Penyajian makanan
Konsumen
Gambar diatas alur penularan penyakit yang dapat disebabkan oleh manusia. Dengan penyebaran
penyakit melalui perantara dari saluran pernapasan yaitu dengan batuk/bersin dan dari saluran
pencernaan lewat tangan/tinja. Perantara tersebut membuat makanan menjadi tercemar sehingga saat
penyajian makanan sudah tercemar oleh perantara tersebut. Setelah itu, makanan dikonsumsi oleh
makhluk hidup dan terkena penyakit.
Gambar merupakan alur penularan penyakit yang dapat disebabkan oleh manusia ataupun mahluk
hidup. Dengan penyebaran penyakit melalui trasmisi perantara/media yang dapat disebabkan dari air
limbah, tanah yang berpolusi, air tercemar, lalat, dan alat-alat terkontaminasi. Perantara tersebut dapat
menjadi sumber penyakit sehingga dapat berkemungkinan besar dalam menyebarkan penyakit kepada
makanan. Dengan terpaparnya media/perantara tersebut membuat makanan menjadi tercemar
sehingga makanan yang disajikan pun akan tercemar juga. Setelah itu, makanan dikonsumsi oleh
makhluk hidup dan terkena penyakit.
Manusia sakit/pembawa
penyakit
Transmisi perantara
Konsumen
Contoh agen bakteri yaitu salmonellaosis yang menyebabkan gejala kram perut, diare, mual, dan
muntah. Agen parasite yaitu Tenia Saginata yang berada dalam sapi dapat menyebabkan anemia dan
menimbulkan gejala syaraf
3. Bahan baku seperti sayuran, daging, telur, dan susu dapat menjadi perantara penyakit bawaan
menulat dan tidak menular karean disebabkan secara garis besar oleh kontaminasi fisik,
kimia, dan biologi. Kontaminasi ini dapat terjadi dalam proses produksi, penyimpanan,
penyediaan dan penyajiaan. Hal ini bisa terjadi juga karena pada media tanah tumbuhan dan
sumber penghasil daging, telur dan susu sudah tercemar. Kontaminasi pada daging dapat
berasa dari udara yang tercemar, pakan ternak yang tercemar, pestisida, tanah yang tercemar,
kandang yang tercemar, pekerja RPH yang sakit, air yang tercemar, transportasi yang
tercemar, bulu hewan yang tercemar, kulit hewan yang tercemar, isi visceral yang tercemar,
alat potong yang tercemar dan peralatan proses yang tercemar. Dengan melihat beberapa pada
daging dapat memiliki beberapa sumber penyakit seperti bakteri (Tenia saginata) dan lain-
lain. Sedangkan pada sayuran dapat berasal dari wadah/kemasan yang kotor, mikrooganisme,
pengangkutan/transportasi yang tercemar, dan kerusakan mekanis. Sedangkan pada telur
dapat disebabkan oleh kotoran yang berasal dari unggas, air yang yang digunakan untuk
mencuci merupakan air yang sudah terkontaminasi. Adapaun pada susu seringkali dapat
mengandung organisme seperti bakteri yang menyebabkan asam dari mentabolisme laktosa
(Streptoccoci, Lactobacili, dan Micrococci) bakteri penghasil gas bentuk asam dan gas dari
fermentasi laktosa, dan proteolytic-hidrolisa protein susu yang dapat menghasilkan reaksi
alkali. Contohnya pada kontaminasi daging yaitu terdapat parasite Taenia Solium yang berada
pada daging babi seinggga dapat menimblkan kerusakan mata dan otak. Sedangkan
contohnya pada sayuran yaitu pestisida. Dengan pestisida yang tak diatur dosisnya dan sesuai
dengan aturan yang ada sehingga dapat mengakibatkan konsumen keracunan akibat senyawa
kimia dari pestisida.
4. Hal ini dikarenakan formalin digunakan sebagai disinfektan (pembasmi bakteri dan kuman)
dan pengawet mayat. Selain itu, formalin juga daapt digunakan untuk bahan peledak,
pembuatan pupuk, cermin kaca, parfum, cat, kosmetik, pengeras kuku, lem, cairan pencuci
piring, lilin, dan rokok. Dengan melihat hal tersebut, formalin bukan digunakan untuk
mekahluk hidup tetapi kebanyakan digunakan benda. Oleh karena itu, formalin mengandung
bahan kimia yang berbahaya sehingga dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
bahan kimia ini dalam jangka panjang dapat merusak saluran pencernaan Anda. Hal ini dapat
menyebabkan sakit perut hebat, diare, serta peradangan di mulut, kerongkongan, lambung,
dan usus. Selain itu Bahan kimia satu ini juga dapat menyebabkan perdarahan di lambung
atau usus, kerusakan pada hati, limpa, pankreas, dan ginjal. Dalam kasus yang parah, bahan
kimia satu ini juga dapat menyebabkan koma hingga kematian. Berdasarkan Undang-Undang
Kesehatan, penerapkan peraturan nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 mengatur penggunaan
bahan berbahaya formalin. Sedangkan boraks merupakan senyawa kimia yang seringkali
digunakan pada dunia industri seperti campuran detergen dan seringkali digunakan untuk
pengemulsi atau bahan pengawet seperti sabun mandi dan lain-lain. Oleh karena itu, boraks
seringkali digunakan untuk makanan sebagai pengental yang dapat mengakibatkan keracunan
karena bahan kimia yang berbahaya yang mengandung pada boraks. Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan RI No 722/Menkes/Per/Per/IX/1998 mengatur penggunaan bahan berbahaya
boraks. Selain itu, pada Undang-Undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen. Oleh karena itu, kita sebagai konsumen harus berhati-hati dalam memili makanan
yang mengandung bahan berbahaya.