega-
omega-3 IKAN
y Vikosa
y Pentanoat
DHA (Dokosa Heksa Pentanoat)
Biologi :
Mikroorganisme,
ragi
BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Dalam Memilih BTM :
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Persyaratan
Bahan Tambahan Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Penggunaan Bahan Tambahan Makanan
hanya dibenarkan untuk :
Untuk mempertahankan nilai gizi makanan
Untuk konsumsi segolongan orang ter-tentu yan
memerlukan makanan diet.
Untuk mempertahankan mutu atau kestabilan
makanan atau uantuk memperbaiki sifat-sifat
organoleptiknya hingga tidak menyimpang dari sifat-
sifat alamiahnya.
Untuk keperluan pembuatan atau pengolahan,
penyediaan, perlakuan, pewadahan, pembungkusan,
pemindahan atau pengangkutan.
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Pengamatan dan re-evaluasi
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Klasifikasi
Bahan Tambahan Makanan
2 Antioksidan
Antioksidan adalah BTM yang
dapat mencegah atau
menghambat proses oksidasi
pada makanan.
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
contoh :
Dinatrium EDTA atau garam lain
Garam-garam fosfat (natrium, kalium) polifosfat
Senyawa pirofosfat
Senyawa metafosfat
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
7 Anti kempal
Anti kempal adalah BTM yang jika
ditambahkan pada makanan
berbentuk serbuk akan dapat
mencegah mengempalnya makanan
tersebut.
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
9 Humektan (Humectant)
Humektan adalah bahan tambahan makanan
yang jika ditambahkan pada makanan dengan
tujuan mempertahankan kandungan air atau
kelembaban dari makanan.
sering ditambahkan pada kembang gula, agar
kembang gula tersebut tidak menjadi keras.
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
10 Pemucat
Pemucat adalah bahan tambahan makanan yang jika
ditambahkan pada makanan (tepung) dapat
mempercepat proses pemu-tihan dan pemucatan
tepung hingga dapat memperbaiki mutu
pemanggangannya (baking quality)
contoh :
Amonium Persulfat
Asetonperoksida
Kalium Bromat
Kalium Yodat
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Contoh :
asam sitrat, asam tartat, asam fosfat
natrium fosfat, kalium fosfat
kalium sitrat, kalium tartat asam
natrium bikarbonat, amonium karbonat
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
12 Bumbu dan bumbu penyedap
merupakan kelompok terbanyak BTM, BTM, tetapi
digunakan dalam jumlah sedikit sekali dalam
makanan.
zat sintesis terutama ester, aldehid, dan keton
sumber alami misalnya oleoresin ektrak
tumbuhan, dan minyak esensial.
Bumbu penyedap, misalnya MSG (meningkatkan
(meningkatkan
rasa makanan)
makanan).
MSG
13 Zat gizi
zat tambahan makanan yang digunakan untuk alasan
teknologi secara kebetulan dapat mempunyai nilai
gizi tertentu, contohnya riboflavin, selain dapat
digunakan sebagai suatu zat warna, zat ini juga
merupakan vitamin
Contoh :
vitamin
mineral
asam amino esensial.
17. Propelan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
8 kelompok utama makanan
BAB 5 PENGAWETAN MAKANAN
Makanan dari tanaman Makanan dari hewan
Gandum-ganduman dan
Daging-dagingan dan produknya
produknya
A B C
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
Pengawetan Cara Fisika Radiasi Makanan
Pengawetan dengan menggunakan temperatur tinggi
y Pemanasan sekitar 100°
100°C
y Pasteurisasi Radiasi Pengion
y Sterilisasi y sinar-
sinar-X
Pengawetan dengan menggunakan temperatur rendah y Sinar gamma
y Proses freeze-
freeze-drying y katode atau sinar beta
y Refrigeneration
y neutron
y Freezing
y partikel alfa
Proses dehidrasi/pengeringan
Radiasi Radiasi Ultraviolet
y Radiasi ultraviolet Radiasi Gelombang Mikro (Microwave
(Microwave))
y Radiasi pengion
y Radiasi gelombang mikro (microwave
(microwave))
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
1. Harus mempunyai aktivitas anti mikroba yang luas Asam Benzoat atau Natrium Benzoat
2. Tidak toksik untuk menusia maupun hewan aktif terhadap ragi dan bakteri,
3. Harus ekonomis
Kurang aktif terhadap jamur.
4. Tidak mempengaruhi rasa, warna, bau terhadap
makanan aslinya
5. Harus tidak diinaktivasikan oleh makanan atau bahan
yang dikandung dalam makanan
6. Tidak menyebabkan perkembangan strain yang
resisten
7. Lebih bersifat bakterisid daripada bakteriostatik
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Belerang dioksida SO2 dan Sulfit
Dikenal dengan sulfitasi
Gas SO2 yang akan masuk jaringan dan terjadi reaksi
SO2 + H2 S Æ H2 SO3
Garam sulfit atau bisulfit atau metabisulfit. Sulfit dan
bisulfit mudah teroksidasi sehingga yang sering
digunakan adalah metabisulfit
Sulfit aktif terhadap jamur dan bakteri. pH akan
mempengaruhi keaktifan. pH 2,5 adalah suasana
yang paling aktif
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Halaman Konstruksi
Bangunan untuk kegiatan jasa boga harus memenuhi
Ada papan nama perusahaan dan nomor izin persyaratan teknis konstruksi bangunan yang berlaku.
penyehatan makanan.
Halaman bersih, tidak banyak lalat,
lalat, tersedia tempat
sampah,
sampah, dan tidak ada tumpukan barang-
barang-barang Lantai
yang dapat menjadi sarang tikus. Permukaan lantai kedap air, halus, kelandaian cukup,
Pembuangan air kotor (limbah dapur dan kamar tidak licin dan mudah dibersihkan.
mandi) tidak menjadi sarang serangga dan jalan
masuknya tikus serta dipelihara kebersihannya.
- Lantai Pada
Pembuangan air hujan lancar, tidak menimbulkan
Tempat
genangan-
genangan-genangan air. Penyediaan
Makanan di
Hilton Hotel-
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
Dinding Langit-langit
Permukaan dinding sebelah dalam halus, Bidang langit-
langit-langit harus menutup atap
kering atau tahan air dan mudah dibersihkan bangunan
Permukaan langit-
langit-langit dibuat dari bahan
Bila permukaan dinding kena percikan air,
maka setinggi 2 (dua) meter dari lantai yang permukaannya rata, mudah dibersihkan,
dilapisi bahan kedap air yang permukaannya tidak menyerap air dan berwarna terang
halus, tidak menahan debu dan berwarna Tinggi langit-
langit-langit tidak kurang 2,4 meter di
terang atas lantai.
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Tempat sampah
Tempat sampah seperti
kantong plastik/kertas dan
bak sampah tertutup harus
disediakan dalam jumlah
yang cukup dan diletakkan
sedekat mungkin dengan
sumber produksi sampah,
namun harus menghindari
kemungkinan tercemarnya - Tempat Sampah -
makanan oleh sampah.
Sanitasi Transportasi
meliputi :
Kereta Api
Pesawat Terbang
- Dapur Hotel Bintang 5- - Dapur Hotel Bintang 1-
Kapal Laut / Ferri
- Penyediaan Makanan di
Rumah Sakit Harus
Higienis -
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Pengolahan Makanan
Pengolahan makanan dapat dilakukan sebelum
maupun selama perjalanan.
y Kereta api Æ sebagian diolah sebelum perjalanan,
sebagian lagi diolah selama perjalanan
y kapal laut atau ferri Æ hampir semua makanan diolah
selama perjalanan.
y Pesawat terbang Æ semua makanan diolah sebelum
perjalanan.
Makanan yang dimasak sebelum perjalanan harus
dihangatkan sesaat sebelum penyajian. Makanan
hangat sebagian besar disajikan pada suhu 60°
60°C.
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
Bab 7 Sanitasi Industri Makanan
Sanitasi Industri Makanan
Bahan Baku
Proses
Pengemasan
Label Makanan (Labelling)
(Labelling)
Pengolahan Limbah
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
- Dried Products -
- Overwrapped Products -
- Proses Pengeringan
Makanan -
- Freezing Products-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
Program Sanitasi Pengemasan
Makanan
Sanitasi Manusia
Æoperator merupakan komponen yang akan
berhubungan langsung dengan produk
makanan yang dikemas
- Bagian-bagian Kaleng - - Canning Machine -
Gambar 7.5 Bagian dari Kaleng (kiri) dan Mesin Pengalengan Sanitasi bangunan dan fasilitas
Æmetode untuk menghindarkan makanan
dari kemungkinan terkontaminasi akibat
bangunan dan fasilitas produksi yang tidak
higienis.
- Makanan Kaleng -
- Label Makanan-
- Pelabelan Makanan Impor yang Lebih Ketat-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
Daging dan Produk Daging Daging dan Produk Daging
Alternatif Pengolahan
Tempat utama asal air Screening
y Static
buangan y Vibrating
y Kandang y Rotary
y Penyembelihan Pemisahan lemak dan SS
y Dissolved air flotation
y Pemotongan y Elektrokoagulasi
y Pengolahan daging y Lignosulfat
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-4120 Sanitasi Makanan
TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan TL-
TL-4120 Sanitasi Makanan
- Beer dan
Anggur-
Peraturan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 tentang
Bahan Tambahan Makanan sebagai pengganti dari Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 235 tahun 1979
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No.
2592/BVIII/91 tentang penggunaan bahan tambahan makanan.
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 43/Menkes/SK/II/1979 yang
menetapkan persyaratan mutu untuk masing-masing bahan tambahan
makanan seperti dimuat pada Kodeks Makanan Indonesia (KMI) yang
telah diangkat menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI)
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan NO.
02594/B/SK/VII/91 tentang Komposisi Bahan Tambahan Makanan.
Permenkes RI No. 208/Menkes/Per/IV/1985 tentang pemanis buatan
Keputusan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan No.
- Pembersihan Tangki Produksi - 2987/B/SK/XII/90 tentang Pendaftaran Bahan Tambahan Makanan
tertentu.