Bab 8
Bab 8
L
r
iˆ ˆj kˆ
l r xp x y z (8.5)
px py pz
L ( ypz zp y )iˆ ( zp x xp z ) ˆj ( xp y yp x )kˆ (8.6)
Dengan demikian berdasarkan pers (8.4) dan pers. (8.5) dapat kita identifikasi
bahwa komponen-komponen momentum sudut adalah sebagai berikut :
Lx = y pz – z py (8.7)
115
Ly = z px – x pz (8.8)
Lz = x py – y px (8.9)
y p py
Px
Anda telah pelajari dalam modul pengantar fisika kuantum bahwa setiap
besaran yang bisa diamati dan diukur (observable) dapat dikaitkan dengan
operatornya. Coba anda ingat lagi konsep postulat kuantisasi.
Py
P̂y =
i y
Pz P̂z =
i z
Momentum sudut Lx , L y , L̂X , L̂Y , L̂Z
Lz
Operator momentum linearnya P̂ bila kita perluas ke dalam ruang tiga dimensi
dapat dituliskan seperti :
P̂ i (8.13)
Dengan adalah operator nabla atau operator Laplace. Persamaan
(8.10), (8.11), (8.13) berdasarkan persamaan (8.13) dapat dituliskan sebagai:
L̂ i r (8.14)
C. Relasi Komutasi
Aˆ , Bˆ = Aˆ Bˆ - Bˆ Aˆ (8.15)
Anda juga sudah mempelajari komutator antara operator posisi dan momentum
ialah
Xˆ i , Pˆj = + i ij (8.16)
Sekarang kita gunakan apa yang sudah kita pelajari untuk menghitung komutator
antara operator momentum angular. Komutator antara operator L̂X dan L̂Y ialah:
= YˆPˆz ZˆPˆx - YˆPˆz Xˆ Pˆz - ZˆPˆy ZˆPˆx + ZˆPˆy XˆPˆz - ZˆPˆxYˆPˆz + ZPˆx ZˆPˆy + XˆPˆzYˆPˆz - XˆPˆz ZˆPˆy
= YˆPˆz ZˆPˆx ZˆPˆxYˆPˆz + ZˆPˆx ZˆPˆy ZˆPˆy ZˆPˆx + XˆPˆzYˆPˆz YˆPˆz XˆPˆz +
117
= YˆPˆz , ZˆPˆx + ZˆPˆx , ZˆPˆy + XˆPˆz , YˆP
+ ZˆPˆ , XˆPˆ
z y z
= - i YˆPˆx + 0 + 0 + i XˆPˆY
= i YˆPˆX XˆPˆy
= i XˆPˆy YˆPˆx
= iL̂2
:
Lˆ y , Lˆ z i Lˆ x (8.17)
Lˆ z , Lˆ x i Lˆ y (8.18)
Lˆ x , Lˆ y i Lˆ z (8.19)
Latihan :
1. Buktikanlah ketiga relasi tersebut.
Relasi komutator tersebut dapat digabungkan ke dalam satu persamaan vektor
tuggal sebagai berikut :
L x L i L (8.20)
Relasi komutator di atas merupakan relasi yang mendasar di antara
komponen-komponen dari setiap vektor momentum angular. Persamaan
tersebut menyatakan bahwa rotasi-rotasi yang berturutan dari kerangka
koordinat tertentu dalam dua arah yang berbeda bukan merupakan operasi
yang komut.
Besar dari vektor momentum angular adalah akar dari momentum angular
total yaitu :
L L2 L. L (8.21)
Sifat lainnya dari operator momentum angular adalah bahwa operator L̂2 dan
119
Lˆ x yp z zp y yp z zp y
pˆ z yˆ pˆ y zˆ
i z yˆ
i y zˆ
i z yˆ
i y zˆ
i z yˆ
i y zˆ
i z yˆ
i y zˆ
pˆ z yˆ pˆ y zˆ
yˆ pˆ z zˆpˆ y
Lˆ x
D. Operator-Operator Shift
Operator Shift didefinisikan sebagai berikut :
Lˆ Lˆ x iLˆ y (8.24)
Lˆ Lˆ x iLˆ y (8.25)
120
Lˆ Lˆ x iLˆ y
Lˆ x iLˆ y
Lˆ x i Ly
Lˆ x iL y
Lˆ Lˆ tapi Lˆ Lˆ (8.26)
Lˆ Lˆ x iLˆ y
Lˆ x iLˆ y
Lˆ x i Ly
Lˆ x iL y
Lˆ Lˆ tapi Lˆ Lˆ (8.27)
Dengan demikian operator L̂ dan L̂ tak bersifat Hermitian tapi satu sama
lain merupakan adjointnya.
Sekarang mari kita hitung komutator antara operator shift dengan operator
momentum sudut orbital dan juga dengan komponen-komponennya yaitu :
Lˆ z , Lˆ , Lˆ z , Lˆ , Lˆ2 , Lˆ , Lˆ x , Lˆ dan yang lainnya.
Lˆ z , Lˆ Lˆ z , Lˆ x iLˆ y
Lˆ z , Lˆ x i Lˆ z , Lˆ y (menggunakan sifat komutator)
iLˆ y Lˆ x
( Lˆ x Lˆ y )
L̂ (8.28)
121
Lˆ z , Lˆ Lˆ z , Lˆ x iLˆ y
Lˆ z , Lˆ x i Lˆ z , Lˆ y (menggunakan sifat komutator)
iLˆ y Lˆ x (8.29)
( Lˆ x Lˆ y )
Lˆ
Lˆ2 , Lˆ Lˆ x , Lˆ y Lˆ z , Lˆ x iLˆ y
2 2 2
Lˆ x , Lˆ x i Lˆ z , Lˆ y Lˆ y , Lˆ x i Lˆ y , Lˆ y Lˆ z , Lˆ x i Lˆ z , Lˆ y
2 2 2 2 2 2
0 iLˆ x Lˆ x , Lˆ y i Lˆ x , Lˆ y Lˆ x Lˆ y Lˆ y , Lˆ x Lˆ y , Lˆ x Lˆ y 0
Lˆ z Lˆ z , Lˆ x Lˆ z , Lˆ x Lˆ z iLˆ z Lˆ z , Lˆ y i Lˆ z , Lˆ y Lˆ z
Lˆ x Lˆ z Lˆ z Lˆ x iLˆ y Lˆ z iLˆ z Lˆ y Lˆ z Lˆ y iLˆ y Lˆ z Lˆ z Lˆ x Lˆ x Lˆ z
Lˆ2 , Lˆ 0 (8.30)
jadi komutator antara L̂2 dan L̂ menghasilkan nol atau operator L̂2 dan
L̂ komut
Lˆ x , Lˆ Lˆ x , Lˆ x iLˆ y
. Lˆ x , Lˆ x i Lˆ x , Lˆ y (menggunakan sifat komutator)
0 i (iLˆ z )
L̂ z (8.31)
Latihan :
3. Coba anda buktikan relasi komutator berikut :
a. Lˆ2 , Lˆ 0
b. Lˆ2 , Lˆ z 0
c. Lˆ z , Lˆ 2Lˆ z
4. Hitunglah komutator dari
a. Lˆx , Lˆ
122
b. Lˆ y , Lˆ
c. Lˆ y , Lˆ
Lˆ Lˆ ( Lˆ x iLˆ y ) ( Lˆ x iLˆ y )
Lˆ Lˆ Lˆ x Lˆ y i[ L x , L x ]
2 2
Lˆ Lˆ Lˆ x Lˆ y Lˆ z
2 2
Lˆ Lˆ Lˆ z Lˆ x Lˆ y
2 2
Lˆ Lˆ Lˆ z Lˆ z Lˆ x Lˆ y Lˆ z Lˆ2
2 2 2 2
(8.32)
bila operator perkaliannya dibalik maka akan diperoleh ungkapan yang berbeda-
beda sebagai berikut :
Lˆ Lˆ ( Lˆ x iLˆ y ) ( Lˆ x iLˆ y )
Lˆ Lˆ Lˆ x Lˆ y Lˆ z
2 2
(8.34)
Lˆ Lˆ Lˆ z Lˆ z Lˆ x Lˆ y Lˆ z Lˆ2
2 2 2 2
atau
Lˆ2 Lˆ Lˆ Lˆz Lˆz
2
(8.35)
jadi dengan demikian hubungan antara L̂2 dan operator lainnya dapat
diungkapkan sebagi berikut :
Lˆ2 Lˆ Lˆ Lˆz Lˆz
2
(8.36)
operator L̂2 bisa juga diungkapkan dengan bentuk lain yaitu kita jumlahkan
Lˆ Lˆ dengan Lˆ Lˆ
123
Lˆ Lˆ Lˆ x Lˆ y Lˆ z
2 2
Lˆ Lˆ Lˆ x Lˆ y Lˆ z
2 2
Lˆ Lˆ Lˆ Lˆ 2( Lˆx Lˆ y )
2 2
1 ˆ ˆ
Lˆ Lˆ ) Lˆ z Lˆ x Lˆ y Lˆ z Lˆ2
2 2 2 2
(L L
2
sehingga diperoleh:
1 ˆ ˆ
Lˆ2 Lˆ Lˆ ) Lˆz
2
(L L (8.37)
2
[ Jˆ y , Jˆ z ] iJˆ x (8.40)
[ Jˆ z , Jˆ x ] iJˆ y (8.41)
[ Jˆ x , Jˆ 2 ] [ Jˆ y , Jˆ 2 ] [ Jˆ z , Jˆ 2 ] 0 (8.42)
Relasi komutasinya :
[ Jˆ z , Jˆ ] Jˆ (8.45)
[ Jˆ 2 , Jˆ z ] 0 (8.46)
sedangkan hubungan antar operator momentum sudut orbital umum dengan
operator lainnya diungkapkan sebagai berikut :
Jˆ 2 Jˆ Jˆ Jˆz Jˆz
2
(8.47)
dan
1 ˆ ˆ
Jˆ 2 Jˆ Jˆ ) Jˆ z
2
(J J (8.48)
2
Dengan menggunakan relasi antara operator Jˆ 2 , Jˆ z , Jˆ dan Ĵ kita akan
menentukan nilai eigen dari operator Ĵ z dan Ĵ 2 . Persamaan nilai eigen untuk
operator Ĵ z ditulis :
Jˆz m m m (8.49)
Dengan m adalah fungsi eigen dari operator Ĵ z dengan nilai m . Kita akan
mempelajari batasan-batasan harga m pada persamaan nilai eigen tersebut.
Dalam modul Fisika Modern dan modul Pengantar Fisika Kuantum
disebutkan bahwa m berupa kelipatan ganjil dari setengan atau integer.
1 3 5
m 0 , , 1 , , 2 , , 3 , ......,
2 2 2
untuk itu mari kita tinjau relasi komutasi berikut :
[ Jˆ z , Jˆ ] Jˆ
[ Jˆ z , Jˆ ] m Jˆ m
( Jˆ z Jˆ Jˆ Jˆ z ) m Jˆ m
Jˆ z Jˆ m Jˆ m Jˆ Jˆ z m
Jˆ z Jˆ m Jˆ m Jˆ m ) m
125
Jˆ z Jˆ m (m 1) Jˆ m (8.50)
[ Jˆ z , Jˆ ]Jˆ Jˆ Jˆ
[ Jˆ z , Jˆ ]Jˆ m Jˆ Jˆ m
( Jˆ z Jˆ Jˆ Jˆ Jˆ z Jˆ ) m Jˆ Jˆ m (8.51)
Jˆ z Jˆ Jˆ m Jˆ Jˆ m Jˆ Jˆ z Jˆ m
Persamaan (8.53) tersebut menyatakan bahwa Jˆz Jˆ Jˆ m adalah juga fungsi eigen
Jˆ ( Jˆ m ) Jˆ m 1 m 2 (8.54)
atau (8.55)
Jˆ J (m 3) Jˆ
3 3
z m m
[ Jˆ z Jˆ ] m Jˆ m
( Jˆ z Jˆ Jˆ Jˆ z ) m Jˆ m
Jˆ z Jˆ m Jˆ Jˆ z m Jˆ Jˆ z m
Jˆ m Jˆ m m
126
(m 1) Jˆ m (8.56)
Pers. (8.56) menyatakan bahwa Ĵ m adalah juga fungsi eigen dari operator Ĵ z
[ Jˆ z Jˆ ] Jˆ m Jˆ Jˆ m
( Jˆ Jˆ z Jˆ Jˆ Jˆ z Jˆ ) m Jˆ Jˆ m (8.57)
Jˆ z Jˆ Jˆ m Jˆ Jˆ Jˆz m Jˆ Jˆ m
Jˆ ( Jˆ m ) Jˆ m 1 m 2 (8.59)
(... m 2 , m 1 , m , m 1 , m 2 , m 3 , ...)
Anda sudah mempelajari generasi fungsi eigen dan nilai eigen dari operator Ĵ z .
Sekarang kita akan bahas kasus yang sama untuk operator momentum sudut
orbital total umum Ĵ 2 . Sebelumnya sudah kita tunjukkan bahwa Ĵ z berkomutasi
127
dengan Ĵ 2 .atau [ Jˆ z Jˆ 2 ] 0 , dengan demikian operator-operator tersebut
Tinjau kembali pers. (8.30) dan nyatakan dengan momentum angular orbital
umum:
[ Jˆ 2 , Jˆ ] 0 ,
[ Jˆ 2 Jˆ ] m 0
Jˆ 2 Jˆ m Jˆ Jˆ 2 m 0 (8.64)
Jˆ 2 Jˆ m Jˆ Jˆ 2 m
Jˆ m m 1 (8.66)
[ Jˆ 2 Jˆ ]Jˆ m 0
Jˆ 2 Jˆ Jˆ m Jˆ Jˆ 2 Jˆ m 0
Jˆ 2 Jˆ Jˆ m Jˆ Jˆ 2 Jˆ m
operator Ĵ 2 dengan nilai eigen yang sama 2 k 2 . Berdasarkan apa yang sudah
128
kita pelajari dapat disimpulkan bahwa seluruh fungsi eigen dari operator Ĵ 2
berkaitan dengan nilai eigen yang sama yaitu 2 k 2 . Pertanyaan kita adalah ada
berapa banyak fungsi eigen tersebut?. Untuk menjawab permasalahan tersebut
mari kita hitung harga rata-rata dari Ĵ 2 .
Jˆ 2 Jˆ 2 Jˆ x Jˆ y Jˆ z
2 2 2
m m m m
Jˆ x Jˆ y Jˆ z
2 2 2
m 2k 2 m m m m m m m
Jˆ x Jˆ y
2 2
2k 2 m m m m m m m 2 2 m m
Jˆ x Jˆ y
2 2 2 2 2 2
k m m m m m
Jˆx Jˆ y
2 2
karena besar m m dan m m selalu positif atau nol
Jˆx
2
m m 0
Jˆ y
2
m m 0
jadi untuk suatu harga k > o maka harga yang mungkin untuk m dalam urutan
persamaan (8.) berada di antara +k dan –k. jika mmax adalah harga maksimum dari
m, dapat diasumsikan untuk suatu besaran momentum angular ħk maka
Jˆ max 0 (8.69)
dengan cara yang sama
Jˆ m in 0 (8.70)
Sekarang kita tinjau persamaan:
Jˆ 2 Jˆ Jˆ Jˆz Jˆz
2
Jˆ 2 Jˆ Jˆ Jˆz Jˆz
2
mmax mmax mmax mmax
Berdasarkan pers. (8.49) dan pers. (8.63) maka persamaan di atas menjadi:
2k 2 m ax 0 mm2 ax 2 m ax mm ax 2 m ax
129
Cara yang sama kita lakukan dengan menggunakan persamaan :
Jˆ 2 Jˆ Jˆ Jˆz Jˆz
2
Jˆ 2 Jˆ Jˆ Jˆ z Jˆ z
2
min min min min
2 2 2 2 2
k 0 m min mmin (8.72)
2k 2 2 mmin (mmin 1)
dapat berupa suatu integer (0, 1, 2, 3, 4, 5 …) atau setengah kali bilangan ganjil
1 3 5 7
( , , , , ... ). Dengan demikian jika j adalah suatu integer maka m juga integer
2 2 2 2
1 1
dan jika j adalah kali bilangan ganjil maka m juga kali bilangan ganjil.
2 2
Contoh :
Bila j = 1 maka harga m adalah -1, 0, 1.
Bila j = 2 maka harga m adalah -2, -1, 0, 1, 2.
1 1
Bila j = 2 maka harga m adalah 2 , 12 .
3 3
Bila j = 2 maka harga m adalah 2 , 1
2 , 12 , 32 .
130
+k
mmax
mmax-1
Harga yang
m=0 berturutan dari m
mmax+1
mmin
2
Gambar 8.3 Peluang harga m untuk harga J 2k 2
Dalam kasus j = mmax = mmin dan kita substitusikan ke dalam pers. (8.71)
maka kita akan memperoleh nilai eigen-nilai eigen dari operator Ĵ 2 yaitu
J2 2 k 2 2 j ( j 1) (8.73)
131
Kedua mencari solusi persamaan :
Lˆ 0 (8.75)
dengan adalah fungsi eigen-fungsi eigen dari operator L̂2 dan L̂Z yang
m , ,
1 ,..., , (8.76)
Lˆ ,
1
(8.77)
Lˆ Lˆ Lˆ , 1 , 2
sekali dan sangat praktis untuk bekerja dalam sistim koordinat spheres (r, , ).
Sistim koordinat tersebut berkaitan dengan sistim koordinat Cartesian (x,y,z)
melalui persamaan transformasi
X = r sin cos (8.78)
Y = r sin sin (8.79)
Z = r cos (8.80)
Berdasarkan transformasi tersebut maka komponen-komponen Cartesian adalah
sebagai berikut :
Lˆ X y z
i z y
(8.81)
r
Lˆ X y z
i z z r y y y r
132
z
r = (r, , )
133
sin z sin cos cos2 y
Lˆ X r sin sin 0 r cos
i r r r r x r r
Lˆ Z i (8.84)
Operator momentum sudut orbital total dinyatakan dalam koordinat bola adalah
sebagai berikut :
2
1 1
Lˆ2 2
sin (8.85)
sin sin 2 2
134
Kita sekarang akan menentukan fungsi eigen m dengan menggunakan
teknik pertama. Solusi dari persamaan nilai eigen diatas dinamakan harmonik bola
(spherical harmonics) dan secara umum dinotasikan oleh Ym . Sebelum kita bahas
lebih jauh ada dua hal yang perlu kita perhatikan yaitu :
Petama operator-operator momentum angular bilamana dinyatakan dalam
koordinat bola tidak bergantung pada r. Fungsi-fungsinya hanya bergantung pada
variable , . Hal tersebut berarti bahwa fungsi eigen-fungsi eigen dari operator
Ym , m
m (8.88)
m
kemudian bagi kedua ruas dengan m maka
135
1 m
im
m
m
im m
m
im (8.90)
m
1 im
m e
2
m 0,1,2,3....
Selanjutnya kita substitusikan pers (8.90) dan pers (8.85) kedalam pers (8.74):
2
1 1 1 im 1 im
2 sin e m
2 1 e m
l
sin sin 2 2
2 2
m
1 d d m2 m
sin 1 0
sin d d sin 2
misalkan
cos
d sin d
1
d d
sin
sin 2 1 cos2 1 2
substitusikan harga d dan sin 2 ke dalam pers (8.91) maka kita peroleh
ungkapan dalam variable yaitu:
d 2 d m2
1 1 2
0 (8.92)
d d 1
dengan harga antara 1 1bila pada pers.(8.92) kita ambil harga m=0 dan
harga maka persamaan tersebut menjadi
d 2 d
1 0 (8.93)
d d
136
dalam interval 1 1 hal itu berakibat nilai eigen harus berbentuk
1 dimana dan berupa integer. Hal itu berarti kembali ke bentuk nilai eigen
Lˆ2 2 1
Solusi deret untuk terdiri dari sejumlah bilangan berhingga hal itu berarti
d 2 dPm m2
1 1 2
Pm 0 (8.96)
d d 1
Bila pers.(8.96) kita bandingkan dengan pers (8.92) maka d diindikasikan bahwa
m
P adalah solusi dari persamaan yang sama. Persamaan itu juga tidak berubah
m
bila diganti dengan –m, jadi dapat kita simpulkan bahwa P adalah juga
solusi dari persamaan tersebut.
m
Dengan demikian secara ringkas kita telah temukan bahwa solusi pada
137
2 2 1
m
2 eim m
Y
dr d (8.97)
4 0 2 1
m 2
karena d 1
1
maka diperoleh:
1
m 2 m ! 2 m
P (8.98)
2 m !
Substitusi pers.(8.90) dan (8.98) ke dalam (8.88) maka funsi eigen Ym menjadi:
1
1 im 2 m ! 2
Ym e Pm (8.99)
2 2 m !
138