I. TUJUAN
Medium : Preparat
Perbesaran : 100 X
Pewarnaan spora
Pada percobaan ini, dilakukan pengamatan untuk menentukan perbedaan antara sel vegetatif
dengan spora bakteri. Mula-mula, apusan dibuat dari tiap-tiap bakteri. Lalu, larutan malakit
hijau diteteskan pada preparat sampai menggenang, diatas penangas air selama 3-5 menit.
Kemudian, preparat dibilas dengan aquades secara perlahan-lahan dan dikeringkan
menggunakan tisu dan kertas isap. Setelah itu, pewarna safranin diteteskan pada preparat
sebelumnya dan dibiarkan selama 30 detik-1 menit. Terakhir, bilas kembali preparat tersebut,
dikeringkan dengan kertas isap dan diamati pada mikroskop dengan total perbesaran 1000x.
Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan minyak imersi.
Penggunaan minyak imersi untuk memperjelas penglihatan pada objek yang diletakkan di
atas preparat. Pada proses pewarnaan spora diperlukan pemanasan mikrooganisme yang ada.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk membuat kondisi yang sangat ekstrem untuk
mikrooganisme, sehingga mikrooganisme yang ada akan membuat spora untuk
mempertahankan hidup. Dari hal tersebut dapat ditentukan bakteri apa saja yang dapat
membentuk spora dan mengetahui letak endospora dari masing-masing bakteri.
B. ANALISIS HASIL PENGAMATAN
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 1
Pada percobaan pewarnaan spora, kaca preparat yang sudah terdapat mikrooganisme diberi
tetesan safranin sehingga bewarna merah. Lalu setelah itu kaca preparat dicuci dengan
aquades mengalir dan difiksasi. Kemudian, biarkan kaca preparat berubah warna menjadi
hijau kecoklatan karena proses fiksasi selama 3 menit dan kaca preparat siap diamati oleh
mikroskop. Dalam hasil yang diamati di mikroskop terdapat bintik-bintik bulat dengan sedikit
berserabut bewarna hijau tua dengan latar hijau tua. Bentuk pada bintik-bintik bulat tersebut
berbeda-beda dengan ada yang besar dan ada yang kecil. Persebaran bintik-bintik bulat tidak
merata. Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa sel yang terdapat di preparat
merupakan spora bukan sel vegetativ dapat dilihat dari ciri-cri spora yaitu menunjukkan
warna hijau setelah diberi pewarnaan.
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 2
Pada percobaan pewarnaan spora kelompok dua menggunakan bakteri Eschericia coli yang
bewarna bening. Dalam proses pewarnaan mikroba tersebut menggunakan pewarna malakit
hijau. Setelah proses pewarnaan selesai, mikrooganisme yang terdapat preparat diamati
dengan mikrop perbesaran 100x dan menggunakan minyak imersi diatas preparat yang ingin
dilihat. Dari hasil pengamatan, didapatkan bahwa mikroba tersebut bewarna merah muda.
Dengan warna tersebut dapat disimpulkan mikroba tersebut merupakan sel vegetatb b if.
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 3
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 4
Pada percobaan ini kami menggunakan mikroorganisme Bacillus cereus dalam
melakukan pewarnaan spora. Setelah diteteskan pewarna berupa malakit hijau dan
safranin dan setelah melakukan pengamatan bentuk bakteri pada preparat dengan
menggunakan mikroskop dapat dilihat bahwa warna mikroorganisme pada preparat
bewarna merah yang menandakan bahwa bakteri Bacillys cereus merupakan sel
vegetatif.
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 5
Spora memiliki ciri-ciri yang menjadi pembeda dengan mikroba lainnya. Ciri-ciri tersebut
adalah spora mempunyai struktur yang tahan panas dan tahan bahan kimia. Spora terbentuk
dari endospora yang lepas dari sel yang terdegenarasi karena kondisi sekitar yang tidak
mendukung untuk mempertahakan hidupnya. Pada percobaan spora kelompok lima
menggunakan bakteri Staphylococcus aureus yang ddiwarnai Fuchsin dan larutan Malakit
hijau. Pada preparat dilakukan pemanasan dengan suhu yang tinggi untuk memancing
pembentukan spora. Hasil dari percobaan ini didapatkan pada pengamatan yaitu mikroba
bewarna merah mudah yang menandakan sel tersebut merupakan sel vegetatif dan bukan
spora.
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 6
Pada percobaan pewarnaan spora oleh kelompok enam menggunakan bakteri adalah Bacillus.
Pewarna yang digunakan saat percobaan yaitu larutan Malakit hijau dan Safranin. Pewarna
Safranin berfungsi untuk mewarnai sel vegetatif dengan ditandai dengan bakteri akan
bewarna merah. Sedangkan pewarna larutan Malakit hijau berfungsi untuk mewarna spora
dengan ditandai bakteri akan bewarna hijau. Berdasarkan pengamatan didapatkan bakteri
bewarna merah yang menandakan bakteri tersebut merupakan sel vegetatif
● ANALISIS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 7
Spora bakteri merupakan bentuk bakteri yang sedang berusaha
mengamankan diri dari pengaruh buruk dari luar. Pewarnaan spora dilakukan dengan
malakit hijau. Jika pewarnaan menghasilkan reaksi positif pada bakteri penghasil
endospora , yaitu larutan akan berikatan dengan spora sehingga saat pencucian akan
tetap berwarna hijau dan safranin tidak dapat diikat oleh endospora. Sedangkan ,
bakteri yang tidak menghasilkan endospora , maka larutan malakit hijau tidak dapat
diikat. Pemberian malakit hijau diberikan setelah bakteri mengalami fiksasi.
Berdasarkan percobaan pada bakteri Escherichia Coli , sel bakteri berwarna merah.
Maka dapat disimpulkan bahwa bakteri ini bukanlah spora, melainkan Sel Vegetatif.
Karena tidak dapat mengikat warna hijau dari Malakit Hijau, melainkan mengikat
warna safranin, sehingga hasil akhirnya adalah merah muda.
Aplikasi dari pewarnaan spora dapat dilakukan di bidang RIL terutama pada penentuan
kualitas air limbah di suatu wilayah/tempat. Dengan pewarnaan spora, akan lebih mudah
mengetahui bakteri-bakteri apa saja yang terdapat pada air limbah rumah tangga yang dapat
membuat spora. Sehingga nantinya akan dibentuk sebuah solusi yang tepat guna untuk
pengolahan air limbah di wilayah tertentu. Aplikasi lainnya juga dapat membedakan bakteri
patogen yang dapat membahayakan makhluk hidup dan juga bakteri yang berguna.
VI. KESIMPULAN